Tag Archives: gen z

6 Model Hijab yang Tren di 2024, Motif Palestina Hingga Pashmina Meleyot

Jakarta

Tahun 2024, muncul beragam inovasi dari pelaku usaha hijab dam hijabers Tanah Air. Mulai dari model hijab yang kembali ke klasik hingga motif bendera Palestina menjadi pilihan sepanjang tahun 2024. Inilah kaleidoskop tren hijab paling populer tahun ini.

1. Hijab motif Palestina

Tren hijab motif monogram populer sepanjang tahun 2024.Tren hijab motif monogram populer sepanjang tahun 2024. Foto: Dok. Instagram @vivizubedi.

Brand hijab lokal menunjukkan dukungan kemanusiaan untuk Palestina dengan cara memproduksi hijab motif bendera Palestina. Ada juga yang mendedikasikan sebagian keuntungan penjualan untuk disumbangkan ke negara tersebut.


Hijab Palestina ini rata-rata mengambil elemen dari bendera Palestina yang identik dengan warna putih, hitam, merah dan hijau. Ada juga yang memadukan motif keffiyeh atau sorban ala Timur Tengah.

Hijabers Tanah Air pun kerap memakai hijab motif Palestina di berbagai kesempatan untuk memperlihatkan dukungan terhadap warga Palestina.

2. Hijab pashmina instan bahan jersey

Tahun sebelumnya, hijab pashmina instan bahan ceruty meroket. Terus berinovasi, para pelaku bisnis hijab mengaplikasikan hijab instan memakai bahan jersey.

Hijab bahan jersey kembali naik daun di tahun 2024, karena karakter bahannya yang nyaman, menyerap keringat dan tidak mudah kusut. Apalagi jika dipakai dalam bentuk hijab instan yang lebih praktis.

Biasanya bahan jersey identik dengan hijab dengan pet dan hijab bergo. Sepanjang tahun 2024, hijabers mulai menjadikan hijab pashmina instan bahan jersey untuk kegiatan sehari-hari.

3. Hijab motif monogram

Tren hijab motif monogram populer sepanjang tahun 2024.Tren hijab motif monogram populer sepanjang tahun 2024. Foto: Dok. Instagram @vivizubedi.

Motif monogram suatu brand biasanya singkatan huruf dari brand lokal tersebut atau singkatan nama brand yang ikonik. Hijabers Tanah air memilih motif monogram sepanjang tahun 2024, selain bisa memberikan statement juga bisa menjadi identitas brand tersebut yang terlihat menonjol. Hijab motif monogram pun kini beragam tak hanya segi empat ada juga pashmina.

4. Hijab bahan paris

Hijab bahan paris menjadi favorit sepanjang tahun 2024.Hijab bahan paris menjadi favorit sepanjang tahun 2024. Foto: Dok. Instagram @napocut.

Kemudian hijab bahan klasik, yaitu paris kembali menjadi andalan hijabers sepanjang tahun 2024. Hijab bahan paris yang mudah dibentuk dan tipis membuat hijabers nyaman dalam memadu padankannya.

Hijab segi empat bahan paris juga biasanya dipakai untuk acara resmi karena akan menghasilkan look yang formal. Ketika diikat rapi ke belakang. Bisa juga hijab bahan paris dibentuk syari menutupi dada.

5. Hijab syari

Koleksi terbaru Si.Se.Sa. Annual Fashion Show 2024 bertajuk Blossom of HopeHijab Syari. Foto: Mohammad Abduh/detikcom

Brand hijab lokal juga mengeluarkan beragam koleksi hijab syari dengan beragam cuttingan yang lebih kekinian, sehingga membuat hijabers nyaman dan tetap syari. Koleksi hijab syari kini sering digunakan untuk menghadiri acara kajian atau untuk sehari-hari. Bahan hijab syari beragam mulai dari ceruty, diamond, crinkle hingga jersey.

6. Hijab meleyot

Inspirasi padu padan tren hijab meleyot ala Fira Assegaf atau dikenal dengan Sashfir.Inspirasi padu padan tren hijab meleyot ala Fira Assegaf atau dikenal dengan Sashfir. Foto: Dok. Instagram @sashfir.

Terakhir, hijab yang kerap dipakai oleh Gen Z pada 2024 ini adalah hijab model meleyot yang terkesan tidak tegak ketika dipakai di dahi. Hijab meleyot memberikan kesan segar dan tidak usah membutuhkan jarum pentul atau peniti saat memakai hijab.

Hijab ini biasanya menggunakan bahan katun dan jersey sehingga tidak licin ketika dipakai. Influencer hijab pun kerap OOTD dengan menggunakan hijab meleyot ini.

Itulah deretan model hijab yang tren di 2024. Ada yang jadi favorit kamu?

(gaf/eny)



Sumber : wolipop.detik.com

Minim Literasi, Mudah Terjebak Tren


Jakarta

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan generasi Z atau Gen-Z menjadi yang terendah dalam skala nasional. Bahkan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi, Agustus lalu mengungkapkan kelompok usia 15-17 tahun memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang paling rendah.

Hal ini senada dengan hasil riset kredit Karma pada 2018 lalu dimana ditemukan bahwa sebanyak 39% Gen-Z memiliki utang untuk mengikuti tren dalam komunitasnya. Sedangkan berdasarkan Research Institute pada 2019, alokasi tabungan dari pendapatan pada Gen-Z hanya 10,17%. Ini menekankan bahwa mereka juga minim investasi, meski secara umum mereka dianggap mengerti tentang pengetahuan menabung.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan dinamika ekonomi global yang semakin kompleks, Gen-Z, juga tumbuh dengan internet dan kecenderungan mencari solusi finansial yang cepat dan efisien, sehingga menghadapi tantangan besar dalam mengelola keuangan secara bijak. Mencermati hal tersebut, platform literasi investasi Tumbuh Makna bekerja sama dengan Universitas Serang Raya mengadakan webinar bersama puluhan mahasiswa dengan tema “Financial Cerdas Gen-Z: Strategi Kelola Dana dan melek Digital Menuju Masa Depan Sejahtera”.


