Tag Archives: gas

5 Cara Ngerem Motor Matic di Turunan, Pahami Biar Nggak Nyelonong


Jakarta

Cara mengerem motor matic di turunan tak bisa asal. Pahami cara ngerem motor matic di turunan biar nggak nyelonong.

Mengendarai motor matic cenderung lebih mudah. Pengendalian seluruhnya hanya ada pada tangan kiri dan kanan. Meski begitu, kamu tetap harus memahami teknik-teknik berkendara motor matic.


Khususnya saat melintasi turunan, salah-salah bisa jadi motor nyelonong dan berujung celaka. Berikut ini teknik berkendara motor matic di turunan yang dipahami agar tetap aman, dikutip dari laman Suzuki Indonesia.

Cara Ngerem Motor Matic di Turunan

1. Rem Berfungsi dengan Baik

Sebelum melakukan perjalanan, pastikan motor dalam kondisi baik. Cek kondisi rem apakah dapat berfungsi dengan baik dan pastikan tidak ada bagian yang aus atau rusak. Periksa juga kondisi cairan rem. Bila cairan rem terlalu sedikit, maka tambahkan sesuai dengan anjuran.

2. Tak Perlu Ngebut

Saat melintas di turunan, pastikan kecepatan motor tak melebihi ambang batas. Tak perlu ngebut-ngebut saat melintas diturunan agar kondisi motor tetap stabil. Perlu diingat juga agar tidak langsung mengosongkan gas saat melintas di turunan. Jadi saat melintas di turunan tajam, hanya perlu mengurangi kecepatan.

3. Posisi Jari di Masing-masing tuas Rem

Posisikan empat jari tangan kanan dan kiri di masing-masing tuas rem. Ingat, ketika mengerem di jalanan yang turun keempat jari (kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk) harus selalu siaga di handle rem.

Sementara itu, jari jempol harus selalu siap di grip gas untuk mengatur laju gas motor matic. Cengkeram tuas rem secukupnya, jangan terlalu dalam agar rem tidak terlalu mencengkeram yang malah bisa membuat motor kehilangan kestabilannya.

4. Prioritas Gunakan Rem Depan

Saat melewati jalan menurun, prioritaskan untuk menggunakan rem depan. rem depan dapat menahan daya dorong motor ke depan. Saat melintasi jalanan menurun, daya dorong motor ke depan lebih besar. Jadi dibutuhkan rem depan untuk menahan laju motor.

Ketika dalam jalanan menurun panjang, hindari untuk mengerem secara terus menerus dalam waktu lama. Hal ini bisa membuat perangkat rem motor menjadi panas dan mengakibatkan kekuatan rem berkurang. Jika kamu merasakan kekuatan rem yang berkurang, sebaiknya berhenti sejenak untuk membiarkan suhu rem turun.

5. Pakai Kaki untuk Membantu Menjaga Keseimbangan

Gunakan kaki kanan untuk membantu menjaga keseimbangan motor saat melintasi turunan. Jadi saat kondisi lalu lintas padat kendaraan, kaki kanan bisa kita manfaatkan untuk menopang motor yang suka tidak suka harus sering berhenti.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Begini Cara Ngerem Motor Matic yang Benar agar Aman di Jalan


Jakarta

Mengendarai motor matic tak hanya sekadar menarik gas saja, tetapi juga harus paham bagaimana teknik pengereman yang benar. Sebab, masih ada pengendara motor matic yang salah dalam hal pengereman.

Perlu diingat, teknik mengerem yang salah berisiko menyebabkan kecelakaan. Apalagi jika detikers melewati jalanan yang menurun, risikonya lebih besar lagi.

Untuk itu, sebaiknya pahami bagaimana cara mengerem motor matic yang benar. Agar lebih paham, simak penjelasannya dalam artikel ini.


Cara Mengerem Motor Matic yang Benar

Dilansir situs Suzuki, cara mengerem motor matic yang benar adalah dengan menggunakan rem depan dan rem belakang secara bergantian. Jadi, gunakan rem belakang terlebih dahulu baru kemudian menggunakan rem depan.

Pengereman menggunakan kedua rem dapat mempercepat proses pengereman sekaligus membuat sepeda motor berhenti lebih stabil. Kombinasi rem depan dan belakang juga membuat tekanan rem terbagi secara merata, sehingga dapat menghindari terjadinya ban belakang terkunci dan mengalami selip. Selain itu, teknik pengereman ini juga membantu mencegah rem yang aus pada salah satu sisi saja.

