Tag Archives: ilaika

Doa Menyembelih Ayam, Tata Cara, dan Adabnya dalam Islam


Jakarta

Doa menyembelih ayam merupakan bagian penting dalam proses penyembelihan yang sesuai dengan syariat Islam. Dalam Islam, penyembelihan hewan, termasuk ayam, harus dilakukan dengan cara yang benar agar dagingnya menjadi halal untuk dikonsumsi.

Tidak hanya mengucapkan doa, ada tata cara dan adab yang harus diperhatikan, seperti penggunaan alat yang tajam dan memastikan hewan tidak mengalami penderitaan yang berlebihan.

Bagi umat Islam, menyembelih hewan dengan benar bukan hanya tradisi, tetapi juga bagian dari ibadah yang bernilai pahala.


Doa dan tata cara yang sesuai sunnah memastikan bahwa proses penyembelihan ini tidak hanya memenuhi syarat halal, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kasih sayang terhadap makhluk Allah SWT.

Ingin tahu bagaimana doa menyembelih ayam yang sesuai dengan tuntunan Islam, serta adab dan tata caranya? Simak selengkapnya dalam artikel ini untuk memastikan setiap langkah dilakukan dengan tepat.

Bacaan Doa Menyembelih Ayam

Saat menyembelih ayam sesuai syariat Islam, membaca doa adalah langkah yang tidak boleh dilewatkan. Dengan mengucapkan doa ini, penyembelihan menjadi sah dan dagingnya halal untuk dikonsumsi.

Berikut adalah Bacaan Doa Menyembelih Ayam yang bisa Anda panjatkan sebelum memulai proses penyembelihan.

Membaca Niat Menyembelih Ayam

Sebelum melakukan penyembelihan ayam, bacalah niat menyembelih hewan dua kaki dahulu. Berikut adalah niat menyembelih ayam yang dikutip dari buku 71 Doa Harian Disertai Doa-doa Ibadah Lengkap yang disusun oleh Yusuf Chudlori.

نَوَيْتُ أَنْ أَذْبَحَ مِنَ الوَدَجَيْنِ أَنْ تَقْطَعَا حَقَّ الْحُلْقُوْمِ وَالْمَرِيْنِي فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

Latinnya: Nawaitu an adzbaha minal-wadajaini an taqthaʻâ haqqal-hulqûmi wal-marî’i fardhan lillâhi taʻâlâ.

Artinya: “Saya berniat memotong dua otot hingga terputus keduanya, fardhu karena Allah Ta’ala.”

Membaca Doa Menyembelih Ayam

Setelah membaca niat menyembelih ayam, setelah itu dapat membaca doa menyembelih ayam yang terdiri dari Basmalah, Takbir, dan doa yang dinukil dari buku Misteri Kedua Belah Tangan Dalam Shalat, Zikir, Dan Doa karya Badruddin Hasyim Subky.

1. Bacaan Basmalah

بِسْمِ الله

Latinnya: Bismillahi

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah”

2. Bacaan Takbir

اللهُ أَكْبَرُ

Latinnya: Allahu Akbar

Artinya: “Allah Maha Besar”

3. Bacaan Doa Menyembelih Ayam

هَذَا مِنْكَ وَإِلَيْكَ ، اَللّٰهُمَّ هَذِهِ نِعْمَةٌ وَعَطِيَّةٌ مِنْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّي

Latinnya: Haadzaa minka wa ilaika, Allahumma hadzihi ni’matun wa ‘athiyyatun minka wa ilaika, fa taqabbal minni.

Artinya: “Ya Allah ini hewan berasal dari Engkau dan kembali kepada Engkau. Ya Allah, hewan yang aku sembelih ini adalah nikmat dan pemberian dari- Mu, maka terimalah penyembelihan hewan kurban ini dariku.”

Tata Cara Menyembelih Ayam

Menyembelih ayam sesuai ajaran Islam harus mengikuti tata cara yang benar agar prosesnya sah dan dagingnya halal.

Berikut adalah Tata Cara Menyembelih Ayam yang sesuai dengan tuntunan Islam yang dikutip dari buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian, oleh Muh. Hambali.

  1. Menghadap kiblat
  2. Membaca doa menyembelih ayam
  3. Penempatan pisau yang tepat
  4. Mengiringi penyembelihan dengan takbir
  5. Pemotongan yang cepat dan tepat
  6. Jangan mengangkat pisau sebelum selesai menyembelih ayam
  7. Jangan mematahkan leher sebelum ayam mati

Adab dan Sunnah Menyembelih Ayam

Dalam Islam, menyembelih hewan, termasuk ayam, tidak hanya tentang tata cara yang benar, tetapi juga mengikuti adab dan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Berikut adalah Adab dan Sunnah Menyembelih Ayam yang penting untuk diikuti yang dikutip dari buku Panduan Lengkap Fiqh Kurban yang diterbitkan oleh Lembaga Bahtsul Masa’il Jawa Tengah.