Benny Sufami, Co-Founder Tumbuh Makna, memberikan sejumlah tips penting agar Gen-Z dapat mengelola keuangan dengan benar, yakni melalui membangun kebiasaan finansial yang sehat, dan menghindari risiko kerugian di masa depan.

“Keberhasilan finansial tidak datang dalam semalam, melainkan melalui kebiasaan yang dibentuk secara konsisten, seperti menabung, mengelola pengeluaran, dan merencanakan keuangan dengan disiplin. Kebiasaan yang sehat akan menjadi fondasi kuat bagi kestabilan keuangan di masa mendatang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (17/11/2024).

Benny menekankan bahwa memiliki anggaran atau budgeting yang jelas adalah kunci menuju kebebasan finansial, sekaligus pentingnya pemahaman terhadap investasi. Ia mencatat banyak investor muda yang sering kali mengalami kerugian karena terjebak dalam tren investasi tanpa mempertimbangkan profil risiko pribadi.

“Banyak yang ikut-ikutan membeli saham hanya karena melihat orang lain melakukannya,” ungkapnya. Benny mengingatkan bahwasetiap individu memiliki toleransi risiko yang berbeda, sehingga penting untuk menyesuaikan jenis investasi dengan profil risiko masing-masing agar terhindar dari kerugian besar.

Menurutnya, pemahaman risiko sebelum berinvestasi adalah hal krusial agar keputusan yang diambil lebih cerdas dan minim risiko. “Pastikan kamu memahami dengan jelas apa saja risiko yang terlibat,” jelas Benny. Selain itu, ia mengimbau agar setiap keputusan keuangan selalu didasarkan pada prinsip-prinsip yang legal dan logis. “Mindset yang perlu ditanamkan bukan hanya tentang bagaimana menghasilkan uang, tetapi juga bagaimana mengelolanya dengan tepat dan bijaksana. Pastikan setiap langkah finansial yang diambil mematuhi aturan yang berlaku dan tidak tergoda oleh iming-iming keuntungan instan,” pungkasnya.

Sementara itu Direktur Utama PT. Persero Batam, Arham S. Torik, mengingatkan bahwa salah satu prinsip dasar dalam pengelolaan keuangan adalah menjaga pengeluaran agar tidak melebihi pemasukan.

“Mereka harus membuat anggaran yang sesuai dengan gaya hidup. Perencanaan ini penting, khususnya untuk Gen-Z, karena hari ini kamu kerjakan, itu akan menentukan masa depan. Karena tantangan ke depan akan lebih dinamis,” ujarnya. Ia menekankan perlunya kesadaran diri dalam membatasi pengeluaran agar sesuai dengan anggaran yang ada.

Arham juga menggarisbawahi pentingnya bagi Gen-Z untuk menetapkan anggaran yang realistis, yang mencerminkan kebutuhan mereka secara jujur tanpa mengikuti gengsi atau keinginan semata.

“Banyak dari Gen-Z mungkin belum memiliki perencanaan yang matang, biasa disebut besar pasak daripada tiang. Untuk itu, kawan-kawan harus tahu pendapatan bersih, kemudian ukur pendapatan dan menyesuaikan pengeluaran. Jangan terlalu banyak keinginan. Prioritaskan kebutuhan, bukan keinginan,” tegasnya.

Menurutnya, strategi perencanaan keuangan adalah upaya untuk melakukan perencanaan masa depan, termasuk membangun dana darurat secara terukur dan realistis. “Dana darurat ini penting sebagai perlindungan dari risiko tak terduga. Buat rekening terpisah untuk dana darurat, agar dana ini tidak tercampur dan sulit nantinya diakses, sehingga bisa dicairkan dengan segera. Lalu buat otomatis transfer untuk dana darurat,” ujarnya. Ia mengatakan bahwa perencanaan adalah kunci dari semuanya sehingga harus dibuat dengan baik dan benar sesuai kebutuhan.

Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Serang Raya, Endang Tri Santi, menekankan pentingnya literasi bagi Gen Z yang tumbuh di era digital. Menurutnya, kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan untuk memilah informasi yang valid dari yang menyesatkan, terutama agar generasi ini terhindar dari keputusan finansial yang berisiko. “Di tengah tsunami informasi saat ini, sikap kritis sangat diperlukan. Kita harus selalu cek data dan verifikasi sumber dengan teliti, karena hal ini akan membantu kita terhindar dari keputusan finansial yang merugikan,” tegasnya.

Santi juga mengingatkan bahaya Fear of Missing Out (FOMO) yang sering kali memicu kebiasaan buruk dalam pengelolaan keuangan. “FOMO sering mendorong keputusan impulsif yang justru merugikan, seperti membeli barang-barang viral tanpa pertimbangan matang. Kebiasaan ini bisa jadi bumerang karena menumbuhkan dorongan untuk selalu mengikuti arus,” ujarnya. Ia menasihati agar Gen-Z tidak mudah terpengaruh tren tanpa memahami risikonya dan lebih selektif dalam membuat keputusan keuangan.

