Tag Archives: inch

Mobil Listrik Penantang BYD Atto 1 Meluncur, Harganya Rp 130 Jutaan!



Jakarta

Produsen roda empat asal China, Dongfeng, resmi meluncurkan mobil listrik untuk konsumen domestik, yakni Dongfeng Nammi 01 EV. Kendaraan untuk konsumen entry level tersebut akan bersaing dengan nama-nama tenar, seperti BYD Seagull alias Atto 1.

Disitat dari Carnewschina, Senin (20/10), Dongfeng Nammi 01 EV tampil selayaknya mobil listrik perkotaan. Kendaraan tersebut punya dimensi kompak dengan panjang 4.020 mm, lebar 1.810 mm, tinggi 1.570 mm dan jarak sumbu roda 2.663 mm.


Secara ukuran, Nammi 01 EV memang sejajar dengan para pesaing di kategori hatchback kompak. Mobil listrik tersebut memang dirancang pas untuk penggunaan di kawasan ramai atau padat kendaraan.

Dongfeng Nammi 01 EV.Dongfeng Nammi 01 EV. Foto: Doc. Dongfeng

Mobil tersebut dilengkapi lampu depan terpisah, lampu daytime running LED tipe tembus pandang, dan gril bawah bergaya jaring hitam. Varian yang lebih tinggi mendapat lampu depan LED dengan lampu jauh/dekat otomatis, pintu tanpa bingkai, gagang pintu tersembunyi, dan velg alloy dual-tone 17 inci.

Di bagian dalam, pabrikan tetap mempertahankan tata letak minimalis dengan panel instrumen digital lima inch dan layar tengah 12,8 inch dengan resolusi HD. Canggihnya, sistem infotainment-nya mencakup memori 8 GB, mendukung kontrol suara berbasis AI, fitur bangun otomatis dan pet mode seperti di Tesla.

Varian yang lebih tinggi mendapat jatah jok kulit, pengisian daya ponsel nirkabel 50W, kursi depan dengan ventilasi dan pemanas, serta kursi pengemudi elektrik 6 arah dengan fitur memori. Kursi belakang dapat dilipat rata sepenuhnya, menambah kapasitas bagasi dari 326 liter menjadi 945 liter.

Nammi 01 EV mendukung output daya eksternal (V2L) dan dilengkapi sistem kamera panorama 540°. Fitur bantuan pengemudi meliputi adaptive cruise control (ACC), lanekeeping assist (LKA), integrated cruise assist (ICA), dan pengereman darurat otomatis (AEB).

Kendaraan tersebut menggunakan motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga 95 dk dan torsi 160 Nm. Sementara baterainya ada dua opsi, yakni 31,45 kwh dengan jangkauan 330 km dan 42,3 kwh dengan jarak tempuh 430 km.

Di China, Nammi 01 EV dibanderol mulai dari 59.800 yuan atau Rp 139 jutaan. Namun, khusus untuk pembelian pertama, kendaraan itu hanya ditawarkan mulai dari 58.800 yuan atau Rp 136 jutaan.

Saksikan Live DetikPagi :

(sfn/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Spesifikasi Mobil Listrik Pesaing BYD Atto 1 Seharga Rp 130 Jutaan



Jakarta

BYD Seagull alias Atto 1 punya penantang baru, nih, di China. Namanya Dongfeng Nammi 01 EV. Meski murah, kendaraan listrik tersebut punya spesifikasi yang terbilang mumpuni. Penasaran seperti apa?

Dilansir dari Carnewschina, Rabu (21/10), Dongfeng Nammi 01 EV merupakan mobil listrik kompak yang dirancang untuk konsumen perkotaan. Menariknya, kendaraan itu hanya dibanderol mulai dari 59.800 yuan atau Rp 139 jutaan. Khusus untuk pembelian pertama, pembeli cukup menyiapkan mahar 58.800 yuan atau Rp 136 jutaan.


Dongfeng Nammi 01 EV.Dongfeng Nammi 01 EV. Foto: Doc. Dongfeng

Nah, dengan harganya yang sedemikian terjangkau, bagaimana spesifikasi Dongfeng Nammi 01 EV di China? Benarkah fitur dan teknologinya mampu bersaing dengan BYD Seagull atau Atto 1?

