Tag Archives: gunung

978 Warung di Ciater Dibongkar, Jalur Wisata Kini Gelap dan Rawan Kriminalitas



Bandung Barat

Jalan Raya Subang, tepatnya daerah Ciater yang berbatasan dengan kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kini terlihat gelap setelah ratusan warung di sana dibongkar.

Selasa (12/8/2025) malam, detikJabar menyusuri jalanan berhawa sejuk itu. Perjalanan ditempuh dari Kota Cimahi dengan jarak sekitar 19 kilometer. Membutuhkan waktu 1 jam 12 menit menggunakan mobil. Kini tak ada lagi terang dari warung-warung jagung di sepanjang Jalan Raya Subang. Tak lagi terlihat barisan kendaraan yang terparkir melepas lelah sekejap.


Hilang juga rasa aman terutama buat mereka pemotor yang datang dari arah Subang menuju Lembang maupun sebaliknya. Berganti jadi kelam dan seram di tengah luas pelukan kebun teh tak produktif dan tegak Gunung Tangkuban Parahu yang sewaktu-waktu bisa bangun dari tidurnya.

Warung-warung milik ‘orang kecil’ itu dianggap ilegal, sebab berdiri di atas lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Beberapa hari lalu, alat berat Satpol PP Jabar dan Kabupaten Subang meruntuhkan konstruksi bangunan semi permanen tersebut.

Puing-puing bangunan yang telah memberi kenangan banyak orang sejak puluhan tahun lalu itu masih berserakan. Sementara orang yang dulu menggantungkan hidup dari warung itu kini entah kemana rimbanya.

“Ya jadi seram lewat sini, soalnya biasa ada warung 24 jam sekarang sudah dibongkar. Jadinya kan gelap,” kata Rizaldi, pengendara asal Cimahi, Selasa (12/8/2025).

Sebagai pengendara motor, keberadaan warung-warung itu serupa juru selamat. Jika hujan, maka menjadi tempat berteduh. Jika lelah, juga menjadi tempat merebahkan badan.

“Kadang sengaja juga dari rumah sama keluarga kesini cuma mau makan mie, karena kan suasananya sejuk, lihat kebun teh, liburan murah lah istilahnya. Sekarang enggak bisa lagi,” kata Rizaldi.

Buat Deni, warga Subang, hilangnya warung-warung itu menjadi kerugian besar. Risiko tindak kriminal di malam hari kian meningkat gegara tak ada sumber penerangan dan kehadiran orang-orang.

“Jelas takut nanti lewat sini, risiko ada begal semakin besar. Kemudian kecelakaan, waktu warung ada saja kan sering ada kecelakaan, apalagi sekarang kalau malam hari jalan sepi terus gelap. Makanya enggak kebayang sama kami,” kata Deni.

Artikel ini sudah tayang di detikJabar. Klik di sini untuk membaca selengkapnya.

(sud/ddn)



Sumber : travel.detik.com

dari Bawah Laut Hingga Puncak Gunung



Jakarta

Hari Kemerdekaan RI ke-80 akan segera tiba. Upacara bendera untuk merayakannya tak selalu di lapangan, banyak juga tempat unik untuk melakukannya.

Masyarakat Indonesia memiliki beberapa tradisi upacara bendera yang unik. Entah siapa dalangnya, tapi upacara kemerdekaan HUT RI pernah dilakukan di tempat-tempat yang tidak biasa, bahkan ekstrem.

Tak hanya darat, di dalam laut pun pernah dilakukan. Berikut lima upacara bendera paling untuk di Indonesia.


Upacara Unik HUT RI

1. Upacara di Puncak Gunung

Bendera Merah Putih 1.000 Meter Hiasi Puncak Gunung PenanggunganBendera Merah Putih 1.000 Meter Hiasi Puncak Gunung Penanggungan (Istimewa)

Upacara di puncak gunung sering dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat. Kebanyakan gunung di Indonesia biasanya juga dipenuhi pendaki saat HUT RI. Mereka biasa naik pada 16 Agustus dan menjalankan upacara pada 17 Agustus pagi.

Gunung-gunung yang biasanya menjadi tujuan adalah Gunung Prau, Gunung Batur, Gunung Sindoro, Gunung Merbabu, hingga Gunung Papandayan.

2. Upacara di bawah laut

Upacara di KRI Siwar dan penanaman terumbu karang (Bahtiar/detikcom) dan pengibaran bendera di bawah laut (istimewa).Upacara di KRI Siwar dan penanaman terumbu karang (Bahtiar/detikcom) dan pengibaran bendera di bawah laut (istimewa).

Upacara di bawah laut juga sering diberitakan. Salah satunya di Pulau Sangiang, Banten yang diikuti oleh ratusan penyelam. Upacara pada HUT ke-74 Kemerdekaan RI itu dipimpin oleh Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten Letkol Laut (P) Golkariansyah.

Upacara seperti ini sangat menarik dilakukan di berbagai daerah yang memiliki keindahan bawah laut, misalnya Pulau Derawan, Bunaken, Raja Ampat, dan Karimunjawa.

3. Upacara di Sungai

Puluhan personel Satuan Tugas (Satgas) Kali Ngrowo Tulungagung gelar upacara bendera peringatan HUT RI. Upacara berlangsung di tengah sungai.Puluhan personel Satuan Tugas (Satgas) Kali Ngrowo Tulungagung gelar upacara bendera peringatan HUT RI. Upacara berlangsung di tengah sungai. (Adhar Muttaqin)

Puluhan personel Satuan Tugas (Satgas) Kali Ngrowo Tulungagung menggelar upacara bendera peringatan HUT RI ke-76 pada 17 Agustus 2021. Upacara ini berlangsung di tengah sungai yang berlokasi di Kelurahan Tertek, Tulungagung ini.

Baik petugas maupun peserta upacara menceburkan diri dan rela berbasah-basahan demi mengikuti upacara ini. Meskipun setengah bagian tubuhnya terendam air, tetapi upacara tetap berjalan lancar dan khidmat.

4. Upacara di dalam Goa

PurbalinggaGoa Lawa, Purbalingga (Vandi Romadhon/detikcom)

Tak habis-habis kekayaan alam Indonesia untuk dijadikan sebagai tempat upacara. Memperingati HUT RI ke-76, objek wisata Goa Lava di Purbalingga mengadakan acara upacara bendera anti mainstream. Di dalam goa dilakukan pengibaran bendera merah putih pada tiang yang sebelumnya sudah disiapkan.

Layaknya upacara pada umumnya, dalam kegiatan ini juga ada petugas dan peserta upacara yang terdiri dari karyawan dan pengelola Goa Lava. Sebanyak 30 orang mengikuti upacara di dalam goa ini. Penerangan berupa lampu juga ikut dipasang di dalam goa.

5. Upacara di Sawah/Kebun

Petani juga bisa ikut merayakan upacara di kebun atau sawah mereka. Seperti yang dilakukan anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kegiatan upacara kemerdekaan ini dilakukan rutin setiap tahun.

Mereka mengibarkan bendera dengan memakai pakaian kerja mereka sehari-hari. Selain Tani Sumber Rejeki, ada pula Tani Lewu Taheta yang juga melakukan upacara kemerdekaan setiap tahunnya.

(bnl/fem)



Sumber : travel.detik.com

17 Destinasi Wisata dengan Nama Pahlawan Nasional, Ada yang Tersembunyi

Destinasi wisata ini memiliki ombak tenang, angin sejuk, dan pasir halus yang bikin pengunjung betah main bersama di pesisirnya. Kita juga bisa berkunjung ke Kura-kura Ocean Park berupa akuarium besar, main Spoor Mini, atau naik perahu ke Pulau Panjang.

Berdiri sebagai oase seni dan kebudayaan di Jakarta, TIM kini menjadi tempat hype yang dikunjungi masyarakat urban. Di sini ada perpustakaan yang Instagramabel, tenang, dan buka 24 jam. Belakangan, komplek TIM jadi spot wisata yang wajib dikunjungi para gen Z di Jakarta dan sekitarnya.

