Jakarta –
Banyak orang sering menambahkan garam pada makanan kalau dirasa kurang asin. Namun, ada efek negatif mengonsumsi makanan dengan tambahan banyak garam.
Garam adalah bumbu masakan wajib pada setiap hidangan. Tak hanya memberikan rasa asin, tapi garam juga bisa ditambahkan untuk menyempurnakan rasa.
Sebagian orang yang menyukai rasa asin sering menambahkan garam pada makanan yang siap disantap. Setelah menambahkannya, barulah merasa puas dengan cita rasanya.
Dilansir dari Food NDTV (18/9), tambahan garam ini tak hanya ditaburkan ke atas makanan yang dirasa kurang asin, tapi juga pada buah dan salad. Kenali efek negatifnya konsumsi garam berlebihan.
Efek Mengonsumsi Garam Terlalu Banyak
garam Foto: Getty Images/iStockphoto |
Sebenarnya, mengonsumsi garam terlalu banyak setiap harinya akan menimbulkan beberapa efek jangka panjang pada tubuh. Efek samping yang paling umum adalah tekanan darah tinggi.
Beberapa gejala umum lainnya termasuk perkembangan multiple sclerosis, penyakit jantung, sakit kepala, pembengkakan jaringan otot, dan lainnya. Efek samping yang sangat jelas dari terlalu banyak asupan garam adalah retensi air dalam tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan di beberapa bagian tubuh.
Menambahkan Garam di Atas Makanan
Penambahan garam di atas makanan ini bisa dikatakan boleh saja. Menurut ahli gizi Amita Gadre dalam akun Instagram @amitagadre, menambahkan garam di atas makanan tidak akan menimbulkan masalah apapun.
Namun, penting untuk memastikan bahwa tidak mengonsumsi makanan yang terlalu gurih atau asin untuk mengelola total asupan natrium hari itu. Sering kali, orang menambahkan garam saat memasak bahan-bahan untuk mempercepat proses dan mencegah gosong, terutama saat memasak bawang.
Asupan Garam yang Aman
Tambahan garam pada makanan apakah diperbolehkan? Foto: Getty Images/iStockphoto |
Meski diperbolehkan menambahkan garam, tapi perhatikan juga jumlahnya. Anjuran pemakaian garam juga diatur dan sebaiknya tak boleh melebihi takarannya.
Menurut ahli, garam yang baik digunakan setiap hari tak boleh lebih dari 1 sendok teh (5 gram). Hal ini dikarenakan, tubuh akan memperoleh natrium dari makanan lain juga, jadi tak hanya dari garam saja.
Cara Mengurangi Asupan Garam
Jika ingin mengurangi asupan garam, kamu bisa mengikuti beberapa cara berikut ini. Ini akan membantu kamu terbiasa dan tak berlebihan mengonsumsi garam. Berikut caranya:
1. Kurangi konsumsi makanan olahan. Produk makanan ini mengandung kadar garam yang tidak sehat yang membuatnya terasa lebih lezat tetapi sangat membahayakan. Untuk pilihan makan yang sehat ada buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
2. Memasak di rumah juga salah satu cara mengurangi asupan garam yang tepat. Karena, kita dapat mengendalikan asupan garam secara langsung.
3. Buah dan sayuran dengan kandungan sodium yang rendah juga dapat membantu dalam mengurangi asupan garam. Buah rendah sodium itu di antaranya seperti apel, berry, jeruk, mangga, brokoli, dan ubi jalar.
4. Perhatikan label makanan yang kamu beli. Baca labelnya secara seksama untuk menjaga asupan garam harian. Umumnya ditulis sebagai kandungan natrium pada kemasan makanan.
(yms/odi)
![]() |
|||||||
Source : unsplash.com / Dan Gold
Disebut WHO Bisa Memicu Kematian, Ini 5 Bahaya Konsumsi Garam Berlebihan Jakarta – Konsumsi garam ternyata tidak selamanya berdampak baik. WHO menyebut ada beberapa bahaya yang menyebabkan garam menjadi asupan berbahaya untuk kesehatan. Frasa bagai sayur tanpa garam seolah menggambarkan betapa pentingnya bumbu masak tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sumber rasa asin yang seringkali ditambahkan ke dalam makanan dinilai sebagai kunci untuk mendapatkan hidangan yang enak. Faktanya garam tidak selalu berdampak positif dan menguntungkan bagi manusia. Dibalik butiran garam yang kecil ada ancaman besar bagi kesehatan jika tidak dikonsumsi dengan bijak.
