Tag Archives: hospital

Menginap di Dekat Pantai Sanur Tanpa Bikin Kantong Jebol? Cek Promo Spesial Ini!



Denpasar

Bali selalu punya cara untuk memanjakan siapa saja yang datang, dan jika kamu sedang mencari hotel yang nyaman, modern, dan strategis, terutama dekat Pantai Sanur, Four Star by Trans Hotel bisa jadi pilihan yang paling pas.

Lokasi Hotel

Berlokasi di kawasan Renon, Denpasar, tepatnya di Jalan Raya Puputan No. 200, Renon, Denpasar, hotel berbintang empat ini menawarkan pengalaman menginap yang simpel, cozy, dan ramah, cocok untuk liburan maupun perjalanan bisnis.

Sebagai bagian dari Trans Hotel Group, hotel ini dikenal dengan pelayanan profesional yang tetap terasa hangat. Letaknya sangat strategis, dekat Icon Mall, Pantai Sanur, Pelabuhan Sanur, Bali International Hospital, dan Monumen Bajra Sandhi, membuat mobilitas wisatawan maupun pebisnis makin efisien.


Kenapa Menginap di Four Star by Trans Hotel?

Bukan hanya lokasi yang strategis, hotel ini juga dikenal sebagai salah satu business hotel terbaik di Denpasar Renon. Pelayanan cepat dan fasilitas lengkap memudahkan tamu yang butuh kenyamanan sekaligus produktivitas.

Beberapa fasilitas unggulan yang bisa kamu nikmati:

  • Fast Check-In: lebih cepat, lebih praktis, tanpa ribet.
  • Best Breakfast: menu lokal hingga internasional yang variatif dan lezat.
  • Fasilitas bisnis lengkap: ruang meeting nyaman dan Wi-Fi cepat.

Buat kebutuhan liburan, hotel ini juga dilengkapi fasilitas lengkap seperti: kolam renang, gym, restoran, hingga ballroom untuk berbagai jenis acara.

Salah satu keunggulan Four Star by Trans Hotel adalah akses mudah ke berbagai destinasi top di Bali. Dari hotel ini, kamu bisa mencapai Sanur hanya dalam beberapa menit, sementara Kuta dan Ubud juga mudah dijangkau. Cocok untuk yang ingin fleksibel menjelajahi Bali tanpa buang waktu di perjalanan.

Buat kamu yang sudah merencanakan liburan atau staycation akhir tahun, ada kabar baik ada promo spesial yang hanya bisa didapat dengan booking melalui detikcom. Harga lebih hemat untuk pengalaman menginap di hotel berbintang empat, penawaran terbatas dan sayang dilewatkan.

Sejak berdiri pada 2019, hotel ini menjadi salah satu pilihan favorit untuk keperluan MICE, wedding, social event, staycation, hingga perjalanan bisnis.

Dengan fasilitas restoran, gym, kolam renang, ballroom, dan area meeting lengkap, tamu bisa menikmati pengalaman menginap yang praktis dan tetap mewah. Pesan tiket kamar hotelmu sekarang juga, sebelum kehabisan promo spesial melalui https://transhotelgroup.com/detik/.

(ddn/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Penyelidikan Pramugari Eva Air Tewas Diduga Kelelahan Masih Berlanjut


Jakarta

Seorang pramugari Eva Air meninggal diduga akibat kelelahan bekerja, dikutip dari Aviation dan BBC. Pramugari bermarga Sun yang berusia 34 tahun tersebut dilaporkan sudah mengeluh sakit, namun tidak bisa istirahat karena manajer kabin memintanya terus bekerja.

Penyidikan terus berlangsung untuk mengetahui penyebab kematian pramugari yang bergabung dengan Eva Air sejak 2016 ini. Tuntutan diadakannya penyidikan berasal dari Serikat Pramugari Taoyuan yang merasa Eva Air telah melakukan kesalahan sistemik dan melanggar hak pekerja.