Pulau di Banda Neira, Maluku ini adalah tempat pengasingan Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir. Di sini, kita bisa menikmati pemandangan bawah laut yang pastinya mempesona lewat diving atau snorkeling. Tentunya, kita juga bisa sekadar jalan-jalan menikmati keindahan Pulau Hatta.

Destinasi wisata pendidikan ini menyimpan berbagai jejak perjuangan RA Kartini dalam bidang pendidikan dan emansipasi. Kita bisa melihat langsung ruang kerjanya yang terdiri dari satu set meja dan kursi tamu, kotak surat, anyaman sulam dan mesin jahit kuno.

Lokasi tak hanya menyimpan jejak sejarah, tapi juga keindahan dan keunikan bangunan khas Sumatra Barat. Di lantai satu ada barang pribadi Tuanku Imam Bonjol misal senjata yang digunakan dalam pertempuran, lukisan, dan silsilah keluarga. Sementara di lantai dua ada barang-barang kuno seperti peralatan dapur, uang kuno, dan keramik antik.

Spot di Gunung Soemantri ini terletak di bagian barat Barisan Sudirman setinggi 4.870 meter. Puncak dengan salju abadi ini mungkin jadi sala satu impian para pendaki gunung. Namun hanya yang benar-benar kompeten dan punya perlengkapan memadai bisa menjajal Puncak Soemantri.

Lokasi Puncak Soekarno atau Puncak Jaya di Gunung Carstensz bukan destinasi untuk semua orang. Terletak setinggi 4.884 meter, Puncak Soekarno adalah salah satu spot tertinggi dunia dengan salju abadi di atasnya. Pendaki yang ingin menjajal atap dunia ini harus punya kualifikasi khusus dan dibekali perlengkapan memadai serta rencana perjalanan yang matang.

Wilayah yang tergabung dengan Kabupaten Merauke ini punya beberapa nama lain yaitu Pulau Kolepom, Pulau Dolok, atau Pulau Kimaam sesuai dengan nama suku yang menghuni. Warga di sini punya tradisi Ndambu atau bersaing sehat saat masa panen tiba. Penduduk memperlihatkan hasil panen yang paling banyak atau besar untuk ditentukan sebagai pemenang.

Patung salah satu pahlawan nasional ini terletak di bagian barat kawasan Monumen Nasional (Monas). Sosok MH Thamrin semasa hidup dikenal sebagai orang Betawi yang aktif dalam pergerakan nasional bidang politik dan sosial. Dia adalah anggota volksraad (Dewan Rakyat Hindia Belanda), pendiri Perkoempoelan Kaoem Betawi, dan Partai Indonesia Raya (Panindra).

Destinasi wisata sejarah dengan nama lain Museum Dewantara Kirti Griyaini menyimpan koleksi yang berkaitan dengan hidup Ki Hajar Dewantara. Di sini ada perabot rumah tangga, naskah, foto, koran, buku, majalah, surat-surat, dan benda-benda lainnya. Museum juga menjadi saksi bisu lahirnya Sumpah Pemuda.

Kawasan ruang terbuka hijau ini dulunya adalah Monumen Van Heutsz yang didedikasikan untuk Letnan Jenderal Joannes Benedictus van Heutsz dari Belanda. Dia adalah tokoh militer yang berperan penting dalam penaklukan Aceh. Monumen ini dihancurkan tahun 1953 dan menjadi salah satu taman dan ruang terbuka hijau populer di Jakarta.

Spot wisata ini dibuat untuk menghormati Si Jalak Harupat yang diculik dan dibunuh pada 1945. Warga Bandung dan sekitar bisa olahraga bersama, jalan-jalan, atau sekadar duduk santai. Di sekitar taman ini ada sejarah dan informasi terkait kehidupan pahlawan yang kerap disapa Otista ini.

Monumen ini berada di dalam Taman Dewi Sartika yang merupakan bagian dari Balai Kota Bandung. Dewi Sartika adalah sosok pahlawan yang aktif dalam bidang pendidikan khususnya untuk perempuan. Patung Dewi Sartika mengingatkan pentingnya nilai perjuangan dan pendidikan untuk masyarakat Indonesia.

Wisata sejarah ini adalah penghormatan atas jasa dan perjuangan Pahlawan Nasional Panglima Besar Jenderal Sudirman. Museum terdiri dari dua lantai dengan bagian bawah berisi diorama, foto-foto perjuangan, dan duplikat peninggalan Jenderal Soedirman. Sedangkan bagian atas menampilkan relief sejarah perang kemerdekaan 1945, perjuangan Jenderal Soedirman dalam merebut Yogyakarta, dan patung Jenderal Soedirman di atas kuda.

Di dalam ruangan museum ini ada barang-barang yang dulunya dipakai Pangeran Diponegoro. Barang tersebut antara lain satu meja, empat kursi, meja lainnya untuk perundingan, serta tempat salat. Koleksi lainnya adalah Al-Quran, Kitab Taqrib yang berisi siasat perang, serta lukisan dari Daud Yusuf dan Raden Saleh tentang Pangeran Diponegoro.

Destinasi ini sebetulnya adalah Grha Bung Karno yang dibangun Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Gedung ini dibuka untuk publik dengan fasilitas lengkap berupa area VVIP, ruang rapat, family room, ruang rias di belakang, katering, dan fasilitas pendukung lainnya.

Museum ini adalah cagar budaya milik Roekiyem Soepratijah, kakak WR Supratman, sekaligus tempat pencipta Indonesia Raya ini menghembuskan napas. Dalam rumah ini hanya terdapat dua kamar tidur di sisi kanan dan ruang tamu di sisi kiri. Di ruang tamu terpampang foto-foto WR Soepratman bersama keluarga dan teman dekat.

Simak Video “Video Purwacaraka Soroti Biaya Sewa TIM: Sejak Kapan BUMD Ambil Profit?
[Gambas:Video 20detik]



Sumber : travel.detik.com

Sejarah Unik Pantai Duduk, Ternyata Berasal dari Upeti Kerajaan Lombok



Lombok Barat

Lombok tak hanya punya pantai Kuta Mandalika, ada juga pantai Duduk yang punya sejarah unik tentang upeti zaman kerajaan. Bagaimana kisahnya?

Pantai yang hanya berjarak 20 menit dari Kota Mataram ini terletak di Dusun Duduk, Desa Batu Layar Barat, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lokasi tepatnya berada setelah tikungan Batu Layar di depan Crystal Cafe.

Pantai Duduk memadukan wisata pantai yang penuh dengan ketenangan, keindahan alam, kuliner dan aktivitas wisata yang seru. Dengan segala keunggulan itu, pantai Duduk patut masuk daftar kunjungan jika liburan ke Lombok.


Sejarah Pantai Duduk

Banyak orang mengira bahwa pemberian nama ‘duduk,’ berkaitan dengan tersedianya banyak tempat duduk oleh warung atau lapak yang berjualan di Pantai Duduk.

Namun siapa sangka, nama ‘duduk’ sendiri berasal dari kata ‘dudukan,’ yang bagi warga lokal diartikan sebagai ‘pungutan’ dalam bahasa Indonesia.

Kasirim, salah satu warga lokal, mengatakan bahwa kata ‘Dudukan’ tersebut merujuk pada tindakan kerajaan pada masa lampau.

Pada zaman itu, orang-orang selalu mengambil pungutan terhadap warga yang memasuki kawasan Pantai Duduk setiap kali mereka akan beraktivitas.

“Dudukan itu bagi kami adalah pungutan, ya semacam upeti lah yang dipungut oleh pihak kerajaan pada zaman dulu ke nenek moyang kita yang memasuki kawasan ini, karena ini dulu hutan sebenarnya. Makanya disebut Dusun Duduk, Pantai Duduk Sekarang,” jelas pria berusia sekitar 70 tahun tersebut, Minggu (10/8).

Mantan Kepala Dusun Duduk periode 2003-2018 itu mengatakan, bahwa sejarah penamaan tersebut merupakan cerita yang sudah turun temurun diwariskan dari orang tua zaman dahulu di wilayah itu.

Daya Tarik Wisata Pantai Duduk

1. Sunset dengan View Gunung Agung

Pantai Duduk tidak hanya memberi ruang bagi siapa pun untuk sekadar duduk, menarik napas panjang, dan membiarkan alam bercerita lewat sisiran ombak, pasir, dan langit biru.

