Tag Archives: gemini

Lagi Tren Konten Miniatur AI Pakai Gemini, Begini Cara Buatnya


Jakarta

Tren konten miniatur berbasis kecerdasan buatan (AI) sedang viral di media sosial, khususnya di TikTok dan Instagram. Foto atau video yang menampilkan objek seperti motor, mobil, atau bahkan orang dalam bentuk miniatur realistis ala action figure atau model kit BANDAI sukses mencuri perhatian.

Konten ini terlihat estetik, unik, dan terasa seperti karya profesional, padahal bisa dibuat dengan mudah menggunakan alat AI. Berikut panduan lengkap cara membuat konten miniatur AI yang sedang tren, berdasarkan informasi terkini di media sosial.

Apa Itu Tren Miniatur AI?

Tren ini melibatkan penggunaan AI untuk mengubah foto biasa menjadi gambar miniatur yang sangat realistis, seolah-olah objek tersebut adalah action figure skala 1/7 yang diletakkan di lingkungan nyata, seperti meja komputer atau di dalam kotak kemasan ala BANDAI. Efek ini mencakup detail presisi, pencahayaan realistis, dan tekstur yang menyerupai mainan premium.


Popularitasnya melonjak setelah kreator seperti @ardhyass di TikTok mengunggah tutorial yang ditonton hingga 6,5 juta kali, memicu banyak pengguna untuk mencoba.

Alat yang Dibutuhkan

Untuk membuat konten miniatur AI, Anda hanya perlu:

  • Smartphone atau komputer dengan akses internet.
  • Aplikasi AI seperti Google Gemini (melalui fitur Nano Banana), Lmarena AI, atau platform lain seperti Dreamina.
  • Foto beresolusi tinggi dari objek yang ingin dijadikan miniatur (misalnya motor, mobil, atau orang).
  • Prompt teks yang tepat untuk mengarahkan AI menghasilkan gambar sesuai keinginan.

Langkah-Langkah Membuat Konten Miniatur AI

Berikut adalah langkah-langkah sederhana untuk membuat konten miniatur AI yang viral:

1. Pilih dan Siapkan Foto

Ambil atau pilih foto dengan subjek yang jelas, seperti motor, mobil, atau orang. Pastikan resolusinya tinggi untuk hasil yang lebih detail. Contoh: Foto motor Honda Supra X125 atau foto selfie Anda.

2. Akses Platform AI

  • Google Gemini: Buka aplikasi Gemini di ponsel (tersedia di Play Store/App Store) atau situs gemini.google.com. Anda bisa masuk tanpa login untuk kemudahan.
  • Lmarena AI: Akses melalui Google Chrome untuk membuat miniatur dengan efek 3D realistis.
  • Alternatif lain seperti Dreamina juga bisa digunakan untuk menghasilkan visual dinamis.

3. Unggah Foto dan Masukkan Prompt

  • Unggah foto pilihan Anda ke platform AI. Gunakan prompt spesifik untuk mengarahkan AI. Contoh prompt populer: “Create a 1/7 scale commercialized figurine of the motorcycle in the picture, in a realistic style, in a real environment. The figurine is placed on a computer desk with a round transparent acrylic base, no text on the base. The computer screen shows the Zbrush modeling process of this figurine. Next to the screen is a BANDAI-style toy packaging box with two-dimensional flat illustrations of the original artwork.”
  • Untuk variasi, seperti miniatur peri, gunakan prompt seperti: “Create a 1/7 scale super realistic miniature male fairy figure based on the uploaded photo. Preserve the facial features and hairstyle, add delicate transparent wings and a light fantasy outfit. Show the fairy flying just above a pair of human hands in a vibrant flower garden.”

4. Proses dan Unduh Hasil

Setelah memasukkan prompt, tunggu AI memproses gambar (biasanya hanya beberapa menit).
Unduh hasilnya dan cek apakah sesuai ekspektasi. Anda bisa mengulang proses dengan menyesuaikan prompt untuk hasil yang lebih baik.