Lebih jauh, Santi mengajak generasi muda untuk memanfaatkan teknologi secara produktif dan positif. Menurutnya, era digital harus dimanfaatkan dengan literasi yang baik, bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai kreator yang dapat menghasilkan produk sendiri. “Mari manfaatkan era digital untuk menjadi lebih kreatif dan produktif,” tambahnya, menggarisbawahi bahwa literasi yang baik bisa membuka banyak peluang bagi Gen-Z untuk berkarya.

(fdl/fdl)

Sumber : finance.detik.com

Alhamdulillah kaya raya uang اللهم صل على رسول الله محمد
Image : unsplash.com / towfiqu barbhuiya

Bazar Locapop Digelar di AEON Mall, 58 Brand Outfit ala Gen Z Diskon 70%

Jakarta

Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop, digelar pada 27-31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Beragam pilihan busana khususnya gen Z ada di bazar ini.

Diselenggarakan dengan semangat gaya muda dan ekspresi bebas, Locapop yang aktif di Instagram @locapop.event, menjadi ruang selebrasi fashion harian yang menyasar generasi Z, generasi yang dikenal berani dalam berekspresi, cepat menangkap tren, dan cermat memilih gaya.

Eras Pragitha sebagai sosok kreatif di balik kesuksesan Rendevous Market, mengatakan Locapop menjadi babak baru yang lebih inklusif dan energik. Jika Rendevous identik dengan modest wear, maka Locapop hadir lebih general, fokus pada daily wear dan tren berpakaian Gen Z yang dinamis.


Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan.Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Foto: Gresnia/Wolipop.

“Di sini kami menyasar Gen Z dan pembeli potensial dari kalangan muda. Gaya mereka itu lebih berani dan bervariasi. Tidak hanya soal tren, tapi bagaimana mereka mengekspresikan diri,” ujar Eras saat ditemui Wolipop di Aeon Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Sabtu (30/8/2025).

Dengan mengusung tagline ‘Let’s Pop Your Style’ Locapop menghadirkan lebih dari sekadar bazar. Ini adalah ruang berbelanja yang juga menjadi panggung fashion, tempat pengunjung bisa menjelajahi gaya personal mereka sambil menemukan item fashion terkini dari 58 brand lokal.

Brand yang terlibat sudah mempunyai penggemar setia, antara lain Lozy Hijab, Gamaleea, Yeppu Outfit, Atkey, Odeca, Kienka, Elita Kerudung, Fimelo, Omyca, Mayoutfit, hingga Kamila Wardrobe.

Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan.Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Foto: Gresnia/Wolipop.

Selain baju, kamu juga bisa membeli aksesori tas kekinian bergaya ‘kalcer‘ di Locapop. Brand Fassy Store dan Arcell menawarkan beragam model dan bahan tas yang memenuhi kebutuhan kamu.

58 brand di Locapop merepresentasikan gaya Gen Z yang kekinian potongan bodycon dengan slit dramatis, hijab modern lengkap dengan anting, hingga basic tee yang bisa dipadupadankan untuk tampilan layering khas anak muda.

Menariknya, Locapop tidak hanya tampil gaya tetapi juga ramah di kantong. Diskon hingga 70% ditawarkan, dengan harga mulai dari Rp 100 Ribu. Beberapa promo andalan seperti Rp 250 Ribu mendapatkan 3 items. Buy 1 Get 1, dan juga Rp 150 Ribu menjadi daya tarik utama, membuktikan bahwa tampil stylish tak harus mahal.

Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan.Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Foto: Gresnia/Wolipop.

Berbeda dengan generasi sebelumnya, menurut Eras, Gen Z tidak terpaku pada satu pola gaya tertentu. Mereka gemar eksplorasi dan bermain dengan tekstur, warna, dan siluet. Warna-warna netral, clean outfit, hingga palet butter yellow dan earth toneseperti khaki masih mendominasi pilihan karena mudah dipadu padankan dan cocok untuk gaya layering.

Pop Culture dan FOMO, Strategi Marketing Locapop

Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan.Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Foto: Gresnia/Wolipop.

Dengan pendekatan yang tidak berpola (no-pattern styling), Locapop merepresentasikan kebebasan dalam bergaya. Strategi pemasaran pun menyasar psikologi khas Gen Z, FOMO (fear of missing out).

Tak heran sejak hari pertama Locapop, pengunjung terus memadati lokasi bazar. Dari 4.000 orang di hari pertama, naik menjadi 5.500 di hari ketiga, dan diperkirakan menembus 6.000 pengunjung di hari keempat. Target harian sebesar 6.000 pengunjung hampir dipastikan tercapai.

Pemilihan lokasi di Jakarta Selatan, khususnya sekitar Blok M dan Tanjung Barat, juga tidak lepas dari keberadaan kampus-kampus dan komunitas muda yang aktif. Lokasi ini dianggap ideal untuk menjaring pembeli potensial yang senang mengikuti tren dan memiliki kebiasaan belanja spontan.

Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan.Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Foto: Gresnia/Wolipop.

Eras menuturkan Locapop hadir sebagai ruang alternatif yang menghidupkan kembali tren bazar fashion yang sempat tenggelam. Event tersebut menjadi semacam “festival styling” di mana Gen Z bisa menjelajahi berbagai gaya dari vintage, clean, hingga gaya olahraga dan aksen modern.

“Brand lokal sekarang pintar membaca tren. Mereka cepat beradaptasi dan tahu apa yang disukai Gen Z. Locapop jadi ruang untuk itu semua,” lanjut Eras.

Melihat respons positif, Locapop berencana untuk menjadi bazar rutin setiap tiga bulan sekali, dan memperluas cakupan ke kota-kota lain di Indonesia. Ke depannya, variasi tenant akan semakin beragam, termasuk brand non-hijab, sepatu, parfum, hingga gaya uniseks yang lebih inklusif.

Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan.Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Foto: Gresnia/Wolipop.

