Tag Archives: gelandang

Mastantuono Masih Proses Adaptasi di Madrid


Madrid

Franco Mastantuono mengaku masih proses adaptasi di Real Madrid. Ia bertekad untuk terus tampil lebih baik laga dengan El Real.

Franco Mastantuono didatangkan Madrid dari Riverl Plate musim panas ini. El Real harus mengeluarkan dana sebesar 45 juta euro untuk menembus gelandang asal Argentina ini.

Pemain 18 tahun ini tak butuh waktu lama untuk mendapat kepercayaan dari pelatih Madrid, Xabi Alonso. Mastantuono mendapatkan banyak menit bermain di Madrid.


Ia telah mencatatkan 12 penampilan bersama Madrid di musim ini. Mastantuono mampu mengemas satu gol dan satu assist.

Mastantuono mengaku sangat senang bisa bermain dengan Madrid yang dipenuhi banyak bintang. Ia banyak belajar dari para bintang Los Blancos.

Meski telah dipercaya Alonso, Mastantuono merasa masih beradaptasi dengan segala hal di Madrid. Ia bertekad untuk tampil lebih baik lagi untuk membantu tim.

“Selalu menyenangkan bermain dengan yang terbaik; kita bisa belajar banyak. Bagian dari penyesuaian ini adalah bergabung dengan tim baru, klub baru, kota baru, dan bermain di liga yang berbeda dari liga Argentina,” ujar Mastantuono dikutip dari Football Espana.

“Seiring waktu, saya akan lebih mengenal rekan satu tim saya dan berkontribusi di mana pun saya dibutuhkan. Saya tidak fokus menjadi bintang, tetapi membantu rekan satu tim saya, dan kemudian semuanya akan berjalan sesuai keinginan saya,” jelasnya.

(pur/mrp)



Sumber : sport.detik.com

Kroos: Tingkah Vinicius Pengaruhi Madrid


Jakarta

Tingkah laku Vinicius Junior di lapangan kerap menjadi sorotan. Mantan gelandang Real Madrid Toni Kroos mengaku sudah sering mengingatkan Vinicius.

Vinicius belum lama ini mendapat banyak komentar setelah terlihat ngambek saat diganti dalam pertandingan El Clasico pada Oktober lalu. Winger asal Brasil itu tidak terima lantaran ditarik keluar oleh Xabi Alonso.

Ia terlihat mengomel dan berdebat dengan Alonso sebelum ngeloyor menuju ruang ganti. Meski Vinicius lantas terlihat kembali ke bench, sikap itu menambah panjang kontroversi si pemain.


Kroos berbagi pengalamannya selama bermain bersama Vinicius. Mantan gelandang Jerman itu menyebut bahwa sikap Vinicius tak jarang berpengaruh buruk ke Madrid.

“Saya sering bilang kepadanya agar berhenti, karena rasanya seluruh tim terpengaruh oleh tingkah lakunya,” ujar Kroos seperti dilansir Football Espana.

“Bisa dimengerti kalau itu bisa berlebihan buat lawan, wasit, bahkan fans rival. Sebagai tim, kami merasa bahwa keadaan jadi tidak menguntungkan kami gara-gara itu.”

“Saya berkali-kali mencoba menenangkannya di lapangan, hanya agar dia tetap fokus, karena pada saat-saat tertentu dia akan kehilangan kendali.”

“Saya bilang kepadanya lagi dan lagi: ‘Vinicius, kamu terlalu bagus. Kamu tidak butuh semua ini’,” katanya.

(nds/krs)



Sumber : sport.detik.com

Saya Fans Madrid, tapi Pemain Terbaik Tetap Messi


Jakarta

Gelandang Real Madrid Franco Mastantuono menyebut Lionel Messi sebagai pemain terbaik. Meski membela Madrid, Mastantuono tidak ragu mengakui Messi sebagai GOAT.

Mastantuono gabung Madrid dari River Plate pada musim panas lalu. Pesepakbola berusia 18 tahun itu langsung mencuri perhatian di hari pertamanya sebagai pemain Madrid dengan menyebut legenda Barcelona Lionel Messi sebagai pemain terbaik.

Penilai Mastantuono tidak berubah meski kini sudah mendeklarasikan diri sebagai penggemar Madrid. Ia juga bersyukur bisa punya kesempatan belajar dari Messi selama di timnas Argentina.


