Tag Archives: geologi

Itinerary ke Bandung dengan Transportasi Umum, Cocok buat Solo Traveler



Bandung

Liburan ke Bandung naik transportasi umum bisa banget. Liburan gaya ini cocok banget buat kamu si solo traveler. Simak itinerary berikut ini ya!

Libur akhir pekan, Bandung bisa jadi tujuan. Biar tidak terjebak kemacetan, traveler bisa memanfaatkan transportasi umum yang punya banyak pilihan.

Salah satu yang lagi nge-tren tentu saja Whoosh, kereta cepat yang akan membawa traveler sampai ke Bandung hanya dalam tempo 30 menit saja. Berikut itinerary liburan sehari di Bandung yang bisa traveler coba:


1. Pagi Hari

Mulailah hari pertama kamu di Bandung dengan singgah lebih dulu ke Gedung Sate yang menjadi ikon Kota Kembang. Berjalan sedikit, kamu sudah bisa menjumpai Gedung Merdeka hingga Alun-alun Bandung yang ikonik.

Kalian juga bisa jalan-jalan ke Taman Superhero dan Pet Park yang seru. Lanjut jalan ke Taman Lansia dan Museum Geologi juga bisa.

2. Siang Hari

Di siang hari, saatnya check in di hotel yang berada di sekitar Gedung Sate. Setelah itu, kalian bisa cari makan siang di jalan Riau yang terkenal akan aneka factory outletnya.

Tak sedikit juga aneka restoran hingga kafe kekinian yang bisa kamu jumpai di sana. Puas makan siang, kamu siap menjalani petualangan berikutnya.

3. Sore Hari

Sore hari, saatnya berjalan-jalan di jalan Braga. Jalan legendaris ini dipenuhi aneka bangunan estetik yang kece buat foto-foto. Jangan lupa mampir ke aneka kedai kopi buat asupan ngopi sore yang asyik.

4. Malam Hari

Kelap-kelip lampu Bandung di malam hari pun memang akan membuat suasana kian syahdu. Kamu bisa makan malam di restoran khas Bandung (Sapu Lidi atau The Valley Bistro) sebelum bertolak pulang naik Whoosh lagi ke Jakarta.

(wsw/wsw)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Itenerary 3 Hari 2 Malam di Bandung Budget Rp 500 Ribu


Jakarta

Rincian itenerary 3 hari 2 alam di Bandung budget 500 Ribu cocok buat kamu yang ingin healing sendiri atau dua orang. Kamu bisa pilih tempat wisata ikonik tapi murah, penginapan ekonomis dan nyaman, serta makanan enak plus aman di perut.

Contoh Itenerary 3 Hari 2 Malam di Bandung Budget 500 Ribu

Berikut rinciannya

Hari 1-Tiba di Bandung dan menikmati kota

Pagi


  • Sampai di Stasiun Kiaracondong
  • Jalan ke Taman Superheo dan Pet Park
  • Bawa bekal untuk sarapan

Siang

  • Jalan ke Taman Lansia dan Museum Geologi
  • Makan siang Rp 25 ribu
  • Check in penginapan di sekitar Gedung Sate Rp 100 ribu per malam

Sore

  • Jalan ke Lapangan Gasibu
  • Jalan ke Taman Telkom
  • Makan malam Rp 25 ribu

Malam

  • Istirahat dan persiapan untuk besok
  • Hari 2-Wisata edukasi dan sejarah

Hari 2-Wisata Sejarah dan Budaya

Pagi

  • Sarapan Rp 20 ribu
  • Masuk dan jalan-jalan area Gedung Sate tiket masuk Rp 5 ribu

Siang

  • Jalan ke Taman Sejarah Bandung dan Taman Ade Irma Suryani Nasution
  • Makan siang Rp 25 ribu

Sore

  • Eksplor Braga Citywalk
  • Makan malam Rp 25 ribu
  • Masuk penginapan Rp 100 ribu per malam

Malam

  • Istirahat
  • Jalan sekitar penginapan jika memungkinkan
  • Persiapan untuk besok

Hari 3-Persiapan pulang

Pagi

  • Sarapan Rp 20 ribu
  • Beli oleh-oleh di Pasar Baru

Siang

  • Makan siang Rp 25 ribu
  • Persiapan pulang dari Stasiun Bandung.

Total Biaya

  • Biaya penginapan Rp 200 ribu
  • Biaya makan Rp 165 ribu
  • Tiket masuk Gedung Sate Rp 5 ribu.

Ada dana lebih Rp 130 ribu yang bisa digunakan untuk beli air, camilan, ongkos angkutan umum, dan keperluan lain selama di Bandung. Itinerary ini bisa berubah setiap saat bergantung kondisi pengelola transportasi, tempat wisata, penginapan selama berwisata.

Tips Hemat Itinerary Bandung Rp 500 Ribu

  • Gunakan angkutan umum
  • Bawa botol minum dan bekal camilan
  • Beli makan di warteg
  • Pesan penginapan jauh-jauh hari
  • Cek selalu info diskon.

Gimana, siap menyusun itinerary kamu sendiri? Selamat berwisata di Bandung ya dan jangan lupa bawa kamera kamu dan recharge baterai gadget sebelum jalan-jalan.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Dari Alam Hingga Urban, Lengkap!



Jakarta

Bandung memang juara dalam memanjakan wisatawan. Wisatanya lengkap, mulai dari alam hingga urban.

Kota Kembang menawarkan suasana tenang dengan udara sejuk untuk rileksasi dari kehidupan sehari-hari. Menjernihkan pikiran atau sekadar jalan-jalan, Bandung punya deretan destinasinya.

detiktravel merangkum daftar wisata Bandung yang bisa menjadi pilihan saat liburan panjang atau weekend getaway.