Berikut Spesifikasi Dongfeng Nammi 01 EV

Dongfeng Nammi 01 EV tampil selayaknya mobil listrik perkotaan. Kendaraan tersebut punya dimensi kompak dengan panjang 4.020 mm, lebar 1.810 mm, tinggi 1.570 mm dan jarak sumbu roda 2.663 mm.

Secara dimensi, Nammi 01 EV memang sejajar dengan para pesaing di kategori hatchback kompak. Mobil listrik tersebut memang dirancang pas untuk penggunaan di kawasan ramai atau padat kendaraan.

Mobil tersebut dilengkapi lampu depan terpisah, lampu daytime running LED tipe tembus pandang, dan gril bawah bergaya jaring hitam. Varian yang lebih tinggi mendapat lampu depan LED dengan lampu jauh/dekat otomatis, pintu tanpa bingkai, gagang pintu tersembunyi, dan velg alloy dual-tone 17 inci.

Dongfeng Nammi 01 EV.Dongfeng Nammi 01 EV. Foto: Doc. Dongfeng

Di bagian dalam, pabrikan tetap mempertahankan tata letak minimalis dengan panel instrumen digital lima inch dan layar tengah 12,8 inch dengan resolusi HD. Canggihnya, sistem infotainment-nya mencakup memori 8 GB, mendukung kontrol suara berbasis AI, fitur bangun otomatis dan pet mode seperti di Tesla.

Varian yang lebih tinggi mendapat jatah jok kulit, pengisian daya ponsel nirkabel 50W, kursi depan dengan ventilasi dan pemanas, serta kursi pengemudi elektrik 6 arah dengan fitur memori. Kursi belakang dapat dilipat rata sepenuhnya, menambah kapasitas bagasi dari 326 liter menjadi 945 liter.

Nammi 01 EV mendukung output daya eksternal (V2L) dan dilengkapi sistem kamera panorama 540°. Fitur bantuan pengemudi meliputi adaptive cruise control (ACC), lanekeeping assist (LKA), integrated cruise assist (ICA), dan pengereman darurat otomatis (AEB).

Kendaraan tersebut menggunakan motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga 95 dk dan torsi 160 Nm. Sementara baterainya ada dua opsi, yakni 31,45 kwh dengan jangkauan 330 km dan 42,3 kwh dengan jarak tempuh 430 km.

(sfn/sfn)



Sumber : oto.detik.com

Tanpa Audio-AC, Berujung Setop Produksi



Jakarta

Harga murah pada mobil berdampak pada fitur-fitur yang ditawarkan. Dulu, Indonesia punya mobil perkotaan tanpa audio dan air conditioner (AC), lho.

Mobil termurah kala itu ialah Daihatsu Ayla. Waktu meluncur di Indonesia pertama kali pada 2013 silam, harganya Rp 76 juta untuk varian terendah D M/T.

Fiturnya juga ekonomis. Mobil tersebut tidak dilengkapi dengan Air Conditioner (AC), hiburan seperti audio, dan bahkan bukaan kaca masih menggunakan engkol.


Sebagai mobil termurah, Ayla 1.0 D M/T juga belum disertakan lampu LED, mobil juga terkesan sederhana tanpa adanya aksen chrome yang menempel di sekujur body. Sementara bagian velg kalengnya menggunakan ukuran 13 inch tanpa cover atau wheel cap. Pada bagian belakang juga belum dilengkapi wiper.

Soal performa, Daihatsu Ayla 1.0 D MT ini tentu saja irit konsumsi BBM. Sebab mobil ini dicangkok mesin 998 cc 3 silinder berkode 1KR-DE, DOHC yang bisa memuntahkan tenaga sebesar 65 PS pada 6.000 rpm dan torsi maksimal 86 Nm di rentang 3.600 rpm.

Beberapa keunggulan yang ditawarkan Daihatsu Ayla 1.0 ini ialah board door trim, molded head lining, sun visor, dan B-pillar garnish. Lalu pada bangku baris pertama dan kedua sudah dilengkapi seatbelt tiga titik, dan side impact beam. Kemudian jok depan juga bisa diatur sliding dan reclining. Oiya mobil termurah ini juga sudah dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Namun sejak Maret 2023, Daihatsu tidak melanjutkan kiprah Ayla 1.0 D tanpa AC dan audio pada All New Ayla.

