Tag Archives: hijrah

5 Potret Selebriti Putuskan Hijrah Pakai Cadar dan Tinggalkan Dunia Hiburan

Pesinetron Fivey Rachmawati yang dikenal sebagai Five V mulai tampil menggunakan hijab pada 2021. Sebelum mulai berhijab, dia mengaku selalu ingat hari kematiannya. Five Vi menjelaskan dirinya mendapat hidayah tersebut saat usianya menginjak 40 tahun. Sebelumya Five Vi mengaku sering melihat potongan-potongan ayat dan hadis di media sosial. Ia pun selalu tertarik untuk melihat potongan ayat tersebut. Kini sudah mantap hijrah, Five Vi memilih menggunakan cadar ketika berada di area publik. “Aku meyakini dari sunnah, jadi bisa dilepas dan pakai. Kalau keluar supaya menjalani sunnah jadi aku pakai saja,” ucapnya. Foto: Instagram.



Sumber : wolipop.detik.com

Foto Gaya Hijab Mega Aulia, Pemain Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Jadi Sorotan

Melalui Instagram miliknya @tehmegaaulia, ia mengungkapkan rasa keberatannya. “Bismillah, assalamualaikum. Saya Teh Mega Aulia, mantan artis sinetron yang dulu saya belum menutup aurat, tapi saya sekarang sudah hijrah menutup aurat,” ucap Mega yang mengawali kariernya di industri hiburan sebagai model dan terpilih menjadi wakil Provinsi Banten di ajang kontes kecantikan Puteri Indonesia 2021. . Foto: Dok. Instagram @tehmegaaulia.



Sumber : wolipop.detik.com

Kisah Perjalanan Hijrah Celine Evangelista, dari Mualaf Hingga Mantap Berhijab

Jakarta

Aktris Celine Evangelista membagikan kisah perjalanan spiritualnya yang penuh makna. Setelah menjadi mualaf, ia akhirnya mantap berhijab usai menunaikan ibadah umrah pada Maret 2025 lalu. Sejak memeluk Islam, Celine mengaku memiliki keinginan kuat untuk terus memperdalam ajaran agama barunya.

Kabar dirinya menjadi mualaf pertama kali diumumkan melalui akun Instagramnya, @celine_evangelista. Dalam unggahan tersebut, wanita 33 tahun itu tampil mengenakan cadar putih saat berada di sekitar Masjidil Haram. Momen tersebut menjadi sangat berkesan baginya, dan membuatnya semakin yakin untuk mempelajari Islam lebih dalam.

“Allah memberi ujian pada hamba yang Dia sayangi, Tapi Allah memberi Agama nya hanya kepada hamba yg Dia Cintai. Mempelajari dan memperdalam Agama yg diberikan Allah yang sangat luar biasa bagi hidup saya,setelah sekian lama saya simpan menjadi privasi. Insyaallah merubah saya menjadi pribadi lebih baik.. Hidayah ini sungguh datang tanpa ada alasan dan tulus dari hati terdalam saya.. Saya memeluk islam bukan karena keluarga, saya memeluk islam bukan krn mau menikah dgn muslim, atau bukan karena siapa pun,” tulis Celine.


Celine Evangelista mengungkapkan  perjalanan hijrahnya.Celine Evangelista mengungkapkan perjalanan hijrahnya. Foto: Dok. Youtube Trans Tv.

Pemain film Hantu Bangku Kosong ini menegaskan bahwa keputusannya menjadi mualaf adalah murni keinginan pribadi, tanpa paksaan.

“Saya memilih sendiri karena tergeraknya hati saya untuk mengenali dan mempelajari dan menjadi salah satu umat Nabi Muhammad SAW. Bukan karena alasan pekerjaan atau duniawi apapun. Justru baru saya syiarkan saat ini karena saya memilih memperdalam dan mempelajari terlebih dahulu tanpa banyak yg mempengaruhi. Saya ingin semua benar2 iman saya tulus dari hati,” ujarnya.

Celine juga mengaku tengah membatasi aktivitasnya di dunia hiburan demi fokus pada proses hijrahnya. Celine meminta dukungan dari penggemar atas keputusannya tersebut.

“Dan mohon maaf sementara waktu ini mengurangi pekerjaan dan interaksi di media..
izinkan saya fokus pada memperdalam iman agama saya dahulu baru mungkin insyaallah akan muncul lg dalam keadaan lebih baik setelah perjalanan panjang hijrah saya
jika Allah berkehendak 🤲🏼😇 Terima kasih untuk support & Doa nya.. Hanya Allah sebaik2nya pemberi balasan 😇,” ucap Celine.

