Tag Archives: gunung merapi

Beternak Hingga Panen Salak, Ini Beragam Aktivitas Seru di Desa Wisata Nganggring



Sleman

Desa Wisata Nganggring menawarkan pengalaman unik dan seru buat traveler. Di sini, pengunjung bisa wisata beternak kambing dan bertani salak.

Desa Wisata Nganggring berada di bawah kaki Gunung Merapi di Desa Nganggring Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan Desa wisata itu memiliki pemandangan yang indah dengan suasana yang asri dan sejuk.

Desa Wisata Nganggring dikembangkan oleh masyarakat setempat sejak 2005. Tidak disangka, pada 2007, Desa Wisata Nganggring berhasil mendapatkan penghargaan Kalpataru, yaitu penghargaan tertinggi dari pemerintah atas jasa melestarikan lingkungan hidup.


Destinasi yang paling menonjol dari desa ini adalah peternakan kambing peranakan etawa (PE) dan perkebunan salak, karena mayoritas masyarakat disana bekerja sebagai peternak kambing dan petani salak.

Kegiatan Seru di Desa Wisata Nganggring

Berada sekitar 11 km dari puncak Gunung Merapi, Desa Wisata Nganggring memiliki luas 2,75 Ha dan dikelola oleh masyarakat sebagai destinasi wisata.

Melansir situs Jejaring Desa Wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan laman Instagram Desa Wisata Nganggring, berikut beberapa kegiatan menarik yang bisa dilakukan di Desa Wisata Nganggring.

1. Pengelolaan Hutan Rakyat

Dalam tur ini wisatawan akan diberikan edukasi pengelolaan hutan rakyat dengan tanaman tegakan HMT. Wisatawan akan diberikan materi dan modul pembelajaran, disertai dengan narasumber yang berpengalaman. Wisatawan juga akan diajak praktik menanam secara langsung untuk mendapatkan pengalaman menarik.

Benefit yang didapat dari tur ini adalah pengalaman menarik, ilmu tentang pengelolaan hutan, dan sertifikat kegiatan. Untuk paket tur ini, wisatawan perlu membayar Rp 150 ribu per orang.

2. Budidaya Kambing Peranakan Etawa (PE)

Dalam tur ini wisatawan akan diberikan edukasi tentang budidaya kambing PE. Wisatawan akan mendapatkan materi dari narasumber profesional dan modul pembelajaran. Selain itu, wisatawan diajak untuk praktik lapangan terkait proses budidaya kambing peranakan etawa.

Benefit yang didapat dari tur ini adalah pengalaman menarik, ilmu tentang budidaya kambing peranakan etawa, dan sertifikat kegiatan. Wisatawan hanya perlu membayar Rp 195 ribu.

3. Paket Edukasi Kambing

Dalam paket wisata ini wisatawan akan diajak untuk lebih berkeliling area wisata dan melihat lebih dekat peternakan kambing peranakan etawa.

Kegiatan yang dilakukan mulai dari melihat langsung kandang Kambing, cara pemeliharaan, memberi pakan kambing, memberi susu untuk cempe (anak kambing), dan edukasi terkait budidaya kambing hingga produk-produk turunan kambing.

Harga untuk paket tur ini mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 100 ribu, tergantung paket tur yang dipilih.

4. Memerah Susu Kambing PE

Selain mengenal budidaya kambing secara langsung, wisatawan juga bisa mendapatkan pengalaman unik untuk belajar cara memerah susu kambing PE. Selain mendapatkan pengalaman baru, kegiatan ini juga memberikan pengetahuan terkait proses higienis dalam pengambilan susu segar.

Untuk paket tur ini, wisatawan perlu membayar seharga Rp 35 ribu

5. Mengelola Pakan dan Pupuk Organik

Dalam paket tur ini, wisatawan diajak melihat proses limbah ternak diolah menjadi pupuk organik, baik produk pupuk organik cari maupun padat. Selain itu, wisatawan juga bisa melihat proses pembuatan pakan kambing yang dibuat dengan bahan-bahan alami.