5. Edit dan Posting

Jika perlu, lakukan sedikit pengeditan menggunakan aplikasi seperti Canva untuk menambahkan efek visual atau teks.
Unggah ke TikTok, Instagram, atau X dengan hashtag populer seperti #MiniaturAI, #Viral2025, #AIArtIndonesia, atau #ActionFigureAI untuk menjangkau audiens lebih luas.

(afr/fyk)

Sumber : inet.detik.com

Alhamdulillah اللهم صل على رسول الله محمد teknologi
ilustrasi gambar : unsplash.com / Jannis Brandt

10 Prompt ChatGPT untuk Edit Foto Portrait Jadi Sinematik


Jakarta

Ingin membuat foto portrait biasa menjadi sinematik? Tentu bisa memakai AI seperti ChatGPT dan lainnya, misalnya Gemini. Cukup kunjungi chatgpt.com, unggah foto Anda, dan gunakan salah satu prompt berikut, yang dikutip detikINET dari berbagai sumber. Setiap prompt ChatGPT ini menciptakan suasana dan gaya sinematik yang berbeda.

Adegan Drama Romantis: Ubah foto ini menjadi adegan dari sebuah drama romantis. Subjek duduk di stasiun kereta bergaya vintage, memegang surat tulisan tangan. Pencahayaan lembut khas waktu senja dengan sedikit efek cahaya lensa, menciptakan suasana nostalgik dan penuh impian.

Detektif Klasik Bergaya Noir: Ubah foto ini menjadi adegan dari film detektif klasik bergaya noir. Subjek berdiri di bawah lampu jalan di gang yang basah oleh hujan, mengenakan mantel panjang (trench coat). Gunakan kontras tinggi dalam hitam putih, dengan suasana muram dan asap rokok yang berputar di udara.


Epos Perang Fantasi: Ubah foto ini menjadi adegan dari film perang fantasi. Subjek berdiri di medan pertempuran dengan pedang dan api di sekelilingnya, mengenakan baju zirah yang telah rusak karena pertempuran. Langit gelap, skala epik, dengan pencahayaan dramatis.

Adegan Thriller Fiksi Ilmiah: Ubah foto ini menjadi cuplikan dari film thriller fiksi ilmiah. Subjek berdiri di tepi kota futuristik yang diterangi hologram neon dan mobil-mobil terbang. Pencahayaan dramatis dengan pantulan cahaya berpendar, bergaya cyberpunk.

Film Petualangan Epik: Ubah foto ini menjadi adegan dari film petualangan epik. Subjek berdiri di tebing berbatu menghadap hutan lebat yang membentang luas, rambutnya tertiup angin, sementara badai tampak mendekat di kejauhan. Gunakan sudut lebar dengan pencahayaan sinematik yang intens.

Drama Pasca Kiamat: Ubah foto ini menjadi adegan dari film bertema pasca-kiamat. Subjek berjalan di jalan raya berdebu yang sepi, dengan reruntuhan di latar belakang, mengenakan jaket usang dan membawa ransel. Gunakan tone pudar, cahaya matahari yang kering, dan bingkai sinematik lebar.

Adegan Aksi Bela Diri: Ubah foto ini menjadi adegan dari film aksi bela diri. Subjek sedang menendang di tengah gerakan di dalam dojo tradisional, dengan partikel debu beterbangan di udara. Gunakan pencahayaan samping yang keras, efek blur gerakan, dan komposisi penuh energi.

Adegan Romansa Historis: Ubah foto ini menjadi adegan romansa berlatar sejarah. Subjek berdiri di jalan berbatu di Eropa abad ke-19, mengenakan busana khas zaman itu. Gunakan pencahayaan alami yang lembut dengan nuansa hangat, efek cahaya lensa yang halus, serta atmosfer yang nostalgik dan penuh emosi.

Ketegangan Film Spy: Ubah foto ini menjadi adegan dari film thriller mata-mata. Subjek menunggu di peron metro yang gelap, mengenakan mantel hitam dan menatap sekeliling dengan curiga. Gunakan pencahayaan biru redup, latar penuh bayangan, close-up yang intens, serta nuansa ketegangan khas era Perang Dingin.