Celine Evangelista Mantap Pakai Hijab

Celine Evangelista mengungkapkan  perjalanan hijrahnya.Celine Evangelista mengungkapkan perjalanan hijrahnya. Foto: Dok. Youtube Trans Tv.

Saat menjadi bintang tamu di program Rumpi Trans TV, mantan istri Steven William ini mengungkapkan alasan akhirnya mempublikasikan perjalanannya di media sosial.

“Karena jika mensyiarkan sesuatu, yang harus aku syiarkan, takutnya menimbulkan fitnah. Namanya manusia saat berbuat baik ada saja pikiran negatif,” ucap Celine.

“Sebenarnya ini dalam proses belajar dan masih belum sempurna. Masih membiasakan diri kebetulan hal-hal yang aku suka ternyata ada sunahnya dan berikhtiar untuk menjadi lebih baik,” jelasnya lagi.

Celine juga aktif mengikuti kajian privat sejak tahun 2017. Ia mengaku, dari proses itulah rasa cinta pada Islam tumbuh pelan-pelan.

“Timbul rasa malu atas dosa dan menjadi pembelajaran dari pengalaman dari aku yang sudah aku lewati. Aku rasakan dan apa yang mau dicari, kedamaian, ketenganan dan aku lalui saat ini. Masya Allah, aku malu di hadapan Allah, padahal yang aku lakukan sebelumnya banyak dosa. Mungkin apa yang bisa kita lakukan selain memperbaiki diri di hadapan Allah,” lanjutnya lagi.

Dalam salah satu pernyataannya, ia tak kuasa menahan air mata. Celine membahas soal hidayah yang membuatnya menangis terharu.

“Haru karena masih diberi waktu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Setiap orang ada rasa hidayahnya, karena aku mengejar hidayah mau atau tidak mengejar dan berusaha mendapatkan hidayah ternyata aku salah, tapi insya allah itu bisa menjadi pembelajaran,” kata Celine.

Saat datang ke acara bincang-bincang tersebut, Celine tampil manglingi dengan mengenakan hijab syari. Celine mengaku gaya busananya itu yang paling memudahkannya.

“Karena aku belum bisa pakai hijab dengan model yang lain, kalau hijab syari lebih simpel. Aku suka baju hitam ternyata ada sunahnya juga dan pakai baju longgar,” tuturnya.

Tolak Tawaran Film Buka Hijab

Bintang Catatan Hati Seorang Istri ini juga bercerita soal ketakutan masa lalu sebagai orang tua tunggal yang khawatir akan keuangan.

“Ternyata setelah aku meninggalkan dunia sebelumnya, ikhlas itu susah dan kita tidak tahu apa yang Allah persiapkan untuk kita. Insya Allah kalau kita punya iman dan yakin kepada Allah akan memberikan petunjuk,” jelasnya.

Ia juga membagikan momen luar biasa saat umrah. Menurut Celine banyak doa yang langsung terkabul di Tanah Suci.

“Banyak hal yang aku doakan langsung diijabah dan jawaban yang aku pertanyakan langsung Allah jawab. Ada beberapa doa yang tak bisa aku ceritain,” sambungnya.

Semenjak pertama kali umrah, Celine merasakan hatinya yang bergetar karena menyesali perbuatannya yang kerap mengejar duniawi. Ia merasa lebih ikhlas menyerahkan urusan dunia kepada Allah SWT.

Ketika memutuskan untuk berhijab, Celine yang besar di dunia hiburan menuturkan keluarga dan sekitarnya khawatir dengan keputusannya. Dalam usahanya untuk istiqomah berhijab, Celine pun sudah menolak tawaran pekerjaan yang meminta untuk tidak menggunakan hijab.

“Saat aku pelan-pelan mencoba istiqomah dan ikuti. Sebenarnya belajarnya sudah lama dan prosesnya Allah beri kenyamanan. Sudah ada beberapa tawaran film yang aku tolak untuk tidak menggunakan hijab, jadi tidak aku ambil. Doain saja diberi kemudahan dan kenyamanan hingga aku seperti ini terus,” tegasnya.

Celine yang mengawali karier dalam pemilihan model yang diadakan oleh majalah Kawanku pada 2006 itu menjelaskan menghindari keramaian dan lebih suka menghabiskan waktu bersama anak-anak di rumah.

“Aku tidak tahu mengapa timbul rasa itu, kita tak tahu suka salah ucap, makanya aku menghindari padahal niat kita tidak seperti itu. Makanya aku lebih sering menyendiri saat ini,” lanjut Celine.