Di tengah pasar fashion yang kian jenuh dan serba digital, Locapop menghidupkan kembali gairah belanja langsung. Bukan hanya karena diskon, tapi karena pengalaman berbelanja yang menyenangkan.

“Harapannya dengan Locapop ini, supaya gen z punya wadah untuk mencari busana yang terjangkau dan makin berani styling,” pungkas Eras.

Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan.Bazar busana siap pakai dan aksesori, Locapop pertama kali digelar pada 27–31 Agustus 2025 di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Foto: Gresnia/Wolipop.

(gaf/eny)



Sumber : wolipop.detik.com

Ide Destinasi Honeymoon Anti Mainstream Ala Gen Z: Banyuwangi



Jakarta

Keindahan Banyuwangi membuat pasangan Gen Z ini jatuh hati. Alih-alih memilih Bali, Yogyakarta atau destinasi mainstream bulan madu lainnya, mereka memilih mengeksplore keindahan Banyuwangi.

Itulah yang dilakukan Pingkan bersama suaminya dalam menciptakan memori bulan madu mereka. Naik kereta dari Jakarta ke Jawa Timur telah lama menjadi impian mereka.

“Banyuwangi destinasi yang pengen banget aku datengin karena belum pernah ke sana kan . Dan kita ingin naik kereta sampai ujung pulau Jawa aja sih niatnya,” ceritanya kepada detikTavel, Jumat (12/9/2025).


Sebelum datang ke Banyuwangi, Pingkan dan suaminya mencari referensi salah satunya melalui TikTok. Mulai dari rekomendasi wisata Banyuwangi, transportasi hingga akomodasi. Kemudian mereka akan memeriksa harga melalui platform OTA.

“Kita banyak mencari tahu melalui TikTok sih,” ujarnya.

Green Island BanyuwangiGreen Island Banyuwangi Foto: (Pingkan Anggraini/detikcom)

Pakai jasa open trip

Salah satu cara mudah berkunjung ke destinasi adalah menggunakan jasa open trip. Ingin menikmati keindahan Banyuwangi yang tidak biasa, Pingkan memanfaatkan OT dan berkunjung ke Green Islland Banyuwangi.

Informasi nih untuk traveler, Green Island Banyuwangi merupakan hidden gem yang masih jarang orang ke sana lho. Pemandangan dengan hamparan pulau-pulau kecil di lautan sering di sangka orang-orang berada di Raja Ampat.

Dan untuk menuju ke sana traveler tidak bisa sendirian karena butuh guide dan harus menyeberang dengan kapal.

“Ada tempat wisata baru namanya Green Island dan belum banyak orang yang tahu. Ke sana tuh harus pakai guide atau harus open trip gitu karena kita berpindah-pindah dari pulau ke pulau naik kapal. Berhubung kita perginya weekday, jatuhnya private trip karena hanya ktia berdua saja. Namun biasanya saat weekend ramai (gabung dengan peserta lain) bisa satu kapal membawa hingga 7 orang,” cerita Pingkan.

Green Island BanyuwangiSpot T yang instagrmable Foto: (Pingkan Anggraini/detikcom)

Selain ke Green Island, Pingkan dan suaminya diajak naik kapal ke Spot T yang sangat Instagramable. Jadi kamu bisa berfoto di ujung kapal dengan latar di apit dua tebing pulau.

Setelah itu mereka pun menikmati sunset di Pulau Merah yang menawan.

Destinasi lain yang juga dia kunjungi yaitu Taman Nasional Baluran dan Djawatan Forest (Hutan Djawatan) yang instagramble. Tentu dua destniasi ini tak asing bagi traveler, bukan?

Sisi lain Banyuwangi

Selama di Banyuwangi, Pingkan memilih bepergian dengan menyewa motor. Walau destinasi Banyuwangi membekas di hatinya, namun jarak antar destinasi yang jauh cukup memakan waktu dan tenaganya.

“Sehari kita bisa motoran 100 km karena destinasi wisata di sana jaraknya jauh-jauh. Tapi perjalanan di sana tuh enak, nggak macet, semua tertib lalu lintas dan warganya juga ramah. Dan juga makanan di sana masih murah-murah dan nggak pernah kita kena getok harga ataupun pemalakan. Juga masih asri,” cerita Pingkan.

Pulau Merah BanyuwangiMenikmati sore di Pulau Merah Banyuwangi Foto: (Pingkan Anggraini/detikcom)

Selama menyusun dan menyiapkan itinerary, Pingkan mengaku tak kesulitan menemukan penginapan karena banyak pilihan di OTA dengan harga yang terjangkau, namun dapat fasilitas premium. Serta juga mudah menemukan penyewaan motor untuk keliling Banyuwangi.

“Semua informasi tuh kita dapat di TikTok, mulai dari sewa motor, open trip dan segala macam dapatnya dari TikTok. Untuk sewa motor kemarin kita sewa motor PCX Rp 105 ribu per hari dan harga hotel kita rata-rata Rp 300-400 ribuan,” ujarnya.

Berapa budget honeymoon ke Banyuwangi?

Terkait budget honeymoon seminggu ke Banuwangi, Pingkan dan suami menghabiskan Rp 8 jutaan. Semuanya sudah termasuk tiket kereta PP, biaya open trip (@Rp 425 ribu), akomodasi (berpindah-pindah 4 hotel), sewa motor dan uang makan.

“Berhubung kita mau menikmati wisata, jadi kita press uang makan,” tutupnya.

Nah, cerita Pingkan di Banyuwangi ini bisa menjadi referensi nih untuk traveler yang ingin liburan ataupun honeymoon ke Banyuwangi.