“Saya penggemar Real Madrid, saya di klub terbesar di dunia, tapi bagi saya, pemain sepakbola terbaik, yang terbaik di dunia, selalu Messi, dan tetap akan begitu sampai dia pensiun,” ujar Mastantuono kepada Cadena SER.

“Saya berkesempatan main bareng di timnas dan itu sungguh luar biasa. Pemain yang mengagumkan yang bikin Anda tak bisa berkata-kata setiap kali dia menyentuh bola.”

“Itu luar biasa, bahkan teman-teman setimnya masih kaget dengan apa yang dia lakukan. Dan itu juga bikin saya kaget. Saya sudah pernah main bareng pemain-pemain berbakat, tapi bersamanya jadi pengalaman belajar sehari-hari.”

“Ini soal menyaksikannya dan mencoba meniru apa yang dia lakukan. Anda belajar banyak darinya. Saya berterima kasih untuk perlakuannya kepada saya, dia banyak membantu saya,” katanya.

(nds/aff)



Sumber : sport.detik.com

Saat Ini Yamal Lebih Baik, tapi …


Jakarta

Sama-sama masih muda, Franco Mastantuono tak jarang dibanding-bandingkan dengan Lamine Yamal. Untuk saat ini, Mastantuono mengakui Yamal lebih baik.

Mastantuono baru gabung Real Madrid dari River Plate pada musim panas lalu. Gelandang berusia 18 tahun itu diikat dengan kontrak sampai 2031.

Sejauh ini, Mastantuono sudah tampil 12 kali di semua kompetisi bersama Los Blancos. Tak selalu main penuh, Mastantuono baru bikin satu gol dan satu assist.


Sementara itu, Yamal yang juga seumuran Mastantuono sudah menjadi pilar penting Barcelona. Ia sudah mencuri perhatian publik sejak musim lalu.

Mastantuono pun mengakui untuk saat ini Yamal lebih baik daripada dirinya. Masih proses adaptasi di Madrid, Mastantuono berharap bisa segera nyetel.

“Saat ini, Lamine (yang lebih baik),” ujar Mastantuono kepada Cadena SER.

“Dia menunjukkan level yang luar biasa, tapi saya baru gabung Real Madrid, saya masih proses adaptasi yang saya harap akan cepat jadi saya bisa segera tampil maksimal di Eropa dan Real Madrid.”

“Saya harap ini akan jadi cerita yang panjang, dengan banyak pertandingan seperti yang terakhir kami mainkan, pertandingan yang luar biasa,” katanya menambahkan.

(nds/aff)



Sumber : sport.detik.com

Pedri: Jangan Bikin Flick Marah


Jakarta

Gelandang Barcelona Pedri bicara soal pelatihnya saat ini, Hansi Flick. Pedri menilai Flick memang punya karakteristik orang Jerman.

Flick menangani Barcelona sejak 2024. Pada musim perdananya, pelatih asal Jerman itu mengantar Blaugrana menjuarai LaLiga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol.

Pedri menilai Flick memang sesuai dengan stereotip orang Eropa soal orang Jerman. Flick disebutnya sebagai pribadi yang serius.


“Bersama Flick, kami sudah mengambil langkah maju dalam hal daya saing, menargetkan untuk bersaing di setiap gelar juara

“Dia punya karakter serius orang Jerman. Dia serius ketika diperlukan, dan ketika waktunya tertawa, dia akan membuat kami banyak tertawa.”

“Dia biasanya menghadapi segala sesuatu dengan tenang, tapi lebih baik tidak bikin dia marah,” katanya.

Pedri juga bicara soal mantan pelatihnya, Ronald Koeman dan Xavi Hernandez. Pedri melakukan debutnya di era Koeman pada 2020.

“Saya akan selalu berterima kasih kepada Koeman karena memberi saya kesempatan debut, memberi kepercayaan kepada saya ketika saya bukan siapa-siapa,” ucap Pedri.

“Xavi membantu menghidupkan kembali antusiasme kami, menjuarai liga yang tidak disangka-sangka. Dia juga legenda klub yang banyak membantu kami dan percaya kepada para pemain muda,” katanya soal Xavi.

(nds/rin)



Sumber : sport.detik.com

Tak Perlu ke Premier League untuk Buktikan Diri


Jakarta

Frenkie de Jong pernah begitu dekat dengan kepindahan ke Premier League. Meski mengakuinya sebagai liga terbaik, ia tak merasa perlu membuktikan diri di sana.