“Mungkin ada pro dan kontra apa pun yang kita lakukan. Setiap orang berhak menilai, tapi kan Allah yang berhak dan Maha Melihat apa yang ada di dalam hati. Kalau baik akan wangi kalau buruk akan kelihatan juga,” terangnya.

Menutup kisahnya, Celine menyampaikan harapan dan doanya kepada Allah.

“Saya hanya ingin selalu diingatkan akan dosa. Kita tak pernah tahu kapan ajal datang. Insya Allah, jika kita tulus memohon ampun, Allah akan memaafkan. Karena manusia pasti pernah berbuat salah dan menyakiti. Saya hanya ingin selalu dilindungi dan istiqomah di jalan-Nya,” tuturnya.

(gaf/kik)



Sumber : wolipop.detik.com

40 Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram yang Penuh Doa

Jakarta

Tahun Baru Islam 2025 jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025. Ini diperingati pada 1 Muharram 1447 H. Kamu bisa merayakan momen istimewa ini dengan mengirim ucapan selamat Tahun Baru Islam yang penuh doa untuk orang-orang tersayang.

Tahun Baru Islam 1 Muharram menjadi momen bagi umat Muslim untuk merenung, memperbaiki diri, dan menyambut lembaran baru dengan penuh harapan. Di Indonesia, peringatan ini sering diwarnai dengan berbagai tradisi religius, seperti doa bersama, tausiyah, hingga berbagi ucapan penuh makna kepada keluarga dan sahabat.


Mengirimkan ucapan selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram yang penuh doa bisa menjadi cara untuk menebarkan semangat hijrah, memotivasi menjadi pribadi lebih baik. Ucapan-ucapan ini tak sekadar kata manis, melainkan juga berisi harapan dan doa untuk keberkahan hidup di tahun yang baru.

Selain mempererat tali silaturahmi, berbagi ucapan Tahun Baru Islam juga menjadi bentuk refleksi spiritual. Kita diajak untuk mengingat kembali perjalanan hidup, memperbanyak istighfar, dan memohon kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dan kekuatan dalam menjalani hari-hari ke depan.

Kamu mencari referensi ucapan Tahun Baru Islam? Berikut unspirasi ucapan Tahun Baru Islam 1 Muharram yang Penuh Doa:

1. Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram. Mari hijrahkan hati menuju cahaya, semoga setiap langkah kita diridhoi Ilahi, dan setiap doa dihantarkan oleh angin yang penuh rahmat.

2. Muharram datang membawa harap, menghapus gelap masa silam.Semoga Allah lapangkan rezeki, kuatkan iman, dan penuhi hati kita dengan kedamaian.

3. Tahun baru Islam bukan sekadar pergantian waktu, melainkan undangan untuk hijrah, dari lalai menuju taat, dari gelisah menuju damai bersama-Nya.

4. Di awal Muharram ini, mari kita tulis cerita baru. Dengan tinta doa dan lembaran takwa, semoga hidup kita selalu berada di jalan yang dirahmati-Nya.

5. Selamat menyambut 1 Muharram. Semoga setiap detik di tahun baru ini dipenuhi dengan doa-doa yang terkabul dan langkah-langkah yang diridhai.

6. Muharram adalah nafas awal untuk jiwa yang ingin berubah. Mari buka lembaran baru dengan sabar, ikhlas, dan keyakinan bahwa Allah selalu menyertai.

7. Bersama datangnya 1 Muharram, ku panjatkan doa agar hidupmu selalu damai dalam lindungan-Nya, dan bahagia dalam pelukan takdir terbaik dari Allah SWT.

8. Tahun baru Islam, saatnya membersihkan hati dan menguatkan niat. Semoga hijrah kita diterima, dan hidup kita semakin dekat dengan surga.

9. Di awal bulan Muharam yang penuh berkah ini, semoga setiap langkah menjadi amal, setiap kata menjadi zikir, dan setiap harapan menjadi kenyataan.

10.Selamat Tahun Baru Islam. Semoga cahaya 1 Muharram menerangi hari-harimu dengan doa yang lembut, harapan yang kuat, dan iman yang teguh.

Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram yang Penuh Doa

11. Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H. Semoga langkah kita senantiasa dalam lindungan-Nya, dan setiap niat baik dijawab dengan kemudahan dan keberkahan.

12. Satu Muharram bukan hanya awal kalender hijriah, tetapi juga awal untuk jiwa yang ingin kembali. Kembali kepada Allah, kepada fitrah, kepada damai yang hakiki.