Pantai ini menawarkan panorama alam yang memukau. Pesona utamanya adalah pemandangan matahari terbenam yang indah, berpadu dengan siluet megah Gunung Agung di Bali yang terlihat jelas dari bibir pantai.

2. Bisa Sewa Kuda

Jika bosan dengan aktivitas duduk dan hanya menatap senja, tenang! Karena pantai ini juga menyediakan aktivitas lain yang tak kalah serunya.

Pantai duduk sendiri menyediakan tempat penyewaan kuda bagi siapapun yang hendak menjajaki bibir pantai sembari menikmati angin laut. Fasilitas penyewaan ini juga sudah didampingi profesional, sehingga pengunjung tak perlu khawatir jika masih tergolong pemula dalam hal menunggangi kuda.

3. Wisata Kuliner

Kurang afdal rasanya jika hanya duduk dan sekedar menatap senja. Sebab, Pantai Duduk juga menyediakan berbagai macam kuliner yang bisa disantap sembari menikmati suasana.

Mulai dari hidangan laut bakar, kelapa muda segar, kopi hingga jajanan ringan lainnya, siap memanjakan lidah pengunjung.

4. Bisa Kemah di Pantai Duduk

Pantai Duduk sangat dikenal dengan kebersihan lingkungannya, sehingga membuat pengunjung betah berlama-lama menikmati suasana.

Pantai ini juga menyediakan area perkemahan yang dapat digunakan oleh wisatawan yang ingin menikmati suasana hingga malam hari di tepi pantai.

Harga Tiket dan Jam Buka Pantai Duduk

Dengan kombinasi panorama yang memanjakan mata, aktivitas seru, kuliner yang beragam, dan kebersihan yang terjaga. Pantai Duduk layak menjadi salah satu pilihan utama bagi wisatawan.

Suasana pantainya tenang, namun tetap menawarkan pengalaman wisata yang lengkap. Tak seperti pantai Kuta Mandalika yang sudah mainstream, pantai Duduk layak disebut hidden gem.

Cukup dengan membayar tiket masuk Rp 10.000 per mobil dan Rp 5.000 per motor, pengunjung sudah bisa memasuki kawasan pantai ini.

Pantai ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 Wita sampai 21.00 Wita. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari ketika udara masih sejuk dan sore hari menjelang matahari terbenam.

——-

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Hati-hati di Tanjakan Cisarakan



Sukabumi

Traveler harap hati-hati jika melintas di tanjakan Cisarakan, Sukabumi. Bukan soal mistis, tapi ada banyak monyet-monyet yang bikin kaget.

Suara rem yang ditarik mendadak memecah keheningan siang. Ban berdecit, helm pengendara motor di depan kami sedikit terhuyung. Di depan motor, ada seekor monyet duduk tepat di garis putih tengah jalan.

Ekornya melingkar di aspal, matanya menatap tajam kendaraan yang mendekat tatapan yang entah menantang atau sekadar penasaran. Dari pagar besi di sisi kiri jalan, beberapa ekor monyet lain mengamati.


Ada monyet ekor panjang yang menguap, ada yang sibuk memeriksa bulu kawannya, ada juga yang tampak siap melompat ke badan jalan kapan saja.

Seperti itulah kira-kira situasi di Tanjakan Cisarakan yang berada di desa Buniwangi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Hutan tropis di kiri dan tebing batu berlumut di kanan menjadi latar alami yang kontras dengan aspal hitam yang panas tersorot matahari.

Dari pantauan di lokasi, kawanan monyet tersebut tidak terburu-buru. Mereka menyeberang jalan dengan santai. Bahkan kadang berhenti di tengah tanjakan atau turunan, seolah paham bahwa manusia akan mengalah.

Ada yang duduk diam sambil memegang potongan ranting, ada yang mengais sisa makanan dari plastik yang terbuang di pinggir jalan.

“Kalau sore lebih ramai lagi, suka tiba-tiba nyebrang. Makanya kalau lewat sini, gas jangan terlalu dalam,” kata I Supendi, seorang pengendara motor yang kami temui.

Ia mengaku sudah hafal kebiasaan kawanan ini, sehingga selalu menurunkan kecepatan saat melintas.

“Kalau yang saya takutin monyet ini tiba-tiba melompat. Kadang suka takut juga ya karena kondisi jalan raya langsung berdekatan dengan kawanan hewan liar itu. Namun sejauh ini hal itu belum terjadi,” ujarnya.

Warga menyebut perilaku berani monyet Cisarakan makin sering terjadi. Sebagian percaya, kebiasaan pengendara dan wisatawan memberi makan membuat mereka betah di jalur lalu lintas.

Serupa dengan kawasan Gunung Tangkil, di mana monyet liar sering terlihat di tepian hutan hingga bergelantungan di kabel listrik, di Cisarakan kawanan ini juga seolah menguasai jalur, menjadikan jalanan aspal seperti panggung harian untuk bertemu manusia.

Jalur yang Berbahaya

Jalan ini sendiri bukan sembarang jalan, tanjakan dan turunan curamnya adalah penghubung Cikidang – Palabuhanratu, kerap dilalui mobil wisata, truk barang, dan motor yang melaju kencang.

Kombinasi kelokan tajam dan satwa liar yang menyeberang tiba-tiba adalah resep berbahaya jika pengendara tidak waspada.

Dari balik kaca mobil, pemandangan ini memang mengundang rasa kagum seperti potongan film dokumenter yang diambil di hutan liar. Namun bedanya, ini adalah ruang yang dibagi antara mesin dan alam. Dan di sini, batas antara keduanya tipis sekali.

Peringatan untuk pengendara, kurangi kecepatan, jaga jarak, dan jangan memberi makan monyet di lokasi ini. Selain demi keselamatan di jalan, langkah itu juga penting untuk menjaga perilaku alami mereka di habitatnya.

Warga setempat berharap pemerintah atau pihak terkait memasang papan peringatan khusus di titik-titik rawan kemunculan monyet.

Dengan begitu, pengendara dari luar daerah akan siap mengantisipasi sejak awal, bukan kaget lalu mengerem mendadak di tengah tanjakan atau turunan.

“Kalau ada papan peringatan, kan pengendara dari luar daerah juga bisa siap-siap. Jangan sampai ngerem mendadak karena kaget,” tutur seorang warga.

Dengan sedikit kewaspadaan dan tanda peringatan yang jelas, pertemuan antara manusia dan satwa liar di jalur ini bisa tetap aman tanpa harus mengorbankan keselamatan ataupun merusak kebiasaan alami para monyet penghuni hutan Cisarakan.

——–

Artikel ini telah naik di detikJabar.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Gunung Batu Spot Ikonik Bukti Gempa Sesar Lembang-Makam Keramat



Cimahi

Gunung Batu di Cimahi, Jawa Barat memang tak termasuk gunung tinggi di Indonesia, namun di sini berbagai aktivitas monumental dilakukan. Rupanya, gunung ini adalah bagian dari Sesar lembang yang paling mencolok.

Gunung Batu memiliki ketinggian 1.228 mdpl. Gunung itu berada di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Bandung Barat.

Di gunung itu berbagai aktivitas monumental dilakukan, mulai dari pembentangan bendera merah putih raksasa pada bulan Agustus, latihan panjat tebing dan vertical rescue, hingga berkaitan dengan bencana alam.


Gunung Batu memang spesial. Gunung itu juga merupakan titik paling terlihat dari Sesar atau Patahan Lembang, sumber gempa bumi yang membentang sepanjang 29 kilometer dari ujung utara di Jatinangor sampai Padalarang di belahan baratnya.

Gunung Batu memiliki ketinggian 1.228 Mdpl yang ada di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Bandung Barat.Gunung Batu memiliki ketinggian 1.228 Mdpl yang ada di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Bandung Barat. (Whisnu Pradana)

“Jadi Gunung Batu ini merupakan bagian dari Sesar Lembang. Dulu ini satu level yang sama, namun kemudian naik ke atas, terangkat oleh aktivitas tektonik,” ujar Peneliti Gempa Bumi pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mudrik Rahmawan Daryono dilansir detikjabar, Kamis (28/8/2025).