Berdasarkan wholesales Gaikindo, pada September hingga Desember 2013, Ayla 1.0 D M/T terdistribusi 160 unit. Pengiriman Daihatsu Ayla 1.0 D terus berlanjut setahun peluncuran, tepatnya pada tahun 2014 menyusut jadi 126 unit. Lalu, penjualan tertingginya terjadi pada 2015 dengan terdistribusi 200 unit.

Tiga tahun setelah peluncuran, Daihatsu Ayla 1.0 D M/T masih memiliki peminat. Terbukti mobil ini terkirim sebanyak 125 unit di tahun 2016.

Angka penjualan Daihatsu Ayla 1.0 D M/T juga belum tembus di angka ratusan unit di dua tahun berikutnya, 66 unit (2018), 40 unit (2019), 5 unit (2020), 13 unit (2021), 13 unit (2022), dan akhirnya penjualan disetop pada 2023.

Saat ini Daihatsu Ayla dijual dalam tiga varian, yakni M, X, dan R. Terdapat juga varian ADS (Astra Daihatsu Styling) dengan tampilan lebih bergaya pada trim X dan R. Nah untuk varian D dan D+ sudah tidak dijual lagi, tipe tersebut melebur jadi varian M yang dilengkapi fitur audio dan AC.

Saksikan Live DetikSore:

(riar/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Dua Mobil Listrik Changan Siap Meluncur di Indonesia, Langsung Dirakit Lokal



Chongqing

Produsen mobil asal China, Changan, akan mulai menjual dua model mobil listrik di Indonesia. Dua produk ini akan diperkenalkan di gelaran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 akhir November nanti.

Hal tersebut diungkapkan oleh Chief Executive Officer Setiawan Surya di Chongqing, China, Kamis (23/10/2025).

Dua produk kendaraan ramah lingkungan itu tak hanya dipamerkan di gelaran GJAW 2025, tapi juga pada saat bersamaan akan langsung dipasarkan. Keduanya adalah Changan Deepal S07 di segmen SUV dan Lumin EV pada segmen compact car yang mungil.


“Nanti kita akan bawa ke sana dua produk tersebut,” ujar Setiawan.

Dia menambahkan, keduanya saat ini sudah mulai dirakit di Indonesia alias completely knock down (CKD) di pabrik perakitan milik Changan di Purwakarta.

Namun, Setiawan masih merahasiakan berapa harga produk Changan Deepal S07 dan Lumin EV ini saat nanti dipasarkan di Indonesia.

“Harganya masih dirumuskan untuk saat ini. Nanti kita lihat,” ujarnya.

Deepal S07 adalah mobil listrik berjenis SUV 5 seater yang berdesain techno-sporty. Mobil ini semakin terlihat sporty dan elegan karena dilengkapi dengan pintu tanpa rangka (frameless) juga electric moonroof.

Mobil ini dilengkapi chip Qualcomm 8295P. Di bagian mesin, Deepal digerakkan motor listrik PMSM 160 kW atau setara 214,5 hp dengan torsi 320 nm. Dengan ini, mobil mampu melesat 0-100 km hanya dalam waktu 7,5 detik. Kapasitas baterai pun cukup mumpuni sehingga mobil bisa menempuh jarak 560 km dalam sekali cas penuh.

Dari sisi kenyamanan, Changan membenamkan layar HU 15,6 inch dengan sunflower display, asisten suara dan wireless fast charging untuk ponsel.

Mobil listrik Changan Lumin EV.Mobil listrik Changan Lumin EV. Foto: Doc. Changan.

Sementara Lumin dibekali motor listrik 35 kW setara 48 hp yang menggerakkan roda depan. Jarak tempuh maksimal dalam kapasitas baterai penuh bisa mencapai 300-an kilometer.

Dari sisi interior, Lumin dilengkapi 10,25 inch layar head unit dan empat tempat duduk dengan desain dua pintu.

(zul/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Si Compact yang Makin Jago Multitasking

Jakarta

iPad Air M3 2025 diluncurkan di Indonesia pada akhir Mei lalu dengan membawa peningkatan yang minor. Tapi beberapa bulan kemudian, tablet ini menawarkan pengalaman yang berbeda berkat iPadOS 26.

