Tag Archives: gaib

Halloween di Trans Studio Cibubur, Ada Rumah Hantu!



Depok

Trans Studio Cibubur sebagai destinasi hiburan keluarga di area Jabodetabek kembali menghadirkan pengalaman seru dan menegangkan dalam rangka menyambut Halloween 2025. Tahun ini, Trans Studio Cibubur menghadirkan rumah hantu ‘Klinik Kamboja Tumbal Darah’ dan juga pertunjukan spesial Halloween ‘Dance of the Death’.

Wahana horor bertajuk ‘Klinik Kamboja Tumbal Darah’, hadir berkat kolaborasi bersama dengan Magma Entertainment, Wahana Kreator dan Sinemaku Pictures. Konsep rumah hantu ini terinspirasi langsung dari film Tumbal Darah, yang bercerita tentang sepasang suami istri – sang istri tengah mengandung – yang terjebak di sebuah klinik bersalin misterius bernama ‘Klinik Bersalin Kamboja.


Klinik tersebut ternyata menjadi tempat praktik pesugihan gelap dengan tumbal bayi yang baru lahir, dipersembahkan kepada sosok gaib kembar yang mengerikan. Wahana Klinik Kamboja Tumbal Darah akan membawa pengunjung menelusuri lorong-lorong menyeramkan di dalam Klinik Bersalin Kamboja, tempat segala kejanggalan dan rahasia kelam disembunyikan.

Dengan perpaduan teror audio-visual, properti artistik, tata cahaya dramatis, dan penampilan live actor, pengunjung akan merasakan pengalaman horor yang terasa begitu nyata seolah benar-benar masuk ke dalam dunia film Tumbal Darah. Wahana ini sudah bisa dinikmati bagi seluruh pengunjung yang membeli tiket Trans Studio Cibubur.

Namun bagi yang ingin menikmati keseruan dari Klinik Kamboja saja, ini dapat yang membeli tiket khusus wahana saja tanpa bermain, dengan harga Rp 30.000 weekdays dan Rp 35.000 weekend. Wahana Klinik Tumbal Darah dapat dinikmati hingga 6 November 2025.

Selain rumah hantu, Trans Studio Cibubur juga akan menghadirkan show spesial Halloween ‘ Dance of the Death’ mulai dari tanggal 25 – 30 Oktober2025.

Pertunjukan ini terinspirasi dari Dia de Los Muertos, tarian kematian di Mexico. Pertujunkan akan dimulai di area Tilting Village kemudian para penari akan berparade menuju panggung amphitheater dan menghadirkan pertunjukan spesial Halloween dengan aneka tarian seperti Marionette Dance dan Fire Dance.

Dalam rangka perayaan Halloween, Trans Studio Cibubur juga memberikan promo tiket spesial Halloween bagi seluruh pengunjung yang ingin menikmati keseruan wahana ini sekaligus seluruh atraksi di dalam theme park.

Nikmati promo promo spesial Halloween Deals seharga Rp 149.000 untuk weekdays dan Rp 195.000 untuk weekend khusus untuk pembelian minimal 2 tiket masuk. Tiket dapat dibeli langsung di loket atau secara online melalui situs resmi www.transentertainment.com.

Ayo temukan rahasia kelam dari Klinik Bersalin Kamboja dan nikmati keseruan show spesial Halloween hanya di Trans Studio Cibubur!

(ddn/fem)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Mitos Ikan Raksasa Penguasa Sungai Citarum



Jakarta

Di balik derasnya arus Sungai Citarum, yang terbentang sejak Kabupaten Bandung-Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tersimpan sebuah kisah yang turun-temurun diceritakan warga sekitar. Konon, di dasar sungai itu hidup seekor ikan raksasa, makhluk gaib yang dipercaya sebagai penguasa Sungai Citarum.