Wisata Alam Bandung

1. Ranca Upas

Liburan di Kampung Cai Ranca Upas di kawasan Ciwidey, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sambil memberi makan rusa.Liburan di Kampung Cai Ranca Upas di kawasan Ciwidey, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sambil memberi makan rusa. (Rifat Alhamidi/detikJabar)

Tersembunyi di kaki Gunung Patuha, Bandung, Ranca Upas menawarkan pengalaman liburan alam. Terletak di Jl. Raya Ciwidey – Patengan No.KM. 11, Patengan, Kec. Rancabali, Bandung, Jawa Barat, kawasan wisata alam ini memanjakan mata dengan pemandangan hijau yang luas, udara sejuk khas pegunungan, dan beragam aktivitas menarik. Dengan jam operasional selama 24 jam, kamu bebas menikmati keindahan Ranca Upas kapan saja.

Ranca Upas juga menawarkan berbagai fasilitas pendukung seperti area camping, kolam renang air panas, dan wahana outbound. Bagi kamu yang ingin merasakan sensasi petualangan, kamu bisa mencoba kegiatan seperti flying fox atau paintball.

Di malam hari, kamu bisa menikmati keindahan langit malam yang penuh bintang sambil menghangatkan diri di sekitar api unggun. Ranca Upas adalah destinasi wisata yang wajib kamu kunjungi saat berada di Bandung.

2. Kawah Putih

Objek wisata Kawah Putih CiwideyObjek wisata Kawah Putih Ciwidey (Yuga Hassani/detikJabar)

Terbentuk dari letusan Gunung Patuha, Kawah Putih kini menjadi destinasi favorit saat liburan di Bandung. Kawah Putih Ciwidey berlokasi di Jalan Raya Ciwidey Patengan Km 11 Lebakmuncang Ciwidey, Sugihmukti, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Di sini, pengunjung dapat menikmati pemandangan hamparan kawah putih yang sejuk dan kental dengan suasana pedesaan Priangan. Saat fajar, pengunjung akan disuguhkan lanskap matahari terbit yang menawan. Adapun saat malam, gugusan galaksi bima sakti akan terlihat dengan jelas.

3. Dago Dreampark

Rumah Joglo di Dago Dream ParkRumah Joglo di Dago Dream Park (Wisma Putra/detikTravel)

Terletak di Jl. Dago Giri Km. 2.2 Mekarwangi, Pagerwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Dago Dreampark menawarkan pengalaman liburan yang seru dan menyenangkan. Dengan jam operasional mulai pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB, taman rekreasi ini menjadi pilihan tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman.

Berada di kawasan Lembang dengan udara yang sejuk, Dago Dreampark menyuguhkan pemandangan alam yang asri dan menyegarkan. Pepohonan pinus yang menjulang tinggi serta udara pegunungan yang sejuk menjadi latar belakang yang sempurna untuk beraktivitas.

Taman rekreasi ini menawarkan berbagai wahana menarik, mulai dari petualangan menantang seperti Monster Trail dan Monster ATV, hingga aktivitas santai seperti naik perahu kayu dan menikmati keindahan alam sekitar.

4. Tangkuban Perahu

Tangkuban PerahuTangkuban Perahu (Ria Rahmawati/d’travelers)

Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu ikon tempat wisata alam di Bandung. Gunung berapi aktif ini menawarkan pemandangan kawah-kawah besar yang memukau, seperti Kawah Ratu dan Kawah Domas. Terletak di Lembang, Bandung Utara, sekitar 1,5 jam perjalanan dari pusat kota, kamu bisa mencapai puncak dengan kendaraan.

Kamu bisa menikmati pemandangan kawah yang berasap, membeli suvenir belerang, atau bahkan mencoba menuruni Kawah Domas untuk melihat aktivitas panas bumi dari dekat. Udara di sini sangat sejuk, jadi siapkan jaket tebal.

5. Orchid Forest Cikole

Orchid Forest Cikole LembangOrchid Forest Cikole Lembang (Rafida Fauzia)

Traveler yang suka anggrek wajib datang ke sini. Orchid Forest Cikole adalah hutan pinus yang disulap menjadi taman anggrek terbesar di Indonesia. Berlokasi di Cikole, Lembang, tempat ini menyajikan ribuan koleksi anggrek dari berbagai belahan dunia yang tertata indah di antara pepohonan pinus.

Kamu bisa berjalan kaki di jembatan gantung yang iconic (Wood Bridge), bermain di area outbound, atau sekadar bersantai menikmati suasana hutan yang tenang dan sejuk. Pencahayaan di malam hari juga menciptakan ambience yang magis.

6. Tebing Keraton

Wisatawan berfoto saat mengunjungi lokasi wisata alam Tebing Keraton, Ciburial, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/6/2025). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat berdasarkan Mobile Positioning Data (MPD) tercatat 22,52 juta perjalanan wisatawan nusantara yang berkunjung ke Jawa Barat sepanjang April 2025 atau meningkat 49,80 persen dibandingkan Maret 2025 dengan tujuan utama perjalanan yaitu Bogor, Depok, Bekasi, dan Bandung Raya. ANTARA FOTO/Raisan Al FarisiWisatawan berfoto saat mengunjungi lokasi wisata alam Tebing Keraton, Ciburial, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, (Raisan Al Farisi/Antara)

Tebing Keraton adalah salah satu spot terbaik untuk menikmati pemandangan sunrise atau sunset dengan latar belakang hutan pinus dan pegunungan. Destinasi ini adalah bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda dengan ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Di sini, pengunjung bisa jalan kaki atau bersepeda menikmati pemandangan sekitar tebing dan matahari tenggelam (sunset). Tebing Keraton juga menjadi spot melihat elang yang sedang singgah, sebelum berpindah tempat.