Dari segi spesifikasi iPad Air M3 sebenarnya membawa peningkatan yang cukup minor seperti chip M3 dan Magic Keyboard baru. Desain dan ukuran yang ditawarkan juga masih sama seperti iPad Air generasi sebelumnya.

detikINET berkesempatan menjajal iPad Air M3 ukuran 11 inch yang menjalankan iPadOS 18 lalu di-upgrade ke iPadOS 26 yang menawarkan fitur multitasking ala Mac. Apakah iPad Air M3 bisa menjadi laptop dengan upgrade ini? Simak ulasannya berikut ini.


Desain

iPad Air M3 hadir dalam empat pilihan warna dan varian yang mengunjungi redaksi detikINET adalah Space Gray. Warna abu-abu gelap dengan finish matte menyelimuti bagian belakang dan keempat sisi tablet, menghadirkan nuansa elegan tanpa khawatir akan kotor atau lecet.

Desain eksteriornya masih sama seperti iPad Air, di mana bagian belakangnya dihiasi logo Apple, satu kamera tanpa flash, dan Smart Connector untuk menghubungkan perangkat ke aksesoris seperti Magic Keyboard.

Di sisi kiri tablet (dalam posisi horizontal) terdapat tombol power dengan sensor sidik jari dan dua speaker. Di bagian atas terdapat tombol volume dan konektor magnet untuk stylus Apple Pencil. Di sisi kanan terdapat dua speaker dan port USB-C untuk mengisi daya, transfer data, atau mirroring konten.

Bodinya sendiri menggunakan material aluminium unibody yang diklaim Apple sepenuhnya hasil daur ulang. Alhasil bodi tablet ini terasa kokoh dan mantap digenggam, namun tetap ringan sesuai filosofi desain lini ‘Air’.

Bobot iPad Air M3 sendiri sekitar 460 gram, dua gram lebih ringan dibandingkan pendahulunya, dengan ketebalan hanya 6,1mm. Memegang tablet dengan satu tangan, misalnya saat membaca eBook, berlama-lama jadi tidak mudah pegal karena bodinya yang ringan.

iPad Air M3iPad Air M3 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

iPad Air M3 kompatibel dengan Magic Keyboard baru dengan trackpad lebih besar dan baris tombol fungsi di bagian atas. Keyboard ini menggunakan engsel aluminium yang kokoh dan dilengkapi port USB-C untuk mengisi daya, jadi port USB yang ada di tablet bisa dipakai untuk hal lainnya.

iPad bisa dipasangkan ke keyboard menggunakan magnet yang sangat kuat, jadi tidak akan mudah lepas kecuali digoyang dengan penuh tenaga. Ketika dilipat, iPad Air M3 yang dipasangkan dengan Magic Keyboard tetap terasa tipis dan ringkas di genggaman, dengan ketebalan sekitar 1,3cm.

Tapi, material yang digunakan membuat Magic Keyboard terasa berat, bahkan lebih berat dari unit iPad Air M3. Berat total iPad Air M3 dengan Magic Keyboard hampir menyamai MacBook Air, jadi kalau benar-benar butuh tablet yang ringan mungkin bisa dipakai tanpa keyboard atau menggunakan keyboard third party.

Layar dan performa

iPad Air M3
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Layar

iPad Air M3 mengusung layar IPS berukuran 11 inch, cukup untuk membuka dua aplikasi secara bersamaan tanpa mengorbankan readability. Tablet ini juga tersedia dalam ukuran 13 inch, varian yang pertama kali diperkenalkan di iPad Air M2.

Layar ini memiliki resolusi 2360 x 1640 pixel dengan tingkat kecerahan hingga 500 nits dan lapisan anti-reflektif. Kombinasi ini berhasil menjaga visibilitas layar dalam berbagai kondisi, termasuk saat dipakai mengetik di bawah sinar matahari.

Menonton film dan streaming video menggunakan iPad Air M3 11 inch sebenarnya memuaskan karena warnanya yang cerah tapi tetap akurat, tapi bagi saya ukurannya agak sempit. Ukurannya ini lebih cocok untuk penggunaan seperti membaca eBook, browsing, rapat online, atau coret-coret ilustrasi.

Sayangnya, display iPad Air M3 hanya mendukung refresh rate 60Hz, sama seperti iPhone 16, iPhone 16 Plus, dan iPhone 16. Bagi yang sudah terbiasa menggunakan layar 120Hz mungkin agak kaget karena scrolling di media sosial atau website terasa kurang mulus.