De Jong sempat dikaitkan erat dengan Premier League dalam beberapa kesempatan. Sebelum gabung Barcelona pada 2019, ia kabarnya bernegosiasi dengan Manchester City dan Manchester United.

MU juga kembali mendekatinya, saat Barcelona terpukul oleh krisis finansial di 2022. Tapi kala itu gelandang internasional Belanda itu bersikeras bertahan meski Barca sudah siap melepasnya demi mendapatkan dana segar.


Walaupun sempat mau dijual, De Jong tak kehilangan cintanya untuk Barca. Pada Oktober lalu ia meneken perpanjangan kontrak yang berlaku hingga 2029.

Ia mengaku selalu punya impian untuk bermain di Barcelona dan tinggal lama di sana, yang mana mulai terwujud. Meski nasib tak ada yang tahu dan kepindahan ke Premier League bisa saja terjadi ke depannya, De Jong memastikan tak punya urgensi untuk pindah ke sana.

“Apakah saya harus ke Premier League untuk membuktikan diri saya? Rasanya tidak. Sebelumnya ada tawaran-tawaran, tapi saya bahagia di Barca,” ujarnya dikutip Mundo Deportivo.

“Premier League itu liga terbaik sekarang ini, tak diragukan lagi, sama seperti LaLiga sekitar 10 tahun lalu. Tapi itu tak berarti Anda harus bermain di sana untuk membuktikan diri Anda pemain yang bagus.”

“Saya sudah punya mimpi seperti itu sebagai anak-anak dengan Barcelona.”

(raw/aff)



Sumber : sport.detik.com

De Jong Masih Berambisi Menangi Liga Champions bareng Barcelona


Jakarta

Salah satu alasan Frenkie de Jong bertahan lebih lama di Barcelona adalah Liga Champions. Ia bertekad memenanginya setidaknya sekali.

De Jong sudah tujuh musim memperkuat Barcelona dan telah memenangi titel-titel domestik. Ia dua kali juara LaLiga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol.

Ia masih punya urusan besar yang harus diselesaikan: memenangi Liga Champions. Prestasi terbaiknya adalah menjejak semifinal pada musim 2024/2025 lalu.


“Kalau Anda bermain buat Barcelona selama enam atau 10 tahun, Anda harus memenangi Liga Champions minimal satu kali. Jadi saya masih ada urusan di sini,” cetus gelandang 28 tahun tersebut dikutip Mundo Deportivo.

Trofi Liga Champions menambah alasa De Jong bertahan lebih lama di Barca, selain kecintaannya terhadap klub. Pada Oktober lalu pemain timnas Belanda itu memperpanjang kontraknya hingga 2029.

Padahal perjalanannya di klub Catalunya itu tak mulus-mulus amat. De Jong bahkan nyaris dijual pada 2022 untuk meningkatkan kondisi keuangan klub.

“Ketika saya meneken kontrak pertama dengan Barcelona, saya berharap bisa bermain untuk mereka selama 10 atau 12 tahun. Tampaknya itu mungkin terjadi sekarang,” ujarnya.

(raw/aff)



Sumber : sport.detik.com

Ruang Ganti Madrid Memanas! Mastantuono Vs Legiun Brasil


Madrid

Ruang ganti Real Madrid memanas. Ini tak lepas dari ketidaksukaan para pemain Brasil kepada gelandang muda Argentina Franco Mastantuono.

Mastantuono jadi salah satu pembelian Madrid musim panas lalu. Dia digaet dari River Plate dengan banderol 45 juta euro dan langsung jadi pilihan utama pelatih Xabi Alonso.

Mastantuono sudah mengumpulkan 15 penampilan sejak debutnya di Piala Dunia Antarklub. Paling banyak dilakoni di LaLiga yakni sembilan laga total waktu bermain 550 menit.


Dari 14 kali masuk skuad, Mastantuono sembilan ali jadi starter, jumlah yang terbilang banyak untuk pemain baru di klub sebesar Madrid. Sayangnya, ada yang tidak senang melihat Mastantuono seperti saat ini.

Menurut informasi jurnalis Spanyol Romain Molina, Mastantuono kini jadi musuh bersama para pemain Brasil di kubu Madrid. Ini tidak cuma soal rivalitas antara Argentina dan Brasil sebagai musuh bebuyutan di Amerika Latin.