Kematian Sun telah memancing amarah para pekerja, khususnya di industri penerbangan. Selain abai pada kondisi pekerja, staf Eva Air masih menghubungi Sun agar mengirim surat izin cuti. Pesan dari Eva Air ini dibalas pihak keluarga Sun dengan mengirim surat keterangan kematian.


Laporan Sementara Kronologi Kematian Pramugari Eva Air

Dikutip dari Focus Taiwan, berikut kronologi sementara kematian Sun

Rabu (24/9/2025): Sun merasa tidak enak badan dalam perjalanan pulang dari tugasnya di penerbangan BR 95 rute Milan-Taoyuan Taipei (TPE)

Kamis (25/9/2025): Sun yang sudah mendarat di Bandara Internasional Taoyuan memeriksakan diri pada klinik terdekat lalu pulang ke rumahnya

Jumat (26/9/2025): Kondisi Sun makin buruk hingga harus menjalani perawatan di Linkou Chang Gung Memorial Hospital

Rabu (8/10/2025): Kesehatan Sun tidak mengalami perbaikan hingga dirujuk ke China Medical University Hospital di Taichung

Jumat (10/10/2025): Sun dilaporkan meninggal dunia.

Selain tidak bisa beristirahat karena sakit, dalam penerbangan 13 jam tersebut Sun tidak bisa melakukan konsultasi media pada layanan yang biasa digunakan maskapai. Selain itu, maskapai tidak mengantar Sun yang sedang sakit menuju klinik.

Catatan penerbangan Sun selama 6 bulan terakhir sebetulnya tidak menunjukkan keanehan. Sun telah terbang rata-rata 75 jam per bulan, yang masih dalam batas regulasi. Sun telah bergabung selama 19 tahun dan ikut dalam berbagai rute penerbangan, termasuk yang memerlukan waktu hingga belasan jam.

Menurut laporan media lokal, PYOK, kejadian yang menimpa Sun bukan kecelakaan. Kejadian tersebut adalah konsekuensi sikap abai selama beberapa tahun pada kondisi kesehatan awak kabin dan hak cuti. Dampak sikap abai ini sesungguhnya sudah bisa diprediksi, apalagi tanpa ada perbaikan sistem.

Sebuah laporan menyatakan Eva Air tidak memiliki sistem cuti yang baik. Hak cuti memengaruhi kinerja, bonus, jadwal dan kru penerbangan lain. Mereka yang cuti seolah menambah beban kolega satu tim, yang seharusnya tak perlu terjadi. Sehingga cuti bisa diambil tiap saat bergantung kebutuhan, setelah berkoordinasi dengan rekan satu tim.

Sikap Eva Air

Para pejabat Eva Air menyatakan permintaan maaf atas tragedi yang menimpa Sun. Mereka mengatakan staf tersebut bersalah dan tidak terbiasa dengan tugasnya, sehingga meminta Sun mengirim surat izin cuti.

Pejabat Eva Air juga mengklaim tidak ada yang salah dengan sistem cuti perusahaan. Menurut mereka, pekerja bisa menggunakan hak tersebut setiap saat bila ada keperluan. Kendati begitu, Eva Air mengatakan akan melakukan penyidikan internal perusahaan.

(bnl/row)



Sumber : travel.detik.com

Pria Ngaku ‘Sembuh’ dari Batu Ginjal seusai Naik Roller Coaster, Dokter Bilang Gini


Jakarta

Seorang pria asal China menceritakan pengalamannya ‘sembuh’ dari batu ginjal setelah naik tiga wahana roller coaster di sebuah taman bermain besar di Jepang. Klaimnya ini mengundang perdebatan di dunia maya, apakah hal ini benar-benar bisa terjadi?

Melalui media sosial Weibo, pria bermarga Wang itu menceritakan jika ia memang memiliki riwayat batu ginjal multiple atau lebih dari satu. Wang sempat menduga salah satu batu ginjalnya telah bergeser ke ureter. Namun, ia tidak sempat berkonsultasi dengan dokter selama di Jepang, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke Universal Studio di Osaka.