Lalu, bagaimana jika motor matic melalui jalanan yang menurun? Cara mengerem yang benar adalah dengan menarik tuas rem depan. Teknik ini dapat menahan daya dorong motor ke depan karena saat melintasi jalanan menurun, daya dorong motor ke depan jauh lebih besar. Jadi, dibutuhkan rem depan untuk menahan laju motor.

Sedangkan saat melalui jalanan menurun panjang, hindari untuk mengerem secara terus menerus dalam waktu lama. Hal ini bisa membuat komponen rem motor menjadi panas sehingga fungsi rem kurang optimal. Kalau detikers sudah merasakan rem kurang pakem, sebaiknya berhenti sejenak untuk membiarkan suhu rem turun.

Kesalahan yang Sering Dilakukan saat Mengerem

Melakukan pengereman ketika berkendara memang bukanlah hal yang sulit. Namun, jika dilakukan dengan cara yang salah maka berisiko menyebabkan kecelakaan dan kerusakan pada komponen rem.

Mengutip laman Wahana Honda, berikut kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan pengereman:

1. Hanya Memakai Satu Rem

Banyak pengendara motor matic yang sering memakai satu rem saja. Biasanya rem belakang lebih sering digunakan daripada rem depan. Padahal, cara ini bisa membuat laju kendaraan sulit dikendalikan serta rem menjadi cepat aus.

2. Mengerem Secara Mendadak

Mengerem secara mendadak bisa membuat roda terkunci dan motor jadi tidak stabil. Hal tersebut sangat berisiko menyebabkan kecelakaan.

3. Kurang Memperhatikan Jarak Pengereman

Salah satu alasan kenapa banyak pengendara motor yang sering ngerem mendadak karena kurang memperhatikan jarak aman pengereman. Perlu diingat, semakin jauh jarak pengereman maka semakin baik teknik mengerem yang dipakai.

Sebab, jarak pengereman yang aman dapat menyisakan ruang lebih untuk berhenti secara perlahan. Kalau jarak pengereman terlalu dekat bisa menyebabkan rem mendadak hingga menimbulkan kecelakan beruntun.

Demikian penjelasan mengenai cara mengerem motor matic yang benar agar aman di jalan. Semoga dapat bermanfaat.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

3 Ciri-ciri Mobil Kamu Boros BBM



Jakarta

Ada beberapa ciri yang menandakan mobil kamu boros bahan bakar. Simak penjelasannya berikut.

Mobil boros bahan bakar disebabkan oleh berbagai hal. Beberapa di antaranya disebabkan oleh faktor manusia yang lalai dalam merawat kendaraannya. Mobil yang boros bahan bakar bisa dikenali karena memiliki ciri-ciri tertentu. Mengutip laman Auto2000, berikut ini ciri-ciri mobil yang konsumsi bahan bakarnya tak efisien.

Ciri-ciri Mobil Boros BBM

1. Kurang Tarikan

Saat menginjak pedal gas, umumnya ada tarikan yang dirasakan. Namun bila saat menginjak pedal gas mendadak sulit dan keras bisa jadi itu tanda mobil kamu boros. Bila pedal keras diinjak, otomatis kamu harus menginjak lebih dalam lagi. Bila hal itu terjadi, maka bensin yang digunakan juga akan makin banyak.


2. Sering Mengisi Bensin

Ini mungkin salah satu tanda yang mudah dikenali kalau mobil kamu boros bensin. Padahal jarak berkendara yang kamu tempuh tidak jauh, tapi berulang kali harus mengisi bensin. Ini menjadi tanda konsumsi bahan bakar di mobil kamu tak efisien.

3. Performa Menurun

Borosnya mobil juga dapat dirasakan dari performa yang menurun. Mesin yang kurang bertenaga atau performanya ngempos bisa jadi indikator mobil boros bahan bakar. Mesin yang performanya menurun, membutuhkan ‘minum’ lebih banyak untuk menyalurkan tenaga yang sama. Alhasil konsumsi BBM jadi tekor.

Bila kamu menemukan tanda-tanda di atas, maka sebaiknya jangan dibiarkan. Kamu bisa mengevaluasi cara berkendara dan juga melakukan pengecekan ke bengkel terdekat. Mengemudilah dengan wajar tanpa perlu bersikap agresif di balik setir. Tidak perlu mengendarai mobil dalam kecepatan tinggi. Apalagi ketika mobil melintasi polisi tidur atau jalan berlubang. Sebaiknya tidak dihantam dan berjalan dengan kecepatan rendah.

Mengemudi dengan kecepatan rendah serta konstan juga bisa membuat konsumsi bahan bakar jadi lebih efisien.

