Tag Archives: hajar

30 Ucapan Idul Adha 2025 yang Puitis dan Islami

Jakarta

Hari Raya Idul Adha 2025 membawa pesan tentang ketulusan, keikhlasan, dan pengorbanan. Dalam momen suci ini, umat Muslim di seluruh dunia memperingati kisah agung Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS sebagai lambang ketaatan kepada Allah SWT.

Untuk menyambut Idul Adha dengan penuh suka cita, berikut ini 40 ucapan Idul Adha 2025 yang puitis, Islami, dan penuh makna. Cocok dibagikan kepada orang terdekat, keluarga, pasangan, sahabat, hingga rekan kerja, baik melalui media sosial, kartu ucapan, maupun pesan pribadi.

Ucapan Idul Adha 2025 yang Puitis:

1. Seperti embun pagi yang jatuh perlahan, semoga rahmat-Nya membasahi hatimu dengan ketenangan.


2. Idul Adha mengajarkan bahwa cinta pada Allah adalah cinta yang tak bersyarat.

3. Mari menundukkan ego seperti Ibrahim menundukkan cinta dunia demi surga.

4. Di setiap takbir yang kita kumandangkan, terselip doa dan harap yang ingin dikabulkan.

5. Semoga Idul Adha ini membuka jalan hijrah hati, menuju kedekatan yang hakiki dengan Ilahi.

6. Langit bersaksi atas takbir yang menggema, Bumi pun tersenyum pada hamba yang rela berqurban.

7. Ada cinta yang tak terlihat, tapi tercurah dalam pengorbanan. Itulah makna Idul Adha yang sejati.

8. Mari rayakan Idul Adha bukan hanya dengan daging, tapi dengan kelembutan hati dan ketulusan memberi.

9. Keikhlasan tidak harus disuarakan, cukup ditunjukkan. Selamat Hari Raya Idul Adha 2025.

10. Semoga Allah SWT menerima setiap pengorbanan dan mengangkat derajat kita di sisi-Nya.

11. Semoga setiap takbir yang dilantunkan membawa ketenangan dalam hatimu. Semoga setiap kurban yang disembelih menjadi saksi atas cinta dan ketaatan kita kepada-Nya.

12. Idul Adha datang bukan hanya dengan daging dan darah, tapi juga pesan bahwa keikhlasan selalu menang atas keterikatan.

13. Hari raya ini bukan sekadar perayaan, tapi panggilan untuk kembali. Kembali pada yang Maha Memiliki, dengan hati yang lebih jernih, dan niat yang lebih suci.

14. Idul Adha mengajarkan bahwa cinta sejati pada Allah adalah tentang rela melepaskan, walau sulit. Semoga kita selalu dimampukan untuk taat, ikhlas, dan sabar.

15. Dalam gemuruh takbir, semoga setiap hari kita menjadi amal terbaik, dan setiap ujian menjadi jalan kembali pada-Nya dengan hati yang lebih lapang dan jiwa yang lebih tenang.

16. Semoga Idul Adha ini tak hanya menjadi perayaan, tapi juga pengingat bahwa cinta sejati adalah tentang melepaskan dengan percaya, bukan menggenggam dengan cemas.

17. Di hari yang penuh berkah ini, mari kita belajar dari keikhlasan Nabi Ibrahim, ketaatan Nabi Ismail, dan kesabaran Hajar. Semoga keluarga kita pun diberi kekuatan yang sama dalam menjalani hidup.

18. Idul Adha mengingatkan bahwa tak ada cinta yang lebih suci dari cinta kepada Sang Pencipta. Semoga hati kita tetap terjaga dalam keimanan yang lurus dan kuat.

19. Takbir yang bergema bukan sekadar lantunan lisan, tapi juga seruan agar kita kembali pada fitrah sebagai hamba yang taat dan berserah. Selamat Idul Adha, semoga keberkahan menyertai setiap harimu.

