Tag Archives: india

Sejarah Singkat, Letak, dan Peninggalannya


Jakarta

Sriwijaya termasuk kerajaan besar dalam sejarah Nusantara. Kerajaan Sriwijaya dikenal di jalur perdagangan dunia.

Berdasarkan catatan Tiongkok, India, hingga Arab, Sriwijaya disebut sebagai pusat maritim dan agama Buddha yang penting. Namun, seperti apa Sriwijaya pada masa dulu?

Sejarah Singkat: Awal Mula dan Letak Kerajaan Sriwijaya

Menurut buku Kadatuan Sriwijaya: Perjalanan Suci karya I Made Geria nama Sriwijaya pertama kali muncul di Prasasti Kedukan Bukit (682 M) dan Prasasti Kota Kapur (686 M). Awalnya sempat ditafsirkan sebagai nama raja, tetapi kemudian ahli sejarah George Coedès menegaskan bahwa Sriwijaya adalah nama sebuah kerajaan maritim berbentuk kadatuan (federasi para datu).


Pendiri Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Dalam prasasti, ia disebut melakukan Perjalanan Suci (Mangalap Siddhayatra) untuk menaklukkan wilayah dan kemudian mendirikan pusat baru di Palembang. Ia juga dikenal sebagai raja beragama Buddha yang membangun Taman Sriksetra demi kesejahteraan semua makhluk hidup.

Para sejarawan kemudian memperkirakan letak Kerajaan Sriwijaya berada di sekitar teluk Jambi dan ujung jazirah Palembang. Sebagian besar prasasti ditemukan di Palembang, di tepian Sungai Musi. Sungai ini berfungsi vital sebagai jalur perdagangan dari pedalaman ke pesisir.

Sriwijaya tidak meninggalkan keraton batu megah seperti di Jawa, melainkan pemukiman maritim berupa rumah panggung di rawa-rawa.

Pada abad ke-11, Kerajaan Cola (India Selatan) menyerang Sriwijaya, menawan raja Sangramawijayottungawarman, dan mengurangi pengaruhnya di Selat Malaka. Perlahan, Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan.

Pemerintahan di Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya tidak berbentuk kerajaan tunggal, melainkan kadatuan. Berdasarkan Prasasti Telaga Batu, pemerintahan dipimpin seorang datu yang membawahi pejabat-pejabat seperti:

Senapati (panglima perang)
Nayaka (bendahara)
Dandanayaka (hakim)
Tuhanwatakwurah (kepala perdagangan/pertukangan)

Struktur ini memperlihatkan betapa terorganisirnya kekuasaan Sriwijaya di masa itu.

Perekonomian Maritim

Kerajaan Sriwijaya kemudian berkembang menjadi sebuah kerajaan besar sejak abad ke-7 hingga abad ke-11 Masehi. Hal ini dilihat dari kedudukan kerajaan yang mencakup wilayah-wilayah strategis untuk menjaga dominasi perdagangan laut.

Kejayaan kerajaan ini memuncak dengan menguasai jalur Selat Malaka. Komoditas perdagangan meliputi lada, pala, cengkeh, kayu gaharu, kapur barus, emas, perak, hingga rempah-rempah.

Selain perdagangan, kerajaan ini juga memperoleh pendapatan dari bea cukai kapal asing yang singgah di pelabuhannya. Catatan sejarah Arab bahkan menyebut pelabuhan Sriwijaya ramai oleh berbagai bangsa, dari Persia hingga Yunani.

Agama dan Pendidikan Buddha

Sriwijaya dikenal sebagai pusat studi Buddha Mahayana di Asia Tenggara. Tokoh seperti I-Tsing (Tiongkok) dan Atisa (Tibet) pernah singgah di sini. Meski begitu, peninggalan arkeologi menunjukkan juga adanya pengaruh Hindu (Siwa, Ganesha) dan Tantrisme, mencerminkan kerukunan antaragama.

Hubungan Internasional

Prasasti Nalanda (India) mencatat Raja Balaputradewa mendirikan asrama untuk biksu Sriwijaya di Nalanda.

Prasasti Ligor (Thailand Selatan) menunjukkan persahabatan antarbangsa lewat pembangunan bangunan suci Buddhis.

