Tag Archives: hr bukhari

Ucapan Islami untuk Pernikahan, Cocok Dikirim Lewat Chat atau Kartu Ucapan


Jakarta

Pernikahan menjadi sesuatu yang sakral sekaligus jalan mewujudkan tujuan inisiasi dari syariat Islam untuk menjaga nasab. Anjuran menikah tercantum dalam hadits Rasulullah SAW yang berasal dari Abdullah bin Mas’ud RA.

“Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang sudah mampu menanggung nafkah, hendaknya dia menikah. Karena menikah lebih mampu menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Sementara siapa saja yang tidak mampu, maka hendaknya ia berpuasa. Karena puasa bisa menjadi tameng syahwat baginya.” (HR Bukhari & Muslim)


Dinukil dari buku Fiqh Keluarga Terlengkap oleh Rizem Aizid, pernikahan menjadi ibadah yang mulia. Banyak dalil yang membahas tentang pernikahan dalam Al-Qur’an, salah satunya pada surah An Nur ayat 32.

وَأَنكِحُوا۟ ٱلْأَيَٰمَىٰ مِنكُمْ وَٱلصَّٰلِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ ۚ إِن يَكُونُوا۟ فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui,”

Ketika ada yang menikah, muslim bisa menyampaikan doa dan dukungan lewat ucapan islami. Berikut beberapa ucapan selamat menikah islami yang indah dan penuh makna yang bisa dikirim lewat chat atau kartu ucapan.