20. Tak semua pengorbanan terlihat, tak semua keikhlasan terdengar. Tapi Allah Maha Melihat. Semoga hidupmu selalu dalam naungan kasih-Nya. Selamat Idul Adha.



Sumber : wolipop.detik.com

Anti Hajar Lubang saat Touring Malam Hari, Lampu Tembak Jadi Solusi



Jakarta

Khawatir motor menghajar lubang jalanan saat touring malam hari? Lampu tembak bisa menjadi solusinya. Lampu tambahan ini bisa membantu penerangan saat malam hari. Dengan watt yang besar, jalanan berlubang pun gampang kelihatan.

Salah satu produk lampu tembak atau lampu tambahan yang ada di pasaran adalah produk terbaru yang dibuat oleh Osram dan Duromoto. Ada dua produk yang ditawarkan, CBI Racer Ultra dan CBI Racer Pro.


Lampu tembak jadi solusi buat touring malam hariLampu tembak jadi solusi buat touring malam hari Foto: Luthfi Anshori/detikOto

“Lampu ini bisa menjadi solusi bagaimana kita bisa menambah penerangan, namun tanpa merusak fitur lampu standar bawaan motor. Kelebihan lampu eksternal ini, memiliki output cahaya seperti biled,” ungkap Head of AM AFTM Sales Asean ams Osram Group Steven Robertus ditemui detikOto di arena IMHAX 2025 Jakarta, Kamis (13/11/2025).

Secara spesifikasi, CBI Racer Pro punya daya 30 watt dan memiliki ukuran lebih ringkas, ideal untuk pengguna motor yang menginginkan fleksibilitas lebih pada motor. Sedang untuk versi CBI Racer Ultra punya daya yang lebih besar 50 watt. Ini cocok buat yang menginginkan pencahayaan lebih terang lagi.

“Lampu ini sudah kita tes selama kurang lebih satu tahun dan dipakai untuk kondisi jalanan dengan cuaca cukup ekstrem, istilahnya untuk lewat jalanan berlumpur, dan segala macam itu sudah kita tes. Termasuk juga saat kondisi jalanan gelap dan hujan,” sambung Steven.

Soal harga, untuk model CBI Racer Pro harganya sekitar Rp 2.100.000 dan CBI Racer Ultra harganya Rp 3.250.000. Namun sebagai catatan, harga tersebut merupakan harga promo selama penyelenggaraan pameran IMHAX 2025, 12-16 November.

(lua/din)



Sumber : oto.detik.com

Tentang Rukun Yamani dan Keistimewaannya bagi Jemaah Umrah


Jakarta

Sebagai tempat ibadah umat Islam yang mulia, Ka’bah memiliki sejarah panjang dalam pembangunannya. Dari zaman ke zaman, Ka’bah melewati beberapa perbaikan hingga terbangun dengan pondasi yang sangat kokoh hingga saat ini. Salah satu pondasi utama yang menjadi bagian Ka’bah adalah setiap sudut (rukun) nya.

Ka’bah dibangun atas empat rukun, yaitu Rukun Hajar Aswad, Rukun Syami, Rukun Iraqi, dan Rukun Yamani. Salah satu dari rukun Ka’bah, yaitu Rukun Yamani, memiliki keistimewaan tersendiri terutama bagi jemaah yang melakukan thawaf.

Apa Itu Rukun Yamani?

Dikutip dari buku Manasik Umrah Nabi Muhammad yang ditulis oleh Brilly El-Rasheed, Rukun Yamani adalah sudut Ka’bah yang terletak di bagian barat daya, tepatnya sebelum rukun Hajar Aswad, jika dilihat dari arah perjalanan thawaf. Dinamakan Rukun Yamani karena posisinya yang menghadap ke arah negara Yaman, yaitu wilayah selatan Makkah.


