Tag Archives: gunung

Kereta Gantung Mogok di Ketinggian, Wisatawan Panik



Jakarta

Puluhan wisatawan terjebak dalam kereta gantung di Kawasan Wisata Gunung Tianmen, Provinsi Hunan, China. Kereta itu macet di udara selama lebih dari satu jam.

Dikuttip dari Vietnam Express, Kamis (9/10/2025), insiden tersebut terjadi pada 5 Oktober sekitar pukul 18.40 waktu setempat. Saat itu, terjadi gangguan listrik dan komunikasi.

Beberapa video, yang direkam oleh turis menjadi viral di platform Douyin, memperlihatkan dua kabin kereta gantung bergoyang hebat di angkasa. Setiap kabin ditumpangi sekitar 10 penumpang. Mereka tampak panik dan ketakutan.


Seorang saksi mata menggambarkan pengalaman mengerikan itu dengan mengatakan bahwa kereta gantung berulang kali berhenti dan bergerak. Dia menilai situasi tersebut sagat berbahaya karena ayunan menggantung di ketinggian.

Dalam video lain, seorang turis wanita terlihat berteriak saat kabin berguncang keras.

Kengerian itu bahkan menular kepada warganet yang menonton video itu. Beberapa netizen berkomentar bahwa mereka hampir pingsan saat melihat rekaman tersebut. Bahkan, ada yang menilai kondisi bisa lebih menakutkan jika ada angin kencang.

Pihak pengelola kawasan wisata langsung mengaktifkan rencana darurat untuk memastikan keselamatan para turis. Sistem kereta gantung berhasil diperbaiki pada pukul 20.00 dan seluruh penumpang yang terjebak dapat dievakuasi dengan selamat.

Pengelola Kawasan Wisata Gunung Tianmen menyampaikan permohonan maaf secara terbuka. Mereka juga berjanji untuk melakukan evaluasi menyeluruh demi mencegah kejadian serupa di masa depan.

Gunung Tianmen terletak di Taman Nasional Gunung Tianmen. Kereta gantung itu mulai beroperasi pada 2005 dengan menghubungkan puncak gunung dengan stasiun kereta Zhangjiajie yang berada di dekatnya.

Dengan panjang 7.455 meter, kereta gantung Tianmen Mountain sering disebut dalam publikasi pariwisata sebagai kereta gantung penumpang terpanjang di dunia yang melintasi pegunungan tinggi.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Soal Larangan Pendaki Masuk ke Goalpara-Curug Sudin, Ini Kata TNGGP



Sukabumi

Ramai soal papan merah bertuliskan “Dilarang Memasuki Kawasan Taman Nasional” di jalur kampung sekitar Kecamatan Sukaraja, Sukabumi. Ini penjelasan pihak TNGGP.

Kawasan hijau dengan pemandangan sejuk itu viral karena ramai dikunjungi wisatawan untuk trekking ke Curug Sudin atau Curug Rasta.

Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP), Agus Deni pun menjelaskan, kawasan tersebut termasuk ke dalam area konservasi Resor Goalpara Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.


Salah satu titik yang sering menjadi perhatian adalah Curug Sudin, air terjun alami yang tersembunyi di dalam kawasan hutan tersebut.

“Larangan itu bukan tanpa dasar. Sesuai Pasal 50 ayat 3 huruf a UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, setiap orang dilarang memasuki, menggunakan, atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah,” kata Agus Deni saat dikonfirmasi, Selasa (7/10).

Agus menegaskan, papan larangan itu bukan bertujuan menutup akses masyarakat, melainkan untuk menjaga ekosistem agar tetap lestari. Hingga saat ini, kata dia, potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) curug tersebut belum dibuka untuk umum.

“Tujuannya bukan melarang orang menikmati alam, tapi agar alam tetap lestari dan fungsi konservasi tidak terganggu,” ujarnya.