13. Tahun baru Islam adalah waktu terbaik untuk bermuhasabah. Menata ulang hati, memaafkan yang telah lalu, dan menjemput masa depan dengan harapan yang bersandar pada doa.

14. Selamat menyambut Tahun Baru Hijriah. Semoga Allah tumbuhkan dalam hati kita rasa syukur yang tak henti, dan semangat hijrah yang tak pernah padam.

15. Muharram adalah pintu menuju kebaikan. Mari isi tahun ini dengan amal yang tulus, zikir yang khusyuk, dan doa-doa yang penuh keyakinan akan kasih sayang-Nya.

16. Di awal tahun ini, aku berdoa untukmu. Semoga segala luka terobati, segala harap diberi jalan, dan segala lelah diganti dengan ketenangan dari Allah.

17. Hijrah itu tak selalu pindah tempat, kadang cukup dengan mengubah niat. Semoga di tahun baru ini, niat kita dipenuhi keikhlasan dan langkah kita diberkahi.

18. Tahun baru Islam hadir sebagai pengingat. Bahwa waktu terus berjalan, dan hidup terlalu singkat untuk diisi dengan kelalaian. Mari perbaiki, mari kembali.

19. Selamat Tahun Baru 1 Muharram. Semoga kita termasuk dalam golongan hamba yang senantiasa diperbaharui imannya, diteguhkan hatinya, dan diterima segala amalnya.

20. Tak perlu menunggu sempurna untuk memulai hijrah. Cukup dengan hati yang tulus dan doa yang terus mengalir, Allah akan tunjukkan jalan yang terbaik.

Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram

21. Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 H! Semoga tahun ini menjadi awal yang penuh berkah, hijrah menuju kebaikan, dan hati yang semakin dekat dengan Allah SWT.

22. Satu Muharram, saatnya muhasabah diri. Mari kita buka lembaran baru dengan niat yang lurus dan semangat hijrah untuk menjadi insan yang lebih baik. Barakallah di tahun yang baru!

23. Tahun Baru Hijriah adalah momen hijrah hati dan amal. Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya dan istiqamah di jalan kebaikan. Aamiin.

24. Selamat menyambut 1 Muharam 1447 Hijriah! Doaku, semoga damai menyelimuti hati, rezeki dilapangkan, dan iman dikuatkan sepanjang tahun ini.

25. Tahun baru, semangat baru, iman yang diperbarui. Mari sambut 1 Muharam dengan penuh rasa syukur dan tekad untuk terus mendekatkan diri pada Allah SWT.

26. Hijrah bukan hanya berpindah tempat, tapi juga memperbaiki niat dan memperkuat taat. Selamat Tahun Baru Islam 1447 H, semoga kita senantiasa diberi petunjuk dalam setiap langkah.

27. Satu Muharam, saatnya memperbaiki diri dan memperbanyak amal. Semoga Allah limpahkan rahmat dan maghfirah-Nya untuk kita semua sepanjang tahun ini.

28. Tahun Baru Islam bukan hanya perayaan, tapi refleksi atas perjalanan iman. Mari jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk menjadi hamba yang lebih taat.

29. Bismillah di awal Muharam, semoga setiap langkah kita lebih diberkahi dan lebih bermakna. Selamat Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.

30. Dengan semangat hijrah, mari kuatkan niat untuk terus berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga tahun ini penuh kebaikan, kesehatan, dan keberkahan dari Allah SWT.

Ucapan Selamat Tahun Baru Islam dalam Bahasa Inggris

31. Happy Islamic New Year 1447 H! May this new beginning bring peace, blessings, and endless faith into your life. (Selamat Tahun Baru Islam 1447 H! Semoga awal yang baru ini membawa kedamaian, keberkahan, dan keimanan yang tak terputus dalam hidupmu.)

32. As the Hijri year begins, may our hearts be filled with gratitude and our lives with purpose and piety. (Saat tahun Hijriah dimulai, semoga hati kita dipenuhi rasa syukur dan hidup kita dipenuhi tujuan serta ketakwaan.)

33. May Allah guide us to walk in His light and bless us with strength to become better Muslims this new year. (Semoga Allah membimbing kita untuk berjalan dalam cahaya-Nya dan memberi kekuatan untuk menjadi Muslim yang lebih baik di tahun ini.)

34. A new year, a new chance to purify the soul and strengthen our faith. Happy 1st Muharram! (Tahun baru adalah kesempatan baru untuk menyucikan jiwa dan menguatkan iman. Selamat 1 Muharam!)