7. Situ Patenggang

Situ PatenggangSitu Patenggang (Bekti Yustiarti/d’Traveler)

Situ Patenggang adalah danau alami yang indah di Ciwidey, dikelilingi oleh perkebunan teh yang hijau dan perbukitan. Daya tarik utamanya adalah Pulau Asmara atau Pulau Batu Cinta di tengah danau, yang konon menyimpan legenda cinta. Kamu bisa naik perahu mengelilingi danau, menikmati kesegaran udara, atau bersantai di pinggir danau.

Di sekitar Situ Patenggang juga terdapat Glamping Lakeside Rancabali dengan restoran Pinisi yang ikonik, menawarkan view danau dari atas kapal pinisi yang unik.

Wisata Urban Bandung

1. Trans Studio Bandung

Kemeriahan ulang tahun ke-11 Trans Studio Bandung.Trans Studio Bandung. (Anindyadevi Aurellia)

Trans Studio Bandung menyediakan petualangan dalam ruangan dengan berbagai wahana. Ada racing coaster roller coaster indoor tercepat di dunia atau giant swing sebuah ayunan raksasa indoor pertama di Indonesia. Sebelum berkunjung jangan lupa cek medsos untuk berbagai program diskon.

2. Gedung Sate

Gedung Sate adalah salah satu landmark kota Bandung yang paling ikonik. Gedung ini dibangun pada tahun 1920 dan memiliki arsitektur yang unik, dengan perpaduan gaya Eropa dan Asia. Wisatawan dapat mengunjungi gedung ini dan menikmati pemandangan kota Bandung dari atas.

3. Museum Geologi

Museum Geologi Bandung adalah salah satu museum yang paling populer di Bandung. Museum ini memiliki koleksi yang luas, termasuk fosil-fosil, mineral-mineral, dan batuan-batuan. Wisatawan dapat menikmati berbagai jenis eksibisi dan melakukan aktivitas seperti belajar dan berfoto.

4. Jalan Braga

Jalan Braga adalah salah satu kawasan wisata urban di Bandung yang paling populer. Kawasan ini memiliki suasana yang unik, dengan bangunan-bangunan tua yang memiliki arsitektur kolonial. Wisatawan dapat menikmati berbagai jenis makanan dan minuman, serta berbelanja souvenir.

5. The Great Asia Africa

Spot wisata ini menyediakan landmark terkenal dari berbagai negara misal Jepang, Korea Selatan, dan Amerika. Pengunjung juga bisa menyewa pakaian dan berfoto di spot favoritnya. Selain itu, pengunjung bisa menikmati sky ride untuk melihat pemandangan The Great Asia Africa dan sekitarnya dari ketinggian.

6. Pandora Experience Bandung

Destinasi wisata ini menyuguhkan escape room, yang artinya pengunjung wajib memecahkan teka-teki agar bisa keluar dari ruangan. Mulai dari pintu masuk hingga keluar, pengunjung ditantang menguraikan kode dan petunjuk yang tersedia. Tiap petualangan di Pandora Experience dibuat sesuai tema cerita.

7. Wahoo Waterworld

Wahoo Waterworld cocok buat detikers yang suka olahraga air di luar ruangan, bersama teman dan keluarga. Di destinasi ini tersedia seluncur air Abyss yang punya corong raksasa dan Boomerang dengan peluncuran yang nyaris tegak lurus. Jangan lupa cek medsos dan situsnya untuk cek harga tiket terbaru sebelum berkunjung.

(bnl/fem)



Sumber : travel.detik.com

Geopark di Kaltim Bakal Menarik Wisatawan Lokal-Mancanegara



Samarinda

Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) resmi mendeklarasikan taman bumi (geopark) pertama. Geopark yang diajukan Kaltim ini merupakan kawasan bukit karst yang mencakup dua wilayah administratif, yaitu Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur (Kutim).

Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud mengatakan penetapan geopark bertujuan menyejahterakan masyarakat, karena selain untuk melindungi sumber daya alam juga menjadi destinasi wisata yang diyakini mampu menarik perhatian wisatawan baik lokal hingga internasional.

Hal ini dikatakan gubernur karena tak lama lagi Kaltim akan memiliki geopark, karena Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2024 lalu mengeluarkan keputusan yakni menetapkan 26 area di Kaltim sebagai situs warisan geologi (geosite), cikal bakal geopark.


“Meski statusnya masih geosite, namun wisatawan Nusantara dan mancanegara sudah banyak yang berkunjung, sehingga ketika ke depan menjadi geopark, tentu akan makin banyak lagi yang berwisata, sehingga warga sekitar merasakan tingginya kunjungan,” kata Rudy Mas’ud di Samarinda, melansir Antara.

Tingginya kunjungan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat, menurut dia, antara lain, penginapan berupa pondok wisata (homestay), makan minum, toko berbagai kebutuhan sehari-hari, hingga oleh-oleh khas warga di sekitar destinasi wisata geosite atau geopark yang bisa dibawa pulang wisatawan, sehingga terjadi perputaran ekonomi di tengah masyarakat.

Sedangkan 26 geosite yang telah ditetapkan menteri pada 2024 lalu merupakan ekosistem karst terbesar di Kalimantan dengan luas mencapai sekitar 1.867.676 hektare.

Area seluas ini dikenal dengan nama kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat yang tersebar di dua kabupaten yakni Kutai Timur dan Berau, dengan rincian di Kabupaten Berau terdapat 15 geosite dan Kabupaten Kutai Timur ada 11 geosite.

