Tag Archives: gurun

Zaskia-Shireen Sungkar Rilis Koleksi Lebaran, Gurun dan Bunga Jadi Inspirasi

Jakarta

Kakak beradik Zaskia Sungkar dan Shireen Sungkar menggelar fashion show tahunan koleksi Lebaran 2025. Keduanya memiliki lini fashion masing-masing yaitu Zaskia Sungkar Jakarta dan Shi by Shireen Sungkar.

Melalui dua lini busana tersebut, Zaskia dan Shireen menghadirkan fashion show koleksi Lebaran 2025 dengan tema Reflection. Tema tersebut dipilih karena sejalan dengan tema dua tahun sebelumnya. Pada 2023, keduanya mengangkat tema Return dan Journey pada 2024.

Zaskia dan Shireen mengungkapkan tema Reflection kali dipilih untuk menyebarkan pesan positif. Keduanya ingin penonton fashion shownya menemukan cahaya dalam kegelapan dan merefleksikan perbuatan mereka.


Koleksi Lebaran 2025 dari Shi by Shireen

Koleksi Lebaran SHI by Shireen Sungkar.Koleksi Lebaran SHI by Shireen Sungkar. Foto: Dok. Instagram @shibyshireen.

Shi by Shireen meluncurkan koleksi berjudul Harmony dalam fashion show yang digelar di Hall Pati Unus, Jakarta Selatan. Koleksi busana karya Shireen ini terinspirasi oleh keselarasan dan kedamaian yang sering terasa saat perayaan Lebaran. Harmony seolah menghubungkan tradisi Lebaran dengan keindahan berbagai hiasan khas Arab dan bunga kecil yang mekar.

Shireen menghadirkan total 27 looks pada fashion show Reflection ini. Para rekan selebriti pun turut tampil sebagai model untuk fashion show koleksi Shi by Shireen di antaranya Fairuz A. Rafiq, Sonny Septian, King Faz (anak Sonfai), Queen Eijaz (anak Sonfai), Hamidah Rachmawati, Farhad, Shireen (anak Hamidah), Shakira (anak Hamidah), Cut Intan, Arie Kriting, Indah Permatasari, Aurel Hermansyah, Margin Wieherm, dan Guzele (anak Margin).

Koleksi Lebaran 2025 dari Zaskia Sungkar

Koleksi Lebaran Zaskia Sungkar Jakarta.Koleksi Lebaran Zaskia Sungkar Jakarta. Foto: Dok. Instagram @zaskiasungkarjakarta.

Zaskia Sungkar mengusung koleksi Lebaran 2025 bernama Atacama yang diambil dari Gurun Atacama di Chile, yang indah dan tenang. Gurun tersebut memiliki kualitas mistis di mana flora di sana bermekaran hanya sekali dalam beberapa tahun. Nama ini menyiratkan bahwa, sama seperti gurun itu, butuh waktu untuk suatu hal dapat menampakkan keindahan yang memukau.

Koleksi busana Atacama karya Zaskia hadir dalam sentuhan warna pastel lembut, dan jewel tones yang menyala, mewakili transisi gurun saat matahari terbit dan terbenam. Busana Lebaran ini menggunakan bahan crinkle, doff sutra, sutra premium, dan detail yang kompleks.

Para muse yang tampil untuk fashion show Zaskia Sungkar adalah Indro Warkop, Hada (anak Indro), Indra Bekti, Aldila, Jelita, Rifky Balweel, Biby Alraen, Baim Cilik, Sintya Marisca, Ussiy Fauziyah, Acha Septriasa, Azizah Salsa, Nabila Syakieb, Raqeema (anak Nabila), Fitri Tropica, dan Irvan Hanafi.

Koleksi Zaskia Sungkar Signature

Koleksi Lebaran Zaskia Sungkar Signature.Koleksi Lebaran Zaskia Sungkar Signature. Foto: Dok. Instagram @zaskiasungkarsignature.

Zaskia Sungkar juga merilis koleksi signature jelang Ramadhan dan Lebaran 2025. Koleksi Zaskia Sungkar Signature mengangkat keanggunan kuda (might) dan keindahan bunga (allure).

Koleksi ini menampilkan tujuh look yang terwujud dalam lima desain busana. Zaskia menghadirkan gaun-gaun mewah panjang, abaya modern, dan setelan stylish di mana hiasan kuda dan bunga menciptakan paduan yang cantik. Kesan mewah semakin kuat dengan bordir rumit, payet berkilauan, dan hiasan lainnya.

Muse yang tampil untuk Zaskia Sungkar Signature adalah Paula Verhoeven. Koleksi Mighty Allure akan tersedia pada Maret 2025 di butik Zaskia Sungkar di Jakarta.