50 Ucapan Islami untuk Pernikahan Muslim

1. Selamat menempuh hidup baru. Barakallahu laka wa baraka ‘alaika
2. Selamat menikah! Semoga Allah menyempurnakan kebahagiaan kalian dengan keberkahan-Nya
3. Doaku menyertai kalian. Semoga Allah memberikan keturunan yang sholeh dan sholehah
4. Selamat menikah, sahabat tercinta. Doaku menyertai agar Allah memberkahi setiap langkah kalian bersama
5. Semoga Allah SWT mengaruniakan keturunan yang sholeh dan sholehah, serta berkah dalam segala aspek kehidupan kalian
6. Selamat menempuh bahtera rumah tangga. Semoga angin keberkahan selalu mengiringi perjalanan kalian
7. Barakallahu laka wa baraka ‘alaika. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kebahagiaan dan keberkahan dalam rumah tanggamu
8. Barakallahu lakum! Semoga cinta dan kasih sayang selalu menyertai pernikahan kalian
9. Sahabatku, selamat menempuh hidup baru. Semoga Allah menjadikan rumah tanggamu sakinah, mawaddah, wa rahmah
10. Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khair. Semoga Allah memberkahimu dan memberkahi pernikahanmu serta mengumpulkan kalian dalam kebaikan
11. Barakallah, sahabatku. Semoga pernikahan ini membawa banyak keberkahan dan kebahagiaan
12. Selamat menempuh hidup baru! Semoga Allah selalu menyatukan hati kalian dalam iman dan takwa
13. Selamat menikah! Semoga Allah menyempurnakan kebahagiaan kalian dengan keberkahan-Nya
14. Selamat menempuh hidup baru. Semoga Allah SWT memberkahi kalian dalam suka maupun duka.
15. Semoga pernikahan ini menjadi awal kebahagiaan dunia akhirat dan senantiasa diberkahi oleh Allah
16. Selamat menikah! Semoga cinta ini menjadi berkah di dunia dan akhirat.
17. Teman, doa terbaik untukmu. Semoga cinta kalian selalu tumbuh dan diridhai Allah SWT
18. Selamat menempuh hidup baru! Semoga menjadi pasangan yang saling melengkapi dalam kebaikan
19. Semoga Allah memberikan keturunan yang sholeh dan sholehah, serta memudahkan segala urusan kalian
20. Semoga rumah tangga kalian selalu diliputi keberkahan dan kebahagiaan. Selamat menikah!
21. Setiap doa kalian kini akan berpadu. Semoga Allah SWT selalu menjaga cinta kalian hingga surga
22. Selamat menikah, sahabat! Doaku untuk kebahagiaan dan cinta yang abadi dalam pernikahan kalian
23. Barakallahu lakum, sahabatku. Semoga Allah memberkahi perjalanan hidup kalian berdua
24. Sahabat, semoga pernikahan ini menjadi permulaan yang indah dan berkah dalam hidup kalian
25. Selamat menikah, sahabatku! Semoga Allah SWT selalu menjaga dan mempersatukan hati kalian dalam kebahagiaan
26. Selamat menempuh hidup baru! Semoga Allah SWT menjadikan kalian pasangan yang saling melengkapi
27. Semoga cinta kalian selalu tumbuh dalam iman dan takwa. Selamat menikah, sahabatku!
28. Sahabat, selamat memulai kehidupan baru! Semoga pernikahan ini menjadi ibadah terindah bagi kalian
29. Selamat menikah! Semoga Allah menjadikan kalian pasangan yang selalu saling menguatkan dalam kebaikan.
30. Selamat menikah! Semoga Allah mengaruniakan keturunan yang sholeh dan sholehah serta keluarga yang bahagia
31. Pernikahan adalah penyatuan dua hati dalam janji suci. Semoga Allah selalu menjaga kesetiaan dan cinta kalian berdua
32. Seperti hujan yang membawa berkah, semoga pernikahan ini membawa kebahagiaan yang tiada akhir
33. Seiring dengan janji yang terucap, semoga setiap langkah dalam pernikahan kalian diridhai Allah SWT
34. Cinta sejati adalah cinta yang mendekatkan kepada Allah. Selamat menikah, semoga keberkahan selalu menyertai
35. Bunga cinta kalian telah mekar dalam ikatan halal. Semoga mewangi sepanjang hidup dengan keberkahan-Nya
36. Pernikahan adalah awal dari kisah indah menuju surga. Semoga Allah selalu melimpahkan kebahagiaan untuk kalian
37. Bersama dalam doa, menyatukan hati dalam ketaatan. Semoga Allah menjaga kalian hingga akhir hayat
38. Selamat atas pernikahannya! Semoga Allah selalu menyertai kalian dalam membangun keluarga yang diridhai-Nya
39. Kalian bersatu dalam cinta karena Allah, semoga selalu tumbuh dalam ketaatan dan kebahagiaan
40. Pernikahan ini adalah janji suci. Semoga Allah selalu memberkahi dan melindungi cinta kalian
41. Selamat menikah! Semoga Allah senantiasa melimpahkan kebahagiaan dan keberkahan di keluarga baru kalian
42. Semoga menjadi pasangan yang saling melengkapi dalam kebaikan. Selamat menempuh hidup baru!
43. Selamat menempuh kehidupan baru! Semoga Allah SWT menjadikan keluarga ini sakinah, mawaddah, wa rahmah
44. Semoga rumah tangga ini selalu dipenuhi ketenangan dan keberkahan. Selamat menikah!
45. Selamat menikah, saudaraku. Semoga cinta ini membawa berkah dan ridha-Nya
46. Selamat menikah! Semoga Allah menyatukan hati kalian dalam cinta yang diridhai-Nya
47. Keluarga baru, kehidupan baru, semoga penuh dengan berkah, kebahagiaan, dan keberlimpahan rezeki
48. Selamat menempuh hidup baru! Semoga Allah menjadikan kalian pasangan yang selalu bersama dalam kebaikan dan ketakwaan
49. Barakallahu lakuma, semoga Allah selalu melindungi pernikahan ini dan memberikan keberkahan hingga akhir hayat
50. Selamat menikah! Semoga Allah memberikan kalian kebahagiaan di dunia dan akhirat.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Rahasia di Balik Kalimat Hasbunallah Wanikmal Wakil yang Sering Diucap Nabi Ibrahim


Jakarta

Zikir hasbunallah wanikmal wakil sering dilantunkan oleh umat Islam. Bahkan, zikir ini merupakan doa yang berasal dari kisah Nabi Ibrahim AS.