Adegan Horor Supranatural: Ubah foto ini menjadi adegan dari film horor supranatural. Subjek berdiri di lorong remang-remang, menatap tajam ke sudut gelap di belakangnya. Gunakan nuansa biru dingin, kabut tipis, pencahayaan menyeramkan, dan bayangan halus yang perlahan merayap masuk.

(fyk/fyk)

Sumber : inet.detik.com

Alhamdulillah اللهم صل على رسول الله محمد teknologi
ilustrasi gambar : unsplash.com / Jannis Brandt

15 Prompt Gemini untuk Edit Foto Travel Biar Lebih Aesthetic


Jakarta

Ingin foto saat travel lebih menarik dan estetik? Sekarang bisa menggunakan AI seperti Gemini atau ChatGPT. Dihimpun detikINET, berikut promt Gemini untuk edit foto travel biar lebih estetik:

Kategori Gaya Visual & Warna

Warm & Dreamy: “Berikan foto ini sentuhan ‘warm and dreamy aesthetic’. Tingkatkan saturasi warna orange dan kuning, berikan sedikit efek blur lembut pada latar belakang, dan tambahkan flare lensa matahari yang halus di sudut.”

Moody & Cinematic: “Edit foto ini menjadi ‘moody cinematic’. Redupkan pencahayaan secara keseluruhan, tingkatkan kontras untuk bayangan yang dalam, dan berikan color grading dengan nuansa biru gelap atau teal/orange.”


Vintage Film Look: “Buat foto ini terlihat seperti diambil dengan kamera film vintage tahun 70-an. Tambahkan grain film halus, sedikit vignetting, warna yang sedikit pudar (desaturated), dan nuansa kekuningan.”

Minimalist & Clean: “Sederhanakan foto ini menjadi ‘minimalist and clean aesthetic’. Fokuskan pada komposisi yang bersih, hilangkan elemen yang mengganggu, cerahkan warna putih, dan pertahankan palet warna yang terbatas (misal: biru laut dan putih).”

Pastel & Soft: “Transformasikan foto ini dengan ‘pastel aesthetic’. Ubah semua warna menjadi lebih lembut dan terang, kurangi kontras, dan berikan efek glow yang halus untuk tampilan yang lebih manis.”

Kategori Efek Artistik & Komposisi

Golden Hour Magic: “Fokuskan pada ‘golden hour magic’. Intensifkan cahaya matahari terbenam yang keemasan, buat bayangan lebih panjang, dan berikan efek bokeh yang creamy pada latar belakang.”

Symmetry & Reflection: “Tonjolkan ‘symmetry and reflection aesthetic’. Jika ada air atau permukaan reflektif, buat pantulannya lebih jelas dan sempurna. Jika tidak, coba komposisi simetris yang kuat.”

Framing Alami: “Perkuat ‘natural framing aesthetic’. Gunakan elemen di sekitar (dahan pohon, jendela, lengkungan) untuk membingkai objek utama atau diri saya di dalam foto.”

Leading Lines: “Gunakan ‘leading lines aesthetic’ untuk menarik mata. Sorot garis-garis di jalan, jembatan, atau bangunan yang menuntun pandangan ke subjek utama.”

Dramatic Skies: “Tekankan ‘dramatic skies aesthetic’. Jika ada awan, buat lebih bertekstur dan menonjol. Jika langit kosong, tambahkan sedikit tekstur awan atau gradasi warna yang dramatis (misal: saat badai atau senja).”

Kategori Suasana & Storytelling

Wanderlust & Adventure: “Ciptakan ‘wanderlust and adventure aesthetic’. Berikan kesan kebebasan, mungkin dengan angle yang luas, penekanan pada lanskap yang megah, dan warna yang sedikit lebih rugged atau natural.”

Cozy & Hygge: “Buat foto ini terasa ‘cozy and hygge’. Hangatkan tone warna, tambahkan elemen seperti secangkir kopi, selimut, atau suasana di dalam kafe yang nyaman. Gunakan pencahayaan lembut.”