Seberapa Besar Kerajaan Sriwijaya?

Dikutip dari artikel jurnal How unique was Srivijaya? karya Claessen, H. J. (1995), kisah kejayaan Sriwijaya sebenarnya banyak ditulis, tetapi sejarawan modern menekankan adanya keterbatasan bukti.

Banyak narasi Sriwijaya berasal dari catatan asing (Tiongkok, Arab, India), bukan sumber lokal. Henri Claessen menyebut Sriwijaya lebih tepat dipahami sebagai maritime polity atau konglomerasi dagang daripada negara terpusat.

Kekuasaan pusat di Palembang kuat, tapi wilayah lain hanya terikat lewat kerja sama sukarela dan kepentingan dagang, bukan dominasi militer. Kerajaan Sriwijaya bisa dikatakan unik, akan tetapi bukan kerajaan maritim satu-satunya di Asia Tenggara.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Meski akhirnya meredup, peninggalan Kerajaan Sriwijaya melekat dalam berbagai bentuk, antara lain:

– Diplomasi damai lewat jalur agama dan budaya.
– Kerukunan agama tercermin dari bukti Hindu-Buddha.
– Kepedulian lingkungan lewat Taman Sriksetra.
– Kesadaran kritis bahwa sejarahnya dibentuk oleh tafsir kolonial dan bukti fragmentaris
– Prasasti Kedukan
– Prasasti Telaga Batu
– Prasasti Karang Berahi
– Prasasti Palas Pasemah
– Prasasti Talang Tuo
– Prasasti Muara Takus

Itulah informasi mengenai sejarah singkat Kerajaan Sriwijaya hingga peninggalannya. Semoga bermanfaat ya detikers!

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

Kasino Super Mewah Andalan Sri Lanka Dongkrak Pariwisata



Kolombo

Sri Lanka terkenal dengan pantai tropis dan situs kuno, kini mereka coba menjajal strategi baru untuk menghidupkan pariwisatanya dengan kasino.

Presiden Anura Kumara Dissanayake meresmikan City of Dreams, kompleks kasino dan resor senilai 1,2 miliar dolar AS (Rp 19 triliun lebih) di Kolombo.

Proyek kerja sama John Keells Holdings dan Melco Resorts & Entertainment itu menjadi resor terpadu pertama di Asia Selatan. Peluncurannya bahkan menghadirkan bintang Bollywood Hrithik Roshan.


Melansir The Independent, Minggu (4/10/2025) langkah tersebut dinilai krusial bagi Sri Lanka yang tengah bangkit dari krisis ekonomi 2022-2023. Pemerintah menargetkan 3 juta wisatawan tahun ini, naik 50% dari tahun lalu.

Pendapatan sektor ini diharapkan melompat dari 3,7 miliar dolar AS (Rp 61 triliun) menjadi 5 miliar dolar AS (Rp 83 triliun).

“Pariwisata adalah kunci untuk keluar dari masalah ekonomi. Jangka pendek kami fokus meningkatkan kunjungan, tapi ke depan ingin membangun pariwisata yang lebih mewah dan berkelanjutan. Kasino akan jadi bagian penting,” ujar Wakil Menteri Pariwisata, Ruwan Ranasinghe.

City of Dreams menghadirkan 800 kamar, pusat perbelanjaan mewah, hingga fasilitas konferensi. Investor yakin resor ini bisa menarik wisatawan kelas atas, terutama dari India dan China. Menurut CEO Melco, Lawrence Ho, mengatakan potensi dari langkah tersebut sangatlah.

Sri Lanka resmi memiliki kasino mewah pertamanya melalui kehadiran City of Dreams, sebuah resor terpadu yang dibuka di ibu kota Kolombo. REUTERS/Thilina KaluthotageCity of Dreams. (REUTERS/Thilina Kaluthotage)

“Potensinya sangat besar, mirip dengan Manila, Maka, atau Siprus,” terang Lawrence.

India diperkirakan menjadi pasar utama dekade mendatang, mengingat negara tersebut hanya mengizinkan kasino di beberapa lokasi, sementara China membatasi aktivitas perjudian di luar Makau. Tahun lalu, wisatawan India menyumbang seperempat dari total 2 juta turis Sri Lanka, sementara turis asal China hanya 7%.