Tak cuma itu, satu hal yang terlihatnya sepele namun kerap diabaikan adalah melakukan servis secara berkala. Jangan melakukan servis saat mobil kamu rusak, untuk pencegahan kamu bisa melakukan perawatan secara berkala. Hal ini untuk menghindari hal yang tak diinginkan pada mobil.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

4 Tanda Busi Kendaraan Perlu Diganti



Jakarta

Busi merupakan komponen vital pada kendaraan bermotor, baik mobil maupun sepeda motor. Busi berfungsi sebagai pemantik api yang memicu terjadinya pembakaran di ruang mesin. Oleh sebab itu, komponen busi perlu diperhatikan kondisinya. Ini tanda-tanda busi harus diganti.

Seperti disampaikan Product Manager Denso Sales Indonesia (DSIA) Ivana Stella, setidaknya ada empat ciri busi kendaraan bermotor harus diganti. Ciri pertama yakni terjadinya penurunan kinerja mesin.

“Misalnya mesin sulit atau tidak langsung menyala saat dihidupkan, kemudian adanya getaran yang berlebihan dalam keadaan diam (langsam) dan gas terasa berat ketika diinjak,” ungkap Ivana dalam keterangan resminya.


Tanda-tanda selanjutnya adalah konsumsi bahan bakar yang lebih boros. Busi yang aus dapat mengakibatkan peningkatan konsumsi bahan bakar dan mengurangi efisiensi kendaraan.

Selain itu, perhatikan warna asap kendaraan yang tak normal. Kendaraan yang mengeluarkan asap berwarna hitam atau abu-abu gelap dapat mengindikasi pembakaran tak sempurna akibat busi yang tidak berfungsi dengan baik.

“Performa busi dapat terlihat dari perubahan warna busi, warna busi yang gelap disebabkan oleh proses pembakaran pada ruangan bahan bakar yang kurang sempurna, jadi asap mobil berwarna hitam sedangkan warna busi kemerahan atau kekuningan menandakan bahwa mesin mobil Anda sering melakukan pemanasan secara berlebihan,” kata Ivana lagi.

Tanda keempat busi tak sehat lagi adalah, suara mesin ‘brebet’ ketika dilakukan akselerasi. Menurut Ivana, perubahan kecepatan mesin akan membuat rpm naik, sehingga mempercepat kerja mesin dan busi harus bekerja dengan lebih cepat pula. Performa busi yang tidak optimal akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna ketika sedang berakselerasi.

Jika busi sudah perlu diganti, salah satu opsi yang disarankan adalah busi jenis iridium. Menurut Assistant General Manager DSIA Reinard Winardi, busi iridium mempunyai beberapa keunggulan.

“Antara lain pembakaran sempurna yang menghasilkan elektroda pusat dengan ketebalan hanya 0,4 mm. Semakin tipis elektroda, maka pembakaran semakin sempurna,” tuturnya.

“Selain itu, busi iridium juga menghasilkan pengapian lebih baik dengan desain U-Groove. Busi iridium juga bisa menghasilkan pembakaran yang lebih efisien juga memiliki ketahanan terhadap karbonisasi,” ungkap Reinard.

(lua/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Cara Menghemat Baterai Mobil Listrik



Jakarta

Anda salah satu pengguna mobil listrik? Jika iya, tentu Anda harus paham bagaimana cara menghemat penggunaan baterai mobil listrik. Dengan menghemat baterai, Anda bisa meminimalisasi risiko kehabisan baterai saat perjalanan.

Seperti dijelaskan Hyundai Gowa dalam keterangan resminya, perkiraan jarak tempuh pada mobil listrik dipengaruhi beberapa faktor, yakni meliputi:

1. Kebiasaan mengemudi. Mengemudi dengan kecepatan tinggi, kecenderungan untuk mempercepat dan memperlambat, atau terlalu sering berpindah gas dan rem.


2. Penggunaan daya tambahan. Penggunaan daya tambahan, misalnya A/C, pemanas, atau lampu juga bisa berpengaruh terhadap jarak tempuh mobil listrik.

3. Kondisi mengemudi. Cuaca, temperatur, dan medan. Jika mengemudi dalam kondisi hujan kencang atau temperatur rendah, jarak tempuh dengan daya yang tersedia akan berkurang. Perkiraan jarak tempuh juga akan berkurang ketika mengemudi pada tanjakan atau di jalan yang licin atau kasar.