(gaf/eny)



Sumber : wolipop.detik.com

Belajar Sambil Main di Aviary Park Indonesia, Cocok buat Liburan Keluarga!



Jakarta

Sedang mencari tempat wisata yang seru tapi tetap edukatif untuk liburan bersama anak dan si Kecil? Aviary Park Indonesia di Bintaro adalah jawabannya! Tempat wisata bertema satwa ini menghadirkan pengalaman unik, di mana anak-anak bisa belajar lebih dekat dengan berbagai jenis burung dan hewan eksotik.

Menariknya lagi, mereka juga akan diajak berpetualang menyusuri berbagai ekosistem dunia yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Mulai dari desert (gurun), savanna (padang rumput), rainforest (hutan hujan tropis), swamp (rawa-rawa) dan lake (danau). Setiap zona menghadirkan satwa dan suasana khas masing-masing yang membuat pengalaman mereka makin menyenangkan.

Lokasi & Harga Terjangkau


Aviary Park Indonesia berlokasi di kawasan Bintaro Creative District, Sektor 3 Bintaro. Tempat ini cocok untuk menghabiskan quality time bareng keluarga sambil memberikan pengalaman baru dan seru untuk si kecil.

Untuk tiket masuk berkisar RP 98.000 untuk weekday dan Rp 118.000 saat weekend. Adapun Aviary Park Indonesia buka pukul 09.00-18.00 WIB setiap harinya.

Jadi, tunggu apa lagi? Ajak anak-anak eksplor dunia satwa di Aviary Park dan manfaatkan promonya sekarang juga!

(anl/ega)



Sumber : travel.detik.com

Macan Tutul dan Naga Jawa Ada di Gunung Sanggabuana, Kok Bisa?


Karawang

Gunung Sanggabuana menjadi saksi keberagaman hewan asli Indonesia yang merupakan kekayaan alam. Wilayah hutan di Karawang, Jawa Barat ini menjadi rumah bagi 20 macan tutul yang tertangkap kamera dalam ekspedisi Tim Macan Tutul Kostrad TNI AD dan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF).

Sebelumnya dalam ekspedisi tahun 2022, tim SCF dan Fakultas Biologi Universitas Nasional (Unas) menemukan naga Jawa di balik bebatuan aliran sungai di Gunung Sanggabuana. Xenodermus javanicus ini adalah ular ramping dengan panjang 50 cm yang penampilannya mirip naga.

“Di rimba Gunung Sanggabuana, tumbuh harapan jejak kehidupan yang hampir punah. Indonesia adalah rumah bagi keajaiban alam. Mari kita rawat dan jaga bersama,” tulis republikindonesia yang merupakan akun Instagram resmi Indonesia dilihat detiktravel.


Beristirahat di sebuah air terjun ditengah hutan belantara, sebuah bonus dalam perjalananHutan Sanggabuana di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat (dok. detik)

Tentu ada alasan hewan eksotis tersebut hidup di gunung setinggi 1.300 mdpl ini. Apalagi, gunung yang tidak terlalu tinggi ini juga menjadi tempat tinggal satwa nyaris punah owa Jawa dan Elang Jawa seperti ditulis dalam akun Instagram gunungsanggabuana dari Sanggabuana Wildlife Ranger.

Arsip detikTravel menjelaskan kawasan Pegunungan Sanggabuana sebetulnya adalah Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang dikelola oleh Perum Perhutani. Kendati begitu, sebagai tempat latihan Resimen Latihan dan Pertempuran (Menlatpur) Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad AD) ini memiliki kekayaan alam berlimpah.

Eksplorasi Sanggabuana Wildlife Expedition tahun 2020 menemukan 157 titik mata air yang ada di sepanjang Pegunungan Sanggabuana. Sebanyak 60% aliran air mengisi Waduk Jatiluhur di Purwakarta, sedangkan 40% mengalir di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Mata air ini memungkinkan tanaman tumbuh dan mengawali siklus rantai makanan di Gunung Sanggabuana.

Keberadaan Gunung Sanggabuana dan hewan eksotis nyaris punah, sebetulnya kontras bagi Karawang yang merupakan sentra industri. Keberadaannya memungkinkan kabupaten ini masih punya kantong air dan oksigen di hutan hujan tropis untuk melanjutkan kehidupannya. Tentu dengan catatan, asal hutan Sanggabuana tetap lestari.

Habitat Naga Jawa dan Macan Tutul

Situs Animalium BRIN menjelaskan, naga Jawa hidup di tempat bersih dan sejuk kurang lebih di ketinggian 1.000 mdpl. Ular ini hidup di balik bebatuan pinggir aliran sungai dengan airnya yang bening bebas polusi. Naga Jawa ini seolah malu memperlihatkan dirinya, hingga memilih hidup sendiri di balik batu.