Diterangkan dalam buku Mencari Pahala di Saat Haid oleh Ratu Aprilia Senja, Nabi Ibrahim AS membaca hasbunallah wanikmal wakil saat Raja Namrud memerintahkan prajuritnya melempar beliau ke kobaran api. Kala itu, sang nabi tak bergantung pada siapa pun selain Allah SWT.

Dari Ibnu Abbas RA berkata bahwa Nabi SAW bersabda,


“Kalimat terakhir yang diucapkan Nabi Ibrahim ketika dilemparkan ke dalam api adalah, ‘Hasbunallahu wa nikmal wakil’ (cukuplah Allah menjadi penolong bagiku, Allah adalah sebaik-baik pelindung).” (HR Bukhari)

Berangkat dari kisah Nabi Ibrahim AS tersebut, bacaan hasbunallah wanikmal wakil erat kaitannya dengan sikap tawakkal.

Bacaan Hasbunallah Wanikmal Wakil

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Latinnya: Hasbunallah wanikmal wakil.

Artinya: Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”

Ada juga versi panjang dari zikir hasbunallah wanikmal wakil. Berikut bacaannya,

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Latinnya: Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir.

Artinya: “Cukuplah Allah (menjadi penolong) kami, dan Dia sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baik penolong.”

Makna Hasbunallah Wanikmal Wakil

Hasbunallah wanikmal wakil sendiri adalah potongan doa yang dinukil dari surah Ali Imran ayat 173. Keistimewaan isi kandungannya dijelaskan dalam buku Ibadah-ibadah Terbaik saat Engkau Diuji Kesusahan dan Kesulitan karya Maswan Abdullah.

“Dengan membaca zikir tersebut, kita menyatakan diri kepada Allah SWT bahwa dalam keadaan apapun atau ketika menghadapi masalah apapun kita hanya pasrah kepada Allah SWT dan menjadikanNya sebagai tempat bersandar,” tulis Maswan Abdullah.

Secara bahasa, hasbunallah wanikmal wakil diartikan sebagai cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung. Dengan kata lain, kalimat tersebut mengandung makna permohonan sekaligus keyakinan kepada Allah SWT bahwa Dia adalah satu-satunya pelindung.

Rahasia Mengamalkan Hasbunallah Wanikmal Wakil

Banyak rahasia kenikmatan yang dapat diperoleh muslim dari mengamalkan kalimat hasbunallah wanikmal wakil. Berikut bahasannya yang dikutip dari buku Ampuhnya Kalimat Hasbunallaah Wani’mal Wakil susunan Ahmad Fathoni El-Kaysi.

  1. Dicukupkan rezekinya oleh Allah SWT
  2. Dilindungi dari bahaya dan keburukan
  3. Dimudahkan urusannya dengan pejabat atau pihak berwenang
  4. Diberi pertolongan ketika terdesak
  5. Dilapangkan jalan rezeki
  6. Menjadi pusat perhatian banyak orang
  7. Mendapat kemenangan atas orang zalim
  8. Dipandu menemukan solusi saat buntu
  9. Dapat mendamaikan konflik
  10. Mendapatkan petunjuk dalam istikharah
  11. Diperluas sumber penghasilan
  12. Terhindar dari cemoohan dalam kondisi miskin
  13. Dihormati dan dipatuhi orang lain
  14. Menjadi peneduh di tengah keributan
  15. Harta terlindungi dari pencuri maupun hama

Wallahu a’lam.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

9 Hal yang Bisa Dilakukan Suami untuk Bahagiakan Istri dalam Islam


Jakarta

Dalam rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah, kebahagiaan istri menjadi salah satu kunci utama. Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan panduan lengkap mengenai cara memperlakukan istri dengan baik.

Terdapat banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang suami agar sang istri merasa dicintai dan dihargai. Dengan membuat istri bahagia, kehidupan keluarga menjadi lebih menyenangkan dan mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Perintah Memuliakan Istri

Seorang perempuan atau istri memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam. Dikutip dari buku Kamu Cantik jika Taat Allah oleh Sahabat Muslimah, Islam sangat memuliakan wanita. Wanita harus dijaga, dilindungi, dan dimuliakan oleh laki-laki.