Nanun, para pemain Brasil tidak senang ketika Mastantuono mulai jadi pilihan utama di lini serang, sementara pemain seperti Rodrygo dan Endrick, jadi kesulitan mendapat jam terbang.

Mereka melakukan protes kepada Alonso agar menit bermain Mastantuono dibatasi, serta memberikan Rodrygo dan terutama Endrick kesempatan bermain.

Kedua pemain itu memang diisukan akan pergi musim dingin nanti jika kondisinya tetap seperti ini. Dua pemain senior seperti Vinicius Junior dan Eder Militao tidak mau itu terjadi.

Kira-kira Alonso bakal membela siapa?

(mrp/rin)



Sumber : sport.detik.com

Kroos: Arda Guler Bukan Penerusku


Jakarta

Mantan gelandang Real Madrid Toni Kroos memuji perkembangan Arda Guler. Kroos juga bicara soal perbandingannya dengan Guler.

Usai Kroos pensiun pada 2024 lalu, Guler menjadi salah satu pemain reguler di lini tengah Madrid. Gelandang berusia 20 tahun itu selalu dimainkan dalam 16 pertandingan Madrid di semua kompetisi musim ini, 14 di antaranya sebagai starter.

Guler perlahan membangun koneksi yang bagus dengan Kylian Mbappe di atas lapangan. Sejauh ini, Guler sudah mencetak tiga gol dan enam assist di semua kompetisi.


Guler pun tak terelakkan dari perbandingan dengan Kroos. Namun, mantan pemain timnas Jerman itu menyebut bahwa Guler bukan penerusnya.

“Aku senang musim ini dia dapat menit bermain lebih banyak, karena dia mengusahakannya dan dia orang yang bisa Anda percaya untuk masa depan,” ujar Kroos dalam wawancara dengan Sport1.

“Dia tipe pemain yang berbeda dariku. Posisinya yang lebih baik jelas lebih ofensif daripada posisiku, jadi dia bukan penerusku.”

“Tapi aku senang karena dia orang yang gbaik. Aku masih sempat main bareng dengannya. Dia benar-benar punya sentuhan yang bagus, yang musim ini sudah bisa dia manfaatkan dengan sangat efektif untuk Real Madrid.”

“Itulah kenapa aku harap dia terus dapat menit bermain, karena itulah satu-satunya cara dia bisa terus membaik. Dan aku yakin dia bisa menandai sebuah era di Real Madrid untuk bertahun-tahun ke depan,” katanya.

(nds/mrp)



Sumber : sport.detik.com

Belum Puas, Atletico Mau Belanja Lagi Januari


Madrid

Petinggi Atletico Madrid rupanya belum puas dengan skuad saat ini. Los Colchoneros berencana memboyong sejumlah pemain baru musim dingin nanti.

Atletico jadi tim paling aktif di bursa tranfer musim panas LaLiga 2025/2026. Mereka menghabiskan 176 juta euro untuk memboyong 11 pemain dengan Alex Baena jadi pembelian termahal senilai 42 juta euro.

Meski demikian, Atletico mengawali musim dengan sedikit tersendat sebelum kini bisa berada di posisi keempat klasemen LaLiga karena tidak terkalahkan di 10 laga terakhir.


Sementara di Liga Champions, Atletico sudah kalah dua kali dari tiga pertandingan awal. Sejauh ini, nama-nama seperti Baena, Thiago Almada, dan David Hancko masih belum unjuk gigi.

Itulah mengapa manajemen Atletico merasa belum sreg dengan aktivitas transfer musim panas kemarin. Manajemen melihat masih ada beberapa pos yang harus diperbaiki, terutama di sektor bek kiri dan gelandang.

Performa mengecewakan Mateo Ruggeri membuat Atletico berencana mencari pengganti. Sementara Conor Gallagher bakal dilepas karena tidak lagi jadi pilihan utama di musim kedua.

“Siapapun yang mengenal saya tahu (cara kerja saya); saya tidak mau membatasi diri. Saya ingin mencapai prestasi setinggi mungkin, yang mana sudah dikatakan CEO Miguel Angel Gil Marin kepada saya. Saya akan mencoba sebaik mungkin,” ujar Direktur Olahraga Atletico Mateu Alemany kepada Mundo Deportivo.

“Kami akan menganalisa semuanya ketika memasuki bulan Oktober, lalu kami lihat siapa saja pemain yang bisa kami gaet untuk membuat skuad lebih baik.”

(mrp/mrp)



Sumber : sport.detik.com