Merujuk informasi dari badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika pada sebuah plang informasi di puncak Gunung Batu, Gunung Batu terbentuk akibat membekunya magma yang menerobos daratan atau intrusi sekitar 510 ribu tahun yang lalu atau bertepatan pada kala Pleistosen.

Catatan gempa besar akibat Sesar Lembang terjadi sekitar tahun 1400-an. Sesar Lembang bergerak 1,95 sampai 3,45 milimeter per tahun. Periode keberulangan gempa tersebut diperkirakan 170 sampai 670 tahun.

Sementara itu, Mudrik menyebut berdasarkan penelitian tinggi Gunung Batu terus mengalami peningkatan di setiap event gempa bumi akibat aktivitas Sesar Lembang terjadi.

“Studi kita itu Gunung Batu sudah bergeser sekitar 120 sampai 450 meter, tapi yang paling muda itu 120 meter. Dari penelitian terakhir, Gunung Batu ini naik 40 sentimeter akibat gempa dengan magnitudo 6,5 sampai 7. Jadi 1 kali event gempa itu bisa bergeser naik 1 meter sampai 2 meter, tapi yang terakhir 40 sentimeter,” kata Mudrik.

Makam Keramat di Puncak Gunung Batu

Bagian puncak Gunung Batu Lembang tak sulit didaki. Jalurnya sudah terbentuk berupa jalan setapak, ketinggiannya tak terlalu ekstrem, sehingga banyak menjadi destinasi berolahraga maupun jalan-jalan warga sekitar.

Di puncak, beragam aktivitas biasa dilakukan. Mulai dari sekadar duduk santai, berfoto, penelitian lantaran terdapat pos pengamatan pergerakan tanah Sesar Lembang milik BMKG, hingga pelaksanaan ritual.

Menariknya, ada satu bangunan di puncaknya yang papan namanya bertuliskan ‘Makam Patilasan Mbah Mangkunagara Mbah Jambrong’. Makam dua nama yang lazim digunakan pada zaman kerajaan itu ada di dalam bangunan berupa bedeng berdinding triplek.

detikjabar menengok pusara berkeramik biru muda. Nisannya ditulis menggunakan cat hitam, font yang digunakan asal-asalan, cuma demi menegaskan bahwa itu merupakan makam Mbah Jamrong atau Mbah Jambrong dan Mbah Mangkunagara.

Di sebelahnya, ada batu berukuran besar. Makam keramat itu terkunci dari luar. Penjaganya alias juru kunci makam keramat ialah Lasmana alias Abah Ujang. Pria warga Lembang yang dipercaya menjaga makam keramat itu melanjutkan orangtua dan leluhurnya.

“Sejarahnya seperti diceritakan oleh orang tua abah dan sesepuh, Gunung Batu ini dulunya itu tempat berkumpulnya para dalem, pemimpin suatu wilayah,” kata Abah Ujang.

Gunung Batu memiliki ketinggian 1.228 Mdpl yang ada di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Bandung Barat.Gunung Batu memiliki ketinggian 1.228 Mdpl yang ada di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Bandung Barat. (Whisnu Pradana)

Lantas siapa Mbah Mangkunagara dan Mbah Jambrong? Berdasarkan penjelasan yang ia terima sebelum dipercaya sebagai kuncen, kedua nama itu merupakan kepala negara dan wakilnya. Mbah Mangkunagara sebagai kepala negara dan Mbah Jambrong ialah wakilnya.

Mbah Mangkunagara juga dikenal sebagai Aki Gul Wenang, sementara Mbah Jambrong dikenal sebagai Eyang Jagawalang. Mbah Mangkunagara bukan kepala negara dalam konteks seperti presiden, melainkan pemimpin di wilayahnya di masa itu. Sementara Mbah Jambrong merupakan pendampingnya.

“Ya seperti sekarang itu gubernur, bupati, kalau dulu kan dalem. Jadi dari Gunung Batu ini, mereka sering mengadakan pertemuan dengan kepala negara daerah lain, di sini semedi raganya sementara jiwanya bisa terbang kemana-mana. Itu dilakukan kalau mereka sedang rapat,” kata Abah Ujang.

Gunung Batu di Kecamatan Lembang yang diyakini sebagai bagian dari Patahan Lembang yang paling jelasGunung Batu di Kecamatan Lembang yang diyakini sebagai bagian dari Patahan Lembang yang paling jelas (Whisnu Pradana/detikcom)

Kebijaksanaan dan kesaktian kedua orang itu, kemudian tersebar kemana-mana. Keduanya diyakini tilem atau meninggal dunia dengan raganya berada di suatu tempat yang orang biasa tahu. Sementara pusara di puncak Gunung Batu, sebagai manifestasi atas tilemnya dua tokoh yang bisa diyakini sebagai hikayat ataupun mitos.

“Saya mulai jadi kuncen di sini sejak tahun 1992, kalau awalnya keluarga saya jadi kuncen di tahun 1940-an,” kata Abah Ujang.

Banyak orang yang datang ke makam keramat itu. Maksud dan tujuannya berbeda satu sama lain. Ada yang datang demi meraih kesuksesan, ada yang datang ingin meminta ini dan itu, namun selalu ditekankan bahwa upaya itu hanya sebagai syariat.

“Saya selalu sampaikan meminta tetap pada Allah SWT, jangan menduakan dengan meminta di makam keramat ini. Cuma kita harus yakini, bahwa ketika berdoa itu ada syariatnya, dan makam ini jadi syariatnya,” kata Abah Ujang.

“Banyak yang datang ketika mendekati pemilu, kemudian mau ujian, mau menikah, mau sukses bisnis. Ada yang dari Jakarta, Bogor, Sukabumi, jadi enggak cuma dari Lembang saja,” dia menambahkan.

***

Selengkapnya klik di sini.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

5 Gunung Terindah di Jawa Tengah untuk Liburan di Akhir Pekan



Yogyakarta

Jawa Tengah kaya akan alam yang indah, termasuk gunung. Pendakian ke 5 gunung ini bisa jadi aktivitas liburanmu selanjutnya.

Gunung-gunung di Jawa Tengah menjulang gagah dengan segudang cerita. Tiap gunung memiliki karakteristik masing-masing dari sisi geologi, ekosistem, maupun mitos yang membayanginya.

Bukan hanya aktivitas fisik, pendakian ke gunung-gunung ini menjadi sebuah perjalanan spiritual dan budaya yang diincar oleh banyak wisatawan.


Dikumpulkan detikTravel, inilah 5 gunung terindah Jawa Tengah untuk dijelajahi.

1. Gunung Prau

Lansekap Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing terlihat sangat mempesona dari Gunung Prau. Momen matahari terbit pun seakan membuat nuansa menjadi romantisLansekap Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing terlihat sangat mempesona dari Gunung Prau. Momen matahari terbit pun seakan membuat nuansa menjadi romantis Foto: Rifkianto Nugroho

Terletak di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Gunung Prau menjadi salah satu tempat pendakian favorit, terutama pendaki pemula. Memiliki ketinggian 2.565-2.590 mdpl, gunung ini terkenal dengan matahari terbitnya yang dramatis, latanya gunung Sindoro, Sumbing dan Merapi.

Setelah matahari terbit, Anda akan disuguhi bukit-bukit kecil yang bergelombang menyerupai “Bukit Teletubbies” yang ikonik, ditumbuhi ilalang dan bunga-bunga liar. Keberadaan fenomena golden sunrise dan bukit teletubbies menjadikan Prau sebagai salah satu gunung di Jawa Tengah yang paling unik dan paling banyak diminati, terutama di akhir pekan.

2. Gunung Merbabu

Birunya langit dan hamparan putihnya awan manjakan mata para pendaki akan keindahan panorama di puncak gunung merbabu dari ketinggian 3.142 mdpl.Birunya langit dan hamparan putihnya awan manjakan mata para pendaki akan keindahan panorama di puncak gunung merbabu dari ketinggian 3.142 mdpl. Foto: Dok. Team Choral Adventure

Gunung Merbabu adalah salah satu gunung api aktif. Terletak di Kabupaten Magelang, Boyolali dan Semarang, gunung ini memiliki keunikan dari hamparan sabananya yang terkenal sebagai ‘Karpet Hijau’ di ketinggian 3.142 mdpl.