Sebelumnya, saat mengunjungi Kampung Merabu, Kabupaten Berau, Gubernur Kaltim menandatangani Deklarasi Geopark Sangkulirang-Mangkalihat, menggambarkan komitmen untuk mewujudkan geosite menjadi geopark, terlebih usulan mewujudkan geopark telah diajukan ke UNESCO Global Geopark pada 31 Agustus 2025.

Sementara Manajer Senior Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Niel Makinuddin yang merupakan inisiator usulan geopark mengatakan penetapan status taman bumi (geopark) memberikan banyak implikasi, mulai dari pengakuan atas budaya, penyelamatan kawasan karst, destinasi wisata, hingga tempat penelitian.

“Penetapan geopark juga untuk menjawab tujuan pembangunan berkelanjutan, yakni berbagai pembangunan baik terkait pariwisata, perkebunan, dan lainnya, tentu harus berorientasi pada kelestarian lingkungan,” ujar Niel.

Niel mengatakan penetapan status Taman Bumi memberikan dampak positif yang cukup besar, salah satunya pengakuan atas budaya.

“Ada banyak implikasinya, mulai dari pengakuan atas budaya, penyelamatan kawasan karst, destinasi wisata, hingga (menjadi) tempat penelitian,” ujar Niel seperti dilansir detikKalimantan.

Selain itu, jika sudah berstatus Taman Bumi Nasional, Karst Sangkulirang-Mangkalihat berpeluang diajukan sebagai UNESCO Global Geopark, menyusul 12 kawasan lain di Indonesia. Maka itu dukungan dan kolabarasi dari berbagai pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

“Nanti setelah menjadi Taman Bumi Nasional dan memenuhi standar internasional, kita dapat mengusulkan kawasan ini menjadi UNESCO Global Geopark,” tutupnya.

Wilayah Berau dan Kutim terkenal dengan banyak warisan alam dan budaya. Warisan itu semua dijaga oleh masyarakat adat Dayak setempat, salah satunya Dayak Lebo di Perkampungan Merabu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau.

Kepala Kampung Merabu, Asrani, menuturkan bahwa di kampung ini bahkan terdapat dua situs warisan geologi yaitu Gua Beloyot dan Kerucut Karst Merabu. Ia menambahkan, dengan adanya kerjasama bersama pemerintah, diharapkan bisa lebih mengangkat hal-hal positif dari Kampung Merabu dan situs warisan geologi yang ada.

“Karena dari hutan desa yang dimiliki Kampung seluas 8.245 hektare masih banyak ratusan gua yang perlu diekspos, demikian kebudayaan Dayak Lebo, hingga destinasi wisata Danau Nyadeng dan Puncak Ketepu. Dari Puncak Ketepu ini bisa dilihat lanskap gugusan kerucut karst Merabu,” pungkasnya.

@detiktravel

East Kalimantan is ready to have the first geopark named SangKulirang-Mangkalihat. The area is almost two million hectares, contains hundreds of caves, unique karst cones, to destinations hits like Lake Nyadeng and Ketepu Peak. Creator: Tri Aljumanto #kalimantantimur #geopark #sangkulirang #mangkalihat

♬ original sound – detikTravel

(ddn/ddn)





Sumber : travel.detik.com

Traveler, Ini Cara Menuju Geopark Karangsambung di Kebumen dari Jakarta



Jakarta

Geopark Karangsambung berada di Kebumen, Jawa Tengah, resmi diakui dan menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark pada Juni 2025. Cek di sini cara menuju Geopark Karangsambung dari Jakarta.

Geopark Karangsambung masuk dalam daftar UNESCO Global Geoparks pada 17 April 2025. Penetapan itu dilakukan dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 di Paris, Prancis, bersama dengan Geopark Meratus.

Mengutip informasi dari detikJateng, geopark ini mengusung konsep pengembangan kawasan secara berkelanjutan yang memiliki warisan geologi, keanekaragaman biologi, dan keragaman budaya yang dikelola secara bersama-sama untuk menyejahterakan masyarakat lokal dan melestarikan lingkungan.


Foto udara kawasan karst dan laboratorium geologi alam terbuka di Geosite Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.Foto udara kawasan karst dan laboratorium geologi alam terbuka di Geosite Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. (Aprillio Akbar/Antara)

Konsepnya yang unik dan pemandangan yang indah, membuat Geopark Karangsambung menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan.

Cara Menuju Geopark Karangsambung dari Jakarta

Bagi masyarakat Jakarta yang ingin pergi ke Geopark Karangsambung, bisa menaiki transportasi umum hingga membawa kendaraan pribadi. Berikut pilihannya.

Menggunakan Kereta

Terdapat berbagai pilihan stasiun yang bisa digunakan untuk pergi ke Kebumen. Stasiun itu antara lain Gombong, Karanganyar, Kebumen, dan Kutowinangun.

Terdapat beberapa pilihan kereta, yaitu:

· Fajar Utomo Solo

Pasar Senen-Karanganyar Rp 450 ribu (ekonomi)

· Argo Semeru

Gambir-Kebumen Rp 705 ribu

· Batavia

Gambir-Kebumen Rp 400 ribu (ekonomi) dan Rp 580 ribu (eksekutif)

· Bangunkarta

Pasar Senen-Karanganyar Rp 310 ribu (ekonomi) dan Rp 425 ribu (eksekutif)

· Gajahwong

Pasar Senen-Karanganyar Rp 350 ribu (ekonomi) dan Rp 500 ribu (eksekutif)

· Sawunggalih

Pasar Senen-Karanganyar Rp 280 ribu (ekonomi) dan Rp 420 ribu (eksekutif)

Pasar Senen-Kebumen Rp 250 ribu (ekonomi) dan Rp 380 ribu (eksekutif)

Pasar Senen-Gombong Rp 250 ribu (ekonomi) dan Rp 380 ribu (eksekutif)

Menggunakan Pesawat

Transportasi umum lain yang bisa digunakan menuju Kebumen adalah menaiki pesawat. Wisatawan bisa memilih penerbangan menuju Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA).

