Tag Archives: imunitas

Rutin Konsumsi Lemon dan Kunyit Untuk Perkuat Daya Tahan Tubuh


Jakarta

Saat musim hujan biasanya imunitas tubuh menurun yang menyebabkan tubuh mudah sakit. Agar imunitas tetap terjaga bisa mengonsumsi racikan kunyit dan lemon.

Penting menjaga imunitas tubuh agar terhindar dari beragam penyakit. Caranya dengan rutin mengonsumsi makanan bergizi seimbang, bisa juga diperkuat dengan vitamin atau racikan minuman herbal.

Salah satu minuman yang dapat dibuat untuk memperkuat imunitas tubuh terdiri dari 2 bahan, yaitu lemon dan kunyit. Kedua bahan ini memang diketahui mengandung nutrisi yang baik untuk imunitas.


Dilansir dari Health Shots (8/7/2024), racikan minuman yang terbuat dari lemon dan kunyit ini dapat dikonsumsi rutin selama musim hujan. Hal ini karena lemon dan kunyit mengandung zat antioksidan yang tinggi.

racikan lemon dan kunyit rutin dikonsumsi untuk menjaga imunitasracikan lemon dan kunyit rutin dikonsumsi untuk menjaga imunitas Foto: Getty Images/ollo

Racikan air lemon hangat dengan kunyit dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah infeksi seperti pilek, batuk, dan demam. Minuman sehat ini juga akan membuat tubuh tetap terhidrasi selama musim hujan.

Rutin mengonsumsi racikan lemon dan kunyit juga baik sekali untuk melancarkan pencernaan. Bisa juga diperkaya dengan madu dan rempah lain, untuk meningkatkan rasa dan manfaatnya.

Manfaat Racikan Air Lemon dan Kunyit

Manpreet Kaur Paul, ahli nutrisi mengungkapkan manfaat dari lemon dan kunyit. Salah satunya menjaga imunitas, karena kandungan vitamin C pada lemon dan kunyit mengandung kurkumin. Penelitian mengenai hal ini diterbitkan dalam International Journal of Molecular Sciences.

Selain menjaga imunitas, racikan lemon dan kunyit ini memiliki efek anti-inflamasi yang dapat melawan peradangan. Racikan lemon dan kunyit dapat mendukung pencernaan yang sehat, karena kandungan asam sitratnya.

Paul juga menjelaskan bahwa, air lemon dan kunyit secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan hati dan meningkatkan detoksifikasi secara keseluruhan. Kehadiran asam sitrat dalam lemon merangsang fungsi hati dan membantu mengeluarkan racun dari tubuh. Kunyit membantu detoksifikasi dengan mendukung kemampuan hati untuk memproses dan menghilangkan racun.

Cara Meracik Air Lemon dan Kunyit

Resep air lemon dan kunyit sangat sederhana. Tuangkan air lemon dalam gelas, tambahkan sejumput bubuk kunyit, tuangi air hangat lalu aduk rata Kamu bisa menambahkan sedikit madu agar rasanya lebih manis.

Racikan ini dapat diminum kapanpun, tergantung pada selera. Bisa juga diminum saat perut kosong untuk membantu menghidrasi tubuh kembali. Baik juga diminum pagi hari agar tubuh dapat menyerap nutrisi lebih efektif.

(yms/odi)



Sumber : food.detik.com

Jakarta Terasa Panas padahal Matahari Seperti Menjauh, Kok Bisa?



Jakarta

Jakarta dan sekitarnya belakangan terasa seperti “disembur naga”, begitu keluhan banyak warganet di media sosial. Suhu mencapai 37,6°C, apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang mesti dilakukan agar tetap aman saat jalan-jalan?

Belakangan, beraktivitas di luar ruangan pun terasa seperti di panggang matahari. Tapi, tenang dulu, traveler itu ternyata bukan pertanda aneh atau darurat iklim baru, melainkan peristiwa tahunan yang terjadi akibat pergerakan semu matahari di langit selatan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa saat ini posisi semu matahari sedang bergerak ke belahan bumi selatan. Akibatnya, wilayah Indonesia yang berada di sekitar ekuator terasa lebih panas dari biasanya.


Meskipun matahari tampak makin jauh, sinar matahari justru jatuh lebih tegak di beberapa wilayah, termasuk Jakarta. Kondisi itu membuat suhu udara terasa lebih terik meski sebenarnya jarak Bumi dan Matahari tidak berubah.