Menurut Agus, bila suatu saat kawasan seperti Curug Sudin akan dibuka untuk wisata alam, maka seluruh prosesnya harus melalui kajian dan prosedur resmi.

“Kajian itu penting supaya wisata tetap aman, berkelanjutan, dan tidak merusak fungsi konservasi,” tegasnya.

Pesona Curug Sudin Masih Sangat Alami

Curug Sudin, atau yang oleh sebagian warga disebut Curug Rasta, berada di wilayah Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

Lokasinya berada di ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan kondisi lingkungan yang masih sangat alami dan minim sentuhan manusia.

Akses menuju Curug Sudin tidak mudah. Medannya cukup menantang dengan jalur yang menembus vegetasi lebat dan perkebunan teh. Namun bagi sebagian pegiat alam, keindahan air terjun dan udara sejuk di sekitarnya menjadi daya tarik tersendiri.

Keasrian inilah yang membuat kawasan tersebut masuk dalam zona konservasi. Aktivitas tanpa izin, seperti mendirikan tenda, membuka jalur baru, atau kegiatan wisata liar, berpotensi merusak keseimbangan ekosistem.

“Kalau masyarakat ingin menikmati alam, silakan melalui jalur resmi dan kegiatan yang sudah dikaji. Jangan nekat masuk ke wilayah konservasi karena risikonya besar, baik bagi keselamatan maupun kelestarian hutan,” ujar Agus.

“Pada prinsipnya apabila memasuki kawasan konservasi seperti taman nasional wajib memiliki surat izin memasuki kawasan konservasi (SIMAKSI),” tutupnya.

——-

Artikel ini telah naik di detikJabar.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Kisah Pura Tempat Meminta Jodoh di Bali



Tabanan

Pulau Bali memiliki julukan Pulau Seribu Pura. Dari ribuan pura di Bali, ada satu yang dikenal sebagai tempat untuk meminta jodoh. Seperti apa kisahnya?

Pura Muncak Sari yang berada di Tabanan adalah salah satu pura kahyangan yang terletak di lereng Gunung Batukaru. Pura ini menarik perhatian masyarakat, karena punya ‘fungsi’ lain.

Selain fungsinya sebagai tempat sembahyang umum, masyarakat setempat meyakini pura ini sebagai tempat untuk memohon amertha atau kemakmuran dan bahkan tempat ‘nunas jodoh’ atau memohon jodoh.


Sejarah Pura Muncak Sari

Sejarah Pura Muncak Sari berakar dari tradisi lokal dan asal-usul yang berkaitan dengan alam niskala setempat. Dulunya pura ini berupa bebaturan, kumpulan batu-batu suci yang disakralkan sehingga awalnya dikenal dengan sebutan Pura Bedugul Gumi.

Seiring waktu, pura dipelihara oleh keluarga adat setempat dan atas petunjuk niskala, berganti nama menjadi Pura Muncak Sari, tempat-tempat pemujaan di kompleks pura pun menyimpan nama-nama altar atau saren yang terkait dengan tokoh-tokoh leluhur setempat.

Pura ini berada di kawasan yang dulu sering dipakai leluhur melakukan tapa brata, sehingga aura spiritualnya kuat dan dijaga benar oleh komunitas adat setempat.

Mitos Jodoh di Pura Muncak Sari

Pura Muncak Sari menjadi pusat ritual untuk memohon kesejahteraan pertanian, keselamatan warga, dan berkah hidup sehari-hari, fungsi umum purakahyangan pada umumnya.

Selain itu, ada kepercayaan khusus yang berkembang, sebagian warga lokal danpemedek datang untuk “nunas jodoh” (memohon jodoh) atau meminta kemakmuran sebelum memulai musim tanam.

Berbagai pengakuan pun muncul, ada orang yang mengaku mendapat jawaban atas permohonan tersebut, sehingga tradisi meminta jodoh di pura ini semakin dikenal. Bersembahyang di sini dengan hati tulus akan dipermudah urusan jodohnya, kata mereka.