Sabana Merbabu menawarkan pemandangan padang rumput hijau yang membentang seolah tak berujung, diselingi pohon-pohon edelweis dan bukit-bukit kecil. Pemandangan ini sangat kontras dengan gunung-gunung lain di Jawa yang mungkin didominasi hutan lebat.

Sabana di Merbabu, seperti Sabana 1, Sabana 2, dan terutama di Pos Helipad (Puncak Kenteng Songo), seringkali menjadi spot favorit para pendaki untuk beristirahat dan berfoto. Saat musim kemarau, rumput-rumput ini akan mengering dan menguning, menciptakan nuansa Afrika yang eksotis. Merbabu menjadi gunung yang sangat ramah bagi pendaki pemula maupun profesional yang ingin menikmati pemandangan terbuka dan camping di bawah bintang-bintang.

3. Gunung Sindoro

Gunung SindoroGunung Sindoro Foto: Gema Bayu Samudra/d’Traveler

Disebut sebagai kembaran Gunung Sumbing, Sindoro adalah gunung api yang masih aktif. Terletak di Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, keunikan Sindoro terletak pada kawahnya yang masih aktif dan mengeluarkan belerang. Ini menciptakan efek magis dan dramatis bagi pendaki di ketinggian 3.153 mdpl.

Pendakian Sindoro cukup menantang, membutuhkan fisik yang prima. Namun, lelah akan terbayar lunas dengan pemandangan dari puncak yang luar biasa, meliputi hamparan awan, gunung-gunung lain di sekitarnya, serta kota-kota di bawahnya. Di beberapa jalur pendakian, Anda juga akan menemukan padang edelweis yang cantik, bunga abadi khas pegunungan.

4. Gunung Andong

Gunung AndongGunung Andong Foto: Pemkab Magelang

Berlokasi di Kabupaten Magelang, Gunung Andong menjadi pilihan favorit bagi pendaki pemula dengan ketinggian 1.726 mdpl. Keunikan utamanya adalah pemandangan 5 gunung sekaligus dari puncaknya, yaitu Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Ungaran. Ini adalah bonus luar biasa yang jarang ditemukan di gunung lain.

Pendakian ke puncak Andong biasanya hanya memakan waktu sekitar 2-3 jam, menjadikannya pilihan ideal untuk pendakian singkat atau hiking santai. Dari puncak, Anda bisa menikmati panorama alam yang luas, perkebunan warga, dan desa-desa di bawahnya. Selain pemandangan, Andong juga memiliki beberapa jalur pendakian yang berbeda, menawarkan variasi pengalaman bagi pengunjung.

5. Gunung Sumbing

Gunung sindoro diselimuti awanSunset dari Gunung Sumbing Foto: detik

Kembaran Gunung Sindoro ini memiliki ketinggian 3.371 mdpl, menjadikannya tertinggi ketiga di Pulau Jawa. Puncak Gunung Sumbing menawarkan pemandangan matahari terbenam yang spektakuler, lautan awan, dan langit penuh bintang saat malam hari.

Keunikannya adalah memiliki dua kawah (kawah mati dan kawah aktif) di puncaknya, meskipun kawah aktifnya tidak selalu terlihat jelas. Sumbing juga dikenal dengan vegetasi hutan tropisnya yang masih sangat alami, dengan keragaman flora dan fauna yang kaya.

(bnl/wsw)



Sumber : travel.detik.com

7 Wisata Populer di Muntilan Magelang, Tempat Syuting Gadis Kretek



Muntilan

Muntilan merupakan kecamatan kecil di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Punya banyak destinasi, Muntilan bisa jadi rekomendasi liburan di akhir pekan.

Muntilan memiliki keindahan alam yang beragam, berada di lereng Gunung Merapi membuat tanahnya subur akibat hujan abu vulkanik. Tak cuma alam, budaya dan kultur dari zaman raja-raja pun mengakar di sini.

Peninggalan demi peninggalan ditemukan di Muntilan, jejak leluhur membuat namanya kuat sebagai salah satu kota budaya. Bergulirnya waktu semua itu menjadi atraksi wisata edukasi yang populer.


Baru-baru ini Muntilan menjadi pencarian liburan teratas di berbagai platform setelah muncul sebagai latar dalam serial Netflix yang berjudul ‘Gadis Kretek’. Tempat syutingnya pun diburu sebagai destinasi wisata.

Ini 7 Rekomendasi wisata populer di Muntilan:

1. Pasar Kayu Muntilan

Pasar Kayu Muntilan Kini Jadi Destinasi Wisata Karena Gadis KretekPasar Kayu Muntilan Kini Jadi Destinasi Wisata Karena Gadis Kretek Foto: Lintia Elsi

Destinasi yang satu ini viral baru-baru ini setelah serial Gadis Kretek tayang. Diketahui bahwa Pasar Kayu Muntilan merupakan salah satu tempat syuting dari Gadis Kretek yang mana dijadikan sebagai pasar jadul.

Di sini masih bisa dilihat beberapa properti syuting yang belum dilepas para penjual kayu, diantaranya adalah papan nama warung dan poster Kretek Merah. Sekarang banyak pengunjung yang datang untuk berfoto di spot-spot ini.

Pasar Kayu Muntilan terletak di komplek pasar kayu, Jumleng, Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

2. Candi Ngawen

Bangunan candi peninggalan wangsa Syailendra di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bukan hanya Candi Borobudur. Ada juga Candi Ngawen, yang patut untuk dikunjungi pula.Bangunan candi peninggalan wangsa Syailendra di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bukan hanya Candi Borobudur. Ada juga Candi Ngawen, yang patut untuk dikunjungi pula. Foto: Eko Susanto/detikJateng

Candi Ngawen merupakan candi Buddha peninggalan Dinasti Syailendra yang terletak di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Candi ini ditemukan pada masa kolonial Belanda sekitar tahun 1927.

Candi Ngawen terdiri dari lima candi yang berjejer sama rata dan menghadap arah timur, namun dari kelima candi tersebut hanya candi II yang masih berdiri utuh, empat lainnya hanya berupa sisa kaki-kaki candi.

Uniknya di Candi Ngawen ini terdapat empat patung singa yang terletak di sudut-sudut kaki candi.

Candi Ngawen bisa dikunjungi setiap hari jam 08.00 – 16.00 WIB dengan tiket masuk seharga Rp 3.000 saja.

3. Klenteng Hok An Kiong

Perayaan Imlek tahun ini digelar di masa pandemi COVID-19. Guna cegah Corona, warga keturunan Tionghoa berdoa di klenteng dengan terapkan protokol kesehatan.Perayaan Imlek tahun ini digelar di masa pandemi COVID-19. Guna cegah Corona, warga keturunan Tionghoa berdoa di klenteng dengan terapkan protokol kesehatan. Foto: Pius Erlangga/Detikcom

Satu lagi wisata religi yang ada di Muntilan adalah Klenteng Hok An Kiong, klenteng ini merupakan klenteng tua yang sudah ada sejak tahun 1878. Lokasinya ada di pusat kota Muntilan, tepatnya di Jalan Pemuda No. 100, Balerejo, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.

Komplek klenteng ini memiliki bangunan utama yang berfungsi sebagai tempat peribadatan yang terdiri dari dua ruang doa. Selain bangunan utama, di sini juga ada kantor dan ruang pertemuan.

Klenteng Hok An Kiong memiliki hio lo terbesar di Asia Tenggara yang dibuat pada tahun 2002. Hio lo ini terbuat dari perunggu dengan panjang 158 cm, diameter 188 cm, dan berat 3,8 ton.

