Tag Archives: framing

15 Prompt Gemini untuk Edit Foto Travel Biar Lebih Aesthetic


Jakarta

Ingin foto saat travel lebih menarik dan estetik? Sekarang bisa menggunakan AI seperti Gemini atau ChatGPT. Dihimpun detikINET, berikut promt Gemini untuk edit foto travel biar lebih estetik:

Kategori Gaya Visual & Warna

Warm & Dreamy: “Berikan foto ini sentuhan ‘warm and dreamy aesthetic’. Tingkatkan saturasi warna orange dan kuning, berikan sedikit efek blur lembut pada latar belakang, dan tambahkan flare lensa matahari yang halus di sudut.”

Moody & Cinematic: “Edit foto ini menjadi ‘moody cinematic’. Redupkan pencahayaan secara keseluruhan, tingkatkan kontras untuk bayangan yang dalam, dan berikan color grading dengan nuansa biru gelap atau teal/orange.”


Vintage Film Look: “Buat foto ini terlihat seperti diambil dengan kamera film vintage tahun 70-an. Tambahkan grain film halus, sedikit vignetting, warna yang sedikit pudar (desaturated), dan nuansa kekuningan.”

Minimalist & Clean: “Sederhanakan foto ini menjadi ‘minimalist and clean aesthetic’. Fokuskan pada komposisi yang bersih, hilangkan elemen yang mengganggu, cerahkan warna putih, dan pertahankan palet warna yang terbatas (misal: biru laut dan putih).”

Pastel & Soft: “Transformasikan foto ini dengan ‘pastel aesthetic’. Ubah semua warna menjadi lebih lembut dan terang, kurangi kontras, dan berikan efek glow yang halus untuk tampilan yang lebih manis.”

Kategori Efek Artistik & Komposisi

Golden Hour Magic: “Fokuskan pada ‘golden hour magic’. Intensifkan cahaya matahari terbenam yang keemasan, buat bayangan lebih panjang, dan berikan efek bokeh yang creamy pada latar belakang.”

Symmetry & Reflection: “Tonjolkan ‘symmetry and reflection aesthetic’. Jika ada air atau permukaan reflektif, buat pantulannya lebih jelas dan sempurna. Jika tidak, coba komposisi simetris yang kuat.”

Framing Alami: “Perkuat ‘natural framing aesthetic’. Gunakan elemen di sekitar (dahan pohon, jendela, lengkungan) untuk membingkai objek utama atau diri saya di dalam foto.”

Leading Lines: “Gunakan ‘leading lines aesthetic’ untuk menarik mata. Sorot garis-garis di jalan, jembatan, atau bangunan yang menuntun pandangan ke subjek utama.”

Dramatic Skies: “Tekankan ‘dramatic skies aesthetic’. Jika ada awan, buat lebih bertekstur dan menonjol. Jika langit kosong, tambahkan sedikit tekstur awan atau gradasi warna yang dramatis (misal: saat badai atau senja).”

Kategori Suasana & Storytelling

Wanderlust & Adventure: “Ciptakan ‘wanderlust and adventure aesthetic’. Berikan kesan kebebasan, mungkin dengan angle yang luas, penekanan pada lanskap yang megah, dan warna yang sedikit lebih rugged atau natural.”

Cozy & Hygge: “Buat foto ini terasa ‘cozy and hygge’. Hangatkan tone warna, tambahkan elemen seperti secangkir kopi, selimut, atau suasana di dalam kafe yang nyaman. Gunakan pencahayaan lembut.”

Mysterious & Ethereal: “Berikan ‘mysterious and ethereal aesthetic’. Tambahkan sedikit kabut atau asap tipis, gunakan pencahayaan remang-remang, dan mainkan dengan depth of field untuk fokus yang lebih selektif.”

Urban Explorer Vibe: “Edit foto ini dengan ‘urban explorer vibe’. Tekankan tekstur kasar bangunan, grafiti, atau sudut kota yang tersembunyi. Gunakan warna-warna industrial dan kontras yang tajam.”

Pop of Color: “Pertahankan latar belakang yang sedikit lebih kalem, tetapi buat ‘pop of color’ pada satu objek utama (misalnya, pakaian saya, sebuah payung, atau bunga merah). Pastikan warna itu benar-benar menonjol.”

(fyk/fay)

Sumber : inet.detik.com

Alhamdulillah اللهم صل على رسول الله محمد teknologi
ilustrasi gambar : unsplash.com / Jannis Brandt

Tips Ambil Foto yang Bisa Bercerita ala Fotografer Anton Ismael


Jakarta

Sebagai medium visual, foto juga bisa menjadi wadah bercerita. Begini tips mengambil foto portrait yang bisa bercerita ala fotografer Anton Ismael.

Menurut Anton, untuk mengambil foto portret yang bernarasi objek tidak harus terlihat sensasional. Objek foto yang awalnya terlihat biasa saja pasti memiliki sesuatu yang menarik jika dilihat dari dekat, misalnya gestur yang menunjukkan hubungan objek dengan orang lain.

“Kadang kita luput satu hal yang detail itu. Kalau saya sih motret lihat detail itu kadang gestur orang itu sangat menarik untuk saya. Maksudnya kayak gesturnya, senyumnya,” ujar Anton dalam acara Kelas Malam Bersama Anton Ismael yang digelar Xiaomi Indonesia di Bandung, Jawa Barat.


Selain memperhatikan detail, Anton juga menekankan pentingnya framing atau pembingkaian objek. Ia mengatakan framing penting untuk mengaitkan objek dengan lingkungan di sekitarnya.

Selanjutnya, Anton menjelaskan tiga jenis fotografi yang bisa dipelajari untuk mengambil foto bernarasi yaitu sequence, diptik, dan juxtapose. Sequence adalah rangkaian tiga foto atau lebih dengan satu foto utama yang menunjukkan portret objek dan foto lain untuk menjelaskan kisah objek.

“Kita harus cukup peka gambar ini bisa menceritakan apa ya. Sequence itu juga bisa berupa simbol-simbol yang bisa kita angkat seperti apa manusianya, tangannya, detailing,” ujar Anton.

Sementara itu diptik adalah dua foto bersampingan yang menunjukkan objek dengan identitas atau lingkungannya. Anton mencontohkan salah satu karya diptik yang bisa dipelajari adalah serial foto ‘Where Children Sleep’ karya fotografer James Mollison.

Teknik fotografi terakhir adalah juxtapose yang menekankan kontras antara objek dengan objek lain atau lingkungan sekitarnya. Foto ini biasanya diambil berkali-kali untuk memperkuat jalan ceritanya, seperti karya salah satu murid Anton yang memperlihatkan sampah di samping tempat sampah.

“Misalnya ada sebuah tempat sampah tapi dengan sampah yang di sampingnya, secara berulang-ulang terus. Dia pengin bicara bagaimana orang Indonesia malas banget buang sampah pada tempatnya,” pungkasnya.

(vmp/vmp)



Sumber : inet.detik.com