Tag Archives: gizi anak

Mengenal Program ‘Makan Bergizi Gratis’ di India, Sudah Ada sejak 1995



Jakarta

Indonesia resmi masuk sebagai salah satu negara yang menerapkan program makan siang gratis di sekolah. Jauh sebelum Indonesia, India telah menerapkan program serupa sejak 1995.

Program Nasional Dukungan Gizi untuk Pendidikan Dasar atau NP-NSPE resmi diluncurkan pada 15 Agustus 1995. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendaftaran dan kehadiran siswa serta meningkatkan tingkat gizi anak-anak.


Menurut laman India Brand Equity Foundation, program bernama Mid-Day Meal ini menyediakan pasokan makanan sebanyak seratus gram per anak per hari sekolah. Namun, skema ini mengalami beberapa perubahan selama bertahun-tahun.

Perkembangan Mid-Day Meal Program dari Tahun ke Tahun

Pada tahun 2001, skema Mid-Day Meal direvisi sesuai arahan Mahkamah Agung di India untuk menyediakan makanan siap saji dengan 300 kalori dan 8-12 gram protein untuk siswa kelas I hingga V. Kemudian pada tahun 2008-2009, skema ini direvisi lebih lanjut untuk mencakup anak-anak yang duduk di kelas I hingga VIII.

Pada September 2021, Pemerintah India menyetujui Skema Pradhan Mantri Poshan Shakti Nirman (PM POSHAN) yang disponsori pemerintah pusat. Untuk menyediakan satu porsi makanan hangat di sekolah-sekolah pemerintah dan sekolah-sekolah yang dibantu pemerintah, Pusat Pelatihan Khusus, Madarsas, dan Maqtab yang didukung oleh Sarva Shiksha Abhiyan (SSA), dari tahun anggaran 2022 hingga 2026.

Dalam anggaran sementara tahun anggaran 2025, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rs. 12.467,39crore atau Rp24,9 M.

Porsi Mid-Day Meal India

Pemerintah telah mengalokasikan porsi spesifik sesuai kebutuhan anak dengan rincian sebagai berikut:

Bal Vatika (pra-sekolah) dan kelas dasar: 100 gram per anak per hari
Sekolah NCLP dan anak kela atas: 150 gram per anak per hari

Juru Masak Mid-Day Meal India

Satu juru masak sekaligus asisten dapat dipekerjakan untuk maksimal 25 siswa. Terdapat dua juru masak sekaligus asisten untuk sekolah dengan 26 hingga 100 siswa.

Masing-masing asisten dibayar honorarium minimum Rs1.000 atau Rp 200 ribu per bulan. Negara bagian dapat membayar lebih dari jumlah minimum yang disarankan ini dari sumber daya mereka sendiri.

Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia

Hampir 30 tahun kemudian, Indonesia mengadakan program serupa bertajuk Makan Bergizi Gratis. Melansir laman Badan Gizi Nasional, MBG 2025 akan dilaksanakan di 5000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Target penerima manfaat adalah 15 juta-16,5 juta jiwa.

Dengan menu seharga Rp10 ribu per orang, MBG menyediakan porsi berisi nasi, lauk, sayur, dan buah. Adapun kualitas makanan dijamin oleh Kepala SPPG dibantu oleh Ahli Gizi yang ada di masing masing SPPG.

(nir/nah)



Sumber : www.detik.com

Mendikdasmen Koreksi Istilah ‘Kurikulum MBG’, Siapkan Modul Hidup Sehat via MBG



Jakarta

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sempat mengusulkan agar topik soal keamanan pangan dan gizi masuk dalam kurikulum sekolah. Langkah ini dinilai sebagai upaya agar anak lebih paham tentang makanan yang layak dikonsumsi.

Lebih jauh hal ini juga menjadi salah satu langkah pencegahan masalah keracunan menu makan bergizi gratis (MBG). Usul ini kemudian juga didengar oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti sebagai ‘Kurikulum MBG’.

Menteri Mu’ti meminta agar masyarakat tak memaknai ‘Kurikulum MBG’ menjadi sebuah kurikulum pendidikan. Dalam artian, kurikulum yang akan diterapkan di sekolah.


“Jadi ‘Kurikulum MBG’ jangan dimaknai bahwa itu kurikulum ya. Lagi-lagi kita ini kan kacau mengenai istilah kurikulum,” paparnya usai acara dalam acara Taklimat Media Setahun Kemendikdasmen di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta pada Rabu, (22/10/2025) ditulis Kamis (23/10/2025).

Bila melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah kurikulum diartikan sebagai perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Saat ini, Kemendikdasmen masih memberlakukan dua kurikulum di sekolah, yakni Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013.

Setelah satu tahun masa pemerintahannya, Menteri Mu’ti tidak mengubah dan menghadirkan kurikulum nasional. Untuk memperkuatnya, ia menghadirkan deep learning atau pembelajaran mendalam sebagai metode pembelajaran di sekolah.

Sudah Kerja Sama dengan Menkes

Kembali pada usulan ‘Kurikulum MBG’, Sekum PP Muhammadiyah itu mengaku sudah bekerja sama dengan Menkes Budi untuk program Sekolah Sehat. Program ini telah berjalan dan bahkan informasi Sekolah Sehat ada di buku-buku bacaan pendukung murid.

“Bacaan pendukung tentang kebiasaan hidup sehat, makan bergizi bahkan ada juga video-video yang berkaitan dengan bagaimana budaya hidup sehat di sekolah,” urai Mu’ti.

Untuk itu, ia yakin yang dimaksud oleh Menkes adalah masalah kurikulum secara harfiah. Hal ini belum bisa Mu’ti pastikan lantaran ia belum bertemu langsung dengan Menkes Budi.

“Tapi dari pembicaraan selama ini kami kan sudah berkoordinasi dengan BGN (Badan Gizi Nasional), Menteri Kesehatan untuk bagaimana MBG itu tidak fokus pada makanannya saja. Tapi pada pembentukan karakter melalui MB dan membangun budaya hidup sehat,” tegasnya.

Saat ini, Kemendikdasmen telah memiliki modul tentang penanaman karakter dan budaya hidup sehat melalui MBG. Modul ini nantinya akan dikirimkan ke semua sekolah.

“Sehingga harapan kami mudah-mudahan ke depan MBG ini kita dukung penuh ini program Bapak Presiden,” tandasnya.

(det/nwk)



Sumber : www.detik.com