4. Museum Misi Muntilan

Muntilan dikenal dengan julukan Betlehem van Java. Hal ini karena besarnya pengaruh dari Romo van Lith, pastor dari Belanda yang menyebarkan agama Katolik di Jawa. Ia menjadi tokoh penting atas berdirinya Gereja Santo Antonius dan Sekolah Pangudi Luhur Van Lith. Gereja dan Sekolah ini berada dalam satu kompleks, yaitu Kompleks Misi Muntilan. Di sini juga berdiri Museum Misi Muntilan yang menyimpan kisah perjalanan dan peninggalan jejak penyebaran agama Katolik, khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta.Muntilan dikenal dengan julukan Betlehem van Java. Hal ini karena besarnya pengaruh dari Romo van Lith, pastor dari Belanda yang menyebarkan agama Katolik di Jawa. Ia menjadi tokoh penting atas berdirinya Gereja Santo Antonius dan Sekolah Pangudi Luhur Van Lith. Gereja dan Sekolah ini berada dalam satu kompleks, yaitu Kompleks Misi Muntilan. Di sini juga berdiri Museum Misi Muntilan yang menyimpan kisah perjalanan dan peninggalan jejak penyebaran agama Katolik, khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Foto: Lintia Elsi

Berbeda dari museum biasanya, Museum Misi Muntilan ini berdiri khusus di bawah kepemilikan Keuskupan Agung Semarang untuk menyimpan sejarah dan peninggalan penyebaran agama Katolik di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Museum ini berada dalam Komplek Misi Muntilan yang di dalamnya juga ada Gereja Santo Antonius dan Sekolah Pangudi Luhur Van Lith. Romo van Lith menjadi tokoh penting dari adanya komplek ini, sehingga patungnya dibangun di depan museum ini.

Museum Misi Muntilan berlokasi di Jalan Kartini No.3, Balemulyo, Muntilan, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Pengunjung bisa masuk secara gratis dan nantinya akan ditemani staf museum yang akan memberikan tur singkat.

5. Makam Gunungpring

Jika kamu menyukai wisata religi, maka tempat yang satu ini bisa kamu kunjungi saat di Muntilan. Namanya Makam Gunungpring, komplek pemakaman tokoh-tokoh ulama Jawa Tengah seperti Kyai Raden Santri, KH. Abdurrohman, KH. Dalhar, Kyai Krapyak Kamaludin, dan yang lainnya.

Komplek pemakaman ini terletak di atas bukit dengan ketinggian 400 mdpl, sehingga untuk mencapai makam, pengunjung harus menaiki ratusan anak tangga terlebih dahulu. Di sepanjang sisi tangga terdapat toko-toko yang menjual makanan, pernak-pernik, pakaian, dan oleh-oleh.

Komplek pemakaman ini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas toilet, mushola, warung makan, dan tempat beristirahat. Makam Gunungpring ini bisa dikunjungi kapan saja tanpa dipungut biaya, letaknya di Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

6. Taman Seribu Cinta

Taman Seribu Cinta, MagelangTaman Seribu Cinta, Magelang Foto: Eko Susanto/detikcom

Taman Seribu Cinta ini terletak di perbatasan antara Kecamatan Muntilan dan Kecamatan Salam, di tepi aliran Kali Blongkeng. Dulunya di sini merupakan tempat pembuangan sampah yang kumuh.

Di satu sisinya terdapat tebing yang bertuliskan “Welcome to Muntilan Adipura”. di sisi lainnya ada taman bertingkat penuh bunga warna-warni dan spot-spot berbentuk love. Di sini juga disediakan tempat duduk untuk menikmati aliran kali yang jernih dan tenang.

Taman Seribu Cinta ini bisa diakses secara gratis, pengunjung hanya perlu membayar biaya parkir saja.

7. Javanica Park

Javanica Park merupakan tempat wisata yang menggabungkan suasana alam dengan nuansa Bali. Terletak di Jalan Javanica Nomor 8 Sabrangs, Muntilan, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Javanica Park menawarkan konsep kedai dengan beragam spot selfie.

Ada beberapa aktivitas yag bisa dinikmati oleh pengunjung yaitu kolam renang, gazebo dan wisata kuliner. Pengunjung bisa masuk ke tempat wisata ini dengan membayar biaya sukarela. Jika ingin berenang akan dikenakan biaya Rp 3.000 per orang.

(bnl/ddn)



Sumber : travel.detik.com

12 Camping Ground Terbaik 2025 di Bogor untuk Liburan Bareng Teman dan Keluarga


Jakarta

Bogor yang sejuk, rindang, dan teduh menawarkan banyak tempat wisata outdoor, salah satunya camping ground yang cocok untuk kegiatan liburan bersama teman dan keluarga. Camping di arena terbuka bisa jadi sarana relaksasi, main bareng, atau sekadar jalan-jalan di area adem khas Bogor.

Buat detikers yang sedang mencari arena camping ground untuk liburan atau gathering bersama kolega, berikut adalah beberapa alternatifnya. Tiap camping ground dijamin bersih, cukup air, dan tersedia cukup kamar mandi untuk pengunjung.

Rekomendasi 12 Camping Ground Terbaik di Bogor 2025

Camping Ground di Bogor menawarkan fasilitas lengkap dengan suasana alam yang mendukung. Perpaduan keindahan alam dan kelengkapan sarana penunjang menjadikan camping ground pilihan tepat untuk main, olahraga, atau bikin game lucu bersama teman serta keluarga.


1. Bumi Kepanduan Sentul, Bogor

Camping ground Bumi Kepanduan Sentul, BogorCamping ground Bumi Kepanduan Sentul, Bogor (dok. situs Bumi Kepanduan)

Salah satu camping ground favorit di Bogor ini berlokasi di kawasan Sentul tepatnya Kampung Cikeas, Desa Bojong Koneng Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dikutip dari website resminya, Bumi Kepanduan Sentul dapat menampung 400 orang dengan jumlah kamar mandi 30 pintu untuk mencegah antrian.

Berkemah di Bumi Kepanduan Sentul tentunya Anda akan mendapatkan fasilitas terbaik berupa rumah, saung panitia, dan sound system. Pihak pengelola juga menyediakan perlengkapan kemah seperti tenda pleton dan tenda dome yang dapat disewa, dengan biaya sudah termasuk pemasangan dan pembongkaran. Dengan layanan pendukung yang lengkap, Bumi Kepanduan Sentul mampu menghadirkan pengalaman beraktivitas di alam terbuka yang menyenangkan dan menantang.

Harga tiket yang ditawarkan Bumi Kepanduan Sentul relatif terjangkau dan beragam, mulai dari Rp 100-350 ribu untuk outbound dengan ketentuan jumlah tamu minimal 30 orang. Sedangkan untuk berkemah dikenakan harga mulai Rp 8,5 juta per malam, lengkap dengan layanan katering dengan biaya mulai dari Rp 20 ribu per porsi.

2. Agrowisata Gunung Mas

Agrowisata Gunung Mas Puncak BogorAgrowisata Gunung Mas Puncak Bogor (dok. Pradita Utama/detikcom)

Area camping ground ini berada di Jalan Raya Puncak Km 87, Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, Jawa Barat dengan lanskap yang memanjakan mata. Sepanjang mata memandang, kita akan melihat hamparan kebun teh hijau segar yang sangat cocok untuk cuci mata.

Dikutip dari situs resmi Gunung Wisata Puncak, camping ground ini mengedepankan wisata dengan suasana yang sejuk dan keindahan Pegunungan Pangrango. Gunung Mas cocok jadi rekomendasi camping ground, apalagi di ini tersedia beragam fasilitas penunjang. Misal restoran, penginapan, kolam renang, lapangan bola, dan paralayang.

Tiket masuk Agrowisata Gunung Mas berbeda sesuai hari kunjungan yaitu Senin-Jumat Rp 15.500 per orang dan Sabtu-Minggu sebesar Rp 20 ribu per orang. Sedangkan untuk tarif campingnya adalah Senin-Jumat mulai dari Rp 600 ribu per malam dan Sabtu-Minggu sebesar Rp 700 ribu per malam. Kita juga bisa menggunakan layanan program outdoor lengkap dengan instrukturnya.

3. Highland Camp Curug Panjang

situs Camping ground Curug PanjangCamping ground Curug Panjang (dok. situs Camping ground Curug Panjang)

Warga Bogor tentunya tidak asing dengan Highland Camp Curug Panjang yang berlokasi di Puncak Bogor, Jawa Barat. Tempat ini menawarkan pegunungan dengan pepohonan rimbun, sungai mengalir, dan air terjun yang indah.