Ajaran agama Islam telah memberikan hak yang besar bagi seorang istri yang harus dilaksanakan oleh suami, sebagaimana suami juga memiliki hak yang agung. Salah satu ayat yang menyebutkan hak istri tertulis dalam potongan surah An Nisa ayat 19,

… وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ …

Artinya: “… Pergaulilah mereka dengan cara yang patut…”

Rasulullah SAW bersabda, “Dan bergaullah dengan mereka secara patut (QS An Nisa: 19). Terimalah wasiatku untuk berbuat baik kepada para kemuliaan wanita dalam Islam. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok). Dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah tulang rusuk teratas. Apabila kamu meluruskannya kamu akan mematahkannya, namun apabila kamu diamkan dia akan semakin bengkok, maka berlaku baiklah padanya.” (HR Bukhâri, no. 3331 dan Muslim, no. 1468)

9 Hal yang Bisa Menyenangkan Istri

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, istri yang bahagia adalah salah satu kunci untuk mencapai kebahagiaan keluarga di dunia dan akhirat. Untuk membuat istri merasa bahagia, seorang suami harus memperhatikan adab yang baik kepada istrinya.

Imam Al-Ghazali dalam kitab Al-Adab fid Din yang terdapat dalam kumpulan tulisannya, Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali, yang diterbitkan oleh Al-Maktabah At-Taufiqiyyah di Kairo pada halaman 442, membahas tentang etika atau tata cara yang sebaiknya dipraktikkan oleh seorang suami dalam berinteraksi dengan istrinya.

آداب الرجل مع زوجته: حسن العشرة، ولطافة الكلمة، وإظهار المودة، والبسط في الخلوة، والتغافل عن الزلة وإقالة العثرة، وصيانة عرضها، وقلة مجادلتها، وبذل المؤونة بلا بخل لها، وإكرام أهلها، ودوام الوعد الجميل، وشدة الغيرة عليها

Artinya: “Adab suami terhadap istri, yakni: berinteraksi dengan baik, bertutur kata yang lembut, menunjukkan cinta kasih, bersikap lapang ketika sendiri, tidak terlalu sering mempersoalkan kesalahan, memaafkan jika istri berbuat salah, menjaga harta istri, tidak banyak mendebat, mengeluarkan biaya untuk kebutuhan istri secara tidak bakhil, memuliakan keluarga istri, senantiasa memberi janji yang baik, dan selalu bersemangat terhadap istri.”

Holilur Rohman dalam bukunya yang berjudul Rumah Tangga Surgawi menjelaskan bahwa Al-Qur’an dan hadits mengajarkan berbagai bentuk adab bagi suami. Jika adab ini dikerjakan, atas seizin Allah SWT maka para suami akan dicap sebagai suami yang baik yang bisa menghasilkan istri yang bahagia.

Berikut ini adalah cara membuat istri bahagia dalam Islam:

1. Memperlakukan Istri dengan Baik

Seorang suami diharapkan memiliki sifat dan perilaku yang baik terhadap istrinya. Melalui ikatan pernikahan yang suci, suami berkomitmen tidak hanya di depan keluarga tetapi juga di hadapan Allah SWT untuk membahagiakan istrinya.

Sebagaimana diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Nabi Muhammad SAW:

أَلاَ وَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَـاءِ خَيْرًا، فَإِنَّهُنَّ عَوَانٌ عِنْدَكُمْ -أَيْ أسِيْرَاتٍ- لَيْسَ تَمْلِكُوْنَ مِنْهُنَّ شَيْئًا غَيْرَ ذَلِكَ، إِلاَّ أَنْ يَأْتِيْنَ بِفَـاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ، فَإِنْ فَعَلْنَ فَـاهْجُرُوْهُنَّ فِـي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْاهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ، فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ أَنْ لاَ يُوْطِئْنَ فُرُشَكُمْ مَنْ تَكْرَهُوْنَ، وَلاَ يَأْذَنَّ فِيْ بُيُوْتِكُمْ لِمَنْ تَكْرَهُوْنَ، أَلاَ وَحَقَّهُنَّ عَلَيْكُمْ أَنْ تُحْسِنُوْا إِلَيْهِنَّ فِيْ كِسْوَتِهِنَّ وَطَعَامِهِنَّ.