Sedikit beda dengan naga Jawa, macan tutul adalah hewan yang sangat adaptif yang mampu hidup di hutan, padang rumput, pegunungan, dan gurun. Untuk macan tutul Jawa, habitat utamanya adalah hutan tropis dan pegunungan. Habitat lainnya adalah area hutan alam primer, sekunder, dan hutan produksi.

Macan tutul Jawa di Pegunungan Sanggabuana.Macan tutul Jawa di Pegunungan Sanggabuana. Foto: Dok. Sanggabuana Conservation Foundation

Macan tutul suka hutan dengan batang pohon tinggi besar dengan tajuk lebar sebagai tempatnya, plus semak yang rapat untuk tempatnya berburu. Meski terlihat sangar dan buas, macan tutul sebetulnya hewan yang sangat menghormati wilayah kekuasaan hewan sejenis lain. Dia tidak akan masuk dan melanggar wilayah yang sudah ditandai macan tutul lain.

(row/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Kenapa Bisa Ada Macan Tutul dan Naga Jawa di Sanggabuana



Jakarta

Artikel terpopuler Rabu 1 Oktober 2025 masih seputar Gunung Sanggabuana yang menjadi saksi keberagaman hewan asli Indonesia yang merupakan kekayaan alam.
Wilayah hutan di Karawang, Jawa Barat ini menjadi rumah bagi 20 macan tutul yang tertangkap kamera dalam ekspedisi Tim Macan Tutul Kostrad TNI AD dan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF).

Sebelumnya dalam ekspedisi tahun 2022, tim SCF dan Fakultas Biologi Universitas Nasional (Unas) menemukan naga Jawa di balik bebatuan aliran sungai di Gunung Sanggabuana. Xenodermus javanicus ini adalah ular ramping dengan panjang 50 cm yang penampilannya mirip naga.

Tentu ada alasan hewan eksotis tersebut hidup di gunung setinggi 1.300 mdpl ini. Apalagi, gunung yang tidak terlalu tinggi ini juga menjadi tempat tinggal satwa nyaris punah owa Jawa dan Elang Jawa seperti ditulis dalam akun Instagram gunungsanggabuana dari Sanggabuana Wildlife Ranger.


Keberadaan Gunung Sanggabuana dan hewan eksotis nyaris punah, sebetulnya kontras bagi Karawang yang merupakan sentra industri. Keberadaannya memungkinkan kabupaten ini masih punya kantong air dan oksigen di hutan hujan tropis untuk melanjutkan kehidupannya. Tentu dengan catatan, asal hutan Sanggabuana tetap lestari.

Situs Animalium BRIN menjelaskan, naga Jawa hidup di tempat bersih dan sejuk kurang lebih di ketinggian 1.000 mdpl. Ular ini hidup di balik bebatuan pinggir aliran sungai dengan airnya yang bening bebas polusi.

Naga Jawa ini seolah malu memperlihatkan dirinya, hingga memilih hidup sendiri di balik batu. Sedikit beda dengan naga Jawa, macan tutul adalah hewan yang sangat adaptif yang mampu hidup di hutan, padang rumput, pegunungan, dan gurun.

Selain mengenai satwa di Gunung Sanggabuana, artikel terpopuler lainnya adalah mengenai persiapan MotoGP Mandalika yang akan berlangsung akhir pekan ini.

Berikut daftar berita terpopuler lainnya:

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Fakta Macan Tutul dan Naga Jawa di Balik Gunung Sanggabuana



Jakarta

Gunung Sanggabuana menjadi saksi keberagaman hewan asli Indonesia yang merupakan kekayaan alam di sana. Ada macan tutul hingga naga jawa di balik gunung itu.

Wilayah hutan di Karawang, Jawa Barat ini menjadi rumah bagi 20 macan tutul yang tertangkap kamera dalam ekspedisi Tim Macan Tutul Kostrad TNI AD dan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF).

Sebelumnya dalam ekspedisi tahun 2022, tim SCF dan Fakultas Biologi Universitas Nasional (Unas) menemukan naga Jawa di balik bebatuan aliran sungai di Gunung Sanggabuana.


Xenodermus javanicus adalah ular ramping dengan panjang 50 cm yang penampilannya mirip naga. Tentu ada alasan hewan eksotis tersebut hidup di gunung setinggi 1.300 mdpl ini.

Apalagi, gunung yang tidak terlalu tinggi ini juga menjadi tempat tinggal satwa nyaris punah owa Jawa dan Elang Jawa seperti ditulis dalam akun Instagram gunungsanggabuana dari Sanggabuana Wildlife Ranger.

