Tag Archives: imam ibnu katsir

Kala Nabi Musa Salahkan Nabi Adam karena Dikeluarkan dari Surga



Jakarta

Allah SWT mengeluarkan Nabi Adam AS dari surga hingga akhirnya seluruh anak keturunan Nabi Adam AS hidup di bumi. Menurut sebuah riwayat, Nabi Musa AS pernah menyalahkan Nabi Adam AS terkait hal ini.

Hal tersebut diceritakan Imam Ibnu Katsir dalam Kitab Qashash Al-Anbiyaa’ dengan bersandar pada riwayat yang berasal dari Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda,

“Musa AS pernah mendebat Adam AS. Musa berkata kepada Adam, ‘Engkau telah mengeluarkan manusia dari surga hingga membuat mereka sengsara karena kesalahanmu.’ Adam menjawab, ‘Wahai Musa, engkau telah dipilih Allah dengan risalah dan kalam-Nya. Apakah engkau mencela diriku atas suatu hal yang telah ditulis Allah sebelum Dia menciptakan aku atau yang telah ditakdirkan Allah terhadap diriku sebelum Dia menciptakan aku?'” Rasulullah SAW bersabda, “Maka Adam dapat membantah argumentasi Musa.” (HR Bukhari)


Imam Muslim turut mengeluarkan riwayat tersebut. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits itu dari az-Zuhri, dari Hamid bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW.

Sementara itu, Imam Ahmad meriwayatkan dari A’masyi, dari Abu Salih, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda,

“Adam dan Musa pernah saling berdebat. Musa berkata kepada Adam, ‘Wahai Adam, engkau telah diciptakan Allah dengan tangan-Nya sendiri. Dia telah meniupkan roh-Nya ke dalam dirimu. Namun, engkau telah menyesatkan manusia dan mengeluarkan mereka dari surga.”

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Adam menjawab, ‘Adapun engkau Musa telah dipilih Allah dengan kalam-Nya. Apakah engkau mencela diriku atas suatu perbuatan yang tidak aku kerjakan? Padahal, Allah telah menetapkan hal itu atas diriku sebelum Dia menciptakan langit dan bumi?'” Beliau bersabda, “Akhirnya, Adam pun dapat membantah argumentasi Musa.” (HR Ahmad)

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan redaksi yang lebih panjang. Dalam riwayat tersebut, Nabi Adam AS membantah argumentasi Nabi Musa AS dengan menanyakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepadanya, yakni Kitab Taurat.

Dikeluarkannya Nabi Adam AS dari surga termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 36. Allah SWT berfirman,

فَاَزَلَّهُمَا الشَّيْطٰنُ عَنْهَا فَاَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيْهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚ وَلَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ

Artinya: ‘Lalu, setan menggelincirkan keduanya darinya sehingga keduanya dikeluarkan dari segala kenikmatan ketika keduanya ada di sana (surga). Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain serta bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.”

Menurut hadits yang terdapat dalam Kitab Shahih Muslim, peristiwa tersebut terjadi pada hari Jumat. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Sebaik-baik hari yang padanya matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan. Pada hari itu juga beliau dimasukkan ke surga dan pada hari itu pula beliau dikeluarkan dari surga.” (HR Muslim)

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Keledai Nabi Uzair Hidup Lagi Meski Tinggal Tulang Selama Ratusan Tahun



Jakarta

Kisah Nabi Uzair dan keledainya diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 259. Keledai Nabi Uzair yang telah menjadi tulang belulang bisa kembali hidup dan utuh.

Kisah ini termaktub dalam surah Al-Baqarah ayat 259,

أَوْ كَٱلَّذِى مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحْىِۦ هَٰذِهِ ٱللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۖ فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ مِا۟ئَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُۥ ۖ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۖ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۖ قَالَ بَل لَّبِثْتَ مِا۟ئَةَ عَامٍ فَٱنظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۖ وَٱنظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ ءَايَةً لِّلنَّاسِ ۖ وَٱنظُرْ إِلَى ٱلْعِظَامِ كَيْفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ


Artinya: Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: “Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?” Ia menjawab: “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari”. Allah berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minuman yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging”. Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Dijelaskan dalam buku 99 Kisah Menakjubkan dalam Al-Quran karya Ridwan Abqary, Uzair adalah seorang nabi dari kaum bani Israil. Kisahnya diabadikan dalam Al-Qur’an dan disebutkan sebagai orang yang tertidur selama 100 tahun lamanya.

Tidurnya Nabi Uzair ini terjadi atas kuasa Allah SWT. Bersama Nabi Uzair, ada seekor keledai yang mati. Setelah 100 tahun, tulang belulang keledai ini kembali berkumpul, terlapisi daging dan kembali hidup atas kehendak Allah SWT. Peristiwa ini disaksikan oleh Nabi Uzair.

Nabi Uzair Tertidur 100 Tahun

Merangkum kitab Qashash al-Anbiyaa karya Imam Ibnu Katsir yang diterjemahkan Dudi Rosyadi, suatu hari Nabi Uzair berteduh usai memetik buah-buahan, ia ditemani seekor keledai.

Nabi Uzair beristirahat di sebuah tempat tua sambil menikmati sepotong roti dan air perasan anggur yang baru saja ia petik. Sambil menyandarkan kaki, ia merenungi pemandangan rumah yang atap-atapnya hampir roboh karena ditinggal penghuninya.

Ia juga melihat tulang belulang yang tergeletak di sana seraya berkata, “Bagaimana Allah SWT menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?” Ia tidak meragukan bahwa Allah dapat menghidupkan kembali negeri itu. Ia berkata seperti itu karena merasa takjub dengan kuasa Allah SWT.

Di saat itu juga, Allah SWT mengutus malaikat maut untuk mencabut nyawanya, lalu ia dimatikan selama seratus tahun. Keledai Nabi Uzair pun mati beberapa hari setelahnya karena ia tak mendapatkan makan dan minum sementara ia diikat dengan kuat.

Kisah Keledai Nabi Uzair

Dalam kurun waktu 100 tahun itu, banyak peristiwa yang telah terjadi. Kemudian Allah SWT mengutus kembali malaikat untuk menghidupkan Nabi Uzair.

Semua anggota tubuh Nabi Uzair mulai dihidupkan kembali. Pertama akalnya agar ia dapat berpikir, lalu matanya agar ia dapat melihat bagaimana Allah SWT menghidupkan kembali orang yang sudah mati.

Malaikat yang bertugas menghidupkan Nabi Uzair lantas berseru, “Sekarang lihatlah keledaimu.” Lalu Nabi Uzair segera melihat ke arah keledainya yang ternyata tinggal tulang belulang.

Malaikat tersebut berseru kepada tulang belulang itu untuk bersatu kembali, lalu tulang belulang itu pun menyatu dan membentuk seekor keledai.

Makailat itu menunggangi tulang belulang yang membentuk seekor keledai, sementara Uzair memperhatikannya.

Keledai itu kemudian dibungkus dengan urat-urat syaraf, lalu dibungkus dengan daging, kemudian dibungkus lagi dengan kulit dan bulu, kemudian ditiupkan kembali nyawanya. Keledai itu pun dapat bergerak lagi dan langsung menghadapkan kepala dan kedua telinganya ke atas langit karena mengira Hari Kiamat telah tiba.

Firman Allah SWT, “Tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang keledai itu, bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.”

Peristiwa ini membuat Nabi Uzair kemudian berkata, “Saya mengetahui bahwa Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com