Untuk mendukung industri, parlemen telah mengesahkan aturan pembentukan Otoritas Pengaturan Perjudian. Meski dikritik karena memberi kewenangan besar pada menteri keuangan dan mengecualikan lotere milik negara, pemerintah menegaskan aturan ini penting untuk mengurangi dampak sosial sekaligus membuka lapangan kerja.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan 4,5% tahun ini lebih tinggi dari perkiraan Bank Dunia. Sri Lanka optimistis dengan hadirnya City of Dreams wisatawan internasional akan melihat Sri Lanka sebagai destinasi baru.

(upd/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Bikin Konten Bertahan Hidup di Daerah Kumuh India, Youtuber Dihujat!



Mumbai

Seorang Youtuber panen hujatan setelah membuat konten di daerah kumuh India. Netizen tersinggung dengan caranya seolah mempromosikan ‘wisata kumuh’ di India.

Dilansir dari New York Post, Minggu (5/10/2025) Youtuber Australia bernama Pete Ze membagikan konten singkat dalam Instagram yang memperlihatkan dirinya berada di Dharavi di Mumbai. Daerah ini merupakan salah satu daerah kumuh terbesar di dunia, yang ditampilkan secara gamblang dalam film pemenang Oscar tahun 2008 karya Danny Boyle, Slumdog Millionaire.

Video itu memperlihatkan bagaimana Pete dan temannya menjelajahi daerah kumuh dan berinteraksi dengan warga. Dia juga masuk ke salah satu rumah warga dan memperlihatkan bagian dalam rumah tersebut. Pete juga memperlihatkan kamar yang akan dia inapi selama di Dharavi.


“Kita akan tinggal di sini selama tiga hari,” seru Pete sambil berjalan menyusuri gang berliku-liku di Dharavi.

“Jadi, ini sebenarnya bagian dalam permukiman kumuh. Lihat betapa sempitnya daerah kita sekarang,” lanjutnya.

FILE - In this Friday, Sept. 25, 2020 file photo, people work in a workshop at Dharavi, one of Asia's largest slums, in Mumbai, India. Up to 150 million people could slip into extreme poverty, living on less than $1.90 a day, by late next year depending on how badly economies shrink during the COVID-19 pandemic, the World Bank said Wednesday, Oct. 7, 2020 in an outlook grimmer than before. (AP Photo/Rajanish Kakade, File)Potret kehidupan di Dharavi, salah satu wilayah kumuh terbesar di dunia yang berada di India (AP Photo/Rajanish Kakade, File)

Dalam versi panjangnya di Youtube, konten ‘menyamar jadi warga miskin’ ini juga memperlihatkan interaksinya dengan germo, dan upaya menghindari beberapa upaya perampokan karena penduduk setempat memperingatkannya bahwa berbahaya bagi orang asing untuk tinggal di sana.

Video itu tidak disukai para netizen, terutama yang berasal dari India. Mereka menganggap eksperimen itu sensasional dan menuduh sang Youtuber memanfaatkan permukiman kumuh itu untuk mendapatkan klik di media sosial.

“Dharavi bukan taman petualanganmu,” kritik salah satu netizen.

“Ini bukan wisata bertahan hidup, ini wisata kemiskinan. Dharavi pantas dihormati, bukan clickbait,’ tulis yang lain.

Ujaran kebencian pun memenuhi kolam komentar postingan Pete Z, baik di instagram maupun Youtube.

Pete bukanlah yang pertama dihujat karena mengekspose kemiskinan di Dharavi, Mumbai. Pada tahun 2024, seorang TikToker panen hujatan setelah mempromosikan ‘tur kumuh’ ke daerah tersebut.

Pada bulan Maret 2024, Tiktoker bernama Tara Katim membagikan videonya dengan judul ‘tur ke daerah kumuh Dharavi’. Dia mengaku senang bisa ikut tur yang tidak biasa ini, walaupun dia sedikit takut.

Namun, videonya ini dikecam netizen. Banyak yang protes karena dia menjadikan penderitaan orang lain (warga Mumbai) sebagai tontonan dan hiburan.