Ada juga cerita orang dipertemukan pasangan setelah meminta tirta di sini. Selain itu, ada juga cerita tentang pasangan suami istri yang merasa hubungannya kembali harmonis setelah sembahyang bersama di pura ini.

Tradisi di Pura Muncak Sari

Pemedek datang berpakaian adat membawa canang dan persembahan sesuai aturan adat, melaksanakan persembahyangan di mandala tertentu.

Pada hari-hari piodalan atau upacara adat besar pura akan dipenuhi prosesi ritual yang melibatkan warga banjar atau masyarakat setempat.

Ada pula aturan adat terkait pemeliharaan pelinggih. Sampai saat ini, berbagai tradisi masih dilestarikan untuk menjaga kesucian Pura ini. Karena itu, Pura ini sekarang menjadi salah satu cagar budaya yang ada di Bali.

Lokasi dan Cara Menuju ke Sini

Pura Muncak Sri berada di Banjar Anyar, Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Tabanan. Tepatnya berada di lereng atau sekitar kaki Gunung Batukaru.

Akses ke pura biasanya melewati jalan pedesaan dan jalur menuju kawasan pegunungan. Pengunjung disarankan menyesuaikan waktu dan persiapan karena suasana di sana cenderung tenang dan lingkungan alamnya masih dominan perbukitan.

——–

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Kesalnya Tour Guide, Rombongan Wisatanya Belanja Sedikit



Jakarta

Rombongan wisata asal Taiwan ini diceramahi oleh tour guide yang mendampingi mereka saat liburan ke Pulau Jeju, Korea Selatan. Penyebabnya karena mereka hanya belanja sedikit.

Rombongan turis ini berlibur ke Pulau Jeju selama 4 malam. Pada hari terakhir liburan, mereka dibawa ke tempat belanja untuk mencari oleh-oleh. Pemandu menyarankan mereka untuk setidaknya membeli beberapa masker wajah.

Namun setelah mencoba beberapa produk, ternyata tidak ada yang cocok. Lalu turis-turis ini memutuskan untuk kembali naik ke bus.


Yang membuat mereka kaget, saat di bus pemandu wisata yang menemani mereka malah ngomel-ngomel. Dia merasa dipermalukan karena rombongan turis yang dia dampingi hanya belanja sedikit. Ia beralasan bahwa produk-produk tersebut, seperti masker wajah, tidak terlalu mahal, dan mereka juga akan membeli produk-produk tersebut di toko lain.

Artikel ini menjadi artikel terpopuler detikTravel, Kamis (9/10/2025). Baca selengkapnya.

Baca juga artikel terpopuler lainnya di bawah ini:

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Viral Tanda Dilarang Masuk Kawasan TN di Jalur Curug Sudin Sukabumi, Ada Apa?



Sukabumi

Jalur ke Curug Sudin dan Curug Rasta di Kecamatan Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat menjadi sorotan setelah muncul papan bertuliskan “Dilarang Memasuki Kawasan Taman Nasional”. Kenapa ya?

Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP), Agus Deni, mengatakan bahwa kawasan tersebut termasuk area konservasi Resor Goalpara Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Nah, salah satu titik yang sering menjadi perhatian adalah Curug Sudin, air terjun alami yang tersembunyi di dalam kawasan hutan tersebut.

“Larangan itu bukan tanpa dasar. Sesuai Pasal 50 ayat 3 huruf a UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, setiap orang dilarang memasuki, menggunakan, atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah,” kata Agus Deni dilansir detikJabar, dikutip Jumat (10/10/2025).


Agus mengatakan papan larangan itu bukan bertujuan menutup akses masyarakat, melainkan untuk menjaga ekosistem agar tetap lestari. Dia menegaskan bahwa hingga saat ini Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) Curug Sudin dan Curug Rasta tersebut belum dibuka untuk umum.

“Tujuannya bukan melarang orang menikmati alam, tapi agar alam tetap lestari dan fungsi konservasi tidak terganggu,” ujarnya.