Setelah itu, bisa melanjutkan perjalanan dengan menaiki bus DAMRI menuju Terminal Kebumen dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit. Opsi lain bisa menaiki kereta api bandara menuju Stasiun Kebumen dengan waktu tempuh 1 jam 12 menit.

Menggunakan Kendaraan Pribadi

Selain kendaraan umum, bagi wisatawan yang ingin pergi ke Geopark Karangsambung menggunakan kendaraan pribadi bisa menggunakan mobil atau motor.

Wisatawan mulai dari Jakarta, ambil arah tol Jakarta-Cikampek, hingga menuju tol Pejagan-Pemalang. Setelah itu, keluar tol Menuju Kabupaten Kebumen.

Dari Kebumen, lanjutkan perjalanan menuju Karangsambung hingga menuju area Geopark Karangsambung. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 7 jam 45 menit, tergantung kondisi lalu lintas dan kecepatan kendaraan.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Sosok Gerry Utama, Peneliti Termuda Indonesia di Antarktika yang Raih Rekor MURI



Jakarta

Gerry Utama berhasil meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pemuda Indonesia termuda yang berhasil menjelajahi Benua Antarktika. Seperti apa kisahnya?

Gerry merupakan alumnus Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2011. Sebelum menginjak usia 30 tahun, Gerry telah tergabung dalam misi riset 69th Russia Antarctica Expedition yang diselenggarakan Arctic Antarctic Research Institute (AARI).


Keikutsertaan Gerry dalam misi menjelajah Antarktika ini merupakan bagian dari kurikulum yang ditawarkan sewaktu ia menempuh pendidikan magister Paleogeografi di Saint Petersburg State University. Capaian Gerry mencatatkan sejarah sebagai orang pertama dari Indonesia sekaligus Asia yang memperoleh akses untuk menjalankan program riset yang dilakukan oleh Pemerintah Rusia.

“Saat itu momentum baik, menjelang hubungan persahabatan Indonesia-Rusia yang memasuki 74 tahun,” kata mahasiswa doktoral penerima beasiswa Pemerintah Rusia ini, dikutip dari laman UGM, Rabu (1/10/2025).

Bekerja di Suhu Minus 50 Derajat Celcius

Dalam ekspedisi tersebut, Gerry bercerita, dirinya harus bekerja di tengah cuaca ekstrem. Bahkan, ia juga tetap beraktivitas saat suhu mencapai minus 50 derajat Celcius.

Gerry terlibat dalam pembuatan peta geomorfologi Pulau King George dan menemukan fosil kayu berusia sekitar 130 juta tahun.

“Temuan ini yang kemudian menjadi bukti bahwa kawasan Antarktika pada masa lampau pernah ditutupi vegetasi hijau yang subur,” ujarnya.

Gerry menjelaskan, penelitian di Antarktika merupakan bagian penting untuk melakukan rekonstruksi terhadap kondisi yang terjadi di Bumi, baik secara paleogeomorfologi ataupun paleoclimate.

“Antarktika itu ibarat memory card tentang proses geologi dan geomorfologi yang pernah terjadi di permukaan Bumi,” ungkapnya, dikutip dari laman Fakultas Geografi UGM.

Momen yang paling berkesan menurut Gerry adalah saat mendarat pertama kali di StasiunMirny, stasiun Antarktika pertama yang dimiliki oleh Pemerintah Rusia.

“Ini momen penting bagaimana mobilisasi yang dilakukan dengan sangat rapi, dilakukan dengan Kapal Akademik Tyroshnikov yang membawa perjalanan menuju ke Antarktika”, Ungkap Gerry.

Gerry mengungkapkan jika penghargaan ini menjadi motivasi dalam misi eksplorasi Antarktika yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia maupun periset Tanah Air. Menurut Gerry, Indonesia berpotensi menjadi pusat Hub-Antarktika di kawasan ASEAN.

“Riset Antarktika ini penting sekali, mengaitkan data Antarktika dengan melakukan revalidasi pada wilayah-wilayah tropis, khususnya di Indonesia, memberikan dukungan analisis yang komprehensif dan sangat kuat, sehingga pengetahuan ini sangat penting di dalam bidang keilmuan geografi,” terangnya.

Ia juga berpesan kepada mahasiswa atau peneliti muda yang memiliki mimpi serupa untuk mulai mewujudkankannya. Salah satunya dimulai dari kebiasaan bangun tidur lebih awal, berolahraga, dan menjaga fisik agar tetap prima.

“Sebagai peneliti tidak hanya dituntut matang secara ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang Antarktika, kita dituntut untuk punya fisik yang sehat karena bekerja dengan kondisi cuaca yang sangat ekstrem dingin,” pungkasnya.

(nir/twu)



Sumber : www.detik.com

Daftar 10 Gunung Tertinggi di Indonesia, Paling Banyak di Pulau Ini


Jakarta

Indonesia dikenal sebagai negara dengan gunung berapi yang banyak di dunia. Tersebar dari Sabang sampai Merauke, ada puncak-puncak tertinggi yang menjadi ikon daerah sekaligus bagian penting dari geologi dunia. Lalu, gunung mana saja yang tertinggi di Indonesia?

Menurut data yang dilaporkan EGSA UGM, Indonesia memiliki 13 persen dari jumlah gunung api di dunia. Jumlahnya mencapai 129 gunung dengan status aktif.