‘Padahal Tara hanya mengikuti program ‘Tur Daerah Kumuh Dharavi’ yang diiklankan di Airbnb sebagai pengalaman dua jam yang dipandu oleh Jitrenda, dengan biayanya £6 (Rp 120 ribu) per orang. Tur ini bertujuan untuk menghilangkan citra negatif daerah kumuh dan sebagian keuntungan dari tur untuk kegiatan sosial.

(sym/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Urutan 7 Benua Terbesar di Dunia, Asia Nomor Satu?



Jakarta

Tahukah detikers bahwa Asia luasnya hampir sepertiga dari seluruh daratan bumi? Dengan bentang alam dari Timur Tengah hingga Jepang, Asia masih jadi benua terbesar di dunia.

Data resmi dari Guinness World Records mencatat, Asia masih memegang gelar benua terbesar dengan luas mencapai 44,5 juta kilometer persegi. Jika dibandingkan dengan luas benua lain yang ada di bumi, Asia mengungguli benua lain seperti Afrika.

Asia bukan hanya unggul dalam ukuran wilayah, tetapi juga jumlah penduduk. Lebih dari 4,7 miliar orang atau sekitar 60% populasi dunia tinggal di benua ini, sebagaimana dilansir Live Science.


Fakta ini membuat Asia tidak hanya besar secara geografis, tetapi juga berpengaruh besar dalam hal budaya, ekonomi, dan politik global. Meski demikian, definisi “benua” seringkali berbeda-beda.

Misalnya ada yang menggabungkan Asia dan Eropa menjadi satu kawasan bernama Eurasia. Namun model tujuh benua yang umum digunakan tetap menempatkan Asia sebagai benua terbesar.

Urutan 7 Benua Terbesar Berdasarkan Luasnya

Selain Asia, berikut perbandingan benua lain berdasarkan luas wilayah:

1. Asia

Luas wilayah: sekitar 44,5 juta km²

2. Afrika

Luas wilayah: sekitar 30 juta km²

3. Amerika Utara

Luas wilayah: sekitar 24 juta km²

4. Amerika Selatan

Luas wilayah: sekitar 17,8 juta km²

5. Antarktika

Luas wilayah: sekitar 14 juta km²

6. Eropa

Luas wilayah: sekitar 10 juta km²

7. Australia

Luas wilayah: sekitar 9 juta km²

Jika dibandingkan, luas Asia hampir dua kali lipat benua Amerika Utara. Kemudian lebih dari lima kali lipat Australia yang menjadi benua terkecil.

Jadi Rumah bagi Negara-negara Terpadat di Dunia

Asia dihuni oleh negara-negara dengan penduduk terpadat di dunia. China dan India sebagai pemuncak populasi terbanyak di dunia, berada di Asia. Kemudian ada Indonesia, yang juga salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Selain itu, cincin api Pasifik melintasi wilayah di Asia seperti Jepang, Indonesia, hingga Filipina. Kondisi ini yang membuat negara-negara di Asia memiliki banyak gunung berapi aktif.

Di Asia, juga terdapat lanskap terkenal seperti pegunungan Himalaya, gurun Gobi, hingga hutan tropis Asia Tenggara.

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

India Jadi Negara dengan Lulusan STEM Terbanyak, Anak Diajarkan Teknologi Sejak Dini



Jakarta

Jurusan bidang sains, teknologi, engineering (teknik), dan matematika atau STEM diprediksi menjadi yang paling menjanjikan di masa depan. Lulusannya banyak dibutuhkan hampir di semua industri.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Institut Statistik UNESCO tahun 2022, India menjadi negara dengan lulusan STEM terbanyak. Persentase mahasiswa yang memilih STEM mencapai 34 persen dari populasi sekitar 1,4 miliar jiwa (per 2022). Jumlahnya sama dengan 476 juta mahasiswa.

Meski begitu, data ini belum memasukkan China dalam daftar. Berdasarkan data World Economic Forum pada 2016, China menghasilkan 4,7 juta lulusan STEM tiap tahunnya.


Negara dengan Lulusan STEM Terbanyak di Dunia Versi UNESCO

Berdasarkan persentasenya, negara teratas yang menghasilkan lulusan STEM yakni Malaysia. dengan 43,5 persen, disusul Tunisia dengan 37,9 persen. Uni Emirat Arab menyusul dengan 36,2 persen dan Jerman dengan 35,8 persen.