Keberadaan Gunung Sanggabuana dan hewan eksotis nyaris punah, sebetulnya kontras bagi Karawang yang merupakan sentra industri. Keberadaannya memungkinkan kabupaten ini masih punya kantong air dan oksigen di hutan hujan tropis untuk melanjutkan kehidupannya. Tentu dengan catatan, asal hutan Sanggabuana tetap lestari.

Situs Animalium BRIN menjelaskan, naga Jawa hidup di tempat bersih dan sejuk kurang lebih di ketinggian 1.000 mdpl. Ular ini hidup di balik bebatuan pinggir aliran sungai dengan airnya yang bening bebas polusi.

Naga Jawa ini seolah malu memperlihatkan dirinya, hingga memilih hidup sendiri di balik batu. Sedikit beda dengan naga Jawa, macan tutul adalah hewan yang sangat adaptif yang mampu hidup di hutan, padang rumput, pegunungan, dan gurun.

Selain mengenai satwa di Gunung Sanggabuana, artikel terpopuler lainnya adalah mengenai persiapan MotoGP Mandalika yang akan berlangsung akhir pekan ini.

Itulah berita terpopuler detikTravel Sabtu (4/10) kemarin. Selain itu, ada juga berita tentang lokasi pembangunan vila super mewah Amankila yang disegel hingga cantiknya Davina Karamoy liburan di Dubai.

Berikut Daftar Berita Terpopuler detikTravel, Sabtu (4/10/2025):

1. Kenapa Bisa Ada Macan Tutul dan Naga Jawa di Sanggabuana

2. Keris Naga Siluman Itu Bakal Pulang Kampung dari Belanda ke Indonesia

3. Pesawat Delay, Penumpang Berjoget Bareng di Ruang Tunggu Bandara

4. Menteri AHY Umumkan All Indonesia Berlaku di Seluruh Bandara dan Pelabuhan

5. Vila Amankila yang Super Mewah Itu Disegel, Izinnya Diduga Bermasalah

6. Liburan ke Singapura Ala Gading, Gisel, Gempi

7. Hindari Badai Tropis, Kapal Pesiar Jadi Penyelamat Orang Terdampar

8. MotoGP Bikin Jumlah Penumpang Melonjak, Ada Extra Flight Citilink ke Lombok

9. Potret Tasya Farasya di Dubai, Mewah… Memang Beda Kelas

10. Davina Karamoy Liburan di Dubai, Warganet: Masya Allah Cantiknya

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Ibu Kota Arab Saudi Itu Apa? Ternyata Bukan Makkah atau Jeddah



Jakarta

Banyak yang mengira ibu kota Arab Saudi berada di Makkah atau Jeddah. Namun, keduanya bukanlah ibu kota Arab Saudi. Lantas, di mana ibu kotanya?

Selama ini, Makkah dan Madinah menjadi kota populer karena merupakan kota suci bagi umat Islam di seluruh dunia. Sementara Jeddah, banyak dikenal sebagai kota besar yang memiliki bandara kedatangan terkenal dari berbagai negara.

Nyatanya, ibu kota Arab Saudi justru berada di ‘tengah’ gurun. Di mana itu?


Ibu Kota Arab Saudi

Ibu kota Arab Saudi adalah Riyadh. Letaknya berada di bagian timur Arab Saudi, di wilayah dataran tinggi Najd.

Dari Makkah, letak Riyadh masih membentang sejauh sekitar 873 km. Jika di Indonesia, mirip dengan jarak dari Jakarta ke kota Malang di Jawa Timur.

Riyadh bukan hanya pusat pemerintahan, tapi juga wajah baru Arab Saudi dalam proyek besar Vision 2030. Ini merupakan proyek kota modern di Arab Saudi.

Mengutip Encyclopedia Britannica, Riyadh mulanya hanyalah sebuah oasis kecil di kawasan Najd. Kota ini mulai berkembang pesat pada abad ke-19 setelah menjadi pusat Dinasti Saud.

Pada 1932, ketika Kerajaan Arab Saudi diproklamasikan oleh Raja Abdulaziz, Riyadh ditetapkan sebagai ibu kota resmi, menggantikan kota Diriyah yang sebelumnya berfungsi sebagai pusat kekuasaan.

Riyadh dipilih karena letaknya strategis di tengah Jazirah Arab, sehingga mudah dijangkau dari berbagai wilayah kerajaan. Sejak itu, pembangunan gedung pemerintahan, istana, dan infrastruktur kota terus dilakukan.