Artinya: “Ingatlah, berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka itu (bagaikan) tawanan di sisi kalian. Kalian tidak berkuasa terhadap mereka sedikit pun selain itu, kecuali bila mereka melakukan perbuatan nista. Jika mereka melakukannya, maka tinggalkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Jika ia mentaati kalian, maka janganlah berbuat aniaya terhadap mereka. Mereka pun tidak boleh memasukkan siapa yang tidak kalian sukai ke tempat tidur dan rumah kalian. Ketahui-lah bahwa hak mereka atas kalian adalah kalian berbuat baik kepada mereka (dengan mencukupi) pakaian dan makanan mereka.”

2. Menjadi Kepala Keluarga yang Bijak

Ciri khas dari seorang pemimpin yang baik adalah keterbukaannya terhadap diskusi. Setiap keputusan yang berkaitan dengan rumah tangga dan keluarga idealnya dibahas bersama istri dengan mendengarkan pandangannya.

Lebih lanjut, sangat penting bagi seorang pemimpin untuk melindungi keluarganya dari tindakan yang dilarang oleh Allah SWT. Ia harus senantiasa mengingatkan istri dan anak-anaknya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam surat At Tahrim ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

3. Memberikan Nafkah kepada Keluarga

Memberikan nafkah merupakan salah satu tanda keseriusan seorang suami dalam perannya sebagai kepala rumah tangga. Sang suami harus benar-benar memperhatikan kebutuhan dasar seperti pakaian, makanan, dan tempat tinggal untuk istri serta anak-anaknya.

Seorang suami yang dengan tulus dan ikhlas mencari nafkah untuk keluarganya, baik dalam jumlah banyak maupun sedikit sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang tersedia akan mendapatkan balasan yang luar biasa dari Allah SWT, baik di dunia ini maupun di akhirat, sebagaimana yang dinyatakan dalam hadits berikut.

Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda,

“Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi).” (HR Muslim)

4. Membantu Pekerjaan Rumah Tangga

Terdapat pemahaman umum yang menggambarkan bahwa suami bertugas bekerja di luar rumah sementara istri mengurus rumah tangga. Persepsi ini perlu diluruskan karena bisa menimbulkan kesalahpahaman.

Dalam menjalankan rumah tangga, suami dan istri seharusnya bertindak sebagai dua pihak yang bekerja sama. Keduanya dianjurkan untuk saling mendukung dan membantu dalam pekerjaan masing-masing jika diperlukan.

Mengambil contoh dari kehidupan Rasulullah SAW, meskipun sibuk berdakwah, beliau juga turut serta dalam pekerjaan rumah seperti menyiapkan makanan, menjahit sandal, dan lain-lain, sesuai dengan apa yang diajarkan dalam beberapa hadits,

عن عروة قال قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ

Artinya: Urwah berkata kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah berkata, “Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember.” (HR Ibnu Hibban)

5. Memiliki Etika yang Baik

Etika yang baik mencakup ucapan, tindakan, sikap, dan sifat. Salah satu contoh dari etika yang baik adalah menghindari kekerasan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah, beliau tidak pernah melakukan tindakan pemukulan terhadap pembantunya atau istrinya. Hal ini ditegaskan oleh Sayyidah Aisyah RA., berkata:

مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلاَ امْرَأَةً وَلاَ خَادِمًا إِلاَّ أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Artinya: Rasulullah sama sekali tidak pernah memukul siapa pun dengan tangannya, baik itu pelayan beliau maupun perempuan, kecuali saat berjihad di jalan Allah. (HR Muslim)