4. Energi listrik. Tergantung pada temperatur baterai dan State of Health (SOH) atau seberapa maksimal kinerja baterai.

Pengemudi dapat menambah jarak tempuh dengan daya yang tersedia dengan mengemudikan kendaraan mengikuti instruksi di bawah ini:

1. Hambatan udara meningkat dengan cepat saat kendaraan listrik melaju lebih cepat, jadi hindari mengebut untuk meningkatkan jarak tempuh dengan daya yang tersedia dan penghematan energi listrik.

2. Akselerasi yang cepat menghabiskan banyak energi berkendara dan deselerasi yang cepat membatasi pengereman regeneratif. Tekan dan lepaskan pedal gas secara bertahap saat berakselerasi atau melambat untuk mempertahankan kecepatan.

3. Jika Anda terlalu sering mengoperasikan A/C atau pemanas, baterai tegangan tinggi akan menggunakan daya yang berlebihan. Matikan A/C atau pemanas jika Anda tidak membutuhkannya.

4. Saat menggunakan A/C atau pemanas, konsumsi energi akan berkurang jika memilih mode resirkulasi dan bukan mode fresh. Mode fresh membutuhkan konsumsi energi yang besar karena udara luar harus dipanaskan atau didinginkan.

5. Menutup jendela saat mengemudi. Mengemudi dengan jendela yang terbuka akan meningkatkan hambatan udara dan penggunaan A/C atau pemanas.

6. Saat menggunakan A/C atau pemanas saat mengemudi sendiri, gunakan fitur driver only.

7. Selalu pertahankan tekanan ban yang ditentukan dan gunakan ban khusus untuk kendaraan listrik.

8. Jangan gunakan komponen listrik yang tidak perlu saat mengemudi dan memasukkan barang yang tidak perlu ke dalam mobil.

Ketika indikator peringatan baterai ditampilkan pada layar cluster, pengemudi bisa berkendara sesuai dengan tips meningkatkan jarak tempuh dengan daya yang tersedia, lalu segera mengisi daya baterai di stasiun pengisian daya terdekat. Jika level daya baterai 0%, jangan coba-coba melanjutkan mengemudi. Parkirkan mobil di tempat yang aman dan hubungi bantuan dari dealer resmi.

(lua/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Ini Periode Penting saat Inreyen Motor Baru, Jangan Sampai Salah Putar Gas!



Jakarta

Saat membeli motor baru, Anda perlu melakukan inreyen atau proses penyesuaian komponen-komponen mesin agar bisa bekerja optimal dalam jangka panjang. Saat Anda melakukan inreyen, tentunya ada beberapa hal yang perlu dipatuhi. Salah satunya adalah cara membuka gas yang benar.

Merujuk pada buku panduan pemilik Yamaha Grand Filano, hal pertama yang harus dilakukan pemilik motor baru yakni memahami fungsi-fungsi dan setiap tombol yang ada pada motor tersebut. Tujuannya, supaya pengendara bisa mengendalikan motor dan terhindar dari risiko kecelakaan gara-gara tidak paham fungsi-fungsi pada alat kontrol di motor.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah masa-masa pemakaian awal. Dalam buku panduan tersebut dikatakan, periode penting saat inreyen motor baru yakni 0-1.600 km pertama. Karena mesin masih baru, diharapkan pengendara jangan memberi beban terlalu berat pada motor di periode tersebut.


“(Karena) berbagai komponen di dalam mesin sedang menyesuaikan diri untuk mencapai kinerja yang baik. Dalam periode ini, hindari tarikan gas secara penuh karena dapat mengakibatkan mesin mengalami panas berlebihan,” tulis buku panduan tersebut.

Pengendara juga disarankan menghindari pengoperasian berkepanjangan di atas 1/3 putaran gagang gas. Kemudian setelah pemakaian mencapai 1.000 km, pastikan ganti oli mesin dan oli transmisi.

Selanjutnya pada penggunaan di periode 1.000 sampai 1.600 km, hindari pengoperasian berkepanjangan di atas 1/2 putaran gagang gas. Setelah periode 1.600 km ini dilalui, maka motor bisa digunakan secara normal.

“Jika pada masa pemakaian awal ada masalah dengan sepeda motor Anda, segera hubungi bengkel resmi atau dealer Yamaha,” saran buku panduan Yamaha Grand Filano tersebut.

(lua/dry)



Sumber : oto.detik.com

4 Penyebab Oli Cepat Hitam Meski Baru Diganti, Catat!


Jakarta

Oli yang menjadi hitam mengindikasikan sudah kotor akibat mendukung kinerja mesin setiap hari. Dalam kondisi ini, pemilik motor harus segera mengganti oli.