  1. Penyembelihan dilakukan oleh pemilik ayam (mudlahhi) jika mampu
  2. Jika pemilik ayam tidak mampu maka dapat diwakilkan kepada laki-laki yang ahli
  3. Penyembelihan ayam di tempat yang layak atau tempat tinggal pemilik
  4. Menajamkan pisau sebelum menyembelih dan tidak di hadapan ayam yang akan disembelih
  5. Memberi ayam minum sebelum penyembelihan
  6. Menggiring ayam dengan lembut
  7. Memposisikan ayam dengan benar dan lembut
  8. Memperlakukan ayam dengan hati-hati
  9. Membaca doa saat menyembelih

Syarat Penyembelih Hewan

Syarat penyembelih hewan dalam Islam diatur dengan ketat untuk memastikan kehalalan daging yang dikonsumsi. Proses penyembelihan tidak hanya melibatkan teknik yang tepat, tetapi juga memperhatikan siapa yang melakukan penyembelihan.

Berikut ini beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh penyembelih hewan:

1. Penyembelih Harus Seorang Muslim atau Ahli Kitab

Syarat utama dalam menyembelih hewan adalah penyembelih harus beragama Islam atau termasuk ahli kitab.

2. Dilakukan dengan Niat untuk Menyembelih

Penyembelihan harus dilakukan dengan niat dan tujuan yang jelas, yaitu untuk menyembelih hewan secara sah menurut syariat.

3. Memutus Hulqum dan Mari’

Dalam proses penyembelihan, syarat teknis yang harus dipenuhi adalah memotong hulqum (tenggorokan) dan mari’ (saluran makanan dan minuman) hewan dalam satu penyembelihan.

4. Hewan dalam Kondisi Hayat Mustaqirrah

Jika hewan yang disembelih dalam keadaan hayat mustaqirrah, yaitu masih memiliki tanda-tanda kehidupan, seperti darah yang masih mengalir atau anggota tubuh yang bergerak. Hewan dalan kondisi ini bisa disembelih lebih dari satu kali penyembelihan.

5. Menggunakan Alat Tajam selain Kuku, Gigi, atau Tulang

Alat yang digunakan untuk menyembelih harus tajam dan bukan berasal dari tulang, kuku, atau gigi. Menggunakan alat tumpul atau yang memberikan tekanan besar dianggap haram.

6. Cara Penyembelihan untuk Hewan yang Sulit Dikendalikan

Jika hewan tidak bisa disembelih secara normal karena terlalu liar atau tidak terkendali, penyembelihan bisa dilakukan dengan cara ‘aqr, yaitu melukai hewan menggunakan alat tajam dari jarak jauh, seperti melemparnya.

Namun, hewan tersebut harus masih dalam kondisi hayat mustaqirrah saat terluka. Kemudian, disembelih sesuai tata cara yang dijelaskan di atas agar dagingnya tetap halal untuk dimakan.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Iftitah Muhammadiyah dan NU Lengkap Hukum Membacanya


Jakarta

Doa Iftitah adalah salah satu bagian penting dalam sholat yang dibaca setelah takbiratul ihram. Baik Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU) memiliki versi bacaan doa iftitah yang sedikit berbeda tapi tetap memiliki esensi yang sama, yaitu memuji kebesaran Allah SWT.

Untuk mengetahui perbedaan dan makna mendalam dari doa iftitah Muhammadiyah dan NU, simak penjelasan lengkap di bawah ini. Simak juga informasi tentang hukum membaca doa ini dalam sholat.

Pengertian Doa Iftitah

Bacaan doa iftitah sering kali dipertanyakan oleh jamaah karena perbedaan antara versi Muhammadiyah dan NU. Namun demikian, kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini memiliki pandangan yang sama mengenai keutamaannya.


Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai bacaan doa iftitah Muhammadiyah dan NU, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu definisi dari doa iftitah itu sendiri.

Dikutip dari buku Ragam doa iftitah tulisan Muhammad Saiyid Mahadhir, doa iftitah adalah dzikir pembuka dalam sholat yang dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum ta’awwudz serta surah Al-Fatihah. Doa ini juga dikenal sebagai doa Istiftah atau doa tsana’. Doa ini dapat dibaca baik saat sholat sendirian maupun berjamaah, serta berlaku bagi imam maupun makmum.

Bacaan Doa Iftitah Muhammadiyah Lengkap dengan Teks Arab, Latin, dan Artinya

Berikut adalah bacaan doa iftitah Muhammadiyah yang dilansir dari situs Suara Muhammadiyah.

