Tag Archives: filter oli

Kapan Waktu yang Tepat Ganti Filter Oli Mobil? Ini Penjelasannya


Jakarta

Merawat mobil tak hanya sekedar mengganti oli mesin, namun filter oli juga rutin harus diganti. Jika mengabaikan peranti yang satu ini, maka kinerja mobil jadi kurang optimal.

Sebagai informasi, filter oli berfungsi untuk menyaring kotoran atau debu yang menempel pada oli, sebelum dialirkan ke seluruh komponen dalam mesin. Dengan begitu, oli mesin yang berfungsi sebagai pelumas dapat bekerja dengan baik dan optimal.

Hanya saja, masih banyak pengendara yang lupa untuk mengganti filter oli mobil secara berkala. Padahal oli yang satu ini sama pentingnya dengan oli mesin.


Lantas, kapan waktu yang tepat untuk mengganti filter oli mobil? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Waktu yang Tepat Ganti Filter Oli Mobil

Dilansir situs Daihatsu, waktu yang tepat untuk mengganti filter oli disarankan setiap enam bulan sekali atau jarak tempuh mobil sudah mencapai 5.000 kilometer. Namun agar tidak lupa, disarankan untuk mengganti filter oli bersamaan dengan penggantian oli mesin.

Meski begitu, sejumlah orang berpendapat kalau mengganti filter oli cukup dilakukan setiap 10.000 kilometer. Cara lainnya adalah dengan menerapkan sistem 2:1, artinya setelah dua kali ganti oli mesin, beru kemudian mengganti filter oli.

Ciri-ciri Filter Oli Sudah Harus Diganti

Ada sejumlah tanda-tanda ketika filter oli sudah harus diganti. Apabila telat atau bahkan jarang diganti, hal ini berisiko merusak sejumlah peranti di dalam mesin.

Untuk itu, simak ciri-ciri filter oli sudah harus diganti di bawah ini:

1. Mesin Susah Dihidupkan

Ciri-ciri yang pertama adalah mesin mobil susah dinyalakan. Perlu diketahui, filter oli yang jarang diganti menyebabkan hasil penyaringan oli mesin jadi kurang optimal.

Akibatnya, fungsi oli sebagai pelumas mesin jadi kurang baik, sehingga menyebabkan kerusakan komponen di dalam mesin. Hal itulah yang membuat mesin mobil susah dihidupkan.

2. Mesin Mobil Cepat Panas

Walau sudah rutin mengganti oli mesin, namun jika tidak dibarengi dengan mengganti filter oli tetap bisa menyebabkan mesin mobil cepat panas, bahkan sampai overheat.

Kondisi tersebut terjadi karena adanya gesekan yang lebih besar antara komponen di dalam mesin. Gesekan itu disebabkan karena oli mesin yang berfungsi sebagai pelumas bekerja kurang optimal.

3. Muncul Suara Kasar dari Mesin

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, filter oli yang tidak diganti dapat menyebabkan mesin mobil cepat rusak.

Sebab, Gesekan antara komponen di dalam mesin juga menjadi tersendat karena oli yang berfungsi sebagai pelumas tidak bekerja dengan baik.

Akibatnya,terdengar suara kasar dari dalam mesin ketika mobil dihidupkan.

4. Muncul Asap Hitam dari Knalpot

Tanda-tanda yang terakhir adalah muncul asap berwarna hitam dari knalpot. Hal ini disebabkan adanya kebocoran oli atau oli sudah merembes ke exhaust.

Kebocoran tersebut bisa disebabkan karena penumpukan kotoran pada filter oli, sehingga terjadi penyumbatan filter. Maka dari itu, disarankan untuk mengganti filter oli secara berkala.

Demikian penjelasan mengenai kapan waktu yang tepat mengganti filter oli serta ciri-cirinya ketika sudah harus diganti. Semoga artikel ini dapat membantu detikers.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

8 Ciri-ciri Filter Oli Motor Matik Harus Diganti, Jangan Diabaikan!


Jakarta

Filter oli adalah tabung/ atau cartridge yang dilalui oli mesin guna menyaring kontaminan dan partikel keausan.

Tapi seiring waktu, filter oli bisa mengalami penumpukan kotoran sehingga berisiko kehilangan efektivitasnya. Oleh karena itu, penting untuk tahu ciri-ciri filter oli motor matik yang harus diganti.

Ciri-ciri Filter Oli Motor Matik Harus Diganti

Dilansir Auto Zone, berikut adalah tanda-tanda perlu ganti filter oli motor matic:


Tekanan oli menurun bisa disebabkan oleh penyumbatan di filter oli. Tekanan oli rendah bisa berakibat buruk bagi umur mesin.