Menurut Agus, bila suatu saat kawasan seperti Curug Sudin akan dibuka untuk wisata alam, maka seluruh prosesnya harus melalui kajian dan prosedur resmi.

“Kajian itu penting supaya wisata tetap aman, berkelanjutan, dan tidak merusak fungsi konservasi,” kata dia.

Pesona Curug Sudin yang Masih Alami

Curug Sudin atau yang oleh sebagian warga disebut Curug Rasta, berada di wilayah Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Lokasinya berada di ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan kondisi lingkungan yang masih sangat alami dan minim sentuhan manusia.

Akses menuju Curug Sudin tidak mudah. Medannya cukup menantang dengan jalur yang menembus vegetasi lebat dan perkebunan teh. Namun bagi sebagian pegiat alam, keindahan air terjun dan udara sejuk di sekitarnya menjadi daya tarik tersendiri.

Keasrian inilah yang membuat kawasan tersebut masuk dalam zona konservasi. Aktivitas tanpa izin, seperti mendirikan tenda, membuka jalur baru, atau kegiatan wisata liar, berpotensi merusak keseimbangan ekosistem.

“Kalau masyarakat ingin menikmati alam, silakan melalui jalur resmi dan kegiatan yang sudah dikaji. Jangan nekat masuk ke wilayah konservasi karena risikonya besar, baik bagi keselamatan maupun kelestarian hutan,” ujar Agus.

“Pada prinsipnya apabila memasuki kawasan konservasi seperti taman nasional wajib memiliki surat izin memasuki kawasan konservasi (SIMAKSI),” kata dia.

***

Selengkapnya klik di sini.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Goa Purba di Pulau Kunti dan Mitos Anti Jomlo



Sukabumi

Di Pulau Kunti, Geopark Ciletuh ada sebuah goa yang dipercaya bisa mendatangkan jodoh. Goa ini memang sudah lama lekat dengan mitos anti jomlo.

Ombak sore itu datang berulang, memukul sisi perahu kayu yang perlahan mendekati tebing. Anginnya membawa aroma asin dan suara serak burung laut yang melintas rendah.

Dari jauh, tampak rongga hitam di dinding batu mulut gua yang terbuka menghadap laut. Orang-orang di sini menyebutnya Gua Anti Jomblo.


Saman, pemandu wisata lokal yang mengantar ke lokasi tersebut, berdiri di haluan sambil menunjuk ke arah tebing.

“Nah, ke sebelah sananya lagi, ada namanya gua purba Pulau Kunti,” ujarnya, suaranya setengah tenggelam oleh deru ombak, Minggu (5/10).

“Usianya 60 juta tahun, terbentuk dari gunung bibir pantai yang dihantam terus sama gelombang laut, akhirnya ada proposal ke dalam 15 meter, tingginya 9 meter,” katanya menambahkan, matanya tak lepas dari dinding batu di kejauhan.

Ia diam sebentar sebelum menambahkan. “Di dalam gua itu tidak ditemukan batuan selektif atau salak mid karena gua kering, cuman di sini ada mitos siapa aja yang masuk ke gua purba Pulau Kunti, pulangnya suka cepat dapat jodoh katanya,” tuturnya pelan, lalu tertawa kecil. “ini baru mitos,” lirihnya.

Angin sore menampar lembut wajah, sementara sinar matahari jatuh miring ke mulut gua yang tampak keemasan di bawah cahaya senja.

Saman tersenyum kecil sebelum melanjutkan penjelasannya, tangannya menepuk haluan perahu yang basah oleh percikan air.

“Ya setahu saya itu kalau misalkan punten dalam artian yang punya keyakinan, kayaknya saya sering mengantar yang seperti itu, mungkin keyakinannya seperti itu” ujarnya pelan, berhati-hati memberikan penjelasan.