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا ، كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ ، وَالثَّلْجِ ، وَالبَرَدِ

Latinnya: Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-iwats tsalji wal barod.

Artinya: “Wahai Allah jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana engkau jauhkan antara timur dan barat, ya Allah bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana bersihnya baju putih dari kotoran, ya Allah basuhlah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan air dingin.”

Bacaan Doa Iftitah NU Lengkap dengan Teks Arab, Latin, dan Artinya

Bacaan doa iftitah NU sedikit berbeda dengan doa iftitah Muhammadiyah. Berikut adalah bacaan doa iftitah NU yang dilansir dari situs NU Online.

اللّٰهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا إِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Latinnya: Allahu akbar kabiraw walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw washila inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal arha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin

Artinya: “Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan wajahku kepada Dzat yang mencipta langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. dan begitulah aku diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim.”

Bacaan Doa Iftitah Versi Lain

Setelah membahas perbedaan bacaan doa iftitah Muhammadiyah dan NU, penting untuk kita ketahui bahwa doa iftitah memiliki beberapa variasi yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Berikut beberapa bacaan doa iftitah versi lain yang bisa diamalkan yang dikutip dari buku Ragam Doa Iftitah yang disusun oleh Saiyid Mahadir, Lc., MA.

1. Doa Iftitah Versi Riwayat Aisyah RA

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

Latinnya: Subhanakalla humma wabihamdika watabarokasmuka wata’ala jadduka wala ilaha ghoiruka.

Artinya: “Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.”

2. Doa Iftitah Versi Riwayat Abu Said Al-Khudri

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ

Latinnya: Subhanakalla humma wabihamdika watabarokasmuka wata’ala jadduka wala ilaha ghoiruka. Allahu Akbaru kabiro. A’udzubillahis sami’il alimi minas syaithonir rojim min hamzihi wanafkhihi wanaftsihi.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah swt dari syaitan yang terkutuk, dari gurisannya, dari tiupannya dan dari hembusannya. “

3. Doa Iftitah Versi Riwayat Jabir RA

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ وَجَّهْتُ وَجْهِي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Latinnya: Subhanakalla humma wabihamdika watabarokasmuka wata’ala jadduka wala ilaha ghoiruka. Wajjahtu wajhiya lilladzi fatoros samawatiwal ardh, hanifan wama ana minal musyrikin, inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil ‘alamin.

Artinya: “Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Aku hadapkan wajahku kepada Allah Yang menciptakan langit dan bumi, dengan lurus dan berserah diri dan aku bukan bagian dari orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku diperintahkan. Dan aku termasuk bagian dari orang-orang muslim.”

4. Doa Iftitah Versi Riwayat Anas RA

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ

Latinnya: Alhamdulillahi hamdan katsiron mubarokan fihi.

Artinya: “Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik, lagi diberkahi di dalamnya.”

5. Doa Iftitah Versi Riwayat Ibnu Umar RA

الله أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَ سُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Latinnya: Allahu akbaru kabiro, walhamdulillahi katsiro wasubhanallahi bukrotan wa ashila

Artinya: “Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang.”

6. Doa Iftitah Versi Riwayat Abu Hurairah RA

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَجِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Latinnya: Allahumma ba’id baini wabaina khothoyaya kama ba’adta bainal masyriqi walmaghrib. Allahumma naqqini minal khotoya kama yunaqqos tsaubul abyadhu minad danas. Allahummaghsil khothoyaya bilma’i was tsalji walbarodi.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan- kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari semua kesalahan sebagaimana Engkau mensucikan pakaian dari kotoran. Ya Allah, mandikanlah aku dengan air, salju dan embun.”

7. Doa Iftitah Versi Riwayat Ibnu Abbas RA

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ قَيَّامُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Latinnya: Allahumma lakal hamdu, anta nurus samawati wal ardh, walakal hamdu, anta qayyamus samawati wal ardh waman fihin, antal haq, waqaulukal haq, wawa’dukal haq, waliqa’ukal haq, waljannatul haq, wannaru haq, wassa’atu haq, allahumma laka aslamtu, wabika amantu, wailaika hakamtu, faghfirli ma qaddamtu wama akhkhartu wama asrartu wama a’lantu, antalladzi la ilaha illa anta.

Artinya: “Ya Allah, hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau adalah pemberi cahaya langit-langit dan bumi. Hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau- lah pemelihara langit-langit dan bumi. Hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau-lah yang terus menerus mengurusi langit-langit dan bumi beserta makhluk yang ada di dalamnya. Engkau adalah al- Haq (Dzat yang pasti wujudnya), janji-Mu benar, ucapan-Mu benar, perjumpaan dengan-Mu benar, surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, dan hari kebangkitan itu benar (akan terjadi). Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku kembali, dan demi-Mu aku berdebat (terhadap para pengingkarmu), hanya kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosa yang telah kuperbuat dan yang belakangan kuperbuat, ampunilah apa yang aku rahasiakan dan apa yang kutampakkan. Engkaulah Tuhanku, tiada tuhan selain Engkau.”