Rasulullah SAW bahkan mengingatkan para suami untuk tidak memukul istri mereka dan menegur mereka yang melakukannya. Beliau bersabda:

لاَ يَجْلِدُ أَحَدُكُمُ امْرَأَتَهُ جَلْدَ الْعَبْدِ، ثُمَّ يُجَامِعُهَا فِي آخِرِ الْيَوْمِ

Artinya: Janganlah salah seorang dari kalian memukul istrinya seperti ia memukul seorang budak, sedangkan di penghujung hari ia pun menggaulinya. (HR Bukhari)

6. Menasihati Istri dengan Cara yang Baik

Khusus bagi suami, penting untuk bersabar jika istri melakukan kesalahan. Menanggapi kesalahan istri dengan cara yang tidak bijak hanya akan melukai perasaannya dan memperburuk situasi.

Terlebih lagi, ada hadis yang menjelaskan cara yang tepat dalam menasehati perempuan. Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «المَرْأَةُ كَالضِّلَعِ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ»

Artinya: “Istri itu (terkadang) seperti tulang rusuk (yang bengkok dan keras). Jika kamu luruskan, kamu bisa mematahkannya. Jika kamu (biarkan, dan tetap) menikmatinya, maka kamu menikmati seseorang yang ada kebengkokan (kekurangan) dalam dirinya.” (HR Bukhari)

7. Mencintai Istri dengan Tulus

Seorang istri akan merasa bahagia jika dicintai karena keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, bukan karena kekayaan, penampilan, atau keturunannya. Seperti contoh yang diberikan oleh Rasulullah SAW yang selalu mencintai istrinya dengan tulus.

Hal ini diperjelas dalam sebuah hadits Nabi, “Suatu ketika Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling kau cintai?’ Beliau menjawab, ‘Aisyah’.” (HR Bukhari dan Muslim)

8. Setia

Dalam sebuah pernikahan, kesetiaan berarti keinginan kuat untuk tetap setia pada janji yang telah dibuat, menghadapi segala suka dan duka bersama-sama, serta bekerja sama mencapai cita-cita keluarga dengan menerima segala kelemahan dan kelebihan pasangan.

Pasangan suami istri harus berkomitmen untuk saling menjaga kesetiaan, dan apabila menghadapi kesulitan, mereka harus tetap bersatu untuk mengatasinya bersama-sama.

9. Menghindari Hal yang Menimbulkan Konflik

Keharmonisan dalam rumah tangga bisa berubah-ubah, terkadang tenang, terkadang penuh gairah. Konflik dapat muncul dari hal-hal kecil hingga besar.

Menurut buku Psikologi Keluarga karya Hj. Ulfiah, terdapat sembilan faktor yang bisa menjadi penyebab konflik dalam keluarga.

  • Komunikasi yang tidak baik
  • Konflik orang tua dan anak
  • Masalah ekonomi
  • Cemburu
  • Merasa superior
  • Perselingkuhan
  • Kekerasan dalam rumah tangga
  • Campur tangan orang tua
  • Poligami

(hnh/rah)



Sumber : www.detik.com

Kisah Aisyah Istri Rasulullah SAW dari Lahir hingga Wafat


Jakarta

Aisyah RA adalah istri Rasulullah SAW. Usianya saat menikah dengan nabi cukup terbilang muda.

Menurut sebuah hadits, Aisyah RA dinikahi Rasulullah SAW saat berusia 6 tahun. Diriwayatkan dari Hisyam bin Urwah dari Aisyah RA berkata:

“Nabi SAW menikahiku ketika aku masih berusia enam tahun. Kami berangkat ke Madinah. Kami tinggal di tempat bani Haris bin Khajraj. Kemudian aku terserang penyakit demam panas yang membuat rambutku banyak yang rontok.


Kemudian ibuku, Ummu Ruman, datang ketika aku sedang bermain-main dengan beberapa orang temanku. Dia memanggilku, dan aku memenuhi panggilannya, sementara aku belum tahu apa maksudnya memanggilku.