Tempat wisata ini cocok jadi tempat liburan atau gathering bersama kolega kantor dengan fasilitas lengkap dan berkualitas yang mendukung kenyamanan serta keselamatan pengunjung. Di sini ada 11 camp site di tiga zona dengan total daya tampung mencapai 832 orang. Tiap zona punya kelebihan sendiri, misal zona halimun yang cocok untuk kegiatan skala besar.

Di area Highland Camp Curug Panjang juga ada tiga anak sungai dan lima air terjun yang cocok untuk berenang, body rafting, river trekking, dan cliff jumping. Tentunya tersedia cukup fasilitas dasar seperti seperti toilet, mushola, dan area parkir yang bersih dan nyaman.

4. Camp Hulu Cai

Camping ground Camp Hulu CaiCamping ground Camp Hulu Cai Foto: Instagram Camp Hulu Cai

Rekomendasi camping ground berikutnya adalah Camp Hulu Cai yang terletak di Jalan Veteran II, Cibedug, Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Fasilitas yang ditawarkan beragam mulai dari cabin, kamar, restoran, dan lainnya cocok untuk kegiatan outbound training, gathering, dan wisata bertemakan alam.

Dikutip dari situs Camp Hulu Cai, ada bermacam paket yang ditawarkan camping ground ini untuk liburan bersama teman dan kolega dalam berbagai skala. Pertama adalah paket family gathering, yang cocok untuk keluarga yang ingin berlibur dengan nuansa kebersamaan. Paket ini include dengan akomodasi, makan, aktivitas air, permainan tradisional, api unggun, dan karaoke.

Kedua adalah paket Outing, yang cocok untuk komunitas yang ingin bersenang-senang bersama teman-teman. Paket ini include dengan akomodasi, makan, aktivitas air, permainan tradisional, api unggun, dan karaoke. Pilihan lain adalah paket outbound untuk skala paling besar bersama tim perusahaan yang sudah mencakup akomodasi, makan, aktivitas air, flying fox, paintball, ice breaking, team building, leadership training, dan api unggun.

5. Gunung Pancar, Bogor

Sri Mulyani liburan di Gunung PancarMenke Sri Mulyani camping di Gunung Pancar (dok. Instagram @smindrawati)

Gunung Pancar terletak di Kampung Ciburial, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Letaknya sangat strategis, mudah dicapai dari Jakarta dengan waktu tempuh 1-1,5 jam lewat Tol Jagorawi menuju Sentul City.

Di sini kita dapat menikmati berbagai fasilitas lengkap seperti area camping dan glamping, spot foto estetik, trekking dengan pemandu, area outbound, hammock, sekaligus pemandian air panas. Dikutip dari situsnya, camping ground menyediakan fasilitas pendukung yang lengkap misal area parkir, toilet bersih, mushola, warung makan, dan gazebo yang nyaman.

Tiket masuk untuk wisatawan domestik adalah Rp 10 ribu per orang dan Rp 100 ribu untuk WNA pada weekdays, sedangkan tarif saat akhir pekan dan hari libur adalah Rp 15 ribu bagi WNI dan Rp 150 ribu untuk WNA. Gunung Pancar juga mengenakan tarif parkir motor Rp 5.000 dan mobil Rp 10 ribu saat hari kerja, serta motor Rp 7.500 dan mobil Rp 15 ribu ketika akhir pekan atau libur. Kita harus membayar tambahan sekitar Rp 20.000 per orang jika ingin mengakses pemandian air panas dan ongkos sewa Rp 100.000 per kelompok per jam bagi yang ingin menyewa kolam privat.

6. Camp Gayatri Mountain Adventure

Gayatri Mountain AdventureGayatri Mountain Adventure (dok. situs Gayatri Mountain Adventure)

Area Camp Gayatri Mountain Adventure berada di Sentul City tepatnya Kampung Ciburial, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas seperti area camping dan glamping, trekking, outbound, hammock, hingga pemandian air panas alami. Tersedia juga fasilitas pendukung berupa area parkir, toilet bersih, mushola, gazebo, pusat informasi, serta warung makan untuk menunjang kenyamanan wisatawan.

Harga tiket masuk menurut situs resminya adalah Rp 320 ribu untuk paket outbound sehari plus sewa perlengkapan dan kru. Untuk kegiatan 2 hari 1 malam, tiketnya adalah Rp 625 ribu dengan fasilitas tambahan makan tiga kali, dua kali coffee break, game master, LO (liaison officer). Ada juga paket outbound untuk 5-6 jam Rp 395.000 per orang dengan fasilitas dokumentasi foto.

7. Suaka Elang Loji

Loji Suaka Elang BogorLoji Suaka Elang Bogor (dok. Luthfi Hafidz/detikcom)

Camping ground Suaka Elang Loji terletak di Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Tempat ini adalah area pelestarian alam sekaligus destinasi wisata edukatif berbasis konservasi elang, yang mudah dijangkau dari Bogor dengan waktu tempuh 1-2 jam.

Fasilitas di lokasi ini cukup lengkap dan mendukung berbagai aktivitas wisata seperti area camping ground, jalur trekking, toilet, mushola, spot foto, serta warung dan area parkir. Pengunjung juga bisa melihat langsung elang di kandang display dalam Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), serta menikmati suasana hutan pinus yang rindang dan sejuk.

Biaya outbound di area camping ground Suaka Elang Loji adalah Rp 285-350 ribu per orang untuk paket 1 hari dan Rp 550-750 ribu per orang untuk 2 hari 1 malam. Harga ini sudah termasuk fasilitas seperti sewa lokasi, makan, peralatan games, fasilitator, hingga tiket masuk area wisata.

8. Eagle Hill Outbound

Eagle Hill IndonesiaEagle Hill Indonesia Foto: situs Eagle Hill Indonesia

Kawasan camping ground di Megamendung, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini berada di dataran tinggi dengan udara sejuk dan dikelilingi hutan pinus. Area ini cocok untuk kegiatan outbound, training, dan gathering.

Fasilitas di Eagle Hill Outbound cukup lengkap mencakup area outbound, lapangan luas, aula serbaguna, serta saung untuk berkumpul. Tersedia juga area perkemahan, penginapan dengan berbagai kapasitas, ruang makan, mushola, toilet, dan spot foto alam. Selain itu, ada tim fasilitator profesional yang siap memandu berbagai kegiatan seperti team building, family gathering, dan pelatihan kepemimpinan.

Harga paket outbound di Eagle Hill bervariasi tergantung penyedia layanan. Paket 1 hari dengan minimal peserta 30 orang tersedia dengan harga Rp 370 ribu, sementara Cakra Adventure menetapkan tarif Rp 380.000 dengan minimal 40 peserta.

9. Lembah Salak Camping Ground

Camp Ground Lembah SalakCamping Ground Lembah Salak (dok. Luthfi Hafidz)

Lembah Salak Camping Ground berada di kawasan Curug Putri Pelangi, Tajur Halang, Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasinya berada di kaki Gunung Salak dengan pemandangan luar biasa, udara pegunungan yang sejuk serta pemandangan city light Kota Bogor saat malam hari.

Lokasi ini menawarkan area camping yang luas dengan kontur berundak, cocok untuk mendirikan tenda atau beristirahat. Fasilitas yang tersedia meliputi toilet, mushola, kafe sederhana, mushola, dan area parkir. Pengunjung juga bisa trekking singkat ke Curug Putri Pelangi dan menikmati wisata peternakan kecil seperti taman kelinci.

10. Curug Cipamingkis

Curug CipamingkisCurug Cipamingkis yang menyediakan camping ground (dok. Travelus Muliawan/d’Traveler)

Camping ground Curug Cipamingkis berlokasi di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dari pusat Kota Bogor, perjalanan menuju lokasi membutuhkan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam dengan rute melalui Tol Jagorawi, Sentul, hingga Jonggol. Kawasan ini dikenal dengan udara sejuk pegunungan dan pemandangan alam yang masih asri.