8. Doa Iftitah Versi Riwayat Abu Salamah bin Abdurrahman RA

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَئِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Latinnya: Allahumma rabba jibril wamika’il waisrafil, fathiris samawati wal ardh, ‘alimil ghaibi wasy syahadah, anta tahkumu baina ‘ibadika fima kanu fihi yakhtalifun, ihdini limakhtulifa fini minal haq bi idznika wainnaka latahdi ila shiratim mustaqim Ya Allah, wahai Rabb Jibril, Mikail dan Israfil!

Artinya: “Wahai Yang memulai penciptaan langit-langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya! Wahai Dzat Yang mengetahui yang gaib dan yang tampak! Engkau memutuskan di antara hamba-hamba-Mu dalam perkara yang mereka berselisih di dalamnya. Tunjukilah aku mana yang benar dari apa yang diperselisihkan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberikan hidayah kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.”

9. Doa Iftitah Versi Riwayat Ali bin Abi Thalib RA

وَجَّهْتُ وَجْهِي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيْعًا لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرِ كُلُّهُ بِيَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ اسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Wajjahtu wajhiya lilladzi fatoros samawati wal ardh, hanifan wama ana minal musyrikin, inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin, la syarikalahu wabidzalika umirtu wa ana minal muslimin. Allahumma antal malik, la ilaha illa anta robbi wa ana ‘abduka, zholamtu nafzi wa’taroftu bidzanbi, faghfirli dzunubi jami’a, la yaghfiruz dzunuba illa anta, wahdini liahsanil akhlaq la yahdi li ahsaniha illa anta, washrif ‘anni sayyi’aha la yashrifu ‘anni sayyi’aha illa anta, labbaika wa sa’daika, wal khoiru kulluhu biyadaika, was syarru laisa ilaika, ana bika wa ilaika, tabarokta wa ta’alaita, astaghfiruka wa atubu ilaika”.

Artinya: “Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Yang menciptakan langit dan bumi, dengan lurus dan berserah diri sedangkan aku bukan bagian dari orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku diperintahkan. Dan aku termasuk bagian dari orang-orang muslim. Ya Allah, Engkau adalah Raja, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Engkaulah Rabbku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzalimi diriku, dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosa-dosaku seluruhnya, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat menunjukkan kepada akhlak yang terbaik kecuali Engkau. Dan palingkan/jauhkanlah aku dari kejelekan akhlak dan tidak ada yang dapat menjauhkanku dari kejelekan akhlak kecuali Engkau. Labbaika (aku terus-menerus menegakkan ketaatan kepada-Mu) dan sa’daik (terus bersiap menerima perintah-Mu dan terus mengikuti agama-Mu yang Engkau ridhai). Kebaikan itu seluruhnya berada pada kedua tangan-Mu, dan kejelekan itu tidak disandarkan kepada-Mu. Aku berlindung, bersandar kepada- Mu dan Aku memohon taufik pada-Mu. Mahasuci Engkau lagi Mahatinggi. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Hukum Membaca Doa Iftitah

Hukum membaca doa iftitah dinilai oleh mayoritas ulama sebagai sunnah. Ini berlaku baik untuk sholat wajib maupun sunnah, serta dapat dibaca oleh imam atau makmum, laki-laki maupun perempuan. Doa iftitah juga bisa dibaca dalam kondisi sholat berdiri, duduk, atau berbaring.

Jika seseorang tidak sengaja meninggalkannya, sholat tetap sah tanpa harus diganti dengan sujud sahwi. Jika langsung membaca Al-Fatihah setelah takbiratul ihram tanpa membaca doa iftitah, sholat tetap sah, dan tidak perlu diulang.

Gerakan Saat Membaca Doa Iftitah

Cara membaca doa iftitah saat sholat dapat dibaca ketika awal permulaan sholat. Untuk uraian yang lebih jelas dan detail, kami akan menjelaskan ulang bagian awal dari tata cara sholat yang dikutip dari buku Risalah Tuntunan Sholat Lengkap karya H. Sayuti.

  1. Berdiri tegak menghadap kiblat
  2. Mengangkat kedua tangan, sambil mengucapkan takbir
  3. Membaca doa iftitah
  4. Dilanjutkan membaca surah Al-Fatihah dan lanjutkan rukun sholat seperti biasanya

Demikianlah penjelasan mengenai bacaan doa iftitah Muhammadiyah, NU, dan beberapa versi lainnya. Semoga bermanfaat.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com