Fitur ProMotion 120Hz masih terbatas hanya untuk iPad Pro, tapi setelah Apple membawa layar 120Hz ke iPhone 17 reguler mungkin fitur ini juga akan tersedia di iPad Air masa depan.

iPad Air M3iPad Air M3 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Layar iPad Air M3 dikelilingi bezel yang ukurannya cukup pas, tidak terlalu tebal tapi masih ada ruang untuk mengistirahatkan jari saat memegang tablet. Layarnya dihiasi kamera depan 12 MP yang ditempatkan di bagian atas dalam posisi landscape.

Kamera depan ini mendukung Center Stage yang dapat mengikuti pengguna ketika mereka bergerak, sangat membantu saat video call atau rapat online. Sayangnya iPad Air M3 belum mendukung Face ID, jadi pengguna harus mengandalkan Touch ID di sisi kiri tablet untuk membuka kunci.

Di bagian belakang terdapat kamera utama 12 MP yang mampu merekam video 4K dan mendukung HDR 4 untuk foto. Kualitas fotonya sebenarnya cukup baik, hanya saja tablet bukan perangkat yang ideal untuk mengambil foto.

Performa dan baterai

Upgrade terbesar yang dibawa iPad Air M3 tentu chipset M3 yang digunakannya. Chip ini memiliki CPU 8-core dan GPU 9-core dengan 16-core Neural Engine untuk mentenagai Apple Intelligence dan fitur AI di aplikasi pihak ketiga seperti Goodnotes dan Final Cut Pro.

Entah mengapa Apple tidak sekalian menggunakan chip M4 di iPad Air terbaru agar sama seperti iPad Pro, mungkin karena chip M3 sudah dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

Apple mengklaim iPad Air M3 membawa peningkatan performa hampir dua kali lipat dibandingkan iPad Air M1. Perlu dicatat bahwa iPad Air M1 merupakan tablet keluaran tahun 2022 jadi lompatan performanya tidak sebesar klaim Apple.

Meski begitu, iPad Air M3 tetap memberikan performa yang solid dan kencang. Membuka empat aplikasi sekaligus dan berpindah-pindah antar aplikasi bisa dilakukan dengan lancar. Mengedit foto menggunakan aplikasi Affinity Photo berjalan tanpa masalah.

Berikut ini hasil benchmark iPad Air M3 menggunakan aplikasi AnTuTu, Geekbench, dan 3D Mark.

Hasil benchmark iPad Air M3Hasil benchmark iPad Air M3 Foto: Screenshot

Peningkatan lainnya yang diusung iPad Air M3 adalah kehadiran hardware ray-tracing untuk main game high-end. detikINET menguji performa gaming iPad Air M3 dengan game Resident Evil Village yang mampu dimainkan dengan lancar bahkan di resolusi grafis tertinggi.

Game mobile yang cukup berat seperti Genshin Impact juga mampu dimainkan dengan kualitas grafis tertinggi sebagai pilihan default. Game ini memang bisa dimainkan dengan lancar, tapi setelah satu jam bermain punggung tablet mulai terasa hangat.

Seperti produk Apple pada umumnya, kapasitas baterai iPad Air M3 tidak dicantumkan di daftar spesifikasi. Apple hanya mengatakan baterai tablet ini dapat bertahan hingga 10 jam ketika dipakai menjelajahi internet dengan Wi-Fi atau menonton video.

Saat diuji oleh detikINET, baterai iPad Air M3 bisa bertahan seharian dengan penggunaan normal seperti mengetik artikel, browsing, berkirim WhatsApp, scrolling media sosial, dan mendengarkan lagu.

Berbeda dengan iPhone, Apple masih menyediakan charger 20W di kemasan penjualan iPad Air M3. Menggunakan charger bawaannya, baterai tablet ini bisa terisi penuh dalam waktu dua jam lebih, cukup lama dibandingkan tablet Android dengan teknologi pengisian cepat.

Fitur produktivitas

iPad Air M3
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Produktivitas dan iPadOS 26

Produktivitas di iPad Air M3 hampir menyamai Mac berkat update iPadOS 26. iPad sudah mendukung split screen dan Stage Manager yang memungkinkan pengguna membuka beberapa aplikasi secara bersamaan, namun kini multitasking jadi lebih efisien berkat kehadiran sistem ‘windowing’.