Namun, jika dihitung berdasarkan jumlahnya, India dengan populasinya yang terbanyak, paling unggul dibanding yang lain. Berikut daftar negara dengan persentase lulusan STEM terbanyak menurut data UNESCO.

1. Malaysia (43,5 persen)

2. Tunisia (37,9 persen)

3. Uni Emirat Arab (36,2 persen)

4. Jerman (35,8 persen)

5. Belarus (34,6 persen)

6. India (34 persen)

7. Korea Selatan (30,2 persen)

8. Inggris Raya (22,8 persen)

9. Amerika Serikat (19,6 persen)

10. Brasil (17,5 persen)

Sebelumnya pada 2020, data dari The Center for Security and Emerging Technology (CSET) melaporkan India menjadi negara kedua di dunia yang menghasilkan lulusan STEM dengan jumlah 2,55 juta orang. India hanya kalah dari China yang menghasilkan 3,57 juta orang lulusan STEM.

Kenapa India Begitu Melek dengan STEM?

Dalam beberapa dekade terakhir, India mengalami transformasi sumber daya manusia, terutama di bidang teknologi. Salah satu awalnya dari kelompok imigran yang pergi ke Amerika Serikat.

Sejak 1960-an, orang-orang yang berpendidikan tinggi di India seperti ilmuwan, insinyur, doktor, dan sebagian besar pemrogram mulai datang ke AS. Mereka yang ke AS termasuk orang India kasta atas yang mampu kuliah di perguruan tinggi ternama, demikian menurut laporan BBC.

Seiring waktu, kualitas orang-orang India diakui di AS. Perlahan, perusahaan di AS mengembangkan pabriknya ke India.

Industri bidang teknologi di India pun mulai berkembang. Pada 1990-an, pemerintahan India mulai membangun pusat-pusat teknologi untuk kemajuan industri tersebut.

Industri teknologi terus berkembang hingga merambah ke dunia pendidikan. Karena keterampilan bidang STEM terus dibutuhkan, semakin banyak lulusan teknik dan ilmu komputer di India.

Sampai akhirnya, India memiliki kekuatan pusat teknologi seperti Silicon Valley yang ada di AS. Pusat inovasi dan teknologi terbesar di India antara lain di wilayah Bangalore, Hyderabad, Chennai, dan Thiruvananthapuram.

Pada 2020, India juga memiliki perusahaan besar bidang teknologi dengan pendapatan terbesar, antara lain Tata Consultancy Services (USD23 miliar), Infosys (USD13 miliar), Wipro (USD11 miliar), HCL Technologies (USD6 miliar), hingga Tech Mahindra (USD5,3 miliar).

Anak Sekolah di India Diajarkan STEM sejak Dini

Dengan ekosistem yang saling mendukung antara pemerintah, industri, dan pendidikan, anak-anak di India terus tertarik dengan bidang STEM. Anak-anak di sekolah telah tertarik STEM sejak dini.

Menurut penelitian yang dilaporkan Ecole Globale International Girl’s School, India anak-anak tersebut mulai menunjukkan minat di bidang STEM sekitar usia delapan tahun. Hal ini disebabkan oleh ketertarikan mereka pada teknologi, gawai, dan alat-alat teknologi lainnya.

Pendidikan STEM telah dianggap sebagai bidang yang bisa mengajarkan siswa cara berpikir kritis tentang masalah dan menghasilkan solusi yang berguna bagi semua orang yang terlibat, termasuk diri mereka sendiri.

Dengan berfokus pada metode pembelajaran kreatif seperti pembelajaran berbasis bermain atau pembelajaran berbasis proyek, India dapat mengajarkan siswa cara berpikir kreatif tentang solusi.

Gerakan yang dikenal sebagai ‘transformasi digital’ ini kemudian semakin menguat di India. Semakin banyak sekolah yang fokus untuk memasukkan pelajaran STEM ke dalam kurikulum di semua jenjang pendidikan.