Wisatawan berjalan di area Hutan De Jawatan Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (24/11/2024). Hutan De Djawatan yang ditumbuhi pohon trembesi (Samanea saman) berusia ratusan tahun sejak zaman penjajahan Belanda itu, dahulu merupakan tempat penimbunan kayu (TPK) milik Perhutani dan sejak 2018 dibuka sebagai tempat wisata yang kini menjadi salah satu tempat wisata unggulan di Banyuwangi. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/tom.Wisatawan berjalan di area Hutan De Jawatan Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (24/11/2024). Hutan De Djawatan yang ditumbuhi pohon trembesi (Samanea saman) berusia ratusan tahun sejak zaman penjajahan Belanda itu, dahulu merupakan tempat penimbunan kayu (TPK) milik Perhutani dan sejak 2018 dibuka sebagai tempat wisata yang kini menjadi salah satu tempat wisata unggulan di Banyuwangi. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/tom. Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Berikut pilihan wisata Banyuwangi yang bisa kamu kunjungi saat liburan ke sana:

1. Green Island Banyuwangi
2. Pulau Merah
3. Spot T
4. Taman Nasional Baluran
5. Djawatan Forest (Hutan Djawatan)
6. Goa Bedil
7. Kawah Ijen

(sym/wsw)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Indahnya Wisata Alam di Wakatobi, Hidden Gem buat Healing & Nyantai



Jakarta

Kondisi kelelahan mental, fisik, dan emosional dapat terjadi akibat kelelahan yang tidak dirasakan sehingga dapat kehilangan motivasi dalam hidup. Keadaan seperti ini membuat sebagian Gen Z membutuhkan suasana baru untuk mengembalikan motivasi dalam hidupnya.

Tak heran jika tren traveling untuk reconnect dengan alam kian populer di kalangan anak muda. Berbagai kegiatan saat traveling seperti snorkeling, diving, hingga hiking pun banyak dilakoni Gen Z sebagai sarana healing.

Di antara sekian banyak destinasi, Wakatobi hadir sebagai hidden gem Indonesia yang menawarkan keindahan alam bawah laut, budaya lokal yang hangat, dan ketenangan yang sulit ditemukan di destinasi wisata mainstream.


Terletak di Sulawesi Tenggara, Wakatobi bukan hanya surga bagi para penyelam dunia, tapi juga tempat sempurna untuk Gen Z yang ingin menjauh sejenak dari hiruk pikuk kota dan menemukan kembali versi terbaik dirinya. Melalui eksplorasi alam yang autentik dan interaksi dengan budaya lokal yang masih lestari, perjalanan ke Wakatobi bisa menjadi pengalaman transformatif yang menyegarkan jiwa.

Keindahan alam Wakatobi akan dieksplor lebih jauh dalam serial mini 3 episode yang akan dikembangkan Tolak Angin. Kemegahan alam bawah laut, budaya, hingga alam Wakatobi akan disorot melalui mini series berjudul ‘Angin Angan’ yang akan hadir dengan gaya bercerita.

Mini series tersebut menceritakan seorang pembawa berita cuaca TV nasional berusia 28 tahun di Indonesia, Andi Wan Tyupaan, yang juga dikenal sebagai Awan yang tampan, cerdas, dan berasal dari keluarga kaya tetapi masih lajang.

Meskipun banyak wanita yang tertarik padanya, tidak ada yang bertahan lama. Alasannya? Setiap kali seseorang berbicara kepadanya untuk pertama kalinya, dia selalu membalas dengan ‘Hah?!’ bukan hanya sekali, tetapi tiga kali. Baru setelah itu, dia menjadi pria yang sangat normal. Itu adalah kebiasaan aneh yang membuat orang menjauh.

Suatu hari, Awan mendengar dari seorang teman bahwa dia mungkin dapat ‘menyembuhkan kebiasaan aneh ini’ di Wakatobi. Tetapi mengapa Wakatobi? Apa yang ada di tempat ini yang menjadi kunci perubahannya? Bisakah Awan akhirnya pulih dan menemukan cinta yang selama ini dicarinya?

[Gambas:Youtube]

Adapun, lokasi untuk pengambilan gambar dari mini series ini akan dilakukan di Pulau Wangiwangi, Underwater Pulau Tomia, Kampung Bajo Sampela, dan Desa Pajam.

Bagaimana tertarik untuk mengunjungi Wakatobi? Jangan lupa bawa Tolak Angin untuk menjaga kehangatan tubuh dan mencegah agar tidak masuk angin. Tolak Angin bisa kamu beli di mana saja mulai dari toko, minimarket serta secara online di www.sidomunculstore.com atau di Sido Muncul Official Store di berbagai marketplace.

Tonton juga “Tak Ada Pelangi di Jalan Andrea Hirata Selamatkan Bahasa Belitung” di sini:

(prf/ega)



Sumber : travel.detik.com

Gen Z Wajib Tahu, Ada Hidden Gem di Pasar Kosambi Bandung

Bandung

Di tengah hiruk-pikuk Pasar Kosambi – pasar tradisional yang identik dengan suasana becek, kumuh, dan pengap – berdiri sebuah ruang kreatif yang berhasil mencuri perhatian generasi muda masa kini.

Ruang itu bernama The Hallway Space, sebuah pojok kreatif yang menghadirkan napas baru di antara deretan kios pasar modern dan pusat perbelanjaan kota.

Tempat yang awalnya ditemukan secara tak sengaja melalui pencarian Youtube mengenai trik thrifting ini kini menjadi spot destinasi favorit kalangan Gen Z di kota Bandung untuk berbelanja atau sekadar nongkrong dan mencari pelarian dari deadline yang mengejar.