Jika tidak ganti oli secepatnya, kinerja mesin berisiko turun bahkan rusak. Kendati begitu, saatnya oli menjadi hitam meski baru ganti yang mengindikasikan ada masalah di mesin atau komponennya.

4 Penyebab Oli Cepat Menghitam Meski Baru Diganti

Oli yang lebih cepat menghitam bisa menjadi pertanda ada gangguan dari motor. Mengutip laman Astra Motor, berikut beberapa penyebab oli cepat menghitam.


1. Gas Sisa Pembakaran Masuk ke Karter

Biasanya gas sisa pembakaran mesin motor mengandung banyak kerak dan kotoran. Akibatnya, oli menjadi mudah hitam saat gas masuk karter. Namun, mudahnya oli menjadi hitam mengindikasikan ada bagian motor yang perlu perbaikan.

Penyebab gas sisa pembakaran masuk ke karter antara lain boring motor aus, ring piston terbalik, ring piston aus, hingga gap piston yang berada segaris karena salah pemasangan. Menghadapi masalah ini, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan.

Pertama, pilih pelumas yang berkualitas dan kadar yang cukup. Di samping itu, kamu juga bisa memilih tipe oli yang sesuai dengan motor. Pemilik motor juga disarankan rutin melakukan pemeliharaan untuk menjaga kinerja mesin.

2. Saringan Oli yang Rusak

Saringan oli yang rusak juga bisa menyebabkan oli cepat menghitam. Fungsi dari saringan oli adalah untuk menyaring kotoran, Jadi, jika filter ini rusak, maka oli bisa cepat menghitam.

Upayakan untuk mengecek saringan oli pada motor. Jika saringan oli sudah rusak, maka ganti di tempat servis motor terdekat. Pilih saringan oli yang berkualitas.

3. Ada Komponen Mesin yang Kotor

Oli berfungsi untuk melumasi seluruh mesin. Jika area yang dilumasinya dalam keadaan kotor, kotoran yang ada pun bisa ikut terbawa.

Sehingga, setelah dibongkar,cuci motor agar komponen bersih kembali. Dengan begitu, oli tidak akan cepat menghitam dan awet digunakan.

4. Mesin yang Overheat

Mesin yang overheat atau terlalu panas juga bisa membuat oli cepat menghitam. Penyebab dari mesin overheat di antaranya setelan kopling motor yang kurang pas, jadi mengakibatkan selip dan menyebabkan oli cepat menguap.

Solusi untuk masalah ini adalah dengan memasang oli cooler atau yang biasa disebut selang hawa pada mesin motor. Namun, ganti saringan oli yang sudah gosong terlebih dahulu.

Itulah beberapa penyebab oli cepat menghitam meski baru diganti. Jangan lupa untuk rutin dalam mengganti oli dan perhatikan jenis oli yang digunakan.

(elk/row)



Sumber : oto.detik.com

5 Tanda Air Radiator Mobil Habis dan Cara Mengisi Ulangnya dengan Benar


Jakarta

Radiator termasuk komponen penting pada mobil. Fungsinya sebagai pendingin mesin kendaraan. Agar dapat berfungsi maksimal, komponen ini memerlukan air radiator atau coolant.

Namun air radiator bisa habis dan harus segera diisi ulang. Jika tidak, sejumlah permasalahan yang dapat membahayakan mungkin terjadi. Lantas, apa ciri-ciri air radiator mobil habis?

Tanda Air Radiator Mobil Habis

Mengutip Auto2000 dan Astra Daihatsu, berikut ciri-ciri air radiator mobil habis dan perlu diganti:


1. Suara Mesin Kasar

Saat air radiator habis, suara kasar dari mesin bisa terdengar. Suara ini ditimbulkan dari suhu mesin yang meningkat sehingga mempengaruhi sistem pembakaran.

Ketika air radiator masih cukup, proses pembakaran mesin berjalan normal. Proses ini dapat berlangsung lebih cepat jika coolant habis sehingga suara knocking pada mesin bisa terdengar.

2. Performa Mesin Kurang Bertenaga

Air radiator yang habis dapat mempengaruhi kinerja mesin. Mesin akan menjadi kurang bertenaga saat mobil melaju pada putaran tinggi atau ketika pedal gas telah ditekan lebih dalam.

3. AC Kurang Dingin

Tanda air radiator habis dapat dilihat dari kondisi suhu AC mobil. Jika udara AC kurang terasa sejuk padahal sudah dinyalakan dalam waktu lama dan kondisi freonnya masih bagus, maka bisa jadi air radiatornya habis.

