Tag Archives: hakim

Jenis Sedekah yang Pahalanya Paling Dahsyat dalam Islam, Apa Itu?


Jakarta

Sedekah merupakan amalan yang dianjurkan bagi setiap muslim. Dengan bersedekah, maka kita berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang membutuhkan.

Dalam sebuah hadits, sedekah dikatakan sebagai amal yang paling utama. Dari Umar, ia berkata:

“Disebutkan kepadaku bahwa amal-amal (saleh) saling membanggakan diri, maka sedekah berkata, ‘Aku yang paling utama di antara kalian’.” (HR Ibnu Khuzaimah dan Hakim)


Menukil dari buku Mukjizat Sedekah Lipat Ganda Sampai 700 Kali oleh Aleeya S Al Fathunnisa, sedekah merupakan amal ibadah yang paling utama karena berkaitan dengan harta benda. Harta benda adalah salah satu ujian bagi manusia.

Agama Islam melarang umatnya untuk terlena dan jatuh berlebihan terhadap harta benda. Karenanya, bersedekah menjadi cara Allah SWT menguji setiap hamba-Nya.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 267, a

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ ٢٦٧

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu infakkan, padahal kamu tidak mau mengambilnya, kecuali dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Berkaitan dengan itu, pada sejumlah hadits diterangkan terkait sedekah dengan ganjaran pahala yang dahsyat. Sedekah seperti apa yang dimaksud?

Jenis Sedekah yang Pahalanya Paling Dahsyat

Ada beberapa sedekah dengan ganjaran pahala luar biasa bagi muslim yang disebutkan dalam hadits. Berikut bunyinya yang dinukil dari Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 1 oleh Imam Nawawi terjemahan Misbah.

Abu Hurairah RA berkata, “Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata, “Ya Rasulullah, sedekah mana yang paling besar pahalanya?”

Beliau bersabda, “Yaitu jika engkau bersedekah, engkau itu masih sehat dan sebenarnya engkau kikir. Kau takut menjadi fakir dan engkau sangat berharap menjadi kaya. Tetapi janganlah engkau menunda-nunda sehingga apabila nyawamu telah sampai di kerongkongan lalu berkata, ‘Yang ini untuk fulan dan yang ini untuk fulan,’ padahal yang demikian itu memang untuk fulan.” (HR Muttafaq’alaih)

1. Sedekah dalam Kondisi Sehat

Menurut Imam Nawawi, hadits di atas menjelaskan bahwa kondisi sehat menjadi salah satu sedekah dengan pahala luar biasa bagi muslim. Sebab, sedekah ketika sehat membuktikan hatinya ikhlas dan cintanya besar kepada Allah SWT.

Tentu berbeda dengan kondisi orang yang tengah sakit atau di penghujung ajal. Imam Nawawi mengatakan, ketika manusia sakit dan segera menghadapi kematian maka pandangannya terhadap harta seperti bukan miliknya karena sudah putus asa akan hidup.

2. Sedekah ketika Sehat dan dalam Keadaan Kikir

Selain itu, sedekah yang diganjar pahala besar selanjutnya adalah diberikan ketika masih sehat dan dalam keadaan kikir. Seperti diketahui, kikir merupakan sifat yang terlihat dari manusia ketika mereka sehat.

Kikir, pelit, atau bakhil termasuk akhlak tercela yang dibenci Allah SWT. Larangan bersifat kikir disebutkan dalam surah Ali Imran ayat 180,

وَلَا يَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا۟ بِهِۦ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

3. Sedekah ketika Harta Berlimpah

Selanjutnya, sedekah yang diganjar pahala berlipat adalah yang diberikan dalam keadaan kaya atau harta yang berlimpah. Asy Syarqawi melalui Jawahir Al-Bukhari susunan Syaikh Muhammad Imarah yang diterjemahkan M Abdul Ghoffar menerangkan bahwa tujuan bersedekah adalah menguatkan keinginan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Wallahu a’lam

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Hakim Agung Zaman Rasulullah yang Pandai Putuskan Perkara, Ini Sosoknya


Jakarta

Rasulullah SAW memiliki sahabat yang pandai memutuskan perkara. Kecerdasannya itu membuatnya disebut-sebut sebagai hakim agung era nabi.