Bahkan banyak ahli gizi yang telah memperingatkan tentang penggunaan garam dalam asupan makanan setiap harinya. World Health Organization (WHO) menyatakan garam sebagai asupan yang dapat memicu kematian. Ini alasannya. Berikut 5 bahaya konsumsi garam berlebihan yang dikhawatirkan WHO menurut Times of India:
1. Bahaya endapan garamKetika mengonsumsi garam, WHO menilai bahaya terbesarnya ada pada endapan garam yang tertinggal di dalam tubuh. Efek penumpukan garam di dalam tubuh begitu negatif dan berbahaya untuk kesehatan. Beberapa penyakit dapat dipicu melalui peningkatan kadar garam di dalam tubuh. misalnya tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler, kanker perut, obesitas, osteoporosis hingga gangguan pada ginjal. “Kami mengestimasikan sebanyak 1,89 juta kematian di dunia disebabkan oleh konsumsi garam yang terlalu banyak,” ujar juru bicara WHO. 2. Dampak pada tekanan darahKandungan sodium yang ada di dalam garam memiliki peran penting untuk menyeimbangkan cairan dan mengalirkannya ke seluruh tubuh. Ketika masuk terlalu banyak, garam dapat memicu kenaikan tekanan darah dengan cepat. Efek jangka panjangnya risiko penyakit jantung dan stroke akan meningkat juga. Asupan garam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menjadi alasan tekanan darah akan meningkat. Selain itu garam juga mempengaruhi hormon di dalam tubuh yang bekerja untuk menyeimbangkan tekanan darah dan cairan. Efek fatal lain yang dapat terjadi adalah kerusakan arteri yang dapat memicu risiko aterosklerosis. Bahaya konsumsi garam lainnya ada di halaman berikutnya.3. Batas harian konsumsi garam dari WHOWalaupun sampai disebut dapat memicu kematian tetapi garam masih boleh dikonsumsi. Hanya saja ada rekomendasi batasan aman untuk menambahkan garam ke dalam makanan. Untuk orang dewasa, WHO menganjurkan kurang dari 2000 miligram per hari atau setara dengan 5 gram per hari. Sementara untuk anak-anak dengan usia 2-15 tahun dianjurkan asupannya menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan aktivitas fisik. Untuk anak berusia 0-6 bulan sama sekali tidak dianjurkan untuk konsumsi sodium karena seharusnya hanya mengonsumsi ASI seutuhnya. Tetapi asupan garamnya dari ibu yang harus tetap diperhatikan. 4. Tips mengurangi asupan garam
Ada baiknya untuk mengupayakan pengurangan asupan garam secara perlahan. Tujuannya untuk mendapatkan tubuh yang lebih sehat dan organ vital yang selalu terjaga kesehatannya. WHO merekomendasikan untuk mulai memilah-milih makanan. Hindari makanan-makanan tinggi garam atau makanan kemasan dan pilih makan segar yang alami. Misalnya mengganti camilan kemasan dengan buah-buahan segar. Ada juga cara lain dengan memilih makanan rendah garam yang dapat diidentifikasi pada label kemasan dengan takaran sodium tidak lebih 120 miligram atau 100 gram. 5. Alternatif pengganti garamMengurangi dan membatasi asupan garam bukan berarti harus menikmati makanan yang hambar saja. Ada banyak bumbu lain yang dapat menggantikan garam untuk memberikan rasa pada makanan. Rempah-rempah dan herbal segar juga tak kalah untuk menyedapkan makanan. Bawang putih dan jahe contohnya. Kedua bahan ini dapat memberikan rasa gurih yang alami. Sementara tomat dan jamur juga bisa ditambahkan untuk menghadirkan rasa umami yang alami. Mengganti garam dengan bumbu dan rempah segar juga disebut dapat membuat orang-orang lebih kreatif dalam memasak. (dfl/odi)
5 Manfaat Garam Himalaya, Apa Bedanya dengan Garam Biasa?
Jakarta – Garam sudah menjadi bahan yang wajib digunakan di nyaris semua masakan. Ternyata, tak hanya garam dapur yang biasa digunakan untuk memasak, ada berbagai jenis garam lain, lho. Salah satunya adalah garam himalaya. Mengutip WebMD, garam himalaya bersumber dari daerah Punjab di Pakistan, dekat kaki pegunungan Himalaya. Apa saja manfaat garam himalaya? Dan apakah kekayaan mineral dan proses pengolahannya yang alami membuat garam himalaya lebih sehat dari garam biasa? Untuk tahu jawabannya, simak di artikel berikut.