Lampu pada dasbor atau pengukur bisa menyala/berkedip ketika mesin dalam keadaan diam.

2. Ketika Oli Mesin Terlihat Terlalu Gelap atau Kental

Setiap bulan ketika pengendara memeriksa level dan kondisi oli mesin, oli akan tampak kecokelatan dan terasa halus di antara jari-jari.

Indikasi adanya kontaminan dalam oli yang tidak tersaring dengan baik bisa dilihat dari oli yang terasa berpasir dan warnanya tampak hitam. Hal ini bisa membuat kontaminan dalam oli yang tidak tersaring dengan baik.

Tanda tersebut merupakan salah satu tanda filter oli harus diganti sekaligus oli juga harus diganti.

3. Mesin Terlalu Panas

Oli mesin bisa berperan hingga 40% dalam pendinginan mesin. Namun, oli harus mengalir dengan baik melalui mesin ke pendingin oli, dan melalui filter.

Kalau filter oli penuh dengan kontaminan, oli tidak akan bersirkulasi dengan baik sebagaimana mestinya. Hal ini mungkin membuat suhu akan mulai naik.

Apabila suhu mencapai zona merah atau membuat lampu peringatan menyala, ini adalah ciri kalau oli tidak bersirkulasi cukup baik untuk menyebarkan panas.

4. Asap Knalpot Kotor

Filter oli yang tersumbat bisa membuat fluktuasi tekanan di dalam mesin. Selain itu, sejumlah kecil oli juga bisa masuk melewati ring piston dan ke dalam ruang pembakaran.

Ketika terbakar, oli akan menghasilkan kotoran yang seperti berwarna hitam atau cokelat saat keluar dari knalpot.

5. Adanya Kebocoran

Tanda-tanda filter oli motor matic perlu diganti selanjutnya adalah saat filter oli bocor. Kalau pengendara melihat tetesan di bawah motor, bisa melacaknya hingga ke adaptor filter oli.

Seringnya, gejala kebocoran filter oli berarti filter tidak menutup rapat flensa. Filter mungkin kendur, segelnya rusak, atau mungkin badan filter oli terbentur, serta bocor.

6. Lampu Perawatan (Maintenance Light) Menyala

Di era modern sekarang, sudah banyak kendaraan yang dilengkapi dengan monitor masa pakai oli atau sistem pengingat perawatan yang bisa memberitahu kapan oli harus diganti berikutnya.

Nah, seringkali pengendara bisa menggunakan sistem ini sebagai pengingat untuk mengganti filter oli.

7. Efisiensi Bahan Bakar yang Buruk

Kurangnya pelumasan bisa membuat peningkatan resistansi di dalam mesin. Untuk membuatnya terus berputar sebagaimana mestinya, mesin membutuhkan lebih banyak energi.

8. Penurunan Kinerja Mesin

Resistansi lebih tinggi membuat tingkat kinerja yang lebih rendah bisa dideteksi. Pada mesin, hal ini utamanya berlaku untuk turbocharger dan supercharger.

Kalau kendaraan kekurangan oli, turbocharger dan supercharger bisa rusak atau keausan. Tentunya hal tersebut akan mengurangi kinerja mesin.

Apa Akibatnya jika Filter Oli Tidak Diganti?

Akibat jika filter oli tidak diganti adalah bisa membuat media di dalam filter menjadi jenuh, yang pada akhirnya filter akan berhenti berfungsi.

Selain itu, bahan kimia dan kotoran yang tersisa dari pembakaran juga bisa menumpuk di dalam oli.

Menurut situs iMotorbike, bahkan disarankan kalau setiap kali mengganti oli juga harus mengganti filter oli. Tujuannya agar tidak mengontaminasi oli baru yang akan dimasukkan ke dalam mesin.

Filter oli berperan dalam menjaga oli mesin tetap bersih, sehingga bisa mengurangi hambatan antara komponen yang bergerak.

(khq/fds)



Sumber : oto.detik.com

Kapan Oli Mesin Mobil Hybrid Harus Diganti?



Jakarta

Sama seperti mobil konvensional, mobil hybrid juga masih memerlukan penggantian oli mesin. Oli mesin mobil hybrid tentunya juga wajib diganti secara berkala, apalagi jika mobil selalu digunakan setiap hari dengan jarak tempuh panjang dan kondisi macet-macetan.

“Walaupun kendaraan elektrifikasi, mobil hybrid Toyota tetap membutuhkan perawatan berkala, di antaranya komponen hybrid seperti ECU, baterai, serta motor listrik. Tidak kalah penting adalah mesin bensin yang tetap diandalkan. Karenanya, AutoFamily wajib merawat mesin mobil hybrid secara berkala, khususnya mengganti oli mesin,” terang Yagimin, Chief Marketing Auto2000, dalam keterangannya, Senin (28/10/2024).