Untuk paket wisata ini wisatawan hanya perlu membayar dengan harga Rp 35 ribu.

6. Mengolah Susu Kambing PE

Setelah mengetahui cara memerah susu kambing PE, wisatawan juga diajak untuk mengetahui proses mengolah susu Kambing. Dalam kegiatan ini, pengunjung belajar cara mengolah susu Kambing menjadi berbagai produk seperti yogurt, keju, hingga susu bubuk.

Untuk mengikuti paket tur menarik satu ini, wisatawan hanya perlu membayar Rp 145 ribu.

7. Mengelola Lotion dan Sabun dari Susu Kambing

Ternyata selain menjadi yogurt atau keju, susu kambing juga bisa diolah menjadi lotion dan sabun loh! Dalam tur ini pengunjung akan diajak untuk mengelola susu kambing PE menjadi lotion yang memiliki manfaat bagi kulit karena dibuat dari bahan alami.

Wisatawan hanya perlu membayar RP 35 ribu untuk paket tur membuat lotion dan Rp 25 ribu untuk paket tur membuat sabun.

8. Panen Salak

Nah selain melakukan kegiatan yang berhubungan dengan peternakan kambing PE, wisatawan juga ditawarkan pengalaman keliling perkebunan salak. Dalam tur ini, wisatawan diajak untuk melihat langsung kebun salak di Desa Wisata Nganggring.

Dalam tur ini, wisatawan akan diajak memetik dan menikmati buah salak yang dibudidayakan di desa tersebut, wisatawan juga akan diberikan edukasi terkait proses perkawinan pohon salak. Untuk mengikuti paket tur ini, wisatawan hanya perlu membayar Rp 25 ribu.

Selain kegiatan yang menarik Desa Wisata Nganggring menyediakan berbagai fasilitas untuk mengutamakan kenyamanan wisatawan seperti, toilet, mushola, lahan parkir, aula pertemuan, wi-fi area, kios makanan dan minum, hingga kios souvenir.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Daftar Gunung Berapi Aktif di Indonesia, Mana yang Paling Berbahaya?


Jakarta

Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah gunung api terbanyak di dunia. Namun, mana gunung berapa yang sedang aktif di Indonesia?

Letak Indonesia berada di jalur Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), yaitu kawasan dengan aktivitas tektonik yang tinggi. Kondisi ini membuat Indonesia punya potensi erupsi gunung yang perlu terus dipantau.

Dari sekitar 120 gunung api aktif di Tanah Air, beberapa di antaranya kini berstatus Awas, Siaga, hingga Waspada. Berdasarkan data terbaru dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) – Badan Geologi Kementerian ESDM melalui laman Magma Indonesia dan VSI ESDM, hingga 30 September 2025, terdapat sejumlah gunung berapi yang berstatus di atas normal, mulai dari Siaga (Level III) hingga Waspada (Level II).


Lalu, gunung berapi mana saja yang saat ini aktif dan berpotensi membahayakan? Berikut daftar lengkapnya, dikutip dari laman ESDM.

Gunung Aktif dengan Status Siaga (Level III)

Pemantauan terakhir: 30 September 2025

Gunung Ile Lewotolok (Nusa Tenggara Timur)
Gunung Lewotobi Laki-laki (Nusa Tenggara Timur)
Gunung Lokon (Sulawesi Utara)
Gunung Merapi (Daerah Istimewa Yogyakarta & Jawa Tengah)
Gunung dengan Status Waspada (Level II)

Pemantauan terakhir: 28-29 September 2025

Gunung Anak Krakatau (Lampung)
Gunung Awu (Sulawesi Utara)
Gunung Banda Api (Maluku)
Gunung Bromo (Jawa Timur)
Gunung Burni Telong (Aceh)
Gunung Dempo (Sumatera Selatan)
Kawasan Dieng (Jawa Tengah)
Gunung Dukono (Maluku Utara)
Gunung Gamalama (Maluku Utara)
Gunung Ibu (Maluku Utara)
Gunung Iya (Nusa Tenggara Timur)
Gunung Karangetang (Sulawesi Utara)
Gunung Kerinci (Jambi-Sumatera Barat)
Gunung Marapi (Sumatera Barat)
Gunung Raung (Jawa Timur)
Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat)
Gunung Ruang (Sulawesi Utara)
Gunung Semeru (Jawa Timur)
Gunung Sinabung (Sumatera Utara)
Gunung Slamet (Jawa Tengah)
Gunung Soputan (Sulawesi Utara)

Mengapa Status Aktivitas Penting Dipantau?