Sudut Rukun Yamani adalah sudut yang tersisa dari sudut-sudut Ka’bah yang dibangun asli oleh Nabi Ibrahim AS. Berbeda dengan dua sudut lainnya, yaitu sudut sebelah utara, keduanya dirobohkan oleh kaum Quraisy saat perbaikan Ka’bah karena kekurangan biaya halal dalam pembangunannya.

Anjuran Menyentuh Rukun Yamani saat Thawaf

Sayyid Sabiq menyebutkan dalam kitab Fiqh as-Sunnah 3 terjemahan Abdurrahim dan Masrukhin, orang yang thawaf disunnahkan menyentuh Rukun Yamani karena keutamaannya yang tidak dimiliki oleh rukun-rukun lain. Ibnu Umar RA berkata, “Aku tidak mengetahui Nabi SAW menyentuh rukun (pokok Ka’bah) kecuali dua Rukun Yamani.”

Ibnu Umar RA berkata, “Aku tidak meninggalkan menyentuh dua rukun ini (Yamani dan Hajar Aswad) sejak aku melihat Rasulullah SAW menyentuhnya. Aku tidak meninggalkannya, baik ketika senang maupun ketika susah.”

Ulama Islam sepakat bahwa menyentuh Rukun Yamani adalah sunnah, sedangkan menyentuh rukun lain tidak disunnahkan. Ibnu Hibban meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,

الْيَمَانِيُّ يَحُطُ الْخَطَايَا حَطَّا. الْحَجَرُ والركن

Artinya: “Sungguh Hajar Aswad dan Rukun Yamani dapat menghapus dosa-dosa.”

Disebutkan pula dalam Fadhlu Hajar Aswad wa Maqam Ibrahim karya Prof Said Muhammad Bakdasy yang diterjemahkan Gumilar Irfanullah, selain menyentuhnya, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk mencium Rukun Yamani. Dari Ibnu Abbas RA, ia mengatakan, “Sesungguhnya Rasulullah SAW mencium Rukun Yamani dan meletakkan pipinya di atasnya.”

Dalam riwayat lain, dari Ali RA, “Rasulullah SAW pernah menempelkan kedua pipinya di atas Rukun Yamani, beliau meminta surga kepada Allah dan meminta perlindungan dari api neraka.”

Imam Ja’far Al-Shadiq dalam buku Etika Islam yang ditulis oleh Faidh Kasyani, mengibaratkan Rukun Yamani dengan pintu surga, karena menyentuhnya adalah sebagai perantara masuk ke dalam surga dan sungai untuk membersihkan dosa-dosa. Beliau berkata, “Rukun Yamani adalah salah satu pintu surga yang belum Allah tutup sejak membukanya.”

Beliau juga berkata, “Rukun Yamani adalah pintu kami di mana kami memasuki surga darinya. Di dalamnya terdapat sungai dari surga yang dilemparkan padanya perbuatan-perbuatan para hamba-Nya.” Beliau menyamakan Rukun Yamani dengan pintu surga karena menyentuhnya sebagai perantara masuk ke dalam surga dan sungai untuk membersihkan dosa-dosa.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Istri Nabi Ibrahim yang Dilindungi Allah SWT saat Digoda Raja



Jakarta

Siti Sarah memiliki paras yang sangat cantik, istri Nabi Ibrahim AS ini pernah dilindungi Allah SWT dari raja yang zalim.

Abu Hurairah bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ibrahim tidak pernah berkata dusta kecuali tiga kali. Dua dusta berkaitan dengan Allah, yaitu perkataannya, ‘Aku sedang sakit,’ ketika diajak menyembah berhala oleh kaumnya, dan perkataannya, ‘Yang melakukan penghancuran berhala adalah berhala yang paling besar ini’.”

Sementara satu dusta lainnya adalah berkenaan dengan Siti Sarah, sang istri tercinta.