35. Let’s welcome the Islamic New Year with sincere hearts and a renewed spirit of devotion. (Mari sambut Tahun Baru Islam dengan hati yang tulus dan semangat ibadah yang diperbarui.)

36. Hijrah reminds us that change begins with intention. May this year bring us closer to Allah. (Hijrah mengingatkan kita bahwa perubahan dimulai dari niat. Semoga tahun ini membawa kita lebih dekat kepada Allah.)

37. Wishing you and your family a peaceful and blessed Islamic New Year filled with mercy and joy. (Semoga kamu dan keluargamu diberi tahun baru Islam yang damai dan penuh berkah, rahmat, serta kebahagiaan.)

38. May the spirit of 1st Muharram inspire us to leave what’s bad behind and embrace goodness ahead. (Semoga semangat 1 Muharam menginspirasi kita untuk meninggalkan keburukan dan menyambut kebaikan di masa depan.)

39. As the crescent moon of Muharram rises, may it light up your life with hope and faith. (Saat bulan sabit Muharam terbit, semoga ia menerangi hidupmu dengan harapan dan keimanan.)

40. Here’s to a year of spiritual growth, sincere prayers, and meaningful deeds. Happy Hijri New Year! (Semoga tahun ini menjadi tahun pertumbuhan spiritual, doa yang tulus, dan amal yang bermakna. Selamat Tahun Baru Hijriah!)

Itulah kumpulan ucapan selamat Tahun Baru Islam yang cocok dibagikan di media sosial, status WhatsApp, maupun sebagai pesan pribadi yang menginspirasi dan menyentuh hati. Semoga kita selalu dalam lindungan dan rahmat-Nya.

(eny/eny)



Sumber : wolipop.detik.com

Persaudaraan Usman bin Affan dengan Aus bin Tsabit saat Hijrah ke Madinah



Jakarta

Rasulullah SAW mempersaudarakan para sahabatnya antara kaum Muhajirin dan Anshar. Salah satu sahabatnya yang dipersaudarakan saat itu adalah Usman bin Affan.

Saat hijrah ke Madinah Usman bin Affan dipersaudarakan dengan Aus bin Tsabit bin al-Mundzir. Aus bin Tsabit adalah saudara bani Najjar.

Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah menceritakan kisah persaudaraan tersebut. Dikatakan, Rasulullah SAW bersabda, “Bersaudaralah kalian karena Allah SWT; dua saudara, dua saudara.” Lalu beliau menggenggam tangan Ali bin Abi Thalib seraya bersabda, “Ini saudaraku.”


Persaudaraan antara dua kaum yang dilakukan Rasulullah SAW ini turut diceritakan dalam ar-Rahiq al-Makhtum karya Syafiyurrahman al-Mubarakfuri. Dikatakan, Rasulullah SAW mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar di rumah Anas bin Malik.

Saat itu, jumlah mereka ada 90 orang laki-laki, sebagian dari Muhajirin dan sisanya dari Ansar. Alasan Rasulullah SAW mempersaudarakan mereka agar saling membantu dan mewarisi setelah meninggal, di luar bagian warisan karena kekerabatan. Kebijakan tersebut berlaku hingga meletusnya Perang Badar.

Kisah Persaudaraan Usman bin Affan

Luthfi Yansyah dalam buku Kisah Edukatif 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga: Membangun Karakter Anak dengan Meneladani Kisah Sahabat Rasulullah Pilihan, menceritakan Rasulullah SAW yang memutuskan untuk hijrah.

Ketika jumlah kaum muslimin terus bertambah, dakwah pun semakin tumbuh hal itu membuat Islam semakin kokoh.

Namun, di sisi lain kaum Quraisy semakin marah dan semakin menjadi-jadi, mereka pun semakin meningkatkan siksaan dan gangguannya terhadap orang-orang yang beriman.

Rasulullah SAW merasa kasihan melihat sahabatnya dan akhirnya memerintahkan mereka untuk hijrah. Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang ikut hijrah adalah Usman bin Affan.

Usman bin Affan mendampingi Rasulullah SAW dalam sebuah peperangan yang beliau lakukan. Bahkan tidak ada satu perang pun yang terlewatkan selain Perang Badar karena harus merawat istrinya yang sedang sakit.

Masuknya Usman bin Affan merupakan salah satu nikmat terbesar yang Allah SWT anugerahkan kepada kaum Muslimin kepada Islam.