Adalah Amr bin Ash. Diceritakan dalam buku Politik Hukum: Studi Perbandingan dalam Praktik Ketatanegaraan Islam dan Sistem Hukum Barat karya Abdul Manan, Rasulullah SAW pernah menunjuknya untuk menyelesaikan kasus.

Rasulullah SAW bersabda kepada Amr bin Ash, “Hai Amr, putuskanlah permasalahan ini.” Amr berkata, “Apakah aku akan berijtihad, sedangkan baginda Rasul masih di sini?” Rasulullah SAW menjawab, “Ya, kalau ijtihadmu benar, maka engkau akan mendapat dua pahala dan kalau salah engkau akan mendapat satu pahala.”


Imam Bukhari dan Muslim mengeluarkan riwayat tersebut dalam kitabnya. Al-Bukhari menyebutnya dalam bahasan Al-I’tisham bab Ajru Al-Hakim Idza Ijtahada fa Ashaba aw Akhtha’a dan Muslim menyebutnya dalam bahasan Al-Aqdhiyah bab Bayan Ajri Al-Hakim Idza Ijtahada fa Ashaba aw Akhtha’a. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’i.

Sosok Amr bin Ash

Menurut sebuah riwayat sebagaimana dinukil Abdurrahman Ra’fat al-Basya dalam Shuwar min Hayatish Shabah 65 Syakhshiyyah, Amr bin Ash memeluk Islam setelah ia merenung dan berpikir cukup panjang. Rasulullah SAW pernah bersabda tentang diri Amr, “Para manusia telah masuk Islam, dan Amr bin Ash telah beriman.” (HR Ahmad dan At-Tirmidzi)

Abdurrahman Ra’fat al-Basya menjelaskan, barangkali maksud hadits tersebut adalah orang-orang yang masuk Islam pada tahap-tahap akhir.

Amr bin Ash juga dikenal sebagai ahli makar dan tipu daya bangsa Arab. Ia termasuk salah seorang paling jenius di antara mereka. Semasa hidupnya, Amr bin Ash berhasil menaklukkan dua daerah besar dan makmur. Keduanya adalah Palestina dan Mesir. Keberhasilannya dalam menaklukkan wilayah tersebut tak luput dari kecerdikan yang ia miliki.

Amr bin Ash tak sedikit mengucapkan sesuatu yang sarat akan makna. Ia pernah berkata bahwa manusia itu terbagi menjadi tiga, yakni manusia yang sempurna, separuh manusia, dan manusia yang tak bermakna.

Manusia yang sempurna, kata Amr bin Ash, adalah manusia yang lengkap agama dan akalnya. Ketika akan memutuskan suatu perkara, ia akan meminta pendapat orang-orang cerdas sehingga ia akan terus mendapatkan petunjuk.

Sedangkan separuh manusia, lanjut Amr bin Ash, adalah orang yang disempurnakan agama dan akalnya oleh Allah SWT. Jika ia akan memutuskan suatu perkara, ia tidak meminta pendapat orang lain dan ia berkata, “Manusia seperti apa yang mesti aku ikuti pendapatnya kemudian aku akan meninggalkan pendapatku dan mengikuti pendapatnya?” Hal ini membuatnya terkadang benar dan terkadang salah.

Adapun, manusia yang tak bermakna yang dimaksud Amr bin Ash adalah orang yang tidak beragama dan tidak berakal. Amr bin Ash menyebut, manusia jenis ini akan selalu keliru dan terbelakang.

(kri/nwk)



Sumber : www.detik.com