Setelah menaiki tiga roller coaster, Wang pergi ke toilet untuk buang air kecil. Tak disangka, keluar sebuah batu kecil hitam dari saluran kencingnya.


“Bentuknya seperti batu kecil yang tercampur dalam nasi. Setelah keluar, semua gejala (sakit) langsung hilang dan saya merasa jauh lebih baik,” cerita Wang dikutip dari Must Share News, Selasa (21/10/2025).

Wang menceritakan dirinya memang rentan mengalami batu ginjal. Dalam pemeriksaan medis sebelumnya, dokter memang sudah menemukan beberapa batu kecil.

Karena ukurannya kurang dari 55 mm, dokter menyarankannya agar banyak minum air dan rutin lompat tali untuk membantu pengeluaran batu. Wang tidak pernah menyangka naik roller coaster bisa membantunya mengeluarkan batu ginjal.

Apa yang Dialami Wang Kebetulan Semata

Dokter kepala Departemen Urologi di Fifth Affiliated Hospital of Guangzhou Medical University, Dr Li Tian mengatakan apa yang dialami oleh Wang hanyalah kebetulan semata. Ia menduga getaran hebat dan perubahan posisi tubuh yang ekstrem saat menaiki roller coaster menstimulasi batu kecil yang sudah ada di ureter akhirnya keluar.

Meski demikian ia tidak menyarankan pasien batu ginjal lain untuk meniru cara ini. Ada risiko medis lebih besar yang dapat membahayakan pasien batu ginjal.

“Tindakan seperti itu berisiko menyebabkan batu tersangkut di dinding ureter atau menimbulkan luka pada mukosa,” ungkap Dr Tian.

(avk/kna)



Sumber : health.detik.com

Sebagai Inovasi Haji 2024, KKHI Bentuk 158 Pos Satelit Kesehatan di Makkah



Makkah

Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah melakukan sejumlah inovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi jemaah haji. Salah satu inovasi utama adalah pengaktifan pos satelit di 11 sektor.

“Sebanyak 158 pos satelit, yang didirikan di 11 sektor, menjadi solusi untuk mendekatkan pelayanan kesehatan ke jemaah haji. Pos-pos ini dikelola oleh Tim Kesehatan Haji (TKH) kloter dan menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah,” ujar Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda dalam keterangan resmi Kemenag, Minggu (21/7/2024).

Dengan adanya pos satelit, lanjut Widi, jemaah haji semakin mudah mengakses fasilitas kesehatan di sektor. Konsep pos satelit adalah layanan rawat jalan dan rujukan ke KKHI maupun RSAS tanpa memandang kloter jemaah. “Layanan ini ditangani bersama-sama oleh TKH kloter,” katanya


Selain pos satelit, ia mengatakan, KKHI Makkah mengadakan poliklinik risti (risiko tinggi) spesialis ke sektor. Tujuannya, mendekatkan layanan KKHI Makkah ke sektor dan mengidentifikasi jemaah dengan risiko kesehatan tinggi untuk mempertahankan status istithaah kesehatan dengan konsep KKHI menyapa sektor.

Disampaikan Widi, setelah Kementerian Kesehatan Arab Saudi memberikan apresiasi kepada Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah yang telah memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang ditetapkan otoritas Arab Saudi, KKHI Makkah kembali memperoleh apresiasi dari sejumlah Rumah Sakit Arab Saudi yang menjadi rujukan, di antaranya Saudi National Hospital, Makkah.

“Saudi National Hospital (SNH) merupakan satu dari 14 rumah sakit yang bekerjasama dengan KKHI Makkah pada musim haji tahun 1445 H/2024 M,” ujarnya.

Ia menambahkan, selain menerima rujukan dari KKHI, Saudi National Hospital juga menerima rujukan dari kloter dan sektor.

“Saudi National Hospital merupakan salah satu rumah sakit yang selalu menerima rujukan jemaah haji Indonesia dengan berbagai kondisi, terutama penyakit jantung,” jelas dia.

—–

Foto:

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com