Riyadh, Kota Metropolitan Terbesar di Timur Tengah

Mengutip laman UN-Habitat dalam Riyadh City Profile, Riyadh merupakan salah satu metropolitan terbesar di Timur Tengah dengan populasi lebih dari 7 juta jiwa. Riyadh terbagi ke dalam beberapa distrik yang dikelola oleh wali kota serta badan otoritas pengembangan khusus.

Kondisi geografisnya berada di dataran tinggi Najd, dengan iklim gurun yang kering dan suhu musim panas bisa menembus lebih dari 40°C. Meski demikian, Riyadh terus berkembang dengan fasilitas publik berupa jalan raya, transportasi publik modern, hingga proyek metro bawah tanah yang sedang dibangun.

Selain menjadi pusat pemerintahan, Riyadh juga menampilkan wajah budaya Arab Saudi melalui situs bersejarah seperti Istana Al-Murabba dan distrik At-Turaif yang masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.

Riyadh dalam Peta Arab Saudi Modern

Menurut Kementerian Luar Negeri Arab Saudi (MOFA), Riyadh bukan hanya pusat pemerintahan, tetapi juga pusat ekonomi, pendidikan, dan budaya. Di kota ini terdapat berbagai universitas ternama, museum nasional, dan pusat kebudayaan.

Riyadh kini menjadi simbol modernisasi Arab Saudi. Lewat Vision 2030, kota ini diproyeksikan sebagai salah satu pusat bisnis, wisata, dan budaya dunia. Proyek besar seperti Riyadh Art menunjukkan ambisi menjadikan kota ini galeri seni terbuka terbesar di dunia.

Dari oasis kecil di gurun Najd, Riyadh kini menjelma menjadi ibu kota modern dengan peran penting di kancah internasional.

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

Urutan 7 Benua Terbesar di Dunia, Asia Nomor Satu?



Jakarta

Tahukah detikers bahwa Asia luasnya hampir sepertiga dari seluruh daratan bumi? Dengan bentang alam dari Timur Tengah hingga Jepang, Asia masih jadi benua terbesar di dunia.

Data resmi dari Guinness World Records mencatat, Asia masih memegang gelar benua terbesar dengan luas mencapai 44,5 juta kilometer persegi. Jika dibandingkan dengan luas benua lain yang ada di bumi, Asia mengungguli benua lain seperti Afrika.

Asia bukan hanya unggul dalam ukuran wilayah, tetapi juga jumlah penduduk. Lebih dari 4,7 miliar orang atau sekitar 60% populasi dunia tinggal di benua ini, sebagaimana dilansir Live Science.


Fakta ini membuat Asia tidak hanya besar secara geografis, tetapi juga berpengaruh besar dalam hal budaya, ekonomi, dan politik global. Meski demikian, definisi “benua” seringkali berbeda-beda.

Misalnya ada yang menggabungkan Asia dan Eropa menjadi satu kawasan bernama Eurasia. Namun model tujuh benua yang umum digunakan tetap menempatkan Asia sebagai benua terbesar.

Urutan 7 Benua Terbesar Berdasarkan Luasnya

Selain Asia, berikut perbandingan benua lain berdasarkan luas wilayah:

1. Asia

Luas wilayah: sekitar 44,5 juta km²

2. Afrika

Luas wilayah: sekitar 30 juta km²

3. Amerika Utara

Luas wilayah: sekitar 24 juta km²

4. Amerika Selatan

Luas wilayah: sekitar 17,8 juta km²

5. Antarktika

Luas wilayah: sekitar 14 juta km²

6. Eropa

Luas wilayah: sekitar 10 juta km²

7. Australia

Luas wilayah: sekitar 9 juta km²

Jika dibandingkan, luas Asia hampir dua kali lipat benua Amerika Utara. Kemudian lebih dari lima kali lipat Australia yang menjadi benua terkecil.

Jadi Rumah bagi Negara-negara Terpadat di Dunia

Asia dihuni oleh negara-negara dengan penduduk terpadat di dunia. China dan India sebagai pemuncak populasi terbanyak di dunia, berada di Asia. Kemudian ada Indonesia, yang juga salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Selain itu, cincin api Pasifik melintasi wilayah di Asia seperti Jepang, Indonesia, hingga Filipina. Kondisi ini yang membuat negara-negara di Asia memiliki banyak gunung berapi aktif.

Di Asia, juga terdapat lanskap terkenal seperti pegunungan Himalaya, gurun Gobi, hingga hutan tropis Asia Tenggara.

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

10 Gurun Terbesar di Dunia, Nomor Satu Bukan Sahara



Jakarta

Jika mendengar kata gurun, banyak orang langsung terbayang hamparan pasir Sahara di Afrika. Padahal, menurut para ilmuwan, gurun terbesar di dunia bukanlah Sahara. Ada di mana gurun terbesar di dunia?