“Cuman kalau yang lain biasanya dia hanya berdoa tapi bukan minta ke batu atau ke gua tapi mintanya ke pemilik batu atau gua, yang setahu saya, memang kalau uang meyakini memang seperti itu, dilaksanakan ritual di sana,” katanya menutup penjelasan.

Cerita soal Gua Anti Jomblo kemudian diperkaya oleh Piat Supriatna, petugas Balawista yang juga Geopark Ranger dari Badan Pengelola Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.

“Ok saya ceritakan dari awal dulu prosesnya, takutnya ada sedikit ini mispersepsi juga dari masyarakat, khususnya pengunjung,” ujarnya membuka percakapan.

Goa Itu Sudah Berusia Jutaan Tahun

“Sebenarnya ini ada gua Pulau Kunti, gua tersebut itu sebetulnya secara ilmiah terbentuknya oleh abrasi laut selama jutaan tahun. Sebenarnya ini kan daratan yang terangkai di dasar samudra ke permukaan nih, dan itu kan ketika terbentuk ke permukaan bebatuan tersebut atau bukit itu belum terbentuk gua sebelumnya dulunya,” tuturnya.

Piat berbicara sambil menatap jauh ke laut, suaranya tenang.

“Nah, selama jutaan tahun tergerus oleh abrasi laut, sehingga terkikis, terbentuklah gua. Makanya gua tersebut disebut Pulau Kunti karena ketika dihantam gelombang setinggi lima meter atau musim badai menggema seperti orang tertawa maka dibilanglah Pulau Kunti,” kisahnya.

Mitos Anti Jomlo

Ia lalu tersenyum kecil, soal gua yang kemudian dikenal dengan nama Gua Anti Jomblo.

“Nah ada cerita dari masyarakat sekitar sini, Pulau Kunti ini banyak yang cerita bahwa bisa dikatakan nih gua jomblo, bisa dikatakan dalam arti jika masuk ke sana katanya bisa punya, dapat pasangan,” katanya sambil mengangkat bahu.

Piat sempat terdiam, menatap ke laut yang mulai memantulkan warna keemasan sore.

“Sebenernya kalau sekarang banyak orang lebih ke modernisasi, tapi ada saja, sampai saat ini,” ujarnya pelan,

“Tapi itu dulu saya sempat ke sana, banyak ditemukan orang simpan sesajen itu kan, ada seperti dupa itu menemukan, tapi sampai saat ini, walaupun karena sudah modernisasi masih ada orang percaya akan hal itu,” katanya menutup pembicaraan.

——-

Artikel ini telah naik detikJabar.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

TN Gunung Gede Pangrango Tutup Pendakian, Fokus Bereskan Sampah!



Cianjur

Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pagngrango (BBTNGGP) mengumumkan penutupan pendakian sementara.

Pengumuman ini disampaikan lewat akun BBTNGGP. Penutupan ini berlaku mulai 13 Oktober 2025 hingga pemberitahuan lebih lanjut.

“Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pagngrango (BBTNGGP) resmi mengumumkan sementara kegiatan pendakian penutupan melalui Siaran Pers Nomor PG. O6/T.2/TU/B/10/2025, berlaku mulai 13 Oktober 2025 hingga pemberitahuan lebih lanjut,” tulis BBYNGGP.


Penutupan ini merupakan langkah strategis untuk menyelesaikan permasalahan sampah pendakian serta memperbaiki tata kelola dan sistem pelayanan pendakian dalam upaya mewujudkan Zero Wastte Wisata Pendakian Di TNGGP.

Selama periode penutupan akan dilakukan aksi bersih sampah, evaluasi tata kelola, dan revitalisasi sistem pendakian agar kegiatan pendakian ke depan lebih tertib, bersih dan berkelanjutan.

“BBTNGGP mengajak seluruh pihak untuk mendukung langkah ini sebagai wujud kepedulian bersama menjaga kelestarian alam Gunung Gede Pangrango,” tulis BBTNGGP.