Status aktivitas gunung berapi ditentukan berdasarkan pemantauan kegempaan, deformasi, suhu, hingga aktivitas visual. Masyarakat di sekitar gunung berapi disarankan selalu mengikuti arahan resmi dari PVMBG dan BPBD setempat, terutama pada gunung dengan status Siaga.

Daftar gunung berapi aktif ini menunjukkan betapa besarnya potensi alam Indonesia. Nah, apakah gunung-gunung di atas termasuk ada yang di daerah detikers?

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

Dear Traveler, Bukit Kukusan yang Viral itu Bukan Tempat Wisata!



Jogja

Bertebaran di TikTok para traveler yang melipir ke kawasan Bukit Kukusan yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Taman mengimbau untuk tidak main ke sana karena bukan tempat wisata dan lokasinya juga berbahaya.

Dalam akun Instagramnya yang dilihat detikTravel, Minggu (19/10/2025) Taman Nasional Gunung Merapi mengingatkan para pendaki, Bukit Kukusan sangat berbahaya karena topografinya yang curam dan bukanlah area yang dimanfaatkan untuk berwisata.

“Dalam beberapa waktu terakhir ini bermunculan akun media sosial terutama di TikTok yang mengunggah aktivitas wisata tidak pada lokasi yang diperkenankan. Salah satu yang sedang menjadi sorotan adalah tempat yang biasanya disebut dengan nama Bukit Kukusan (secara administrasi masuk Kabupaten Klaten),”


“Lokasi tersebut bukan berada pada zona pemanfaatan (area yang boleh untuk kegiatan wisata alam) dan pada radius 2 Km dari puncak Merapi. Aktvitas di Bukit Kukusan sangat berbahaya karena topografinya yang curam (terdapat jurang di sisi kiri, kanan, dan bagian depan),” tulis akun tersebut.

Viralnya foto dan video para TikToker yang ke Bukit Kukusan, TNGM pun mengambil beberapa langkah tegas.

“Mendapati fakta-fakta di media sosial tersebut, Balai TNGM melakukan langkah-langkah sebagai berikut : (1) menginventarisir akun-akun yang mengunggah konten di Bukit Kukusan; (2) memberikan sosialisasi bahwa Bukit Kukusan bukan area wisata dan beraktivitas di lokasi ini berbahaya; (3) meminta agar menghapus (take down) konten di Bukit Kukusan,” lanjutnya.

Empat pendaki terciduk dan diberikan sosialisasi

Dalam keterangan lebih lanjut, TNGM mengatakan pada Kamis (16 Oktober 2025) petugas pada Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Wilayah Kemalang dan RPTN Wilayah Cangkringan melakukan patroli di Bukit Kukusan dan menjumpai 4 (empat) orang yang melakukan trekking dengan inisial RD, FP, S, dan WL. Petugas pun memberikan sosialisasi larangan trekking di Bukit Kukusan, radius aman beraktivitas, dan lokasi yang boleh dikunjungi oleh wisatawan.

“Keempat orang ini juga bersedia menghapus dokumentasi yang sempat diambil. Setelahnya petugas melanjutkan pemasangan papan larangan trekking,” tambahnya.

Kepala Balai TNGM kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk kegiatan wisata telah disediakan 5 (lima) OWA yaitu Jurang Jero (Magelang), Telogo Muncar (Sleman), Plunyon dan Kalikuning Park (Sleman), Kalitalang (Klaten), dan Deles Indah (Klaten). Wisata minat khusus dengan sistem reservasi juga telah tersedia di OWA Sapuangin (Klaten).