“Kesan pertama saya itu wow, ternyata ada tempat di sela-sela pasar tradisional yang bisa menyimpan dan menjual barang-barang estetik,” ungkap Wahyu atau akrab disapa Baron, salah seorang pengunjung yang pertama kali menemukan tempat ini dari rekomendasi teman kampusnya.

Ia mengaku awalnya mengira The Hallway Space hanyalah toko distro biasa layaknya yang menjamur di Kota Bandung, namun kenyataannya jauh melampaui asumsinya, ini adalah surga duniawi Gen Z, baginya. Jika diminta mendeskripsikan The Hallway Space dalam tiga kata, pengunjung ini memilih: estetik, keren, dan kreatif.

“Estetik karena selain barang-barang thriftingnya, penataan tempatnya pun estetik. Keren karena membuat saya takjub, dan kreatif karena tim yang berhasil menciptakan konsep unik di pojok pasar tradisional,” jelasnya.

Yang paling menarik dari The Hallway Space adalah atmosfer tiap koridornya. Saat pengunjung naik ke atas, mereka akan disambut koridor dengan pencahayaan dan pembawaan yang unik-sebuah spot yang terbilang instagramable.

“Saya berkali-kali mengambil foto di sana untuk diabadikan di unggahan Instagram karena bagus sebagai konten,” ujarnya antusias.

Keberadaan The Hallway Space juga membuka perspektif baru tentang bagaimana pasar tradisional dan kreativitas kontemporer bisa berdampingan.

“Saya tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa kedua hal ini bisa digabungkan. Ternyata The Hallway Space berhasil mengintegrasikan konsep ruang publik kreatif di tengah pasar tradisional,” katanya.

Yang membuat The Hallway Space berbeda dari ruang kreatif lain seperti kafe, galeri, atau co-working space adalah kemampuannya untuk bersanding dan menyatu dengan pasar tradisional.

Pengunjung yang datang dengan tujuan thrifting bisa sekaligus memenuhi kebutuhan pangan atau keperluan lain di Pasar Kosambi yang berada tepat di sebelahnya.

“Dengan adanya keunikan dan keestetikan The Hallway Space, terciptalah hubungan mutualisme dengan Pasar Kosambi. Ini istimewa karena bisa menggabungkan dua kepentingan berbeda dalam satu lokasi,” jelasnya.

Meski berulang kali mengapresiasi konsep yang diusung, pengunjung ini juga memberikan masukan kritis. Dari segi parkiran, misalnya, orang awam yang baru pertama kali datang tidak akan menyangka ada sebuah pojok, The Hallway Space di dalam kompleksnya Pasar Kosambi.

“Kalau ingin membuat nama sendiri dan lebih besar, sebaiknya dari segi tempat dan signage diperbesar agar lebih mudah ditemukan orang,” sarannya.

Ia juga berharap lebih banyak orang, khususnya para thrifting-holic, untuk mengeksplorasi dan memakmurkan The Hallway Space dengan cara ikut mempromosikannya ke ruang-ruang publik. “Masih banyak space yang belum terisi. Semoga dengan kita mengupload, mengeksplorasi, dan membuat orang Bandung tahu, tempat ini bisa benar-benar aktif dan terkenal di kalangan anak muda,” pungkasnya.

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel. Anda juga bisa mengirim cerita perjalanan anda melalui tautan ini.



Sumber : travel.detik.com

Kafe Unik Konsep Jepang di Bandung Bikin Netizen Penasaran

Bandung

Tempat nongkrong yang asyik di Bandung seakan tak ada habisnya. Ada satu tempat yang berhasil mencuri perhatian dan menjadi perbincangan, terutama di media sosial.

Namanya Hahakohi, sebuah kafe kecil di kawasan Cilengkrang yang menawarkan konsep unik dan berbeda dari kafe lain pada umumnya. Berlokasi di tikungan jalan, Hahakohi justru memiliki daya tarik tersendiri.

Nuansanya yang adem, terutama di pagi dan sore hari, membuat pengunjung betah berlama-lama. Menurut salah satu pengunjung, Gilang, tempat ini sangat cocok untuk bersantai.


“Senang sih, nuansanya. Suasananya, meskipun di pinggir jalan di tikungan,” ujarnya.

Hahakohi tidak hanya viral di media sosial. Banyak pengunjung yang datang kembali karena suka dengan menu dan suasana yang ditawarkan. Daya tarik utama kafe ini adalah konsepnya yang kental dengan nuansa jalanan Jepang.

Hal ini terlihat dari dekorasi yang tidak biasa, seperti ornamen kaca cembung layaknya di setiap sudut jalanan Jepang dan mesin penjual otomatis (vending machine) yang otentik.

Lutfi alias Adit, pemilik Hahakohi, menjelaskan bahwa konsep ini terinspirasi dari pengalamannya saat sering bolak-balik ke Jepang. Ia ingin membawa “vibe” urban street di sana ke Bandung.

“Jadi, saya coba gambar, coba desain seperti ini. Nama Hahakohi sendiri punya makna yang tak kalah unik. Haha diambil dari bahasa Jepang yang artinya ibu, sementara kohi adalah kopi. Jadi, Hahakohi berarti kopi buatan ibu. Sederhananya, itu saja,” kata Adit sambil tertawa.

Meskipun baru berusia empat bulan, kafe yang berdiri sejak Juni 2025 ini berhasil menarik berbagai kalangan, tidak hanya Gen Z yang menjadi target awal mereka. Millenial bahkan generasi Alpha pun ikut penasaran. Menurut Adit, hal ini tidak lepas dari peran media sosial. Berkat konten digital marketing yang kuat, Hahakohi bisa viral di luar ekspektasi.