4. Mesin Mobil Overheat

Selama perjalanan, mesin mobil bisa mengalami overheat. Jika hal ini terjadi, kemungkinan menandakan air radiator yang habis. Jadi pastikan mengecek komponen radiator sebelum bepergian jauh dan kalau bisa siapkan air radiator cadangan.

5. Lampu Indikator Menyala Merah

Detikers juga dapat memperhatikan lampu indikator temperatur mobil di bagian dashboard. Apabila lampunya menyala merah atau arah jarumnya berada di tanda merah maka bisa mengindikasikan air radiator habis dan perlu diisi ulang.

Cara Mengisi Air Radiator Mobil dengan Benar

Jika air radiator habis maka detikers perlu segera mengisinya kembali. Dikutip dari laman Suzuki, berikut tata cara mengisi ulang air radiator secara mandiri dengan benar:

1. Pastikan Mesin dalam Kondisi Dingin

Sebelum mengganti air radiator, pastikan mesin mobil sudah dalam keadaan dingin. Jika mesin berkondisi panas, air radiator juga kemungkinan masih panas. Saat hendak mengisi ulang, air radiator panas itu dapat mengenai kulit dan menyebabkan luka.

Oleh sebab itu, matikan mobil dan tunggu hingga mesinnya benar-benar dingin agar pengisian ulang air radiator berjalan aman.

2. Periksa Level Air Radiator

Ketika hendak mengisinya, cek terlebih dahulu bagian luar tangki reservoir air radiator yang bertanda garis level air radiator. Apabila garisnya menunjukkan di bawah minimum, tandanya air radiator menipis dan perlu segera ditambahkan.

3. Cek Kondisi Air Radiator

Selain itu, periksa juga kondisi air radiatornya. Jika airnya masih bersih dan tersisa sedikit, detikers dapat langsung mengisi ulang coolant.

Namun bila warna airnya keruh, kamu perlu mengurasnya terlebih dahulu sebelum menambahkan air radiator baru. Sebab air yang keruh dapat menyebabkan pampat dan mempengaruhi performa mesin.

4. Hindari Isi Ulang dengan Air Biasa

Berdasarkan catatan detikcom, tidak dianjurkan mengisi radiator dengan air biasa. Sebaiknya gunakan coolant atau cairan khusus untuk radiator. Kandungan sejumlah bahan di dalam cairan tersebut dapat bantu radiator bekerja lebih optimal.

Air biasa mesti dihindari sebab mobil di masa kini memiliki mesin berkinerja dengan kompresi tinggi. Menggunakan air biasa dapat membuat radiator kurang bekerja maksimal. Bahkan pemakaiannya mampu menyebabkan overheat pada mobil diesel.

Selain itu, penggunaan air biasa di komponen radiator dikhawatirkan membuatnya mudah berkarat. Sehingga disarankan mengisi ulang air radiator dengan coolant.

5. Gunakan Bantuan Corong

Lubang tabung radiator berukuran kecil maka detikers dapat menggunakan corong untuk mengisi ulang coolant. Air radiator yang tumpah berisiko membahayakan apabila mengenai komponen mobil lain, seperti menyebabkan karatan dan korsleting pada sistem kelistrikan kendaraan.

6. Isi Air Radiator dengan Jumlah Tepat

Volume coolant yang diisi harus tepat, jangan sampai melebihi batas maksimal ataupun kurang. Detikers mungkin akan menemukan jarak antara tutup reservoir dengan batas maksimum yang cukup jauh. Tapi kamu tetap harus mengikuti batasnya saat mengisi ulang coolant lantaran itulah standar yang telah ditetapkan produsen mobil.

7. Tutup Tabung Radiator dengan Rapat

Setelah pengisian, tabung radiator harus ditutup dengan rapat. Tutup tabung berisiko terpental saat mesin dihidupkan jika tidak dipasang dengan kencang. Jika tutupnya terlepas, air radiator pun dapat tumpah ke berbagai komponen kendaraan.

Nah, itu tadi ciri-ciri air radiator mobil habis dan cara mengisi ulangnya dengan benar. Jadi, harap segera mengisi kembali coolant apabila sudah habis.

(azn/inf)



Sumber : oto.detik.com

Mengenal Komponen Karburator Motor dan Cara Kerjanya


Jakarta

Karburator merupakan salah satu komponen penting dalam mesin sepeda motor. Sebab, fungsi utama karburator adalah untuk mengumpulkan udara dan mencampurkannya dengan bahan bakar.

Sebenarnya, motor-motor keluaran terbaru sudah meninggalkan karburator dan beralih ke teknologi injeksi yang diklaim lebih irit bensin dan ramah lingkungan. Meski begitu, tak ada salahnya mempelajari tentang karburator di sepeda motor.