Mysterious & Ethereal: “Berikan ‘mysterious and ethereal aesthetic’. Tambahkan sedikit kabut atau asap tipis, gunakan pencahayaan remang-remang, dan mainkan dengan depth of field untuk fokus yang lebih selektif.”

Urban Explorer Vibe: “Edit foto ini dengan ‘urban explorer vibe’. Tekankan tekstur kasar bangunan, grafiti, atau sudut kota yang tersembunyi. Gunakan warna-warna industrial dan kontras yang tajam.”

Pop of Color: “Pertahankan latar belakang yang sedikit lebih kalem, tetapi buat ‘pop of color’ pada satu objek utama (misalnya, pakaian saya, sebuah payung, atau bunga merah). Pastikan warna itu benar-benar menonjol.”

(fyk/fay)

Sumber : inet.detik.com

Alhamdulillah اللهم صل على رسول الله محمد teknologi
ilustrasi gambar : unsplash.com / Jannis Brandt

Tips Jago Prompting Pakai Gemini untuk Bikin Presentasi


Jakarta

Platform AI generatif seperti Gemini dan ChatGPT bisa memudahkan aktivitas dan pekerjaan sehari-hari. Tapi untuk memanfaatkan layanan secara maksimal harus jago prompting agar mendapatkan output sesuai keinginan.

Ilham Indrawan, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia mengatakan ada satu rumus yang harus diingat saat membuat prompt yaitu ‘Persona + Context + Task + Format’.

“Persona itu adalah kitanya. Jadi kalau kita lagi mau bikin prompt, kasih tahu dulu Gemini, kan Gemini nggak kenal kita. Kita kenalan dulu,” kata Ilham dalam talkshow ‘Beyond Creativity with Everyday AI’ di Jakarta, Kamis (26/11/2025).


“Personanya sudah nih, dia akan tahu saya orang Samsung, saya Ilham Indrawan. Saya kasih konteksnya saya lagi suka terrarium, saya lagi mau bikin ide bisnis untuk terrarium,” contohnya.

Selanjutnya Task adalah tugas yang kita ingin Gemini lakukan. Ilham mencontohkan Gemini bisa diperintah untuk membuat presentasi yang komprehensif dan presentable. Setelah itu tentukan Format yang diinginkan, misalnya dalam bentuk Power Point atau gambar.

Ilham menjelaskan tips prompting ini bisa dipakai untuk menyelesaikan banyak tugas saat memulai bisnis, misalnya membuat presentasi di Gemini Canvas untuk dipaparkan di depan supplier.

Bisa juga untuk mengedit foto produk menggunakan Nano Banana agar terlihat lebih menarik saat dipamerkan di media sosial atau dipresentasikan ke calon peritel.

“Kalau empat itu sudah ada semua di prompt kita, percaya sama saya hasilnya akan sangat komprehensif. Tinggal edit-edit kecil lah,” pungkas Ilham. Gemini bisa diakses dengan mulus antara lain di Samsung Galaxy Z Fold7 dan Galaxy Z Flip7.

(vmp/fyk)



Sumber : inet.detik.com

Millennial Pakai AI untuk Bantu Kerja, Gen Z untuk Jadi Teman Curhat


Jakarta

Kehadiran platform AI generatif seperti ChatGPT, Gemini, Perplexity, dan lain-lain mendorong adopsi AI di seluruh dunia. Termasuk Indonesia yang tingkat adopsi AI-nya terbilang cukup tinggi dibandingkan negara-negara lainnya, menurut survei Kantar.

Ummu Hani, Associate Director Kantar Indonesia mengatakan di Indonesia ada 59% konsumen yang cukup melek teknologi dan pernah menggunakan layanan AI setidaknya sekali dalam enam bulan terakhir.