Dia menggandeng tanganku hingga sampai ke pintu sebuah rumah. Aku merasa bingung dan hatiku berdebar-debar. Setelah perasaanku agak tenang, ibuku mengambil sedikit air, lalu menyeka muka dan kepalaku dengan air tersebut, kemudian ibuku membawaku masuk ke dalam rumah itu. Ternyata di dalam rumah itu sudah menunggu beberapa orang wanita Anshar. Mereka menyambutku seraya berkata: ‘Selamat, semoga kamu mendapat berkah dan keberuntungan besar:’

Lalu ibuku menyerahkanku kepada mereka. Mereka lantas merapikan dan mendandani diriku. Tidak ada yang membuatku kaget selain kedatangan Rasulullah SAW. Ibuku langsung menyerahkanku kepada beliau, sedangkan aku ketika itu baru berusia sembilan tahun.” (HR Bukhari)

Sirah Aisyah RA

Dijelaskan dalam Sirah Aisyah Ummil Mukminin karya Sulaiman An-Nadawi yang diterjemahkan Iman Firdaus, Aisyah mempunyai gelar Ash-Shiddiqah sering dipanggil Ummul Mukminin, dan nama keluarganya adalah Ummu Abdullah, Rasulullah suka memanggilnya Humairah, atau binti Ash-Shiddiq.

Ayah Aisyah bernama Abdullah, dijuluki Abu Bakar yang memiliki gelar Ash-Shiddiq, sedangkan ibunya bernama Ummu Ruman yang berasal dari suku Quraisy kabilah Taimi.

Menurut buku ini, moyang Aisyah bertemu dengan moyang Rasulullah SAW di kakek ketujuh, sedangkan moyang kakek dari pihak ibunya dari kakek kesebelas atau dua belas.

Kelahiran Aisyah

Sebelum menikah dengan Abu Bakar, Ummu Ruman merupakan istri Abdullah bin al-Harits al-Azadi, setelah Abdullah bin Al-Harits meninggal barulah Ummu Ruman menikah dengan Abu Bakar.

Pernikahan mereka berdua dikaruniai dua anak, yakni Abdullah dan Aisyah. Beberapa pengarang kitab sirah dan mengutip pendapat Ibnu Sa’ad dalam bukunya, Thabaqat menyatakan, “Kelahiran Aisyah terjadi pada awal tahun ke-4 kenabian. Pada tahun kesepuluh kenabian, Rasulullah menikahinya saat ia berumur enam tahun.”

Pernikahan Aisyah RA dengan Rasulullah SAW

Kisah pernikahan Aisyah RA dengan Rasulullah SAW diceritakan dalam Aisyah Ummul Mu’minin, Ayyamuha Wa Siratuha Al-Kamilah Fi Shafahat karya Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi yang diterjemahkan Masturi Irham dan Arif Khoiruddin.

Awal mula Nabi Muhammad SAW melamar Aisyah RA karena sebuah wahyu yang diturunkan kepada beliau. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih-nya dari Aisyah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

أُرِيتُكِ فِي الْمَنَامِ ثَلَاثَ لَيَالٍ، جَاءَنِي بِكِ الْمَلَكُ فِي سَرَقَةٍ مِنْ حَرِيرٍ، فَيَقُولُ : هَذِهِ امْرَأَتُكَ، فَأَكْشِفُ عَنْ وَجْهِكَ فَإِذَا أَنْتِ هِيَ، فَأَقُولُ : إِنْ يَكُ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ يُمْضِهِ

Artinya: “Aku diperlihatkan dirimu dalam mimpi selama tiga malam. Malaikat datang kepadaku membawamu dengan mengenakan pakaian sutera terbaik. Malaikat itu berkata, “Ini adalah istrimu.” Lalu aku singkap penutup wajahmu, ternyata itu adalah dirimu. Lalu aku bergumam, “Seandainya mimpi ini datangnya dari Allah, pasti Dia akan menjadikannya nyata.”