Pada bulan September lalu, TN Gunung Pangrango ramai di media sosial tentang sampah di jalur pendakian.

Berdasarkan video yang beredar di media sosial, sampah plastik bekas makanan ringan dan minuman berserakan di sepanjang jalur pendakian. Ada juga tumpukan sampah di lokasi yang sudah tertera spanduk larangan membuang sampah di tempat tersebut, tapi para pendaki nakal malah membuang sampah yang sudah dibungkus plastik besar.

“Banyak sekali sampah, baik di jalur pendakian ataupun di puncak. Dibuang begitu saja oleh oknum pendakinya,” kata seorang pendaki bernama Fahlevi, dilansir detikJabar, Kamis (11/9/2025).

(bnl/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Mengenal Satwa dari Hutan Hujan Hingga Penghuni Laut Dalam di Marine Safari Bali



Jakarta

Taman Safari Bali meluncurkan Marine Safari Bali, wahana edukasi baru dengan enam area menarik. Pengunjung belajar tentang ekosistem laut dan interaksi satwa.

Di area tersebut, pengunjung akan menyelami bagaimana ekosistem yang hidup di area tersebut. Marine Safari Bali ini punya enam titik: The River, The Rain Forest, The River Monster, The Estuary, The Coast, dan The Ocean.

Jumat (10/10/225) lalu detikTravel diberikan kesempatan untuk menikmati sekaligus belajar terkait hal-hal yang ada di area tersebut. Sebagai penanda masuk ke area Marine Safari Bali, pengunjung dibawa ke sebuah lorong yang menyerupai perut paus. Di sana terlihat seperti rangka tulang dan ikan-ikan tuna yang menjadi ornamennya.


The River menjadi wahana yang berada paling dekat dengan pintu masuk lorong itu. Education Manager of MSB, Muhammad Khoiri Habibullah, menjelaskan The River menjadi awal tur edukasi di Marine Safari Bali. Ia menunjukkan salah satu ikan endemik Indonesia yakni Indonesia Tigerfish.

“Total kita ada empat aquarium di sini,” ujarnya seraya membawa rombongan mengenali ikan-ikan koleksi di The River.

Kemudian, masuk ke area The Rain Forest. Dengan beberapa koleksi reptil dan amfibi seperti katak, iguana hingga ular.

“Kita menghadirkan sepuluh exhibition yang kecil-kecil di sini, di mana kita bisa melihat reptil dan ampibi, seperti yang disebutkan tadi kita ada infografik mengenai masing-masing dari animal yang tadi. Jadi selain pengunjung melihat secara langsung juga menambah wawasan dan informasi bagi anak-anak,” kata dia.

Melanjutkan tur di MSB, untuk area The River Monster, pengunjung akan diperlihatkan ikan-ikan besar yang hidup di beberapa sungai dunia. Salah satunya ikan arapaima yang terkenal dengan ukurannya yang begitu besar. Lalu di The Estuary, pengunjung akan diajak untuk berinteraksi dengan ikan pari yang lucu nan menggemaskan.

Koleksi satwa-satwa yang ada di beberapa area Marine Safari BaliIkan toman yang jadi salah satu koleksi MSB di area The River. (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

Nantinya pengunjung akan masuk ke dalam kolam ikan, di sini pengunjung bisa langsung memberi makan sekaligus memegang secara langsung ikan-ikan tersebut.

Beranjak dari The Estuary, ini jadi salah satu area favorit saat kunjungan. Di The Coast pengunjung akan bertemu dengan singa laut dan pinguin. Ya, pinguin di sini bukanlah pinguin yang hidup di cuaca dingin tapi pinguin yang berasal dari Amerika Selatan seperti Chile dan Peru.

“(Pinguin Humboldt) salah satu jenis pinguin yang tidak membutuhkan es ataupun salju ketika mereka hidup. Karena mereka aslinya dari Amerika Selatan, tepatnya dari Chile dan Peru,” ujar Khoiri.