“Tantangan terbesar yang dihadapi Hahakohi adalah menyesuaikan selera rasa Jepang yang tidak terlalu manis dengan lidah orang Indonesia yang umumnya menyukai rasa manis. Namun, seiring berjalannya waktu, para pengunjung mulai memahami esensi rasa dari menu-menu yang disajikan,” jelas Adit.

—-

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel. Anda bisa mengirim cerita perjalanan Anda melalui tautan ini



Sumber : travel.detik.com

Restoran Siap Saji Jadi Sasaran Gen Z buat Akomodasi Murah



Hong Kong

Restoran cepat saji seperti McDonald’s kini bukan hanya jadi tempat makan, tapi juga jadi akomodasi irit bagi sebagian wisatawan golongan Gen Z di China.

Tren tersebut marak di kalangan Gen Z, di mana mereka menjalani konsep perjalanan ekstrem bernama ‘special forces travel’.

Dilansir dari Daily Mail, Rabu (22/10/2025) tren ini menekankan pada efisiensi waktu dan biaya dalam bepergian. Konsepnya terinspirasi dari gaya hidup pasukan militer yang singkat, cepat, dan murah.


Para wisatawan yang ikut tren tersebut rela melewatkan kenyamanan hotel dan memilih tidur di restoran cepat saji yang buka 24 jam demi menekan pengeluaran. Salah satu lokasi yang ramai jadi sasaran adalah McDonald’s di Hong Kong.

Bahkan pada Mei lalu, sejumlah foto wisatawan yang tertidur di kursi restoran tersebut viral di media sosial. Tak hanya tidur, banyak dari mereka juga membawa makanan instan sendiri untuk menghemat biaya makan.

Salah satu yang mencoba cara perjalanan hemat itu adalah Chloe Cai. Ia mengaku hanya menghabiskan sekitar 106 dolar AS atau sekitar Rp 1,6 juta untuk liburan tiga hari di Hong Kong.

Chloe juga menginap selama satu malam di McDonald’s dan satu malam di hotel murah seharga 46 dolar AS (Rp 713 ribu). Meski berhasil menekan biaya, Chloe justru kapok dan cukup merasakannya satu kali saja.

“Saya merasa tidak aman dan tidak bisa tidur sama sekali di McDonald’s,” ujarnya seperti dikutip Daily Mail dari ABC News.

“Saya tidak ingin melakukannya lagi. Lain kali saya akan pilih day trip saja ke Hong Kong,” lanjutnya.

Fenomena tersebut menuai beragam reaksi, sebagian warga Hong Kong mengkritik tren tersebut karena dianggap tidak mendukung perekonomian lokal. Bahkan ada yang meminta agar McDonald’s menutup layanan 24 jam untuk mencegah restoran dijadikan tempat bermalam.

Kendati demikian, tren ‘special forces travel’ semakin populer di kalangan anak muda China. Di media sosial, banyak wisatawan membagikan itinerary ekstrem mereka, lengkap dengan tips menghemat uang.

Namun, belum tentu tren ini cocok diterapkan di negara lain. Di Inggris misalnya, meski banyak McDonald’s buka 24 jam, area tempat duduk biasanya ditutup saat malam untuk mencegah penyalahgunaan.

(upd/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Gen Z Ubah Cara Pakai Layanan Seluler


Jakarta

Generasi muda Indonesia kini mengubah cara orang berlangganan layanan seluler. Survei terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat, jumlah pengguna internet nasional pada 2025 mencapai 229 juta jiwa, dan mayoritasnya berasal dari kalangan Gen Z dan Milenial. Bagi dua generasi ini, internet bukan lagi fasilitas tambahan, tapi kebutuhan utama seperti listrik atau air.

Perubahan perilaku ini berpengaruh langsung pada cara mereka memilih layanan seluler. Gen Z yang terbiasa hidup serba digital mulai meninggalkan model konvensional yang mengharuskan datang ke gerai fisik. Mereka lebih nyaman dengan layanan prabayar digital yang bisa diatur mandiri dari smartphone, mulai dari pembelian SIM card hingga pembayaran paket data.

Tren inilah yang dimanfaatkan Telkomsel lewat by.U, operator digital pertama di Indonesia yang sejak awal dirancang “by youth, for youth”. Diluncurkan pada Oktober 2019, by.U tumbuh pesat dan kini telah mengantongi lebih dari 10 juta pengguna aktif hingga kuartal ketiga 2025. Capaian ini mengukuhkan posisi by.U sebagai pemimpin di kategori seluler digital.


Berbeda dengan operator konvensional, seluruh pengalaman berlangganan by.U dikemas serba digital. Pengguna bisa memilih nomor, membeli kartu SIM, mengatur paket internet hingga membayar semuanya lewat aplikasi. SIM card dikirim langsung ke rumah, tanpa perlu antre atau isi formulir. Skemanya mirip layanan streaming: fleksibel, personal dan bisa disesuaikan kebutuhan tanpa ribet.

VP Brand & Marketing Communications Telkomsel, Emir G. Surya dalam keterangan yang diterima detikINET, menyebut keunggulan by.U lahir dari empat pilar utama yang dirancang sesuai karakter Gen Z: fleksibilitas, harga terjangkau, layanan yang simpel dan transparan, hiburan digital, serta jaringan Telkomsel yang luas. Paket internet bisa diatur sesuka hati–termasuk masa aktif di bawah 14 hari yang ramah kantong pelajar–tanpa syarat tersembunyi. Kuota berlaku 24 jam dan SIM card tetap aktif selama terkoneksi jaringan Telkomsel.