Lantas, apa saja komponen-komponen di karburator motor dan bagaimana cara kerjanya? Simak pembahasannya dalam artikel ini.


Mengenal Karburator Motor

Dilansir situs Planet Ban, karburator adalah komponen pada mesin pembakaran sepeda motor yang berfungsi untuk mencampur bahan bakar dengan udara, sebelum akhirnya dibakar di dalam ruang bakar.

Pada mesin pembakaran, campuran udara dan bahan bakar yang tepat sangatlah penting agar dapat menjaga kinerja mesin dan efisiensi bahan bakar yang baik.

Karburator bekerja dengan memasok bahan bakar ke mesin dengan cara menyedot bahan bakar dari tangki bensin, kemudian mencampurnya dengan udara, lalu campuran tersebut dikirim ke ruang bakar mesin lewat pintu gas atau throttle.

Dilihat dari cara kerjanya, karburator memang terbilang masih bekerja secara manual jika dibandingkan dengan sistem injeksi. Meski begitu, karburator lebih mudah untuk diutak-atik saat terjadi kerusakan atau ingin diatur ulang.

Komponen-komponen di Karburator Motor

Agar berfungsi secara optimal, terdapat berbagai komponen pada karburator sepeda motor. Mengutip laman Suzuki, berikut bagian-bagian dalam karburator motor:

1. Main Jet

Main jet berfungsi untuk menentukan jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke dalam udara. Ukuran diameter main jet akan mempengaruhi jumlah bahan bakar yang masuk ke mesin.

Apabila ukuran main jet cukup besar maka dapat menyemburkan lebih banyak bahan bakar. Sebaliknya, ukuran main jet yang lebih kecil akan menyemprotkan lebih sedikit bahan bakar.

2. Pilot Jet

Komponen ini mengatur jumlah bahan bakar yang disemprotkan saat mesin dalam keadaan idle atau putaran rendah. Pilot jet juga berperan penting dalam menyediakan bahan bakar yang cukup untuk menjaga mesin tetap berfungsi saat tidak ada gas yang diberikan.

3. Needle Jet

Needle jet berfungsi bersama dengan jarum gas untuk mengatur jumlah bahan bakar yang disuplai ke mesin pada putaran menengah. Komponen ini memungkinkan penyesuaian bahan bakar di putaran gas sedang hingga tinggi.

4. Choke Valve

Choke valve merupakan katup yang mengontrol aliran udara ketika mesin sedang dingin. Saat mesin dingin, choke valve akan menutup untuk meningkatkan rasio udara bahan bakar sehingga mesin lebih mudah dihidupkan.

Setelah mesin sudah panas, choke valve secara otomatis terbuka untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar. Dengan begitu, penggunaan bahan bakar juga lebih efisien.

5. Jarum Pelampung

Komponen berikutnya adalah jarum pelampung yang bentuknya lancip, mirip dengan katup yang bisa menekan sebuah lubang. Jarum ini berfungsi sebagai pengatur volume ruang pelampung agar tidak over. Hal ini membantu campuran yang keluar menuju intake manifold berlangsung normal.

6. Pelampung

Pelampung merupakan komponen yang mengambang pada zat cair, khususnya bensin. Pelampung terbuat dari plastik ringan sehingga bisa mengambang di atas bensin.

Komponen ini berfungsi untuk mengatur bahan bakar yang ada di dalam mangkok agar tidak berlebihan. Cara kerjanya dengan menggerakan ujung jarum pelampung agar segera tertutup saat bahan bakar sudah cukup, sehingga mencegah karburator kebanjiran bensin.

7. Katup Gas

Katup gas atau skep memiliki bentuk seperti tabung yang dapat bergerak naik dan turun. Fungsinya adalah untuk mengontrol banyaknya campuran udara dan bahan bakar yang akan masuk ke ruang bakar.

8. Pegas Katup gas

Komponen yang satu ini letaknya ada di atas karburator, tepatnya pada bagian tutup pengatur katup gas karburator motor. Pegas berfungsi mempertahankan katup agar tetap dalam kondisi tertutup ketika tuas gas ditarik. Saat pengendara melakukan deselerasi, maka pegas akan mengembalikan posisi katup.

9. Air Pilot

Air pilot adalah saluran memanjang yang terletak di antara ruang sebelum dan setelah katup gas. Fungsinya adalah untuk menyalurkan udara saat katup gas tertutup rapat (idle).