Setelah menginstal iPadOS 26, ada tiga pilihan menampilkan aplikasi yaitu Full Screen, Windowed, dan Stage Manager. Mode Full Screen akan membuka aplikasi dalam layar penuh secara default, dan untuk berpindah aplikasi bisa swipe ke kanan atau kiri. Mode ini juga memungkinkan mengambil screenshot atau membuat catatan baru dengan swipe dari sudut bawah layar.

Lalu ada Stage Manager, yang tidak berubah dari iPadOS 18. Mode ini memungkinkan pengguna mengelompokkan beberapa aplikasi sekaligus dalam satu grup dengan preview aplikasi di sisi kiri layar untuk multitasking yang lebih cepat. Perlu diingat update iPadOS 26 menghilangkan tombol Stage Manager di Control Center.

Terakhir adalah mode Windowed yang memungkinkan pengguna membuka beberapa aplikasi sekaligus serta menyesuaikan ukuran dan posisi masing-masing jendela aplikasi sesuai keinginan. Mode ini yang jadi fitur unggulan di iPadOS 26.

Untuk mengubah ukuran dan posisi jendela aplikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun memang butuh waktu cukup lama untuk belajar dan mengubah kebiasaan yang sudah dipelajari dari iPadOS versi sebelumnya.

Ukuran dan posisi jendela aplikasi bisa disesuaikan dengan menekan bagian atas jendela dan menggesernya ke sudut yang diinginkan. Bisa juga dengan menekan tombol lampu lalu lintas di sudut kiri atas lalu pilih posisi dan ukuran yang diinginkan.

Kalau kalian menggunakan iPad bersama keyboard, bisa menekan tombol shortcut dengan mempelajari kombinasi yang ada di tab ‘Window’ lalu pilih ‘Move and Resize’. Opsi ini menurut saya yang paling mudah karena bisa dilakukan sambil mengetik.

iPadOS 26iPadOS 26 Foto: Screenshot

Tapi, hal ini juga yang membuat beberapa pengguna setia iPad protes karena sistem windowing ini dianggap mengutamakan pengguna yang mengandalkan keyboard. Pengguna yang biasa memakai iPad sebagai tablet mengeluhkan sistem ini kurang intuitif untuk multitasking di layar sentuh, apalagi fitur Slide Over saat ini sudah dihilangkan.

Selain lewat multitasking, iPadOS 26 juga mendukung produktivitas lewat Apple Intelligence. Buat yang sering menulis ada fitur Writing Tools yang dapat mengoreksi tata bahasa, menulis ulang, merangkum, membuat bullet point, dan lain-lain.

Ada juga fitur Live Translation untuk panggilan suara dan pesan teks yang dapat menerjemahkan percakapan ke bahasa yang diinginkan, serta Image Playground yang kini terintegrasi dengan ChatGPT. Perlu diingat Apple Intelligence saat ini belum mendukung bahasa Indonesia, jadi pastikan pakai bahasa yang didukung.

Bekerja menggunakan iPad Air M3 juga makin sat-set berkat dukungan Magic Keyboard terbaru serta stylus Apple Pencil Pro dan Apple Pencil USB-C. Sayangnya unit review iPad Air M3 yang diterima detikINET tidak mendapatkan Apple Pencil.

Opini detikINET

Walau hanya membawa peningkatan minor, iPad Air M3 tetap mampu memberikan performa yang solid dan sangat memuaskan yang dikemas dalam perangkat tipis dan ringan. Kehadiran iPadOS 26 juga menawarkan kemampuan multitasking yang lebih mantap setara Mac.

Tablet ini rasanya cocok untuk pengguna iPad atau iPad mini yang ingin upgrade ke perangkat lebih kencang dengan chip M-series dan layar yang lebih besar, asal tidak keberatan dengan layarnya yang masih 60Hz.

Dengan dua opsi ukuran layar, 11 dan 13 inch, iPad Air M3 bisa menjadi alternatif laptop yang lebih ramping dan ringan. Namun biaya untuk mewujudkan iPad Air M3 ala laptop, lengkap dengan Magic Keyboard dan Apple Pencil, cukup mahal. Pengguna mungkin bisa berkompromi dengan menunggu harga diskon atau menggunakan aksesoris pihak ketiga.

Halaman 2 dari 3

Simak Video “Review Jujur Motorola Moto Pad 60 Pro: Worth It Nggak, Sih?
[Gambas:Video 20detik]
(vmp/vmp)






Sumber : inet.detik.com