Hingga saat hijrah ke Madinah, Usman bin Affan tinggal di rumah Aus bin Tsabt al-Anshari, sudara Hassan, sang penyair Rasulullah SAW.

Allah SWT menurunkan ayat yang berkenaan dengan Aus bin Tsabit al-Anshari. Dia berfirman,

لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدٰنِ وَالْاَقْرَبُوْنَۖ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدٰنِ وَالْاَقْرَبُوْنَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ اَوْ كَثُرَ ۗ نَصِيْبًا مَّفْرُوْضًا

Artinya: “Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit maupun banyak, menurut bagian yang telah ditetapkan.” (QS An-Nisa: 7)

Saat Aus bin Tsabit al-Anshari meninggal dunia, ia meninggalkan seorang istri yang bernama Ummu Kajah dan tiga orang anak perempuan.

Selain itu, ada dua orang laki-laki yang merupakan sepupu laki-laki si mayit dari pihak ayah yang bernama Suwaid dan Arfajah.

Keduanya mengambil harta Aus bin Tsabit dan tidak memberikan sedikit pun kepada istri Aus dan anak-anaknya.

Hal itu dikarenakan pada zaman Jahiliah orang-orang musyrik tidak memberi warisan kepada wanita, termasuk anak-anak meskipun laki-laki.

Persaudaraan Kaum Muhajirin dan Anshar Mengharukan

Buya Hamka dalam Tafsir al-Ahzar menyebut bahwa persaudaraan sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW ini banyak yang mengharukan jika membaca riwayatnya.

Diceritakan pula bahwa masa hijrah dari Makkah ke Madinah itu dihitung menjadi dua gelombang. Gelombang pertama ialah yang bersama hijrah dengan Rasulullah SAW, gelombang yang pertama itu enam tahun lamanya.

Kemudian datang gelombang kedua, yaitu sesudah perdamaian Hudaibiyah, di mana kaum Musyrikin bersikeras mengusulkan supaya kalau ada orang Makkah yang pindah ke Madinah, hendaklah segera dikembalikan.

Tetapi, kalau orang yang telah ada di Madinah pergi ke Makkah, orang Makkah tidak bertanggung jawab untuk mengembalikannya ke Madinah. Rasulullah SAW menyetujui perjanjian itu, meskipun kelihatannya pincang.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Rumah Pertama Rasulullah di Madinah yang Dipilih oleh Unta



Jakarta

Perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah dilakukan secara sembunyi-sembunyi bersama salah seorang sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq. Beliau memilih jalur yang berlawanan agar tidak diketahui oleh kafir Quraisy.

Setibanya di Madinah, Nabi Muhammad SAW mendapat sambutan suka cita dari penduduk setempat yang telah menantikan kedatangannya. Bahkan para penduduk saling berebut menawarkan tempat tinggal untuk beliau.

Setiap kali unta Rasulullah SAW bernama Qashwa melewati rumah kaum Anshar, penghuninya selalu memegang tali kekangnya seraya berkata, “Mari singgah di rumah kami, wahai Rasulullah, sudah dipersiapkan dan sudah disiapkan, juga ada perlindungan dan kekuatan.”


Sementara Rasulullah SAW hanya bersabda kepada mereka, “Biarkan unta itu berjalan, sesungguhnya ia sudah diperintahkan,” sebagaimana dikutip dari buku Negeri Iman, Orang beriman dan Kemenangan yang Nyata karya Hamid Ahmad Ath-Thahir.

Banyak di antara sahabat Anshar yang menawarkan tempat tinggal, tetapi Rasulullah SAW selalu sama menjawabnya. Lantas, rumah siapa yang pertama kali dijadikan sebagai tempat tinggal Nabi SAW?

Kisah Berdirinya Rumah Pertama Nabi Muhammad di Madinah

Dikisahkan dalam buku Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, unta milik Rasulullah SAW terus berjalan menyusuri jalan-jalan di Madinah.

Saat tiba di perkampungan Bani Malik bin Najjar, unta tersebut menderum di sebuah tempat pengeringan kurma. Pemiliknya adalah dua anak yatim dari Bani Najjar yang berada dalam pengasuhan Mu’adz bin Afra, yaitu bernama Sahal dan Suhail bin Amru.

Namun, tak lama kemudian unta Rasulullah SAW menderum sehingga beliau tidak turun dari punggungnya. Ternyata si unta masih berjalan lagi tak jauh dari tempat semula. Beliau pun tetap membiarkan tali kekangnya dan tidak membelokkannya

Unta tersebut akhirnya berhenti dan berlutut di depan rumah milik Abu Ayyub al Anshari. Rumah ini kemudian dikenal sebagai tempat tinggal pertama Rasulullah SAW di Madinah.