Tempat wisata ini dilengkapi dengan area parkir luas, mushola, dan toilet bersih. Pengunjung juga dapat menikmati fasilitas seperti villa, rumah pohon, camping ground, jembatan gantung, hingga taman Baratayudha. Kehadiran warung makan dan spot foto kekinian menambah kenyamanan liburan di area air terjun.

Harga tiket masuk Curug Cipamingkis adalah Rp 35 ribu per orang pada hari kerja dan Rp 40 ribu saat akhir pekan, sementara wisatawan mancanegara dikenakan Rp 50 ribu. Untuk camping, biaya yang dikenakan mulai dari Rp 60-65 ribu per orang tergantung hari kunjungan. Selain itu, tersedia villa dengan tarif mulai Rp 350 ribu hingga Rp 3 juta per malam sesuai fasilitas yang dipilih.

11. Bukit Cirimpak Camping Ground

Camping ground Bukit CirimpakCamping ground Bukit Cirimpak (dok. Instagram bukit_cirimpak)

Lokasi Bukit Cirimpak Camping Ground terletak di Jalan Curug Panjang, Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Area di ketinggian 900-1.022 mdpl ini menawarkan panorama megah Gunung Salak dan Gede Pangrango, serta city-light Kota Bogor saat malam hari yang memukau.

Fasilitas di Bukit Cirimpak sudah cukup lengkap untuk mendukung kegiatan camping misal toilet bersih, mushola, colokan listrik, area charging, warung 24 jam, serta parkir dan penitipan helm. Peralatan camping juga bisa disewa di lokasi-mulai dari tenda dome (kapasitas 2-6 orang), sleeping bag, matras, lampu tenda, kompor, nesting, hingga BBQ kit dengan harga yang cukup bersahabat.

Biaya camping di Bukit Cirimpak Camping Ground tergolong cukup terjangkau dengan fasilitas yang sudah lengkap. Untuk tiket masuk camping per malam, pengunjung dikenakan Rp 35 ribu per orang pada hari biasa dan Rp 40 ribu per orang saat akhir pekan atau libur nasional. Harga ini sudah mencakup akses area camping, parkir kendaraan, toilet, hingga listrik umum, sementara anak-anak usia kurang dari 7 tahun gratis biaya masuk.

12. Kawah Ratu

Berendam air panas menjadi salah satu cara menghilangkan lelah dan stres. Apalagi kalau berendamnya dengan pemandangan alam yang luar biasa seperti Kawah Ratu.Pesona Kawah Ratu (Dok. Tripa Ramadhan)

Kawah Ratu terletak dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor, Jawa Barat di ketinggian 1.437 mdpl dengan udara sejuk dan pemandangan yang masih asri. Untuk mencapai kawasan ini, pengunjung biasanya memulai perjalanan dari kawasan Pasir Reungit atau Cidahu lalu trekking menyusuri hutan pinus yang rimbun.

Fasilitas di Kawah Ratu cukup memadai bagi para pencinta alam. Tersedia area camping ground yang dilengkapi dengan lahan tenda, toilet umum, dan area memasak sederhana. Selain itu, ada pula jalur trekking yang jelas, posko penjagaan, serta penyewaan perlengkapan camping bagi yang tidak membawa sendiri. Suasana alami dengan hamparan hutan pinus menambah kenyamanan saat berkemah maupun beristirahat setelah pendakian.

Dikutip dari situs resminya, biaya masuk ke Kawah Ratu masih terjangkau. Wisatawan lokal dikenakan tiket sekitar Rp 15 ribu dan WNA Rp 75 ribu saat hari kerja, sedangkan tarif ketika weekend adalah Rp 25 ribu per orang untuk turis lokal dan Rp 125 ribu bagi wisatawan mancanegara.

Untuk yang ingin bermalam, tarif camping ground ditetapkan sekitar Rp 25 ribu per orang dengan biaya parkir Rp 5-10 ribu untuk motor dan mobil Rp 10 ribu. Bagi yang menginginkan pengalaman lengkap, tersedia paket trekking dengan pemandu, tiket masuk, serta fasilitas tambahan dengan harga mulai Rp 200-450 ribu per orang.

Nah, detikers yang ingin mencoba liburan di camping ground bisa mencoba salah satu yang direkomendasikan. Jangan lupa update info ketersediaan layanan dan fasilitas lainnya di media sosial atau situs terkait, supaya bisa liburan dengan aman dan nyaman.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com

Pesona Gunung Geulis di Sumedang, Cantik Sekaligus Berisiko Gempa


Jakarta

Gunung Geulis di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini seperti menyimpan pesona dua mata pedang. Terletak di area hutan perbatasan Kecamatan Jatinangor, Cimanggung, dan Tanjungsari, hutan di Gunung Geulis sangat layak untuk dicicipi para pendaki. Tentunya dengan panduan dari pendaki yang punya kompetensi.

Gunung Geulis Sumedang sisi barat tahun 2021Gunung Geulis Sumedang sisi barat tahun 2021 (dok. Irvan Ary Maulana/wikimedia commons)

Berada di ketinggian 1.282 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Geulis punya hutan yang sangat rimbun dengan vegetasi beragam. Seperti namanya, Gunung Geulis punya alam yang sangat cantik dan kaya biodiversitas bahkan menjadi sarana pendidikan ITB Kampus Jatinangor serta diharapkan menjadi hutan pendidikan universitas ini.

Gunung Geulis juga punya fungsi penting bagi keseimbangan alam dan lingkungan di wilayah Jatinangor. Kawasan ini adalah hutan lindung dengan peran utama sebagai penyangga kehidupan yang mengatur tata air. Peran hutan lindung ini bisa mencegah banjir, mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah. Keberadaan hutan Gunung Geulis sangat penting bagi kelangsungan kehidupan masyarakat setempat.


Pesona Gunung Geulis di Sumedang, Jawa Barat

Keindahan Gunung Geulis telah lama diolah masyarakat lokal menjadi destinasi wisata. Awalnya pada tahun 2022, pemerintah Desa Jatiroke membangun Teras Gunung Geulis di kawasan lembahnya. Pembangunan flying fox, kolam renang, tempat wisata, dan spot Instagramabel ini melibatkan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).

Teras Gunung Geulis Sumedang.Teras Gunung Geulis Sumedang (dok. Nur Azis)

Area tempat wisata di kaki gunung ini awalnya adalah lahan bekas galian yang ditinggalkan begitu saja. Teras Gunung Geulis menawarkan pemandangan kota yang sangat mempesona ketika disaksikan malam hari. Lampu-lampu kota bikin wilayah sekitar Gunung Geulis terlihat sangat mempesona dan jangan sampai dilewatkan.

Di tempat yang tidak jauh dari Teras Gunung Geulis berdiri kafe Teras Kopi Geulis. Tempat nongkrong dan ngobrol bareng teman atau keluarga ini menawarkan suasana tenang dan hangat dilengkapi dengan alunan musik. Kafe dengan konsep alam dan outdoor ini menyediakan cukup banyak meja dan kursi, serta saung untuk lesehan.

Sesar Gunung Geulis

Di balik pesonanya yang serba hijau dan rimbun, Gunung Geulis menyimpan risiko terjadinya bencana tektonik. Wilayah ini memiliki sesar atau patahan dengan ukuran normal, yang ditemukan di daerah Tanjungkerta dengan nama Sesar Gunung Geulis. Patahan ini aktif bergerak, meski saat ini belum terjadi gempa dengan kekuatan cukup berbahaya.

Sesar Gunung Geulis terletak memanjang di sekitar puncak Gunung Geulis. Patahan Gunung Geulis ini adalah sesar normal dengan lokasi retakan terdapat pada satu blok dinding batuan. Gerakan batuan berlawanan dengan blok di bawahnya yang berada tepat di bawahnya. Pergerakan sesar Gunung Geulis disebabkan tegangan akibat kerak bumi yang makin panjang.

Dengan kondisi ini, warga sekitar Gunung Geulis dan wisatawan harus punya pengetahuan terkait mitigasi bencana. Warga wajib menjaga keseimbangan lingkungan dan tahu langkah yang diambil jika terjadi bencana. Mitigasi wajib diketahui untuk menekan jumlah korban dan kerugian.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com