“Mungkin pernah mencoba at least satu kali, maybe in the past few years. Di Indonesia sendiri itu sebenarnya ada sekitar 76% consumer secara general. Sedangkan di Southeast Asia angkanya tidak setinggi itu,” ucap Hani dalam media session di Jakarta, Selasa (21/10/2025).


Dari sekian banyak pengguna AI di Indonesia, sebagian besar (74%) penggunaannya dipakai untuk kreativitas seperti mengedit foto dan menghapus objek yang tidak diinginkan di foto.

Tidak hanya kreativitas, 80% pengguna AI di Indonesia juga menganggap teknologi ini penting untuk mendukung karier, riset, dan produktivitas. Dalam aktivitas sehari-hari, 67% pengguna mengatakan AI membantu menghemat waktu dan tenaga dan 54% bisa belajar hal baru dan meningkatkan kompetensi berkat AI.

Ummu Hani, Associate Director Kantar Indonesia (kedua dari kanan)Ummu Hani, Associate Director Kantar Indonesia (kedua dari kanan) Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET

Hani menjelaskan ada lima fungsi utama AI dalam membantu produktivitas pengguna, mulai dari merangkum dokumen dan jurnal, mencari dan menerjemahkan informasi, mencari rekomendasi kursus atau program pelatihan khusus untuk upskilling, hingga membantu menyusun CV profesional dan membuat profil LinkedIn yang lebih menarik.

Survei Kantar ini juga mengungkap kebiasaan penggunaan AI di kalangan Gen X, millennial, dan Gen Z. Hani mengatakan Gen X biasanya memakai AI untuk tugas yang lebih praktis seperti membuat jadwal, automasi, dan analisis data.

Sementara itu, millennial banyak memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi dan menghemat waktu saat bekerja, tapi tetap mengawasi output yang dihasilkan agar tidak ada hasil halusinasi.

Gen Z, menurut survei Kantar, merupakan golongan yang paling percaya diri menggunakan AI. Teknologi ini biasanya dipakai oleh Gen Z untuk mengekspresikan dirinya sendiri, membuat konten, dan membangun personal branding.

“Gen Z memang penggunaan AI-nya mendominasi untuk lifestyle katanya dia, bahkan kadang-kadang curhat putus cintanya ke AI gitu,” kata Hani.

“Tapi memang basically AI itu di-treat sebagai partner in daily life, jadi kayak teman yang bisa diajak ngobrol apapun dan kapanpun, dan ngasih informasi-informasi yang berharga for anything, jadi nggak cuma related with something yang profesional atau yang serius gitu ya. Hal-hal yang menurut mereka receh pun kadang-kadang ngobrolnya ke AI,” pungkasnya.

(vmp/rns)



Sumber : inet.detik.com

Sering Akses AI di HP Apakah Data Aman? Ini Kata Google


Jakarta

Platform AI seperti Google Gemini dan Galaxy AI kini tersedia di ujung jari dan dapat diakses di ponsel kapan saja. Tergantung prompt yang dimasukkan, tidak jarang ada pengguna yang memberikan data sensitif ke AI, mulai dari foto wajah, informasi pribadi, data medis, dan lain-lain.

Lantas, bagaimana pengembang AI seperti Google bisa menjamin keamanan data dan privasi pengguna? Denny Gallant, Country Head of Android Platforms & Ecosystem, Google Indonesia mengatakan semua unsur perangkat Android, mulai dari sistem operasi, aplikasi, sampai AI on-device, sudah dikembangkan dengan mempertimbangkan keamanan data pengguna.

“Android itu sudah hadir dengan multi-layer approach terkait safety ya,” kata Denny dalam media session di Jakarta, Selasa (21/10/2025).


“Jadi user itu di-protect, di-safeguard dengan berlapis-lapis security feature kalau di Android. Apalagi di Android versi yang sudah latest seperti 15 dan 16, yang tentunya juga sudah sangat familiar,” sambungnya.

Google memastikan data pengguna saat mengakses AI disimpan dalam bentuk anonim, diatur oleh kebijakan privasi yang ketat, dan sepenuhnya berada di bawah kendali pengguna.