Ketika tinggal di rumah Abu Ayyub, Rasulullah SAW kemudian bertanya tentang tempat pengeringan kurma sebelumnya, “Milik siapakah itu?”

Mu’adz bin Afra menjawab, “Wahai Rasulullah, tempat itu milik Sahal dan Suhail bin Amru. Keduanya anak yatim yang berada dalam pengasuhanku. Aku akan meminta kepada keduanya untuk merelakannya agar engkau bisa menggunakannya sebagai lokasi masjid.”

Abul Hasan al-Ali Hasan an-Nadwi dalam bukunya Sirah Nabawiyah turut menceritakan bahwa kala itu Rasulullah SAW memanggil kedua anak yatim pemilik tempat pengeringan kurma.

Beliau menanyakan harganya kepada mereka untuk dibelinya dan menjadikannya sebagai masjid. Kedua anak yatim itu berkata, “Justru kami telah menghibahkannya untukmu, wahai Rasulullah.”

Akan tetapi, Rasulullah SAW menolak untuk menerima sebagai hibah mereka. Beliau memutuskan untuk membelinya dari mereka lalu membangun masjid di tanah tersebut. Selama masa pembangunan, Nabi Muhammad SAW tetap tinggal di rumah milik Abu Ayyub selama tujuh bulan.

Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW membeli tanah tempat pengeringan kurma tersebut seharga 10 dinar emas yang beliau bayarkan dari harta milik Abu Bakar.

Di tempat itulah Rasulullah SAW membangun masjid yang kini dikenal sebagai Masjid Nabawi. Pada sebagian tanahnya, Nabi SAW membangun rumah pertama milik beliau serta membangun bilik untuk istri-istrinya di samping masjid.

Demikianlah kisah berdirinya rumah pertama Nabi Muhammad SAW di Madinah yang dipilih oleh unta Qashwa miliknya.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Abu Bakar Temani Rasulullah SAW Hijrah ke Madinah


Jakarta

Rasulullah SAW melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah untuk menyebarkan syiar dakwah ajaran Islam. Seorang sahabat mendampingi dengan setia, dia adalah Abu Bakar Ash Shiddiq RA.

Sebelum Rasulullah SAW melakukan perjalanan hijrah, Abu Bakar RA menjadi orang yang sangat ingin berhijrah. Abu Bakar RA bahkan telah menyiapkan beberapa keperluan yang nantinya akan dibawa selama perjalanan hijrah.

Merangkum buku, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 yang ditulis oleh Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri, Ibu Ishaq mengatakan bahwa Abu Bakar RA seringkali meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk pergi berhijrah ke Madinah. Abu Bakar RA pun bahkan telah membeli dua ekor unta, sebagai kendaraan untuk persiapan berhijrah. Dua ekor unta itu kemudian ia pelihara di rumahnya, sambil menunggu waktu hijrah tiba.


Mengetahui Abu Bakar RA sangat bersemangat, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah engkau terlalu terburu-buru, mudah-mudahan Allah akan memberimu teman.”

Persiapan Hijrah Rasulullah SAW Ditemani Abu Bakar

Urwah bin Az-Zubair dari Aisyah Ummul Mukminin berkata, “Rasulullah biasanya datang ke rumah Abu Bakar di waktu sore atau pagi. Pada hari Allah mengizinkan dan memerintahkan beliau untuk berhijrah, beliau datang pada tengah hari.”

Abu Bakar RA yang melihat kedatangan Rasulullah SAW ke rumahnya terkejut dan berkata, “Ya Rasulullah, engkau tidak datang di waktu seperti ini melainkan untuk sesuatu yang penting.”

Kala itu di dalam rumah Abu Bakar RA hanya ada kedua anaknya, yaitu Aisyah RA dan saudarinya Asma’ binti Abu Bakar.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengizinkanku keluar dari Makkah untuk berhijrah.”

Aisyah RA berkata, “Demi Allah, aku belum pernah melihat orang menangis karena gembira, saat itu aku melihat pada Abu Bakar.”

Abu Bakar RA bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apa aku boleh menemanimu ya Rasulullah?
Rasulullah SAW pun menjawab, “Engkau boleh menemaniku.”

Abu Bakar RA langsung berkata, “Ya Nabi Allah, sesungguhnya aku telah mempersiapkan dua ekor unta untuk berhijrah, silakan engkau ambil.”