“Dan pilar keempat adalah jaringan nomor 1 Telkomsel, dimana by.U mengandalkan jaringan terluas dan terdepan untuk memastikan Gen Z selalu terkoneksi kapan saja, di mana saja,” terang Emir.

Di sisi hiburan, by.U menghadirkan fitur U-Tainment yang menyatukan musik, video, games, komik, komunitas, serta bonus kuota loyalitas dan merchandise lewat U-Store. Semua dirancang agar pengguna tetap terhubung dengan ekosistem digital favorit mereka.

Pendekatan komunikasinya pun berbeda. Alih-alih iklan formal, by.U membangun kedekatan lewat bahasa ringan, meme culture, dan kolaborasi dengan komunitas lokal, kreator digital hingga tim e-sports. Kampanye seperti “Aneh Tapi Nyata” menampilkan fenomena khas dunia online yang relate dengan keseharian Gen Z, mulai dari livestream rebahan 24 jam hingga gendong teman di game online dengan sinyal kencang.

Emir menjelaskan, strategi itu mencerminkan karakter Gen Z yang cenderung random tapi progresif. Mereka ingin kebebasan mengatur kuota, tapi juga butuh jaringan yang stabil dan mudah diakses kapan saja. Paket seperti “Super Kaget” 7 GB seharga Rp15 ribu untuk 14 hari jadi contoh bagaimana fleksibilitas dan keterjangkauan disatukan tanpa mengorbankan kualitas jaringan.

Seiring bertambahnya pengguna, by.U kini bukan sekadar penyedia paket data. Layanan ini berkembang menjadi bagian dari gaya hidup digital anak muda. Integrasi dengan platform hiburan, e-wallet, program loyalitas pelajar, hingga fitur komunitas jadi strategi lanjutan untuk memperkuat posisi di pasar.

Sebagai bagian dari Telkomsel, by.U disebut tengah bergerak menuju ekosistem “beyond connectivity”. Fokusnya bukan hanya internet cepat, tapi pengalaman digital yang lengkap: mulai dari musik, gaming, komunitas, hingga benefit eksklusif yang relevan dengan budaya digital muda Indonesia.

Dengan jumlah pengguna Gen Z yang terus mendominasi lanskap digital nasional, operator digital seperti by.U diproyeksi akan memainkan peran besar dalam fase berikutnya transformasi seluler di Indonesia.

(asj/asj)



Sumber : inet.detik.com

Millennial Pakai AI untuk Bantu Kerja, Gen Z untuk Jadi Teman Curhat


Jakarta

Kehadiran platform AI generatif seperti ChatGPT, Gemini, Perplexity, dan lain-lain mendorong adopsi AI di seluruh dunia. Termasuk Indonesia yang tingkat adopsi AI-nya terbilang cukup tinggi dibandingkan negara-negara lainnya, menurut survei Kantar.

Ummu Hani, Associate Director Kantar Indonesia mengatakan di Indonesia ada 59% konsumen yang cukup melek teknologi dan pernah menggunakan layanan AI setidaknya sekali dalam enam bulan terakhir.

“Mungkin pernah mencoba at least satu kali, maybe in the past few years. Di Indonesia sendiri itu sebenarnya ada sekitar 76% consumer secara general. Sedangkan di Southeast Asia angkanya tidak setinggi itu,” ucap Hani dalam media session di Jakarta, Selasa (21/10/2025).


Dari sekian banyak pengguna AI di Indonesia, sebagian besar (74%) penggunaannya dipakai untuk kreativitas seperti mengedit foto dan menghapus objek yang tidak diinginkan di foto.

Tidak hanya kreativitas, 80% pengguna AI di Indonesia juga menganggap teknologi ini penting untuk mendukung karier, riset, dan produktivitas. Dalam aktivitas sehari-hari, 67% pengguna mengatakan AI membantu menghemat waktu dan tenaga dan 54% bisa belajar hal baru dan meningkatkan kompetensi berkat AI.

Ummu Hani, Associate Director Kantar Indonesia (kedua dari kanan)Ummu Hani, Associate Director Kantar Indonesia (kedua dari kanan) Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET

Hani menjelaskan ada lima fungsi utama AI dalam membantu produktivitas pengguna, mulai dari merangkum dokumen dan jurnal, mencari dan menerjemahkan informasi, mencari rekomendasi kursus atau program pelatihan khusus untuk upskilling, hingga membantu menyusun CV profesional dan membuat profil LinkedIn yang lebih menarik.

Survei Kantar ini juga mengungkap kebiasaan penggunaan AI di kalangan Gen X, millennial, dan Gen Z. Hani mengatakan Gen X biasanya memakai AI untuk tugas yang lebih praktis seperti membuat jadwal, automasi, dan analisis data.

Sementara itu, millennial banyak memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi dan menghemat waktu saat bekerja, tapi tetap mengawasi output yang dihasilkan agar tidak ada hasil halusinasi.

Gen Z, menurut survei Kantar, merupakan golongan yang paling percaya diri menggunakan AI. Teknologi ini biasanya dipakai oleh Gen Z untuk mengekspresikan dirinya sendiri, membuat konten, dan membangun personal branding.

“Gen Z memang penggunaan AI-nya mendominasi untuk lifestyle katanya dia, bahkan kadang-kadang curhat putus cintanya ke AI gitu,” kata Hani.

“Tapi memang basically AI itu di-treat sebagai partner in daily life, jadi kayak teman yang bisa diajak ngobrol apapun dan kapanpun, dan ngasih informasi-informasi yang berharga for anything, jadi nggak cuma related with something yang profesional atau yang serius gitu ya. Hal-hal yang menurut mereka receh pun kadang-kadang ngobrolnya ke AI,” pungkasnya.

(vmp/rns)



Sumber : inet.detik.com