Manfaat Garam HimalayaIni dia beberapa manfaat garam himalaya. 1. Sumber NutrisiDibandingkan garam dapur biasa, garam himalaya mengandung jenis mineral yang lebih beragam. Garam himalaya mengandung 84 jenis mineral dan elemen jejak yang tidak ada pada garam dapur. Garam himalaya juga mengandung lebih banyak kalsium, potasium, magnesium, dan zat besi, tetapi kandungan sodiumnya lebih sedikit dari garam biasa. Jadi, garam himalaya merupakan sumber mineral yang lebih baik dibandingkan garam dapur. Tetapi, mineral terkandung dalam jumlah yang sedikit, sementara kita juga sebaiknya tidak mengonsumsi terlalu banyak garam. Maka dari itu, kita tetap perlu mengonsumsi makanan lain untuk memenuhi kebutuhan mineral harian. 2. Membantu Mencegah InsomniaSodium yang terkandung dalam garam himalaya membantu mengatasi masalah tidur. Riset oleh Vitiello dkk. yang terbit pada The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menunjukkan bahwa diet yang sangat rendah garam membuat orang lebih sulit tidur. Namun, sebaiknya jangan mengonsumsi garam secara berlebihan demi asupan sodium. 3. Menghidrasi TubuhGaram himalaya dipercaya membantu menghidrasi tubuh. Caranya adalah dengan mencampurkan sejumput garam ke dalam air putih. Mengutip EatingWell, ini karena garam himalaya mengandung sodium, salah satu jenis elektrolit. Elektrolit adalah mineral yang membantu menyeimbangkan kadar air dalam tubuh sehingga kita bisa terhidrasi lebih lama. Tetapi, kita sebenarnya sudah mengonsumsi sodium yang cukup dari makanan sehari-hari. Jadi, mengonsumsi sodium tambahan dengan mencampurkan garam dengan air minum justru bisa mengakibatkan efek samping seperti perut kembung, sakit kepala, atau justru merasa lebih haus. 4. Mengatasi JerawatManfaat garam himalaya bisa juga didapatkan dengan mandi air garam, lho. Garam memiliki sifat antimikroba yang mampu mengatasi jerawat. Mencampurkan garam himalaya ke air mandi bisa membantu mengatasi jerawat di tempat yang sulit dijangkau tangan, seperti bahu dan punggung. 5. Mengatasi EczemaEczema atau eksim adalah kondisi peradangan yang menimbulkan gatal atau bercak merah pada kulit. Ternyata, mandi dengan air yang kaya mineral membantu mengatasi peradangan eczema. National Eczema Association merekomendasikan mencampurkan garam ke air mandi untuk meredakan peradangan eczema. Garam himalaya pun bisa digunakan untuk ini. Perbedaan Garam Himalaya dengan Garam BiasaSama seperti garam dapur, garam himalaya terbentuk dari sodium klorida. Bedanya, garam himalaya berwarna pink. Mengutip Healthline, garam himalaya diekstrak secara manual dan pengolahannya pun tidak banyak. Proses pengolahan yang lebih alami ini membuat garam himalaya mengandung lebih banyak mineral dan elemen jejak. Kekayaan mineral inilah yang membuat garam himalaya berwarna pink. Apakah Garam Himalaya Lebih Sehat dari Garam Biasa?Garam himalaya memang mengandung lebih banyak mineral, tetapi kandungan mineralnya masih tetap sangat sedikit. Tak hanya itu, kita sebaiknya tidak mengonsumsi terlalu banyak garam. Jadi, sebenarnya kekayaan mineral dalam garam himalaya tidak akan memberikan manfaat kesehatan jika tidak diimbangi dengan diet seimbang. Sementara itu, manfaat garam himalaya kebanyakan bisa ditemukan juga pada garam biasa. Garam himalaya memang bisa jadi pengganti garam biasa dalam masakan karena kandungan sodiumnya yang sedikit lebih rendah. Tetapi selain warna dan rasanya yang sedikit berbeda, hingga kini tidak ada riset yang membuktikan secara pasti kalau garam himalaya lebih sehat daripada garam biasa. Jadi, selain warna, rasa, dan kandungan mineral, garam himalaya dan garam biasa tidak memiliki banyak perbedaan. Garam himalaya juga tidak bisa dijamin lebih sehat dari garam biasa. Semoga bermanfaat! (khq/khq) Waspada! 7 Makanan Sehari-hari Ini Mengandung Mikroplastik Jakarta – Cemaran mikroplastik dalam makanan sehari-hari perlu diwaspadai. Beberapa makanan yang jamak dikonsumsi ternyata mengandung mikroplastik dalam jumlah tinggi. Beberapa makanan diketahui mengandung mikroplastik. Dengan begitu, mengonsumsinya sama saja seperti menelan serpihan-serpihan kecil plastik. Mikroplastik sendiri merupakan partikel plastik yang sangat kecil dan dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan.
Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran napas serta dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Mikroplastik juga bisa masuk ke tubuh melalui kulit. Meski sejumlah penelitian telah membuktikan kehadiran mikroplastik dalam makanan, namun tak diketahui pasti bagaimana dampaknya untuk kesehatan. Mengutip Healthline, sejauh ini masih sedikit penelitian yang mempelajari bagaimana pengaruh mikroplastik terhadap kesehatan. Sebuah penelitian mencoba mempelajari dampak mikroplastik pada tikus laboratorium. Hasilnya, mikroplastik terakumulasi di hati, ginjal, dan usus tikus. Mikroplastik juga ditemukan meningkatkan kadar molekul stres oksidatif di hati. Selain itu, masih dalam penelitian yang sama, mikroplastik juga meningkatkan kadar molekul yang beracun bagi otak. Makanan mengandung mikroplastik Sebuah studi pada 2024 lalu menemukan, 90 persen sampel protein hewani dan nabati dinyatakan positif mengandung mikroplastik. Berikut beberapa makanan yang mengandung mikroplastik, yang telah ditemukan sejumlah studi, mengutip CNN:1. Garam
Sebuah studi pada tahun 2023 menemukan, garam Himalaya kasar yang ditambang dari dalam tanah memiliki kadar mikroplastik yang tinggi. Diikuti kemudian oleh garam hitam dan garam laut. 2. GulaSebuah studi pada tahun 2022 menemukan, gula merupakan jalur penting paparan manusia terhadap mikroplastik. 3. TehSebagian besar kantung teh terbuat dari plastik yang dapat melepaskan senyawa mikroplastik. Peneliti dari McGill University di Quebec, Kanada menemukan, menyeduh satu kantung teh dapat melepaskan sekitar 11,6 miliar partikel mikroplastik dan 3,1 miliar partikel nanoplastik ke dalam air. 4. Nasi
Sebuah studi dari University of Queensland menemukan, setiap 100 gram nasi mengandung sekitar 3-4 miligram (mg) plastik. Anda dapat mengurangi kontaminasi plastik hingga 40 persen dengan mencuci beras terlebih dahulu. 5. Air minum kemasanSebuah studi pada Maret 2024 menemukan, 1 liter air minum dalam kemasan mengandung rata-rata 240 ribu partikel plastik, termasuk di antaranya nanoplastik. 6. Sayur dan buahVegetarian sekali pun, berdasarkan studi pada tahun 2021, tak bisa terhindar dari ancaman mikroplastik. Buah-buahan dan sayur dapat menyerap mikroplastik melalui sistem akarnya dan memindahkan partikel tersebut ke batang, daun, biji, dan buah tanaman. 7. Sumber proteinSebuah studi yang diterbitkan dalam Environmental Research pada Februari lalu menemukan mikroplastik dalam sejumlah sumber protein. Sumber protein tersebut di antaranya daging sapi, makanan laut, daging ayam, daging babi, hingga tahu. Artikel ini sudah tayang di CNN Indonesia dengan judul “Ini Daftar Makanan yang Mengandung Mikroplastik” (yms/adr) Ini Manfaat Sehat Makan Semangka Pakai Garam Jakarta – Semangka dapat dikonsumsi langsung, tapi ada juga orang yang memberi sedikit taburan garam. Ternyata, tambahn garam tak hanya untuk rasa gurih, ada manfaat lainnya. Kombinasi makanan berupa buah-buahan memang tampak menarik. Seperti kombinasi buah semangka dengan bumbu dapur yang ternyata dapat meningkatkan cita rasanya. Dilansir dari Woman’s World (23/6), diketahui kalau semangka sering disantap bersama taburan garam. Meski terlihat aneh untuk sebagian orang, tetapi banyak juga yang sudah mencobanya.
Cara menikmati semangka dengan garam ini umum dilakukan oleh orang Amerika Selatan. Mereka menikmati semangka dengan garam ini biasanya saat waktu musim panas. Rasa asin gurih dari garam ini ternyata tak mengganggu manisnya semangka. Justru semakin menonjolkan rasa manis dari irisan semangka yang segar. Selain menonjolkan rasa manis, garam juga mengubah tekstur semangka. Sedikit taburan garam ini dapat menghasilkan tekstur semangka yang lebih juicy dengan mengeluarkan air yang banyak dan lebih manis.
Taburan garam pada semangka itu juga dapat didiamkan selama beberapa menit. Nantinya akan meningkatkan rasa dan tekstur yang jauh lebih enak. Kombinasi semangka dan garam ini juga memiliki beberapa manfaat kesehatan. Garam diketahui kaya natrium yang merupakan elektrolit alami untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menjaga keseimbangan cairan. Karena itu dikonsumsi dengan semangka akan menghidrasi tubuh lebih baik. Begini cara menikmati semangka dengan garamCara menikmati semangka dengan garam ini cukup mudah. Pertama tambahkan sedikit garam saja, kemudian tambahkan jika dirasa kurang. Garam jenis apapun bisa digunakan, salah satunya garam Himalaya. Selain garam, kamu juga bisa menambahkan sedikit madu di atasnya. Jika ingin rasanya lebih menyegarkan, kamu bisa menambahkan air jeruk nipis. (yms/odi) Sari Berita Penting |