Reformasi ini bertujuan untuk membekali siswa dalam menghadapi isu-isu sosial yang kompleks, seperti transformasi digital dan perubahan iklim, serta meningkatkan daya kerja dan mempersiapkan mereka untuk pekerjaan STEM.

Maraknya program studi STEM menawarkan peluang yang layak untuk mendorong inovasi, kreativitas, dan kemakmuran ekonomi dalam beberapa dekade mendatang seiring negara ini merangkul revolusi pendidikan STEM di India.

Pendidikan juga memasukkan artificial intelligence (AI), pembelajaran mesin, dan ilmu data sebagai mata pelajaran inti. Di sisi lain, program pelatihan vokasi disesuaikan untuk membekali tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan di era digital.

Di pendidikan tinggi, beberapa kampus bidang teknologi di India mulai tersorot di kancah global. Setidaknya, ada empat kampus yang masuk top 60 dunia versi Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings (WUR) 2025, yakni Indian Institute of Technology Delhi (IITD), Indian Institute of Technology Bombay (IITB), Indian Institute of Technology Madras (IITM), dan Indian Institute of Technology Kharagpur (IIT-KGP).

Dengan usaha dan komitmen selama dekade terakhir, lebih dari separuh penduduk India berusia di bawah 30 tahun telah mahir dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan teknologi digital baru. Tak heran, lulusan STEM di India terus meningkat dari tahun ke tahun.

Negara ini juga telah menjadi tuan rumah ekosistem start-up yang kuat. Lebih dari 110 unicorn dan sekitar 130.000 start-up yang berdiri mendorong inovasi di berbagai sektor.

(faz/twu)



Sumber : www.detik.com

Seberapa Mematikan Gigitan Ular King Cobra? Begini Cara Mengobatinya



Jakarta

King cobra (Ophiophagus hannah) merupakan salah satu ular berbahaya yang paling mematikan. Ular ini bisa membunuh manusia dewasa dengan bisanya.

Genus ular cobra (Naja) memiliki hingga 30 spesies. Sedangkan genus king cobra (Ophiophagus) terdiri dari empat spesies, dikutip dari A-Z Animals.

Meski nama populernya mirip, king cobra sebenarnya cabang dari garis keturunan ular mamba. King cobra sendiri banyak tersebar di Afrika, Asia Selatan, hingga Asia Tenggara.


Mengutip laman University of California San Diego (UCSD), gigitan king cobra yang berbisa dapat berakibat fatal dalam waktu 30 menit. Dalam beberapa kasus, manusia dewasa kehilangan nyawa dalam 15 menit.

Seberapa Mematikan Ular King Cobra?

Gigitan ular king cobra mengandung 400-500 mg bisa dalam sekali gigitan. Bisa ini sangat mematikan meski hanya 1 mg.

Sebagai perbandingan, rata-rata jumlah bisa yang dibutuhkan untuk membunuh seekor tikus adalah sedikit di atas 1 mg. Jadi, bayangkan betapa dahsyatnya ular king cobra dalam sekali gigit!

Meski sangat mematikan, bukan berarti bisanya sendiri sangat kuat atau terkonsentrasi. Jika ada yang digigit ular king cobra, mungkin tidak otomatis disuntik dengan 400-500 mg bisa.

Ada kemungkinan bisa ular king cobra yang menjalar lebih rendah. Namun, risikonya tetap berbahaya.

Jadi bisa dikatakan, volume bisa yang masuk ke tubuh manusia maupun tikus sangat memengaruhi seberapa mematikan gigitan king cobra.

Apakah King Cobra Mengincar Manusia?

Pakar ular keturunan India-Amerika, Rom Whitaker, mengatakan bahwa spesies ular cobra bukan termasuk yang agresif. Mereka hanya menunjukkan perilaku menyerang ketika terancam dan dalam posisi waspada.

“Cobra adalah ular pemalu, dan meskipun mereka menunjukkan perilaku dramatis ketika terpojok dan waspada, berdiri tegak, membuka tudungnya, dan mendesis keras, ini adalah ketakutan yang nyata, bukan agresi,” jelas Whitaker, dikutip dari CNN.

Inilah alasan mengapa laporan kasus gigitan king cobra ke manusia biasanya karena kontak yang tidak disengaja seperti menginjak atau mengusik wilayah ular tersebut. King cobra cukup banyak dilaporkan berada di wilayah padat penduduk karena hidupnya bisa di berbagai habitat dan lokasi.