Khaulan binti Hakim mendatangi Rasulullah SAW sesudah Khadijah RA wafat dan berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah SAW, tidakkah engkau ingin menikah lagi?”

Beliau bersabda, “Dengan siapa?” ia menjawab, “Jika engkau mau dengan seorang gadis, dan jika engkau mau dengan seorang janda.”

Lalu beliau bersabda, “Siapa yang gadis dan siapa yang janda?” Ia kembali menjawab, “Adapun yang gadis adalah putri dari makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang paling engkau cintai, yaitu Aisyah Radhiyallahu Anha. Adapun yang janda adalah Saudah binti Zam’ah RA; ia telah beriman kepadamu dan menjadi pengikutmu.”

Beliau bersabda, “Pergilah dan ceritakanlah keduanya kepadaku.” Kemudian Khaulah pergi dan masuk ke rumah Abu Bakar RA.

Di situ ia menemui Ummu Ruman, dan berkata, “Kebaikan dan keberkahan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala masukkan kepada kalian?”

Ummu Ruman bertanya, “Apa maksudnya?” la menjawab, “Rasulullah SAW mengutusku untuk meminangkan Aisyah.” Ummu Ruman berkata, “Aku lebih suka jika kamu menunggu Abu Bakar RAdatang.”

Lalu Abu Bakar RA pun datang, dan Khaulah menceritakan hal tersebut kepadanya, lalu Abu Bakar RA berkata, “Apakah ia (Aisyah) boleh untuk beliau, karena ia adalah putri saudaranya?”

Kemudian Khaulah kembali dan menceritakan hal itu kepada Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda, “Katakan padanya, “Aku dan kamu adalah saudara dalam Islam, dan putrimu halal (boleh) untukku.”

Lalu Abu Bakar RA datang dan menikahkan Aisyah RA dengan beliau, yang saat itu Aisyah RA berusia enam tahun.

Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Aisyah RA hanyalah sebatas kihtbah/ akad saja. Rasulullah SAW belum menggauli dan membina rumah tangga dengannya, hingga hijrah ke Madinah.

Wafatnya Aisyah RA

Menurut Siiratus Sayyidah Aisyah Ummul Mu’miniina RA karya Sayyid Sulaiman an-Nadwi yang diterjemahkan Abu Vihraza, Aisyah RA wafat pada usia 67 tahun. Saat itu beliau mengalami sakit di bulan Ramadan pada 58 Hijriah, bertepatan dengan akhir pemerintahan Muawiyah RA.

Keutamaan Aisyah RA

Aisyah RA adalah wanita mulia yang memiliki sejumlah keutamaan. Mengutip buku The Golden Stories of Ummahatul Mukminin karya Ukasyah Habibu Ahmad, berikut tiga di antaranya.

1. Memiliki Derajat yang Tinggi di Mata Allah SWT

Aisyah RA istri Rasulullah SAW adalah wanita yang memiliki derajat tinggi di mata Allah SWT. Dalam hadits dikatakan, “Keutamaan Aisyah atas wanita-wanita lain adalah seperti keutamaan tsarid atas makanan-makanan yang lain.” (HR Bukhari)

Menurut kitab Al-Lu’lu wal Marjan karya Muhammad Faud Abdul Baqi, maksud tsarid adalah makanan utama masyarakat Arab saat itu, berbentuk seperti bubur daging yang mempunyai gizi lengkap, lezat, dan mudah dikonsumsi.

2. Wanita Cantik dan Cerdas

Aisyah RA juga dikenal dengan parasnya yang cantik. Selain cantik, ia juga dikenal cerdas dan berwawasan luas karena belajar langsung kepada Rasulullah SAW.

3. Aisyah Tempat Bertanya Umat Islam

Sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW, para sahabat sering meminta pendapat kepada Aisyah RA, ketika mereka menemui permasalahan yang sulit diselesaikan.

Demikianlah pembahasan mengenai Aisyah istri Rasulullah SAW mulai dari kelahirannya hingga wafat. Semoga Allah SWT senantiasa merahmatinya.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com