Mengutip buku 70 Kisah Teladan yang ditulis Mushthafa Murad diceritakan, suatu ketika Nabi Ibrahim AS datang ke sebuah daerah yang dikuasai oleh seorang raja yang zalim. Ia ditemani sang istri yang cantik jelita, Siti Sarah.

Nabi Ibrahim AS berkata pada sang istri bahwa raja zalim tersebut tidak mengetahui status pernikahan mereka. Sebab jika raja tersebut tahu bahwa Sarah adalah istri Nabi Ibrahim AS, maka ia harus menyerahkannya pada raja tersebut.

Nabi Ibrahim AS ingin melindungi istrinya agar tidak direbut paksa oleh raja zalim.

“Jika nanti dia bertanya kepadamu, kabarkan kepadanya bahwa kamu adalah saudaraku. Sebab, engkau adalah saudariku dalam Islam,” kata Nabi Ibrahim AS.

Ketika Nabi Ibrahim AS memasuki daerah tersebut, para pengikut raja langsung terpesona melihat paras Siti Sarah yang cantik jelita. Mereka lantas menghampiri Nabi Ibrahim AS dan berkata, “Jika engkau memasuki wilayahmu, istrimu adalah milikmu. Tetapi, jika engkau memasuki wilayah ini, istrimu harus engkau lepaskan!”

Siti Sarah kemudian dipaksa untuk dibawa kepada sang raja.

Nabi Ibrahim AS kemudian pergi untuk salat. Ia memohon kepada Allah SWT agar melindungi sang istri dari kejahatan raja zalim.

Ketika Siti Sarah memasuki istana, raja zalim tersebut hendak menyentuhnya. Tiba-tiba tangan raja menjadi lumpuh. Raja itu kemudian berkata pada Siti Sarah, “Berdoalah engkau kepada Allah SWT agar menyembuhkan tanganku ini dan aku tidak akan mengganggu dirimu!”

Maka Siti Sarah berdoa memohon pertolongan Allah SWT. Namun setelah sembuh, ternyata raja ini kembali melakukan niat jahatnya untuk menyentuh tangan Siti Sarah.

Tangan raja ini pun kembali lumpuh dengan keadaan yang lebih parah. Kejadian ini berulang beberapa kali hingga akhirnya raja memerintahkan pengawalnya untuk membawa Siti Sarah ke luar istana.

Dalam buku Air Mata Para Nabi: Kisah-Kisah Inspiratif tentang Ketabahan Para Nabi yang ditulis oleh Tuan Guru Lalu Ibrohim, raja zalim tersebut kemudian berkata, “Tukang sihir yang kamu bawa ini?”

Siti Sarah lantas menjawab, “Saya bukan tukang sihir. Saya istri kekasih Allah. Ia kini sedang melihat saya dari luar, mohon ampunlah padanya, agar engkau selamat.”

Raja itu kemudian memohon ampun. Nabi Ibrahim AS memaafkannya, dan kembalilah badan dan tangan raja ini seperti semula. Sayangnya, raja zalim ini justru hendak menyerang Nabi Ibrahim AS.

Pada peristiwa ini, malaikat Jibril turun dan bersabda, “Jangan kamu terlalu mudah memberi maaf. Kalau ia mau menyerahkan seluruh kerajaannya, maafkan, tetapi jika tidak mau, jangan maafkan dia!”

Raja zalim tersebut lantas menyerahkan seluruh kerajaannya. Ia juga menyerahkan seorang budak dari keluarganya yaitu Siti Hajar.

Wallahu a’lam.

(dvs/rah)



Sumber : www.detik.com

Kala Rasulullah Mengimami Para Nabi Salat di Baitul Maqdis



Jakarta

Ada banyak kisah gaib yang diceritakan dalam hadits shahih. Salah satunya saat Rasulullah SAW mengimami para nabi terdahulu di Baitul Maqdis.

Kisah ini diceritakan Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam Qashash al Ghaib fii Shahih Al Hadits An-Nabawi yang diterjemahkan Asmuni dengan bersandar hadits riwayat Muslim dan lainnya.