Dampak Buruk Tidak Ganti Oli Mesin


Seiring bekerjanya mesin hybrid, struktur senyawa kimia oli mesin pasti berubah dan kemampuannya dalam menjalankan tugas menurun. Karena tidak bisa bekerja secara optimal dalam melindungi komponen mesin, gesekan akan meningkat dan meninggalkan banyak kotoran alias residu.

Kotoran akan menghambat kinerja mesin dan komponen di dalamnya rusak. Residu berlebihan turut mempengaruhi pompa dan filter oli mesin bahkan mampat. Fungsi oli lainnya seperti membantu melepaskan panas mesin ikut berkurang dan membuat kerja radiator semakin berat.

Toyota Yaris Cross HybridToyota Yaris Cross Hybrid Foto: Toyota Astra Motor

Sebaiknya tak membiarkan oli mesin tidak diganti meskipun mobil jarang dipakai. Seiring waktu, senyawa kimia di dalam oli mesin akan mengalami perubahan akibat proses oksidasi. Kandungan air akibat oksidasi pada oli mesin akan meningkat hingga mencapai level yang berbahaya jika didiamkan.

Begitu mesin dinyalakan, kontaminasi air akan merusak formula oli dan kemampuannya turun. Alhasil, mesin mobil bermasalah akibat pelumas gagal melindungi komponen mesin. Ruang mesin juga punya potensi timbul karat yang akan merambat ke berbagai komponen mesin hybrid.

Maka dari itu, walaupun mesin bensin di mobil hybrid Toyota jarang beroperasi karena efisiensi baterai dan motor listrik semakin tinggi, tetap membutuhkan ganti oli mesin setiap 6 bulan atau 10.000 km, tergantung mana yang tercapai lebih dahulu.

Tips Ganti Oli Mesin Hybrid Toyota

Pelajari dengan cermat jenis oli yang sesuai dengan spesifikasi mesin mobil hybrid di buku manual kendaraan. Diskusikan dengan service advisor bengkel Auto2000 untuk mendapatkan oli yang sesuai kebutuhan mesin mobil.

Cek indeks kekentalan atau viskositas cairan yang ada pada oli mesin. Biasanya terdapat kode spesifikasi oli pada mesin mobil yang tertulis 0W-20, 0W-40, 10W-40, 20W-50 dan lain sebagainya. Sesuaikan dengan kebutuhan mesin hybrid Toyota supaya oli memberi perlindungan optimal dalam kondisi sangat ekstrem sekalipun.

Kualitas oli mesin sudah diklasifikasikan berdasarkan jenis, masa pakai, teknologi, dan parameter lainnya. API (American Petroleum Institute) adalah institusi yang mengatur penetapan kualitas tingkat kemampuan oli untuk menjaga performa mesin. Pakai oli mesin dengan API service sesuai kebutuhan mesin agar daya tahannya terjaga.

Manfaatkan oli sintetis dengan formula aditif yang diracik sesuai dengan kebutuhan mesin hybrid. Formulanya dibuat agar memiliki kadar penguapan yang rendah, tahan gesekan supaya dapat melumasi komponen dengan baik, tahan oksidasi untuk mencegah karat, dan punya daya pembersih tinggi.

Silakan gunakan Toyota Motor Oil (TMO) yang telah disesuaikan dengan karakter dan spesifikasi dapur pacu mobil hybrid Toyota dan kondisi iklim tropis Indonesia karena membutuhkan spesifikasi oli yang spesial.

(lua/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Ganti Oli Mesin Mobil, Patokannya Jarak Tempuh atau Lama Pemakaian?



Jakarta

Oli mesin merupakan komponen chemical penting pada mobil yang wajib diganti secara rutin. Biasanya pabrikan merekomendasikan penggantian oli mesin mobil berdasarkan jarak tempuh atau lama pemakaian. Tapi sebenarnya manakah yang lebih harus didahulukan?

Seiring bertambahnya jam kerja mesin, senyawa kimia oli mesin mobil pasti akan berubah, dan kemampuannya dalam melumasi dan melindungi komponen mesin yang saling bergesekan akan ikut menurun. Khususnya kalau mobil sering menghadapi kondisi berat seperti macet. Parkir di rumah sekalipun, tidak berarti aman karena akan terjadi oksidasi di dalam mesin mobil yang membuat formula oli rusak dan memicu karat.

Masalahnya, turunnya kemampuan oli akan membuat gesekan antar komponen mesin makin meningkat, serta meninggalkan banyak residu. Selain membuat komponen mesin menjadi cepat rusak, jika dibiarkan kotoran akan menumpuk di dalam saluran oli mesin, bahkan menyumbatnya jika sudah terlalu banyak.