Koleksi satwa-satwa yang ada di beberapa area Marine Safari BaliFeeding experience ikan pari di MSB. (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

Kemudian beranjak ke area pamungkas dari tur tersebut adalah area The Ocean. Saat masuk ke area ini pengunjung akan diberikan sedikit pengingat tentang kapal USAT Liberty Amerika Serikat yang diserang oleh kapal selam milik Jepang hingga kapal tersebut tak bisa digunakan lagi hingga karam dan kini menjadi spot diving dan ekosistem hewan bawah air yang cantik.

“Akhirnya sama tentara Amerika ditaruh di pesisir Pantai Tulamben namun pada tahun 1963 saat Gunung Agung meletus dan menghasilkan getaran yang sangat kencang kapal sebesar ini sampai karam ke dalam laut. Sampai saat ini masih ada bangkainya di sana menjadi salah satu diving spot yang ada di Bali dan menjadi rumah bagi terumbu karang,” kata Khoiri.

Dari mulai daratan hingga laut dalam pengunjung akan diberikan informasi tentang ekosistem yang hidup di setiap areanya. Di The Ocean ini sebelum mencapai lautan yang lebih dalam, pengunjung akan diperlihatkan dengan habitat lumba-lumba.

Taman Safari Indonesia bukan sekadar tempat rekreasi tapi juga jadi tempat edukasi sekaligus tempat konservasiPengunjung di area The Ocean. (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

Semakin dalam di The Ocean ini, MSB punya koleksi hiu terganas di dunia yaitu bull shark.

“Jadi bull shark ini nomor ketiga hiu paling ganas di dunia. Di sini juga kita hadirkan experience untuk bisa berenang di dalam cage bareng bersama aquaris untuk para pengunjung,” kata dia.

Selain bull shark di The Ocean juga masih banyak jenis-jenis hiu dan ikan lainnya yang bisa disaksikan oleh pengunjung saat menikmati MSB.

(upd/fem)



Sumber : travel.detik.com

Stasiun Mrawan, Stasiun Tertinggi di Daop 9 Jember, Sudah Ada Sejak 1902



Jakarta

Stasiun Mrawan bukan sembarang stasiun kereta api. Stasiun itu stasiun tua yang sudah ada sejak 1902 dan unik dari aspek lokasi.

Stasiun itu tercatat sebagai stasiun tertinggi di wilayah Daop 9 Jember. Lokasinya berada di ketinggian 524 meter di atas permukaan laut. Nama Mrawan berasal dari nama sebuah sungai yang mengalir di dekat kompleks stasiun mrawan maupun terowongan itu.

Perannya juga nggak main-main, Stasiun Mrawan menjadi penggerak roda perekonomian wilayah Jember dan Banyuwangi. Sejak awal, stasiun itu menjadi jalur utama pengangkutan hasil perkebunan seperti kopi, gula, dan beras ke berbagai daerah di Indonesia.


Kini, fungsinya berkembang menjadi simpul perjalanan yang menyatukan nilai sejarah, ekonomi, dan pariwisata. Ya, stasiun itu berada di bentang Gunung Gumitir yang memiliki pemandangan menawan. Jalur di sekitar Mrawan melewati hamparan perkebunan kopi, kakao, dan karet milik PTPN XII.

Dekat dari stasiun tersebut, berdiri Terowongan Mrawan sepanjang 690 meter yang dibangun pada 1901 dan selesai pada 1910 oleh Staatsspoorwegen, perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Belanda. Pembangunan dimulai dengan mendirikan tembok di kedua sisi terowongan pada periode 1901-1902, kemudian dilanjutkan dengan konstruksi lengkung penutup yang memakan waktu delapan tahun.

Terowongan itu menembus Gunung Gumitir yang membatasi Kabupaten Jember dengan Kabupaten Banyuwangi, menjadi salah satu jalur penghubung vital di kawasan lintas selatan Pulau Jawa.