Dikutip dari Britannica, secara ilmiah gurun tidak didefinisikan berdasarkan banyaknya pasir dan cuaca panas saja, melainkan dari tingkat curah hujan yang sangat rendah. Gurun adalah wilayah dengan curah hujan rata-rata di bawah 250 milimeter per tahun. Itu sebabnya, Antartika dan Artik juga masuk kategori gurun, meskipun ditutupi es.

Berikut ini daftar gurun terbesar di dunia, dari Antartika hingga Amerika.


Daftar 10 Gurun Terbesar di Dunia

1. Antartika – Antarctic Ice Sheet

Dengan luas ±13.960.000 km², Antartika merupakan Gurun dingin terbesar di dunia. Memiliki curah hujan tahunan sangat rendah (kurang dari 20 mm di pedalaman). Sehingga hampir seluruh permukaannya ditutupi es tebal.

2. Arktik – Arctic

Memiliki luas ±13.700.000 km², gurun dingin kedua terbesar ini membentang dari Greenland, Kanada utara, Siberia, hingga Samudra Arktik. Minim curah hujan, meskipun suhu beku dan ada lapisan es permanen.

3. Sahara (Afrika Utara)

Gurun sahara yang berupa hamparan pasir dengan luas ±8.600.000 km². Gurun panas terbesar di dunia. Terbentang di 11 negara Afrika. Dikenal dengan bukit pasir raksasa (ergs), oase, dan suhu ekstrem.

4. Arabian Desert (Asia Barat Daya)

Gurun yang juga berupa hamparan pasir dengan luas ±2.300.000 km² dan hampir mencakup seluruh Semenanjung Arab. Termasuk wilayah pasir luas Rub’ al-Khali (Empty Quarter). Dengan curah hujan sangat rendah,

5. Gobi Desert (Mongolia & China Timur Laut)

Gurun panas seluas ±1.300.000 km² lebih berupa hamparan batuan dan tanah tandus daripada pasir. Memiliki suhu ekstrim dengan musim panas yang sangat panas dan musim dingin bersalju.

6. Kalahari Desert (Afrika Selatan, Botswana, Namibia)

Gurun semi kering dengan padang pasir, semak, dan sabana yang memiliki luas ±930.000 km². Masih ditemukan di dalamnya vegetasi langka serta beberapa satwa liar khas Afrika.

7. Patagonian Desert (Argentina Selatan)

Dengan luas ±673.000 km², Patagonian menjadi gurun terbesar di Amerika Selatan. Dikenal juga sebagai Gurun Patagones. Memiliki iklim dingin dan berangin, dengan vegetasi rendah.

8. Rubʿal-Khali (Empty Quarter, Semenanjung Arab Selatan)

Bagian dari Gurun Arab dengan luas ±650.000 km², dan berdiri sebagai kawasan pasir terbesar di dunia. Bukit pasirnya bisa mencapai ratusan meter tingginya.

9. Great Victoria Desert (Australia Barat & Selatan)

Gurun terbesar di Australia dengan luas ±647.000 km². Memiliki pasir merah, bukit pasir, serta curah hujan rendah tapi lebih banyak badai petir.

10. Great Basin Desert (Amerika Serikat Barat, Nevada-Utah)

Memiliki luas ±492.000 km², Great Basin Desert merupakan gurun terbesar di Amerika Serikat. Bertipe cold desert dengan musim dingin bersalju. Memiliki vegetasi berupa semak sagebrush dan padang rumput kering.

Fakta Menarik tentang Gurun

– Menurut jurnal Land (MDPI, 2023), sekitar sepertiga permukaan bumi merupakan gurun dan wilayah kering yang membentang luas.
– Gurun bukanlah tanah mati, menurut penelitian Springer Polar Biology (2023) menyebutkan bahwa – mikroba mampu bertahan hidup di kondisi kering ekstrem, baik di Antartika maupun Sahara.
– Di beberapa gurun, seperti gurun Gobi memiliki musim dingin bersalju akibat dari perbedaan suhu ekstrim antara siang dan malam.

Jadi, sekarang detikers sudah tahu ya, bahwa gurun terbesar di dunia adalah Antartika. Dengan luas hampir 14 juta km², Antartika membuktikan bahwa gurun bukan hanya identik dengan panas dan pasir, melainkan dengan kondisi kering dan minim curah hujan.

Semoga bermanfaat, detikers!

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

Kota Kuno Al-Natah di Tengah Gurun Arab Simpan Jejak Peradaban 4.000 Tahun



Jakarta

Para arkeolog dari Prancis dan Arab Saudi mengumumkan penemuan sisa-sisa kota kuno berusia sekitar 4.000 tahun di barat laut Arab Saudi. Kota itu dikenal dengan nama Al-Natah.