Fenomena itu terjadi karena Bumi mengelilingi Matahari dalam posisi miring sekitar 23,5 derajat. Kemiringan itulah yang membuat matahari terlihat seolah berpindah dari utara ke selatan sepanjang tahun, fenomena yang dikenal sebagai pergerakan semu matahari. Saat matahari “berada” di wilayah selatan seperti sekarang, sinar matahari mengenai permukaan Bumi lebih langsung, sehingga udara terasa lebih panas dari biasanya.

Selain Jabodetabek, BMKG mencatat beberapa area yang juga merasakan suhu panas. Kondisi itu terjadi pada wilayah Indonesia di bagian tengah dan selatan.

“Wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan misal Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam rilisnya dilihat detikTravel dikutip Kamis (16/10/2025).

Suhu panas diprakirakan berlanjut hingga akhir Oktober atau awal November 2025. Selain pergerakan semu matahari, kondisi itu juga dipengaruhi penguatan angin timuran atau Monsun Australia. Angin membawa massa udara kering hangat, sehingga pembentukan awan minim dan radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara maksimal.

Kendati begitu, BMKG memprakirakan potensi hujan lokal masih bisa terjadi pada sore hingga malam hari. Hujan kemungkinan terjadi di sebagian wilayah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Papua. Dengan dinamika cuaca itu, BMKG mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan.

Dokter spesialis paru Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, FISR. Prof Tjandra menyarankan agar traveler selalu berada di tempat teduh dan jangan terkena sinar matahari langsung. Apalagi, ketika tengah hari atau suhu sedang sangat panas.

“Wajib sekali banyak minum kalau bisa lebih dari 8 gelas sehari. Selain itu jangan bikin tambah panas dengan paparan mesin dam asap di ruang tertutup. Apalagi, ada juga potensi keracunan gas dan jangan menambah panas dengan berbagai tindakan, misal membakar sampah,” kata Prof Tjandra dalam pesan pendek kepada detikTravel.

Prof Tjandra juga mengingatkan agar traveler segera berkonsultasi pada petugas kesehatan jika merasa pusing, lemah, atau terjadi gangguan kesehatan. Apalagi, pada traveler lansia dan warga lain dengan daya tahan tubuh rendah, atau pasien dengan gangguan imunitas. Konsultasi memungkinkan gangguan bisa segera diatasi.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Mirip COVID-19, Ini Penyakit yang Lagi Ngegas Hampir 2 Juta Kasus di DKI!


Jakarta

Dinas Kesehatan DKI Jakarta membuka data kenaikan kasus penyakit di balik ramai warga yang merasa tak kunjung sembuh dari gejala batuk, pilek, hingga keluhan lain menyerupai COVID-19.

Kepala Dinkes DKI Ani Ruspitawati menyebut sebetulnya tidak ada peningkatan kasus tertentu yang relatif berbeda dari tahun ke tahun. Di tengah cuaca tak menentu, wajar keluhan semacam itu banyak dilaporkan.

Penyakit Apa yang Lagi Melonjak?


Namun, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) tercatat memang tengah melonjak, terlihat sejak periode Juli. Meski begitu, tren ini sebenarnya dilaporkan setiap tahun.

“Total kasus ISPA di DKI Jakarta hingga Oktober 2025 sebesar 1.966.308. Peningkatan kasus terlihat mulai bulan Juli. ISPA merupakan penyakit tertinggi di Puskesmas karena penularannya sangat mudah, yakni melalui droplet dan aerosol,” tutur Ani kepada detikcom Kamis (16/10/2025).

Peningkatan kasus ISPA disebut Ani juga bisa berkaitan dengan imunitas yang turun di masyarakat.

Ani mewanti-wanti gejala ISPA yang kerap muncul yakni batuk, pilek, sakit tenggorokan hingga demam. Gejalanya bisa dibarengi dengan keluhan hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, bersin, dan suara serak.

“Pada kasus ISPA yang lebih berat, gejala dapat mencakup sesak napas, yang membutuhkan penanganan segera,” wanti-wantinya.

Meski begitu, masyarakat dinilai tidak perlu khawatir mengingat penyakit saluran napas seperti ISPA dapat dicegah dengan menjalani Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Berikut imbauannya:

  • Mencuci tangan dengan sabun
  • Menghindari kerumunan
  • Memakai masker saat beraktivitas di ruangan padat maupun di luar ruangan dengan banyak orang berkerumun
  • Menerapkan etika batuk dan bersin
  • Segera akses layanan kesehatan jika ada gejala batuk pilek
  • Membatasi aktivitas saat sakit
  • Menghindari asap rokok
  • Meningkatkan imunitas dengan makan makanan bergizi, istirahat cukup, olahraga rutin serta kelola stres.

(naf/up)



Sumber : health.detik.com