Terowongan itu berada di antara Stasiun Mrawan dan Stasiun Kalibaru. Tepatnya di KM 30+777. Sampai saat ini, Terowongan Mrawan merupakan terowongan aktif terpanjang kedua di Indonesia, cuma kalah dari terowongan Sasaksaat, bagian dari jalur kereta api yang menghubungkan Padalarang – Purwakarta – Cikampek, yang memiliki panjang 949 km.

Terowongan itu pun menjadi simbol keandalan teknologi perkeretaapian masa lalu yang tetap berfungsi hingga kini, memperkuat nilai sejarah kawasan Gumitir.

Menurut Vice President Public Relations KAI Anne Purba, Stasiun Mrawan menjadi potret peran transportasi publik dalam mendukung masyarakat, negara, dan ekonomi.

“Stasiun Mrawan memperlihatkan bagaimana perkeretaapian hadir sebagai penggerak ekonomi daerah, penghubung mobilitas masyarakat, sekaligus penjaga warisan sejarah bangsa. Kawasan ini memberi pengalaman perjalanan yang bernilai, sekaligus manfaat ekonomi bagi warga di sekitarnya,” ujar Anne.

Dia mengatakan bahwa lintasan Mrawan memperkuat konektivitas antara sektor transportasi, pertanian, dan pariwisata. Setiap perjalanan di jalur ini membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi serta mempertegas kontribusi KAI terhadap pengembangan wilayah.

Dengan nilai sejarah yang kuat, lanskap alam yang memukau, dan potensi peran strategis dalam pergerakan ekonomi, Stasiun Mrawan berdiri sebagai simbol harmoni antara transportasi modern, potensi lokal, dan kebanggaan nasional.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Dari Pulau Dewata, Ji Chang Wook Pamer Terbang ke Jogja



Jogja

Aktor asal Korea Selatan Ji Chang Wook membuat fans Indonesia geger karena kedatangannya ke Pulau Dewata. Pria berusia 38 tahun itu terbang ke Jogja, Senin (13/10/2025) siang WIB.

Kedatangannya ke Kota Pelajar dibagikan lewat Instagram Story Ji Chang Wook hari ini. Penerbangan itu terpantau melalui tiket yang dipamerkan oleh pemeran k-drama K2 itu, yang menunjukkan waktu boarding pada Senin pukul 11.45 WIB.

Dalam tiket itu juga menunjukkan tujuan penerbangan adalah Yogyakarta. Di tiket tersebut juga terlihat dia terbang dengan kelas bisnis, terlihat sedikit Sky Priority dalam unggahan itu.


Ji Chang Wook terbang ke JogjaJi Chang Wook terbang ke Jogja (Tangkapan layar)

Tampaknya, dia terbang dari Bali. Ya, sebelumnya Ji Chang Wook tertangkap kamera fans di Pelabuhan Sire Angen, Serangan, Denpasar Selatan.

Dia mengenakan setelan kemeja putih dan celana jeans. Mereka juga tampak akrab dan saling ngobrol. Di video berikutnya, Ji Chang Wook dan Dikta tampaknya sedang syuting di atas kapal pada Minggu (12/10).

Di salah satu momen jepretan penggemar, Ji Chang Wook tampak mengendarai motor dan juga memakai helm. Hari ini, Ji Chang Wook bikin heboh juga dengan syuting bersama Bryan Domani. Keduanya tampak lagi syuting sunrise di atas jeep adventure di kawasan Gunung Batur.

[Gambas:Instagram]

Ia tampak memakai hoodie abu-abu dengan topi warna senada. Kedatangan sang aktor disambut meriah penggemarnya, bahkan banyak netizen yang bilang Ji Chang Wook adalah aktor yang ramah dan selalu menyapa penggemar yang menunggunya.

Usai viral, aktor itu langsung mengunggah momen-momen itu lewat Instagram. Captionnya singkat, padat, bahagia yaitu “Bali:)”.

(bnl/wsw)





Sumber : travel.detik.com