Kisah itu bermula dari Desa Cihea. Di desa itu di bagian Sungai Citarum ada sebuah leuwi atau bagian sungai yang dalam bernama Leuwi Dinding. Karena dalam, air di Leuwi Dinding nyaris selalu dalam keadaan tenang. Airnya juga bersih.

Leuwi itu ada penunggunya. Dia Kiai Layung.


Kiai Layung adalah makhluk air berupa ikan kancra raksasa. Jika umumnya kancra berukuran kecil-sedang, maka Kiai Layung adalah pengecualian. Dia berukuran jumbo, dibilang sebagai ikan raksasa.

Dikutip dari detikjabar, dalam “Asal-usul Hayam Pelung jeung Dongeng-dongeng Cianjur Lianna” tulisan Tatang Setiadi (2011), disebutkan mitos Kiai Layung, kancra raksasa penguasa Sungai Citarum itu.

Siapa Kiai Layung?

Kiai Layung dipercaya sebagai orang sakti yang kena hukuman dari dewata karena orang tersebut berambisi menjadi yang terkuat di bumi dan ingin menguasai surga. Dalam masa hukuman itu, Kiai Layung Harus menjalani ritual berjemur di bawah sinar matahari senja atau dalam bahasa Sunda disebut layung.

Maka, tiap pagi hingga petang, Kiai Layung muncul ke bawah permukaan air dan berjemur di dekat batu pipih di sana. Bertahun-tahun, dia hidup tenang di leuwi itu bersama ikan-ikan kancra.

Diganggu Badak

Hingga kemudian petaka itu muncul. Kiai Layung dan ikan kancra terusik dengan kehadiran badak-badak yang berenang dan berkubang tanpa etika di sekitar Leuwi Dinding. Akibatnya, banyak ikan-ikan kancra mati terinjak, tempat berenang ikan-ikan itu juga menjadi keruh ulah para badak.

Meskipun bekas orang sakti, Kiai Layung yang kini berwujud ikan tidak kuasa untuk mengusir badak-badak bertubuh besar dan memiliki tenaga yang kuat. Dia pun kemudian meminta bantuan kepada manusia. Dengan “Aji Panggentra” yang masih dimiliki, Kiai Layung yang ikan kancra itu memanggil manusia bernama Kiai Padaratan.

Bantuan Orang Sakti

Kiai Padaratan merespons dan bergegas menuju Leuwi Dinding. Setelah berada di Leuwi Dinding, Kiai Padaratan segera menyadari bahwa yang meminta pertolongan kepadanya adalah ikan kancra raksasa yang sedang berjemur di dekat batu. Mereka pun berbincang dan Kiai Padaratan bersedia mengusir badak-badak itu.

Sebelum menjalankan misi itu, mereka membuat kesepakatan. Kiai Layung minta kehidupan yang tenang sebagai ikan kancra sedangkan Kiai Padaratan mendapatkan air dan segala kehidupan yang terkandung di dalam sungai itu untuk kelangsungan hidup manusia.

Kiai Padaratan berhasil mengusir badak-badak itu. Hingga kini, diyakini Kiai Layung bisa berjemur setiap hari dengan damai di Leuwi Dinding di Sungai Citarum itu. Sementara itu, warga sekitar bisa mengambil air dan memanfaatkan isi leuwi di sana.

(fem/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Pondok Mayit-Pondok Demit, 2 Pos Gunung Raung yang Paling Mistis



Banyuwangi

Mendaki gunung Raung, para pendaki akan melewati pos Pondok Mayit dan Pondok Demit yang nuansanya mistis. Bagaimana kisahnya?

Gunung Raung tak hanya dikenal karena kaldera raksasanya dan medan pendakian ekstrem yang menantang. Di balik megahnya salah satu gunung tertinggi di Jawa Timur ini, tersimpan dua spot yang paling banyak dibicarakan para pendaki, yaitu Pondok Mayit dan Pondok Demit.