Diceritakan, peristiwa Rasulullah SAW mengimami para nabi terjadi pada malam Isra Miraj, perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Baitul Maqdis) dan berlanjut ke Sidratul Muntaha melewati setiap lapisan langit. Dalam perjalanan itu, Rasulullah SAW menunggangi Buraq yang memiliki kecepatan luar biasa.


Ketika tiba di Baitul Maqdis, Rasulullah SAW menambatkan Buraqnya di tempat yang biasa digunakan para nabi terdahulu. Kemudian beliau masuk masjid dan menunaikan salat dua rakaat.

فَرَكِبْتُهُ حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ، قَالَ: فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبُطُ بِهَا الْأَنْبِيَاءُ، قَالَ: ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ، فَصَلَّيْتُ فِيْهِ رَكْعَتَيْنِ

Artinya: “Aku menungganginya hingga aku sampai di Baitul Maqdis.” Beliau bersabda, “Lalu aku menambatkannya pada tambatan yang sering dijadikan tempat tambatan oleh para nabi.” Beliau bersabda, “Kemudian aku masuk masjid dan menunaikan salat dua rakaat di dalamnya.” (HR Muslim dari Anas)

Ibnu Hajar dalam Fath Al-Bari mengatakan, Allah SWT mengumpulkan para nabi dan Rasulullah SAW salat bersama mereka sebagai imam di sana. Hal ini mengacu pada riwayat Abu Sa’id yang dikeluarkan Al-Baihaqi,

حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ، فَأَوْتَقْتُ دَابَّتِي بِالْحَلْقَةِ الَّتِي كَانَتِ الْأَنْبِيَاء ترْبُطُ وَفِيْهِ – فَدَخَلْتُ أَنَا وَجِبْرِيلُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ فَصَلَّى كَلُّ وَاحِدٍ مِنَّا رَكْعَتَيْنِ

Artinya: “Sehingga aku tiba di Baitul Maqdis. Aku ikat binatang tungganganku pada kaitan di mana para nabi mengikat (binatang tunggangannya), di dalamnya aku bersama Jibril masuk ke dalam Baitul Maqdis dan masing-masing kami menunaikan salat dua rakaat.”

Abu Ubaidah bin Abdullah bin Mas’ud turut meriwayatkan hal serupa dari ayahnya namun ditambah redaksi berikut,

ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ، فَعَرَفْتُ النَّبِيِّينَ مِنْ بَيْنِ قَائِمٍ وَرَاكِعِ وَسَاحِدٍ، ثُمَّ أَقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَأَمَّمْتُهُمْ

Artinya: “Kemudian aku masuk ke dalam masjid sehingga aku mengetahui para nabi yang sedang berdiri, yang sedang ruku’ dan yang sedang sujud. Kemudian dikumandangkan iqamah untuk menunaikan shalat lalu aku jadi imam mereka.”

Sedangkan dalam riwayat yang dikeluarkan Ibnu Abi Hatim dari Yazid bin Abu Malik dari Anas dikatakan saat muazin mengumandangkan azan dan iqamah salat, para jemaah berdiri bershaf-shaf menunggu siapa yang akan menjadi imam. Tiba-tiba Malaikat Jibril menarik tangan Rasulullah SAW dan menjadikan beliau berada paling depan dan salat bersama mereka.

Imam Muslim turut mengeluarkan hadits dari riwayat Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tibalah waktu salat sehingga aku menjadi imam mereka.”

Ibnu Abbas turut meriwayatkan dengan redaksi, “Ketika Nabi SAW tiba di Masjid Aqsa beliau langsung menunaikan salat. Tiba-tiba para nabi seluruhnya menunaikan salat bersama beliau.” (HR Ahmad)

Setelah Rasulullah SAW menunaikan salat, beliau keluar masjid.

Wallahu a’lam.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com