Denny Gallant, Country Head of Android Platforms & Ecosystem, Google IndonesiaDenny Gallant, Country Head of Android Platforms & Ecosystem, Google Indonesia Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET

“Approach kita ke AI itu responsible AI approach ya. Dan juga ada banyak sekali policy yang meng-guard melalui prinsip policy-policy yang kita terapkan di user safety,” ujar Denny.

“Dan pada akhirnya, user yang memiliki kendali, memiliki kontrol. Itu sebabnya di Gemini misalnya ada Privacy Hub. User bisa manage activity melalui Gemini app ya,” ujar Denny.

Selain mengamankan akses pengguna, Google juga mengandalkan AI untuk menjaga keamanan perangkat lewat sejumlah fitur perlindungan proaktif baru. Salah satunya adalah Anti-theft Protection yang melindungi data pengguna saat ponsel dirampas pencuri.

“Anti-theft itu sebetulnya AI on-device yang mendeteksi unusual motion. Jadi ada motion, ada pergerakan yang nggak usual ya, itu di-detect dan langsung remote lock,” jelas Denny.

Fitur anti-theft bisa diakses di ponsel Android dengan masuk ke aplikasi Settings > Security and Privacy > Device Unlock > Theft Protection lalu ketuk toggle Theft Detection Lock untuk mengaktifkannya.

Tonton juga video “Studi Ini Bilang AI Bisa Rusak Kemampuan Berpikir Kritis” di sini:


(vmp/vmp)



Sumber : inet.detik.com

OpenAI Rilis ChatGPT Atlas, Browser AI Penantang Chrome


Jakarta

OpenAI resmi meluncurkan browser berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama ChatGPT Atlas, langkah yang menandai babak baru dalam persaingan langsung dengan Google dan Perplexity di ranah browser cerdas. Pengumuman ini disampaikan lewat demo livestream setelah sebelumnya sempat muncul teaser misterius di media sosial perusahaan.

ChatGPT Atlas kini tersedia secara global untuk pengguna macOS, sementara versi Windows, iOS, dan Android dijanjikan menyusul “dalam waktu dekat.” Namun, fitur andalan bernama agent mode baru bisa diakses oleh pengguna ChatGPT Plus dan Pro.

“Kami ingin cara orang berinteraksi dengan internet berubah — pengalaman chat di browser bisa menjadi analog yang sempurna,” kata CEO OpenAI, Sam Altman, seperti dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (22/10/2025).


Agent mode menjadi pusat inovasi Atlas. Fitur ini memungkinkan ChatGPT melakukan berbagai tindakan langsung di dalam browser, mulai dari membantu memesan tiket pesawat, membuat reservasi restoran, hingga mengedit dokumen yang sedang dikerjakan pengguna. Selain itu, Atlas juga memiliki memori personalisasi, yang membuatnya semakin “ingat” dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pengguna dari waktu ke waktu. Semua data memori bisa dikelola secara manual di pengaturan, termasuk opsi membuka jendela incognito.

Dari sisi tampilan, Atlas menonjol lewat split-screen yang menampilkan laman web di satu sisi dan percakapan ChatGPT di sisi lain. Tujuannya agar AI selalu menjadi “pendamping” saat pengguna menjelajah. Fitur ini bisa dimatikan kapan saja. Dalam demo, tim OpenAI juga menunjukkan kemampuan ringkasan halaman otomatis serta fitur “cursor chat” yang memungkinkan ChatGPT memperbaiki kalimat langsung di dalam email atau dokumen.

Altman menjanjikan Atlas sebagai “browser yang cepat, halus, dan menyenangkan digunakan.” Langkah OpenAI ini memperlihatkan bagaimana “perang browser AI” kian memanas. Sebelumnya, Perplexity sudah lebih dulu meluncurkan browser Comet, sementara Google tengah menyiapkan integrasi Gemini yang lebih dalam ke Chrome — termasuk kemampuan mengerjakan tugas otomatis seperti memesan belanjaan dan menjadwalkan janji temu.

(asj/asj)



Sumber : inet.detik.com