Keduanya bukan sekadar tempat istirahat, tapi dipercaya menyimpan kisah gaib yang membuat jalur pendakian Gunung Raung semakin mencekam. Dari penampakan mayat misterius tergantung di pohon, hingga suara pasar gaib yang muncul tiba-tiba di tengah hutan.


Cerita tentang dua pos bernama seram ini akan terus hidup di kalangan pendaki dan masyarakat lokal. Tak sedikit pendaki yang mengaku mengalami kejadian di luar nalar saat melewati dua pos pendakian tersebut.

Asal Usul Nama Pos Pondok Mayit

Nama Pondok Mayit seolah sudah menjelaskan aura yang menyelimutinya. Tak sedikit pendaki yang merasa tidak nyaman saat melintasi kawasan ini, bahkan ketika matahari masih tinggi.

Pondok Mayit memang dikenal sebagai lokasi yang menyeramkan karena pernah ditemukan jasad misterius yang tergantung di pohon di area ini.

Beberapa cerita menyebut mayat tersebut adalah bangsawan Belanda yang dihukum gantung oleh para pejuang lokal pada masa penjajahan. Kejadian tersebut masih menjadi bagian dari catatan sejarah tak resmi yang dipercayai masyarakat sekitar Gunung Raung.

Dari nama Pondok Mayit saja itu sudah cukup untuk menghadirkan suasana mencekam. Sebutan itu seolah menyiratkan tempat yang identik dengan kematian, membuat siapa pun yang mendengarnya langsung merasakan hawa dingin merambat ke tubuh.

Dilansir dari pemberitaan detikcom, banyak pendaki menggambarkan bagaimana rasa merinding kerap datang, bahkan sebelum tiba di lokasi tersebut. Di sekitar kawasan ini, cerita-cerita mistis tak lagi sekadar bisikan.

Pernah terjadi kejadian di mana salah satu pendaki mendadak berteriak di tengah malam, seakan kesurupan. Suaranya berubah menjadi berat dan menggelegar, jauh dari suara aslinya.

Situasi semakin mencekam hingga akhirnya ada yang menenangkan dengan bacaan ayat-ayat suci, dan suasana kembali tenang. Kisah semacam ini memperkuat anggapan bahwa Pondok Mayit bukan sekadar nama, tapi bagian dari misteri nyata yang menyelimuti Gunung Raung.

Pondok Demit dan Munculnya Pasar Gaib di Tengah Hutan

Jika Pondok Mayit dikenal lewat kisah jasad misterius dan aura kematian, Pondok Demit menawarkan misteri yang lebih surreal, yaitu keramaian pasar makhluk halus di tengah hutan sunyi.

Masyarakat setempat mempercayai Pondok Demit sebagai “pasar” tempat makhluk halus melakukan transaksi di waktu-waktu tertentu. Hal ini sejalan dengan kisah para pendaki yang mengaku mendengar keramaian layaknya pasar malam, tawa perempuan, gamelan, suara tawar-menawar, hingga langkah kaki banyak orang, padahal di tengah hutan.

Beberapa pendaki yang bermalam di sekitar pos ini juga mengaku mengalami gangguan. Mulai dari mimpi buruk hingga perasaan diawasi sepanjang malam tanpa sebab yang jelas.

Aura ganjil yang menyelimuti Pondok Demit semakin memperkuat reputasinya sebagai salah satu pos paling mistis di jalur pendakian Gunung Raung.

Nama Pondok Demit sendiri berasal dari kata demit yang dalam bahasa Jawa berarti makhluk halus atau jin. Nama ini tak muncul begitu saja, tapi dibentuk dari rangkaian kisah-kisah ganjil yang sudah berlangsung puluhan tahun.

Cerita-cerita yang tak terdokumentasi resmi, namun dipercaya secara luas oleh masyarakat lokal maupun pendaki veteran. Keberadaan Pondok Mayit dan Pondok Demit bukan hanya legenda yang hidup dari mulut ke mulut.

Keduanya sudah menjadi bagian dari narasi besar Gunung Raung, gunung dengan empat puncak dan kaldera kering terbesar di Pulau Jawa.