Jumlah ini belum dihitung dengan ratusan gunung lain yang sudah tidak aktif. Beberapa gunung di Indonesia ini, menjulang begitu tinggi hingga dikenal dunia, bahkan masuk dalam daftar Seven Summits.


Daftar 10 Gunung Tertinggi di Indonesia

1. Puncak Jayawijaya, Papua Tengah

Puncak Jayawijaya dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut di Papua adalah gunung tertinggi di Indonesia. NASA Earth Observatory mencatat ketinggiannya mencapai 4.884 meter dengan gletser tropis yang semakin menyusut akibat perubahan iklim (NASA Earth Observatory).

National Geographic Education juga menyebut Puncak Jayawijaya sebagai puncak tertinggi di Oseania, menjadikannya bagian dari Seven Summits.

2. Gunung Kerinci, Jambi

Gunung Kerinci di Jambi merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia. Menurut Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) bersama Badan Geologi, Kerinci menjulang 3.805 meter di atas permukaan laut. Kawasan ini juga diusulkan sebagai geopark dunia karena kekayaan geologi dan biodiversitasnya.

3. Gunung Rinjani, NTB

Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai ketinggian 3.726 meter. Badan Geologi ESDM menyebut kawasan ini rawan aktivitas vulkanik, tetapi tetap jadi destinasi favorit pendaki karena Danau Segara Anak yang memesona.

4. Gunung Semeru, Jawa Timur

Semeru, atau Mahameru, adalah puncak tertinggi di Jawa. Dengan tinggi 3.676 meter, gunung ini sangat aktif. PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) terus memantau aktivitas Semeru karena letusannya kerap terjadi secara berkala.

5. Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan

Gunung Latimojong, khususnya Puncak Rantemario, adalah titik tertinggi di Sulawesi. Badan Informasi Geospasial (BIG) melalui DEMNAS mengonfirmasi elevasinya 3.478 meter. Jalurnya menantang dengan hutan tropis lebat yang jarang dijamah.

6. Gunung Slamet, Jawa Tengah

Gunung Slamet di Jawa Tengah memiliki ketinggian 3.432 meter. PVMBG mencatat Slamet sebagai gunung api besar dengan aktivitas vulkanik yang harus diwaspadai.

7. Gunung Sumbing, Jawa Tengah

Gunung Sumbing menjulang 3.371 meter dan bersebelahan dengan Gunung Sindoro. PVMBG mengkategorikan Sumbing sebagai gunung api aktif yang masih berpotensi erupsi.

8. Gunung Raung, Jawa Timur

Gunung Raung memiliki ketinggian 3.332 meter dan terkenal dengan kaldera elipsnya yang luas. PVMBG menyebut diameter kaldera Raung mencapai sekitar 2 km, menjadikannya salah satu kaldera terbesar di Jawa.

9. Gunung Lawu, Jawa Tengah-Jawa Timur

Gunung Lawu, dengan tinggi 3.265 meter, berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain pendakian, Lawu dikenal sebagai gunung dengan nilai spiritual tinggi dalam budaya Jawa, sering dikunjungi untuk tirakat.

10. Gunung Ciremai, Jawa Barat

Gunung Ciremai di Jawa Barat menjulang setinggi 3.078 meter dan menjadi gunung berapi tertinggi di provinsi ini. Menurut Badan Informasi Geospasial (BIG), Ciremai berada dalam kawasan Taman Nasional yang penting sebagai daerah tangkapan air, sekaligus populer sebagai destinasi pendakian.

Fakta Unik Gunung Tertinggi di Indonesia

Berdasarkan data di atas, gunung tertinggi di Indonesia paling banyak tersebar di Pulau Jawa. Ada enam gunung tertinggi di Indonesia yang berada di Pulau Jawa.

Namun, keunikan paling disorot ada di Papua. Sebab, Puncak Jayawijaya, menjadi puncak tertinggi Indonesia sekaligus Oseania dan satu-satunya gunung dengan puncak es di Indonesia. Sayangnya, NASA mencatat gletser Puncak Jayawijaya terus menyusut akibat perubahan iklim.

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

Heboh! Fosil Gajah Purba Raksasa Ditemukan di Daerah Nganjuk



Jakarta

Penemuan fosil gajah purba kembali menghebohkan dunia penelitian geologi. Tim Museum Geologi Bandung menemukan fosil stegodon berukuran raksasa di lereng Gunung Pandan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Lokasi penemuan tepatnya berada di kawasan Hutan Tritik, Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Nganjuk. Proses ekskavasi dilakukan oleh tim gabungan dari Museum Geologi Bandung, Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Nganjuk, dan komunitas Kota Sejuk Nganjuk.

“Jadi kita mendampingi Tim Museum Geologi Bandung dan komunitas Kota Sejuk Nganjuk untuk melakukan ekskavasi fosil. Lokasi di kawasan hutan Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, lereng Gunung Pandan,” ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Nganjuk, Gunawan Widagdo dikutip dari detikJatim, Rabu (22/10/2025).


Fosil Diduga Satu Tubuh Utuh

Gunawan mengatakan fosil tersebut diduga berasal dari satu tubuh utuh. Sehingga temuan fosil ini dinilai penting dalam sejarah geologi di wilayah Jawa Timur.

“Temuan fosil banyak macamnya karena satu tubuh utuh. Ekskavasi mulai Selasa minggu lalu hingga tanggal 21 Oktober besok,” kata Gunawan.

Fosil tersebut juga memiliki bagian rahang dan gigi. Adapun panjang fosil sekitar 255 cm.