Dilansir dari Arab News, Minggu (12/10/2025), temuan itu dipublikasikan dalam jurnal ilmiah PLOS ONE. Peneliti menyebut reruntuhan Al-Natah menggambarkan masa transisi penting dalam sejarah manusia di kawasan tersebut, yakni saat masyarakat Arab mulai beralih dari kehidupan nomaden menjadi penduduk menetap dengan sistem sosial dan ekonomi yang lebih teratur.

Penemuan itu menjadi tonggak besar dalam studi arkeologi Timur Tengah karena menunjukkan bahwa peradaban di wilayah Arab berkembang jauh lebih awal dari yang selama ini diyakini.


Penemuan kota Al-Natah dilakukan lewat Proyek Arkeologi Khaibar Longue Durée, yang dipimpin oleh Dr. Guillaume Charloux dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS) dan Dr. Munirah AlMushawh dari Komisi Kerajaan untuk AlUla (Royal Commission for AlUla/RCU).
RCU menyebut temuan itu sebagai bukti komitmen Arab Saudi dalam menjaga warisan budaya, memperkuat kerja sama internasional, serta mendukung misi Visi Saudi 2030 untuk menjadikan warisan arkeologis sebagai kebanggaan nasional.

Penelitian tersebut juga menantang pandangan lama bahwa masyarakat Jazirah Arab bagian barat laut pada awal Zaman Perunggu hanyalah penggembala dan pengembara. Sebaliknya, hasil survei menunjukkan bahwa wilayah seperti Khaibar sudah memiliki pusat-pusat perkotaan yang mapan, dengan kehidupan pertanian dan perdagangan yang aktif.

Struktur Kota dan Kehidupan Masyarakat Al-Natah

Oasis Khaibar dikelilingi oleh tembok batu sepanjang 15 kilometer yang berfungsi melindungi wilayah subur dari kerasnya gurun pasir. Situs kota Al-Natah mencakup area sekitar 2,6 hektar dan diperkirakan dihuni oleh sekitar 500 orang antara tahun 2400-300 SM.

Reruntuhan dinding kota setinggi lima meter menunjukkan adanya otoritas lokal yang kuat. Fondasi bangunannya cukup kokoh untuk menopang rumah berlantai satu hingga dua, dengan jalan-jalan sempit yang menghubungkan rumah menuju pusat kota. Lantai dasar digunakan sebagai gudang penyimpanan, sedangkan lantai atas menjadi tempat tinggal keluarga.

Tim juga menemukan makam-makam yang berisi barang berharga seperti tembikar, batu akik, serta senjata logam berupa kapak dan belati. Temuan ini menunjukkan adanya stratifikasi sosial serta kemampuan tinggi dalam bidang logam dan kerajinan.

Penduduk kota dikenal sebagai pembuat tembikar, pedagang, dan perajin manik-manik. Pola makan mereka terdiri dari daging domba dan biji-bijian, yang dianggap sebagai bukti bahwa mereka telah mahir mengelola sumber daya alam di sekitar oasis.

Dilindungi Alam, Ditemukan Kembali Ribuan Tahun Kemudian

Lapisan batu vulkanik hitam (basalt) yang menutupi kawasan ini membuat Al-Natah terlindungi dari kerusakan selama ribuan tahun. Lokasi kota pertama kali diidentifikasi pada Oktober 2020, dan baru terungkap lebih jelas setelah dilakukan survei lapangan serta pencitraan beresolusi tinggi pada Februari 2024.

Penggalian lanjutan diharapkan dapat memberi gambaran lebih mendalam tentang sistem sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Al-Natah.
Penemuan ini merupakan bagian dari rangkaian riset yang telah dilakukan sejak 2018 di kawasan AlUla dan Khaibar. Sebelumnya, tim yang sama juga menemukan struktur batu raksasa seperti mustatil, jalur pemakaman, serta jebakan batu kuno – semua menandakan bahwa peradaban Zaman Perunggu di barat laut Jazirah Arab jauh lebih kompleks dari yang diduga.

Selain nilai ilmiah, wilayah Khaibar juga memiliki makna historis dan religius penting bagi umat Islam. Daerah ini dikenal sebagai lokasi Perang Khaibar, salah satu peristiwa besar pada masa Rasulullah SAW.

Penemuan kota kuno di wilayah ini menjadi pengingat bahwa setiap jengkal tanah di Jazirah Arab menyimpan kisah panjang tentang perjuangan, kebijaksanaan, dan perkembangan peradaban manusia.