Di balik keindahan dan tantangan fisiknya, Gunung Raung juga menjadi ruang di mana kepercayaan, sejarah, dan pengalaman spiritual berpadu menjadi satu.

Bagi para pendaki, melintasi dua pos ini bukan hanya soal fisik dan stamina. Tapi juga kesiapan mental. Sebab bukan hanya tubuh yang diuji, melainkan keberanian menghadapi yang tak kasat mata.

Meski begitu, kisah-kisah ini tidak serta-merta membuat Gunung Raung ditinggalkan. Justru sebaliknya, nuansa misterius itu menambah daya tarik tersendiri dari gunung itu.

——–

Artikel ini telah naik di detikJatim.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Anti Bom dan Tidak Bisa Dipindahkan, Ini ‘Kesaktian’ Batu Eon


Jakarta

Batu Eon dikenal punya banyak mitos dan legenda yang diwariskan dari generasi ke generasi. Batu ini bahkan diyakini punya kesaktian gaib yang membuatnya awet hingga sekarang, bahkan bisa disaksikan langsung banyak orang.

Saat ini Batu Eon berada di tengah Kolam Tandon Harian PLTA PT Indonesia Power. Tepatnya Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan. Ditemukan kali pertama pada 1527, Batu Eon terus berada di tempatnya melewati berbagai zaman tanpa ada pengurangan pada wujudnya.

Seputar Batu Eon

Beriut serba-serbi Batu Eon yang berhasil dirangkum detikTraveld arsip pemberitaan detikcom dan detikJabar


1. Asal-usul nama dan sejarah

Masyarakat Desa Lamajang mempercayai sebuah legenda mengenai batu ini. Menurut mitos yang berkembang, dulu pernah hidup seorang laki-laki bernama Eon atau lebih dikenal dengan Abah Eon. Konon, Abah Eon pernah berusaha mati-matian untuk memindahkan baru itu dari tempatnya.

Berbagai cara telah dicoba Abah Eon, mulai dari menggunakan alat berat hingga meledakkannya dengan bahan peledak, namun hasilnya batu tersebut tetap tidak bisa dihancurkan atau rusak sedikit pun.

Sejak kejadian itu, masyarakat setempat mulai menyebut batu misterius itu sebagai Batu Eon, merujuk pada nama Abah Eon yang pernah berusaha menyingkirkannya. Kisah ini kemudian berkembang dan diturunkan secara turun temurun oleh masyarakat setempat.

2. Tak Bisa Dipindahkan dan Anti Bom

Hingga saat ini, masyarakat setempat masih banyak yang mempercayai kekuatan gaib yang dimiliki Batu Eon. Akibatnya, batu tersebut tidak bisa dipindahkan dan tetap utuh walau dihancurkan dengan alat berat bahkan alat peledak.

Ada juga yang mempercayai batu tersebut angker karena berasal dari tempat pemakaman. Menurut Pengelola Desa Wisata Lamajang, Ade Sukmana, banyak masyarakat yang mengeluh hewan ternak mereka mati secara tiba-tiba ketika digembalakan di kawasan Batu Eon.

3. Tempat Bertapa

Sebagian masyarakat juga ada yang mempercayai bahwa keberadaan Batu Eon dikaitkan dengan Mbah Balu Tunggal. Mbah Balu Tunggal merupakan salah satu tokoh legenda yang menyebarkan ajaran Islam di Lamajang dan sekitarnya pada abad ke-17. Konon, batu ini digunakan sebagai tempat pertapaan Mbah Balu Tunggal untuk mencari ketenangan batin sekaligus memperdalam ilmunya.

Mitos-mitos ini diyakini dan diwariskan secara turun-temurun antar generasi, inilah yang menyebabkan hingga saat ini masih banyak yang mempercayai legenda Batu Eon dan penasaran dengan kesaktian yang dimilikinya

(row/row)



Sumber : travel.detik.com