Gunawan mengatakan, selama penggalian fosil ini cukup ramai karena ada total 22 orang yang membantu mengevaluasi. Mereka terdiri dari Badan Geologi, 7 orang dari komunitas dan Disporabudpar, dan 4 warga sekitar.
Sembunyikan kutipan teks

“Ada 11 orang dari Badan Geologi, 7 dari komunitas Kota Sejuk, dan 4 warga sekitar sehingga total 22 orang,” ujar Gunawan.

Fosil Sudah Ditemukan Sejak 2024

Gunawan menjelaskan, fosil berukuran sekitar 2,55 meter itu sebenarnya telah ditemukan sejak awal 2024 oleh almarhum Susilo, anggota komunitas Kota Sejuk. Namun, proses penggalian baru dapat dilanjutkan Oktober 2025 karena keterbatasan waktu dan kondisi medan.

“Fosil tersebut ditemukan oleh anggota komunitas Kota Sejuk, Susilo (alm), setahun lalu saat mendampingi tim Badan Geologi Nasional Bandung melakukan survei potensi sebaran fosil di Hutan Tritik,” beber Gunawan.

Selama menunggu evakuasi, fosil ditutup dengan gipsum dan terpal. Tim peneliti pada 2025 ini telah mengevakuasi dan akan melakukan penelitian lebih lanjut.

“Tahun 2025 ini dilakukan ekskavasi kembali dan penelitian lanjutan, namun sepertinya waktunya juga tidak cukup sehingga yang diangkat beberapa bagian yang sudah jelas terbuka,” pungkas Gunawan.

(cyu/nwk)



Sumber : www.detik.com

Batu Unik Ini Diduga Potongan Bumi Purba Sebelum Ada Bulan


Jakarta

Batuan dari Kanada, Greenland, dan Hawaii memiliki lebih sedikit isotop kalium-40 yang sudah langka dibandingkan batuan dari bagian Bumi lainnya. Para ilmuwan yang menemukan fakta ini menganggapnya sebagai bukti bahwa batuan itu terbentuk dari material yang ada di Bumi sebelum tabrakan yang menyebabkan pembentukan Bulan.

Satu tabrakan, di awal terbentuknya Bumi, mengubah segalanya. Sebuah objek seukuran Mars menabrak protoplanet tersebut, memuntahkan begitu banyak material hingga menjadi Bulan, dan melelehkan permukaan planet tersebut untuk waktu yang lama. Menurut beberapa penelitian terbaru, objek yang dimaksud, yang dikenal sebagai Theia, membawa serta sebagian besar air yang membentuk lautan kita dan membuat Bumi layak huni.


Theia menghantam Bumi begitu dahsyat sehingga sebagian besar planet ini kini terdiri dari campuran proto-Bumi dan Theia dengan perbandingan sekitar 90/10, dengan sedikit meteorit yang berasal dari kemudian hari, sebagian besar berada di kerak Bumi. Namun, Dr. Nicole Nie dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) bertanya-tanya apakah masih ada sisa-sisa proto-Bumi yang lebih murni.

Untuk menemukannya, Nie dan rekan-rekannya beralasan mereka perlu mengidentifikasi apa yang mungkin ditambahkan oleh penambahan-penambahan selanjutnya, dan mencari contoh-contoh yang tidak memilikinya.

Tim tersebut mempelajari meteorit dan menemukan bahwa meteorit tersebut sebagian besar lebih kaya kalium-40, relatif terhadap isotop-isotop lainnya, kalium-39 dan 41, dibandingkan Bumi itu sendiri. Dengan asumsi tren ini berlangsung lama, sebelum kedatangan semua meteorit ini, planet ini pasti memiliki lebih sedikit kalium-40 daripada saat ini. Hal ini menunjukkan banyak hal, karena kalium-40 hanya membentuk 0,01% unsur di kerak Bumi.

Ada kemungkinan bahwa Theia sama kekurangan kalium-40 seperti proto-Bumi, dan semua kelebihan kalium tersebut berasal dari meteorit-meteorit berikutnya, tetapi para penulis penelitian menganggap hal ini tidak mungkin. Oleh karena itu, mereka berpendapat, jika kita dapat menemukan batuan dengan kadar postassium-40 yang cukup rendah, kemungkinan besar batuan tersebut berasal dari masa sebelum Theia.

Tim beralasan ada dua jenis tempat yang paling cocok untuk pencarian ini. Pertama, di wilayah yang memiliki batuan tertua di dunia, seperti Greenland dan sebagian Kanada. Kedua, di batuan yang relatif muda, terbentuk dari material jauh di dalam mantel, yang mungkin terlindung dari pengaruh Theia.

“Jika tanda-tanda kalium ini terpelihara, kita akan ingin mencarinya di waktu yang dalam dan di Bumi yang dalam,” kata Nie dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari IFL Science.

Ketika para penulis memeriksa sampel dari Greenland dan wilayah tertua di Kanada, serta pulau vulkanik Hawaii dan Réunion, melalui spektrometer massa, mereka menemukan konsentrasi kalium-40 65 bagian per juta lebih rendah daripada di berbagai tempat lain. Hal ini membuat postassium-40 sangat langka dibandingkan isotop kalium lainnya, sehingga mereka yakin bahan-bahannya pastilah proto-Bumi yang hampir murni.

“Ini mungkin bukti langsung pertama bahwa kita telah mengawetkan material proto-Bumi. Kita melihat sepotong Bumi yang sangat tua, bahkan sebelum tumbukan dahsyat itu. Ini menakjubkan karena kita menduga tanda-tanda awal ini akan terhapus perlahan seiring evolusi Bumi,” jelasnya.