Rasulullah SAW lalu mengambilnya, namun tidak secara cuma-cuma melainkan membelinya dari Abu Bakar RA. Keduanya kemudian melakukan persiapan untuk perjalanan panjang dari Makkah ke Madinah.

Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA kemudian menyewa Abdullah bin Uraiqith seorang dari Bani Ad-Dail bin Bakr dan ibunya yang berasal dari Bani Sahm bin Amr seorang musyrik, yang akan menjadi petunjuk jalan bagi mereka.

Akhirnya, Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA menyerahkan unta tersebut kepadanya sampai hari yang telah ditentukan oleh keduanya untuk melakukan perjalanan.

Pada tahun 622 Masehi atau 13 tahun pasca kenabian, Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah menuju Madinah. Mereka melakukan perjalanan hijrah secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari kejaran kaum Quraisy.

Ancaman kepada Rasulullah SAW

Kaum Quraisy merasa marah karena mendengar kabar tentang banyaknya orang-orang kaum Anshar dan Muhajirin yang telah memeluk agama Islam. Atas dasar tersebut, mereka sangat mewaspadai keluarnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah.

Kaum Quraisy bahkan bersepakat membuat rencana untuk menyerang, dan telah menyusun rencana untuk membunuh Rasulullah SAW.

Ketika orang-orang kafir dari kaum Quraisy mengetahui bahwa Nabi SAW dan Abu Bakar RA sudah pergi dari Makkah, mereka langsung mencari dan menyiapkan hadiah seratus unta bagi orang yang berhasil menangkap Rasulullah SAW untuk diserahkan kepada mereka.

Abu Bakar RA merasa khawatir dan bersedih, setiap kali ada orang yang akan memburu mereka dalam perjalanan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah engkau bersedih, karena sesungguhnya Allah bersama kita” lalu beliau melanjutkan membaca doa ” Ya Allah, lindungilah kami dari mereka menurut kehendak-Mu.”

Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 40,

إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya: Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA memilih untuk melewati Gunung Tsur setelah menempuh perjalanan sejauh 5 mil (sekitar 8 km). Tempat ini medannya sulit karena jalannya menanjak dan banyak bebatuan besar.

Abu Bakar Ash-Shiddiq RA sempat memapah beliau hingga tiba di sebuah gua di puncak gunung. Gua tersebut dikenal dengan Gua Tsur. Keduanya lalu bersembunyi di dalam gua selama tiga malam, dari malam Jumat hingga malam Minggu.

Kedatangan Rasulullah SAW di Madinah

Kedatangan Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA disambut baik oleh penduduk Madinah. Kaum muslimin di Madinah yang telah mendengar keberangkatan Abu Bakar RA dan Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah merasa sangat gembira.

Dikutip dari buku “Kisah Teladan Sepanjang Zaman: Rasullullah dan Para Sahabat” karya Syaikh Muhammad Yusuf, orang yang pertama kali melihat kedatangan Rasulullah SAW adalah seorang Yahudi. Pada saat itu orang Yahudi tersebut melihat kedatangan mereka dari atap rumahnya, setelah itu ia langsung berteriak keras memanggil penduduk Madinah untuk memberitahukan mengenai kedatangan Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA.

Penduduk Madinah pun segera keluar dan pergi ke batas kota untuk menyambut kedatangan mereka. Namun,orang-orang belum pernah melihat wujud dari Rasulullah SAW. Pada saat itu kaum Anshar langsung mendatangi dan menyalami Abu Bakar RA, karena mereka mengira Abu bakar RA adalah Rasulullah SAW.

Al Baihaqi telah meriwayatkan dalam Al-Bidayah: 3/197, dari Aisyah RA mengatakan, “Ketika Rasulullah dan Abu Bakar tiba di kota Madinah, saking bahagianya penduduk di sana banyak kaum wanita dan anak-anak membacakan syair:

“Telah muncul bulan purnama ke atas kami yang datang dari bukit, Tsaniyatil Wada’, wajib bersyukur atas kami dan atas ajakanya kepada Allah.”

Setibanya di Madinah, bertepatan dengan hari Senin bulan Rabi’ul Awal Rasulullah SAW tinggal di kediaman Bani Amir bin Auf. Selama di sana, beliau membangun masjid di Quba. Beliau menjadi orang yang meletakan batu pertama untuk pembangunan Masjid Quba, yang dibangun atas dasar ketakwaan kepada Allah SWT.

Peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah ini menjadi peristiwa yang kemudian dikenang sebagai awal tahun Hijriyah.

(rah/kri)



Sumber : www.detik.com