Selain itu masyarakat diminta tetap menaati rekomendasi dari BPPTKG terkait batas aman aktivitas mengingat Gunung Merapi saat ini statusnya adalah Level III (SIAGA).

(sym/wsw)



Sumber : travel.detik.com

4 Pendaki Kepergok Trekking di Bukit Kukusan Merapi, Dihukum Hapus Konten



Klaten

Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) menindak tiga cewek dan satu cowok yang kepergok trekking di Bukit Kukusan. Mereka dihukum untuk menghapus konten yang sudah dibuat.

Kepala Balai TNGM, Muhammad Wahyudi, mengatakan beberapa waktu terakhir ini bermunculan akun media sosial terutama di TikTok yang mengunggah aktivitas wisata tidak pada lokasi yang diperkenankan. Salah satunya di Bukit Kukusan yang masuk lereng Gunung Merapi wilayah Klaten.

“Salah satu yang sedang menjadi sorotan adalah tempat yang biasanya disebut dengan nama Bukit Kukusan yang secara administrasi masuk Kabupaten Klaten,” kata Wahyudi dalam keterangannya, Jumat (17/10/2025)


Wahyudi menyatakan pihaknya telah mengidentifikasi dan menindaklanjuti penyebaran konten wisata ilegal tersebut.

“Langkah itu mencakup menginventarisir akun-akun yang mengunggah konten di Bukit Kukusan, memberikan sosialisasi bahwa Bukit Kukusan bukan area wisata dan beraktivitas di lokasi ini berbahaya, meminta agar menghapus konten di Bukit Kukusan,” jelas dia.

Sebagai tindak lanjut di lapangan, petugas dari Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Wilayah Kemalang dan RPTN Wilayah Cangkringan menggelar patroli pengamanan di kawasan Bukit Kukusan pada Kamis, 16 Oktober 2025.

Dalam patroli tersebut, petugas menjumpai empat orang yang sedang melakukan aktivitas trekking. Keempat orang tersebut diidentifikasi berinisial RD, FP, dan S yang berasal dari Sleman, serta WL dari Klaten.

“Petugas menyampaikan sosialisasi larangan trekking di Bukit Kukusan, radius aman beraktivitas, dan lokasi yang boleh dikunjungi oleh wisatawan. Keempatnya juga bersedia menghapus dokumentasi yang sempat diambil,” ujarnya.

Setelah memberikan arahan kepada para pengunjung, petugas melanjutkan kegiatan dengan memasang papan larangan trekking di beberapa titik strategis untuk mempertegas status terlarang kawasan Bukit Kukusan bagi kegiatan wisata.

Dia menjelaskan, pelarangan itu dilakukan karena Bukit Kukusan berada di luar zona pemanfaatan wisata dan memiliki topografi curam yang membahayakan keselamatan pengunjung.

Selain itu, Bukit Kukusan terletak dalam radius berbahaya, yakni hanya 2 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Lokasinya yang dikelilingi jurang di sisi kiri, kanan, dan depan menjadikannya area rawan kecelakaan.

“Lokasi tersebut (Bukit Kukusan) bukan berada pada zona pemanfaatan atau area yang boleh untuk kegiatan wisata alam dan pada radius 2 kilometer dari puncak Merapi. Aktivitas di Bukit Kukusan sangat berbahaya karena topografinya yang curam, terdapat jurang di sisi kiri, kanan, dan bagian depan,” jelas dia.

Wahyudi mengingatkan masyarakat bahwa TNGM telah menyediakan destinasi wisata alam (OWA) yang aman dan resmi untuk dikunjungi.

Di antara destinasi yang sudah populer dan dikelola dengan baik adalah Jurang Jero di Magelang, serta Telogo Muncar, Plunyon dan Kalikuning Park di Sleman.

Untuk wilayah Klaten, destinasi resmi yang sedang diminati adalah Kalitalang dan Deles Indah. Selain itu, TNGM juga menyediakan paket wisata minat khusus dengan sistem reservasi di OWA Sapuangin, Klaten.

———

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com