Ada unsur-unsur lain yang komposisi isotop Bumi-nya berada di ujung ekstrem spektrum meteorit, seperti rutenium dan molibdenum. Akan tetapi, perbedaan dalam cara unsur-unsur ini dimasukkan ke inti Bumi berarti mereka tidak selalu cocok untuk pengujian konfirmasi.

Satu pertanyaan besar yang belum terjawab oleh penelitian ini adalah mengapa proto-Bumi memiliki kadar kalium-40 yang sangat rendah. Ada beberapa meteorit yang kadar postassium-40-nya rendah, tetapi belum ditemukan satu pun yang sesuai dengan komposisi dari keempat lokasi tersebut.

Nie dan rekan-rekan penulisnya mengaku tidak tahu mengapa proto-Bumi berbeda dengan objek lain yang telah kita temukan di Tata Surya, setidaknya dalam hal kadar kalium. Nie berpendapat bahwa kita mungkin memerlukan sampel meteorit yang lebih besar, karena sampel yang cocok dengan Bumi sebelum Theia mungkin masih menunggu untuk ditemukan.

(rns/rns)



Sumber : inet.detik.com

Dua Gempa Besar Diramal Akan Terjadi Bersamaan, Indonesia Aman?


Jakarta

Para peneliti yang ingin mengungkap pola pergerakan gempa bumi menemukan fakta yang meresahkan, dua patahan terbesar di dunia terkadang bekerja bersamaan.

Para peneliti gempa bumi di Pantai Barat Amerika Utara menemukan tanda, bahwa gempa bumi di Zona Subduksi Cascadia atau Sesar San Andreas dapat memicu gempa bumi di zona lainnya.

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Geosphere, para peneliti dari Oregon State University yang dipimpin oleh Chris Goldfinger, seorang ahli geologi dan geofisika kelautan, menunjukkan bukti yang disebut ‘sinkronisasi parsial’ antara Sesar San Andreas utara dan Zona Subduksi Cascadia.


Sinkronisasi parsial pada dasarnya berarti bahwa suatu peristiwa gempa bumi di satu zona memiliki riwayat pemicu di zona lainnya, dan bukti historis ‘interaksi signifikan’ antara keduanya, serta potensi interaksi yang lebih besar di masa mendatang. Menurut mereka, hal ini perlu dianggap sebagai peringatan.

Bukti inti dari hubungan ini berasal dari dasar laut. Tim menambang 130 inti sedimen yang berasal dari 3.100 tahun yang lalu, dari Persimpangan Tiga Mendocino, tempat pertemuan Lempeng Juan de Fuca dan Lempeng Gorda di bawah Lempeng Amerika Utara, di Zona Subduksi Cascadia dengan Sesar San Andreas di lepas pantai California utara. Di sana, lapisan sedimen menunjukkan aktivitas turbidit yang tidak biasa, lapisan yang terbentuk oleh longsor laut yang menggerakkan dasar laut, yang seringkali merupakan tanda-tanda awal gempa bumi.

“Turbidit pada umumnya memiliki sedimen kasar di bagian bawah, sementara lanau yang lebih halus mengendap di bagian atas. Namun, di Mendocino Triple Junction, struktur tersebut terbalik dan tampak terbalik dengan semua pasir di atasnya. Dan sejauh yang kami ketahui, gravitasi tidak berubah,” ujar Goldfinger dikutip dari Scientific American, Senin (20/10/2025).

Hal ini kemungkinan menyiratkan bahwa formasi turbidit unik tersebut ditumpuk oleh dua gempa bumi, satu dari masing-masing zona, secara berurutan dengan selisih waktu beberapa tahun atau bahkan menit.

Studi ini menunjukkan bahwa delapan tikungan turbidit memiliki ‘tumpang tindih temporal yang substansial’ antara Zona Subduksi Cascadia dan Sesar San Andreas, dan bahwa peristiwa gempa sinkronisasi besar terakhir terjadi sekitar tahun 1700. Goldfinger membandingkan situasi ini dengan menyetel radio untuk mengonversi sinyal masuk.

“Saat menyetel sistem radio lama, pada dasarnya Anda menyebabkan satu osilator bergetar pada frekuensi yang sama dengan yang lainnya. Ketika patahan-patahan ini sinkron, satu patahan dapat menyetel patahan lainnya dan menyebabkan gempa bumi berpasangan,” ujarnya.

Namun, meskipun sudah lebih dari 300 tahun sejak gempa bumi kembar terakhir terjadi, hal itu tidak menutup kemungkinan akan terjadi peristiwa serupa di masa mendatang.

“Kita bisa memperkirakan bahwa gempa bumi di salah satu patahan saja akan menguras sumber daya seluruh negeri untuk meresponsnya,” ujar Goldfinger.

“Jika keduanya terjadi bersamaan, maka kemungkinan San Francisco, Portland, Seattle, dan Vancouver semuanya akan berada dalam situasi darurat dalam jangka waktu yang singkat,” imbuhnya.

Meskipun ‘hanya’ terjadi delapan kejadian besar, bukti menunjukkan kedua wilayah tersebut saling terkait erat sehingga gempa bumi yang terjadi hampir bersamaan bukanlah hal yang jarang terjadi.

“Dalam makalah ini, kami berfokus pada geologi, alih-alih memikirkan potensi bencana. Namun, cukup jelas bahwa jika hal seperti ini terjadi, dan kami yakin buktinya kuat, kami perlu bersiap,” kata Goldfinger.

Dari penelitian tersebut, belum diketahui bagaimana dengan kondisi patahan lain misalnya di Asia termasuk Indonesia. Penelitian mereka baru untuk wilayah Amerika saja.

(rns/fay)



Sumber : inet.detik.com