Output air pilot dapat menyatu dengan saluran pilot jet, sehingga membuat bensin dapat bercampur ketika ada aliran udara melalui air jet secara otomatis. Kemudian, material yang keluar dari saluran pilot jet setelah katup akan berubah menjadi campuran udara dan bahan bakar.

10. Mangkuk Karburator

Mangkuk karburator berperan sebagai penampung bensin yang nantinya akan diantarkan ke venturi. Mangkok ini juga menjadi pelindung bagi komponen di karburator, seperti pelampung dan main jet.

Mangkuk karburator harus menampung bensin dengan baik dan mempertahankan tekanannya agar tetap stabil.

11. Sekrup Penyetel

Komponen yang terakhir adalah sekrup penyetel. Di dalam karburator motor terdapat dua buah sekrup penyetel, yakni sekrup pengatur udara pilot jet dan sekrup gas. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda.

Sekrup pengatur udara pilot jet digunakan untuk menentukan jumlah udara yang bisa masuk saat idle tanpa menggunakan sistem choke. Sementara itu, sekrup gas berfungsi untuk mengatur idle RPM pada mesin karburator.

Itu tadi komponen-komponen pada karburator motor beserta cara kerjanya. Semoga detikers lebih paham!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Cara Inreyen Motor Baru, Kecepatan Maksimal Cuma Segini


Jakarta

Meski teknologi terus berkembang, motor baru tetap perlu melakukan inreyen untuk mengoptimalkan kinerja seluruh komponen, sehingga tak ada kendala ketika digunakan. Begini cara inreyen motor yang benar.

Inreyen atau break-in merupakan proses adaptasi, atau penyesuaian komponen-komponen kendaraan. Tentunya di masa inreyen, konsumen harus mengikuti petunjuk yang telah tertera di buku servis atau buku pedoman pemilik dan garansi.

Wahana Makmur Sejati selaku Main Dealer Sepeda Motor Honda di Jakarta-Tangerang memiliki beberapa tips jitu yang dapat diterapkan oleh konsumen setia Honda. Berikut tips cara melakukan proses inreyen agar optimal.


1. Kecepatan Kendaraan Stabil

Konsumen disarankan tidak memacu sepeda motor barunya dengan maksimal ketika digunakan selama 500 km pertama dengan maksimal kecepatan 50 km/jam. Rpm juga disarankan tidak terlalu tinggi di masa inreyen sehingga komponen mesin akan tetap terjaga.

2. Hindari Berkendara Ekstrem Ketika Kondisi Jalan Basah atau Licin

Untuk sepeda motor baru, konsumen disarankan tidak melakukan rem mendadak di kondisi apapun. Di 500 km pertama, daya cengkeram ban juga mengalami adaptasi sehingga sangat berbahaya apabila melaju di jalanan basah atau licin.

3. Jangan Mengangkut Beban Berlebih

Berdasarkan buku panduan pemilik, terdapat informasi terkait bobot yang mampu diangkut sepeda motor. Di masa inreyen, konsumen disarankan untuk tidak membawa barang yang melebihi batas berat agar usia komponen tidak berkurang.

4. Ganti Oli Motor Berkala

Di buku servis terdapat informasi bahwa konsumen wajib melakukan penggantian oli setelah menempuh jarak 1.000 km. Ini bertujuan buat membersihkan komponen dari serpihan logam hasil gesekan sehingga tidak ada penggumpalan partikel sisa di dalam mesin.

5. Patuhi Setiap Panduan di Buku Pedoman

Dengan mengikuti panduan dari buku pedoman pemilik, kondisi komponen sepeda motor akan lebih baik dan tahan lama. Tentunya didukung dengan cara berkendara konsumen yang tidak agresif.

“Untuk setiap motor baru Honda tentunya akan dites dan diuji terlebih dahulu sebelum diantar ke konsumen. Namun alangkah lebih baiknya jika konsumen juga melakukan inreyen untuk memaksimalkan performa dan mencegah terjadinya kerusakan komponen,” tutur Wahyu Budhi selaku Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati.

Selain melalui proses inreyen, konsumen juga disarankan dapat segera beradaptasi dengan motor baru, baik itu dari sisi posisi berkendara, handling, pengereman dan membuka tuas gas untuk mencegah risiko terjadinya kecelakaan di jalan raya.

“Beradaptasi dengan motor baru terkadang memakan waktu lebih bagi konsumen, tapi hal ini harus tetap dilakukan. Setelah terbiasa, konsumen harus mengedepankan keselamatan berkendara agar selalu aman dan tidak mengalami insiden ketika berkendara,” tutup Wahyu.

(lua/dry)



Sumber : oto.detik.com