Residu berlebihan turut mempengaruhi kerja pompa dan filter oli mesin, di mana kalau sudah parah dapat mengakibatkan keduanya tersumbat. Karena itu, pemilik mobil wajib mengganti filter oli secara rutin waktu ganti oli mesin yang sebaiknya dilakukan ketika servis berkala.

Fungsi oli lainnya juga akan menurun, seperti kemampuan melepaskan panas mesin sehingga kerja radiator makin berat. Padahal, suhu kerja yang terlalu tinggi akan membuat mesin kesulitan beroperasi dengan baik. Selain mengurangi tenaga yang dihasilkan, mobil juga akan menjadi lebih boros bahan bakar.

Mobil yang tidak dipakai dalam jangka waktu lama tetap harus ganti oli mesin secara berkala. Seiring waktu, senyawa kimia oli mesin akan mengalami perubahan akibat proses oksidasi secara alami. Kandungan air sebagai hasil dari oksidasi akan meningkat pada oli mesin hingga mencapai tingkat yang berbahaya jika didiamkan.

Begitu mesin dinyalakan dan oli bekerja, kontaminasi air akan merusak senyawa oli dan menurunkan kemampuannya dalam melumasi dan melindungi komponen mesin. Lantas akhirnya, mesin mobil rusak akibat pelumas gagal melindungi komponen mesin.

Tidak lupa, ruang mesin turut memiliki potensi timbul karat karena proses oksidasi yang gagal diredam oleh oli mesin. Jika hal itu dibiarkan, karat akan merambat ke berbagai komponen di dalam mesin dan mengakibatkan kerusakan parah.

Ganti Oli Mesin Berdasarkan Jarak Tempuh atau Durasi Pemakaian?

Melihat pentingnya tugas oli mesin, cairan pelumas ini harus selalu dalam pengawasan, minimal menggantinya ketika servis berkala setiap 6 bulan atau 10.000 km, tergantung mana yang tercapai lebih dahulu.

Meski demikian, masih banyak pemilik mobil yang bingung soal kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli. Ada yang berpatokan pada jarak tempuh ada juga yang mengacu pada jangka waktu pemakaian. Dari kedua acuan tersebut, mana sebenarnya yang paling tepat?

Dijelaskan Auto2000 dalam keterangan resmi, keduanya bisa dijadikan patokan oleh pemilik mobil untuk menentukan jadwal penggantian oli mesin. Tinggal melihat mana yang lebih dulu tercapai. Misalnya, karena mobilitas sangat tinggi seperti untuk taksi online atau sering bepergian ke luar kota, tidak sulit untuk mencapai jarak tempuh 10.000 km.

Jangan ditunda, segera ganti oli mesin meskipun waktu operasional belum mencapai 6 bulan. Karena bekerja keras, maka ada potensi timbul residu di dalam oli. Ada pula risiko formula oli berubah atau rusak sehingga kemampuannya dalam melindungi dan melumasi komponen mesin tidak lagi efektif.

Untuk pemilik mobil yang lebih sering beraktivitas di dalam kota atau jarang mengendarai mobil, odometer 10.000 km mungkin akan sulit tercapai dalam jangka waktu 6 bulan. Namun patut dicatat, situasi berkendara stop and go di dalam kota sangat ‘menyiksa’ mesin yang membuat oli harus bekerja lebih keras lagi.

Salah satu alasannya karena mesin mobil kesulitan memperoleh pendingin alami yang berembus dari depan akibat banyak berhenti. Alhasil, oli dan juga cairan pendingin harus bekerja lebih berat. Padahal seiring waktu, senyawa oli akan berubah di mana suhu tinggi akan mempercepat proses kerusakan.

Jangan lupa pula, oli pada mobil yang banyak parkir di rumah berisiko mengalami perubahan akibat proses oksidasi alami. Begitu mesin dinyalakan, maka kontaminasi air akan merusak senyawa oli dan menurunkan kemampuannya. Ruang mesin turut memiliki potensi timbul karat karena proses oksidasi yang gagal diredam oleh oli.

“Urusan Toyota lebih mudah, AutoFamily tinggal menyesuaikan waktu ganti oli mesin dengan mobilitas setiap hari. Lihat mana yang tercapai lebih dahulu, baik itu jarak tempuh ataupun waktu pemakaian, segera ganti oli kalau sudah melampauinya. Jangan ditunda karena banyak risiko yang timbul akibat tidak ganti oli mesin secara rutin, selanjutnya booking servis berkala via website Auto2000.co.id,” jelas Yagimin, Chief Marketing Auto2000, dalam keterangannya Senin (5/5/2025).

(lua/din)



Sumber : oto.detik.com