***

Selengkapnya klik di detikHikmah.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Batu-Batu di Gurun Arab Ungkap Peradaban yang Hilang


Jakarta

176 ukiran di atas batu ditemukan di sepanjang tepi selatan Gurun Nafud di Arab Saudi. Diperkirakan, ukiran ini dibuat sekitar 12.800-11.400 tahun yang lalu oleh para penduduk peradaban yang hilang.

Hal tersebut dilaporkan tim peneliti internasional di bawah koordinasi Komisi Warisan Budaya, Kementerian Kebudayaan Arab Saudi. Para peneliti berasal dari Institut Geoantropologi Max Planck, King Abdullah University of Science and Technology (KAUST), University College London (UCL), Griffith University, dan sejumlah institusi lainnya.


Hidup Saat Air Ada di Gurun

Ukiran batu dari 12.000 tahun lalu di Gurun Nafud, Arab Saudi.Lokasi penelitian di Gurun Nafud, Arab Saudi. Foto: Dok Griffith University

Peneliti menjelaskan, orang-orang di peradaban kuno tersebut menetap di tanah Arab saat sumber air musiman muncul lagi. Saat itu, danau dan sungai sementara terbentuk kembali setelah kekeringan ekstrem terjadi berabad-abad.

Temuan tersebut diperoleh dari analisis sedimen pada playa, yaitu bekas dasar danau yang mengering di sekitar situs arkeologi Gurun Nafud. Mereka mendapati, sumber-sumber air kuno itu muncul sementara waktu saja di tengah iklim kering dan semi-kering gurun.

Jejak Ukiran Kuno

Kendati sementara, penduduk peradaban tersebut sempat menetap kawasan Gurun Nafud. Mereka meninggalkan jejak ukiran batu berupa gambar unta, kambing liar ibex, kuda liar, rusa, dan auroch (nenek moyang sapi ternak).

Khusus ukiran unta yang mereka buat digambarkan secara naturalistik dan detail, lengkap dengan punuk, ekor, dan terkadang garis leher yang menonjol. Ukiran bergambar badan orang dan wajah orang juga dibuat penduduk peradaban hilang tersebut.

Beberapa ukiran dibuat menimpa ukiran yang sudah lama. Peneliti memperkirakan hal itu dilakukan untuk memperbarui rupa yang lama.

Berdasarkan analisis pada seni cadas tersebut, peneliti mengatakan setidaknya ada empat waktu mengukir yang berbeda. Pada momen keempat, gambarnya sudah jauh lebih mirip kartun, dengan mata bulat dan tanduk menonjol.

Diukir di Tebing hingga Celah Sempit

Salah satu gambar diukir di celah batu sempit.Salah satu gambar di bebatuan Gurun Nafud, Arab Saudi diukir di celah batu sempit. Foto: Dok Griffith University

Ada beberapa lokasi penemuan ukiran batu di Gurun Nafud. Uniknya, sejumlah ukiran tersembunyi di celah-celah batu.

Ada pula gambar kuno yang diukir di permukaan tebing tinggi di Jabal Mleiha dan Jabal Arnaan. Beberapa di antaranya setinggi 39 meter.

Peneliti menduga, seniman peradaban hilang tersebut harus memanjat dan mengukir batu di ketinggian maupun di celah yang sempit. Jika benar demikian, maka gambar ukiran batu tersebut mungkin punya arti penting.

Kerabat Orang Levant?

Di samping batu berukir, arkeolog juga menemukan artefak mata batu Al Khiam dan Helwan khas Levant, pigmen hijau, dan manik-manik dari kerang dentalium.

Temuan artefak itu menunjukkan peradaban hilang tersebut kemungkinan punya hubungan jauh dengan masyarakat pratembikar neolotikum di Levant. Diketahui, Levant merupakan kawasan kuno yang kini menjadi wilayah Suriah, Lebanon, Yordania, Israel, dan Palestina, Semenanjung Sinai di Mesir, dan Provinsi Hatay di Turki.

Dr Faisal Al-Jibreen dari Komisi Warisan Budaya, Kementerian Kebudayaan Arab Saudi mengatakan, kendati artefaknya mirip, temuan ukiran kuno tersebut mengindikasikan peradaban yang hilang itu tidak dihuni orang Levant. Skala, isi, dan penempatan ukirannya dinilai mendukung perkiraan ini.

“Bentuk ekspresi simbolis yang unik ini merupakan bagian dari identitas budaya yang unik dan beradaptasi dengan kehidupan di lingkungan yang menantang dan gersang,” tutur Faisal, dikutip dari laman Griffith University.

Hasil studi ini dipublikasi di jurnal Nature Communications dengan judul ‘Monumental rock art illustrates that humans thrived in the Arabian Desert during the Pleistocene-Holocene transition’, 30 September 2025.

(twu/twu)



Sumber : www.detik.com