Meskipun hidup berdampingan dengan manusia di perkotaan dan pedesaan di India dan China, ular king cobra lebih suka membiarkan manusia sendiri. Bahkan, mereka lebih suka untuk tidak berinteraksi dengan manusia sama sekali jika memungkinkan.

Alih-alih manusia, king cobra hanya menggunakan bisanya untuk berburu. Mereka memakan burung, kadang, hingga ular lainnya.

King cobra juga bisa memanjat pohon sehingga bisa menyerang burung kapan pun. Serangan kecepatannya mencapai 19 kilometer per jam.

Cara Mengobati Gigitan Ular King Cobra

Gigitan ular king cobra harus diobati dengan antibisa di rumah sakit. Gigitan king cobra mengandung bisa tingkat tinggi yang dapat menyerang jantung dan paru-paru.

Selain itu, bisa ular juga bisa menekan sistem pernapasan dan jantung, sehingga dapat sangat terganggu. Banyak korban yang tidak selamat, terjadi akibat henti jantung atau komplikasi pernapasan.

Faktanya, seorang pasien asma menjalani perawatan untuk gigitan ular king cobra di Inggris. Meskipun tiba di rumah sakit dalam waktu 20 menit setelah digigit, pasien ini tetap dirawat di Unit Perawatan Intensif.

Ia dipantau selama lebih dari 12 jam sambil menjalani perawatan antibisa dan pemberian cairan. Pasien tersebut mengalami detak jantung yang tidak teratur dan masalah pernapasan, termasuk kesulitan menelan. Dalam kasus seperti ini, kemungkinan besar tidak akan selamat jika tidak segera pergi ke rumah sakit.

Meskipun ular king cobra tidak ingin menggigit manusia, hal itu tetap bisa terjadi. Itulah mengapa penting untuk mencari pertolongan medis jika digigit ular berbisa apa pun, termasuk ular berbisa seperti ular king cobra.

(faz/twu)



Sumber : www.detik.com

Ada Benda ‘Berbulu’ Misterius Jatuh di Negara Ini, Dari Luar Angkasa?



Jakarta

Warga sebuah kota kecil di Argentina dikejutkan dengan jatuhnya benda misterius berukuran raksasa yang menghantam area pertanian. Objek silinder berwarna gelap dengan permukaan menyerupai “bulu” ini membuat geger karena ukurannya tak biasa. Lalu dari mana asal-usulnya?

Menurut laporan The Independent, dikutip Sabtu (11/10/2025), menyebut benda misterius ditemukan di Puerto Tirol, Provinsi Chaco, Argentina. Benda tersebut ditemukan oleh seorang petani pada akhir September 2025 lalu.

Laporan media lokal, mengungkapkan, benda berbentuk silinder itu memiliki diameter hampir satu meter dengan panjang sekitar 1,7 meter. Ukuran ini cukup besar hingga menimbulkan kerusakan ringan di area pertanian setempat.


Merespons hal ini, polisi setempat segera mengamankan lokasi untuk mencegah warga mendekat.

Diduga Bagian dari Roket

Dilansir metro.co.uk, investigasi awal menyebut, objek itu diperkirakan merupakan Composite Overwrapped Pressure Vessel (COPV) tangki bahan bakar bertekanan tinggi yang biasa digunakan dalam roket atau satelit.

Kepala polisi di Chaco menjelaskan, benda itu terbuat dari serat karbon dan berpotensi mengandung hidrazin, bahan bakar beracun yang kerap dipakai dalam wahana antariksa. Karena itu, area penemuan langsung dipasangi garis polisi dan objek dibawa ke Buenos Aires untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Bukan Kasus Pertama

Fenomena jatuhnya puing antariksa sebenarnya bukan hal baru. COPV sering ditemukan kembali di Bumi setelah misi luar angkasa karena tahan panas dan tidak habis terbakar di atmosfer. Kasus serupa juga pernah terjadi di India, Australia, hingga Brasil dalam beberapa tahun terakhir, demikian dilansir Mirror (11/102025).

NASA dalam publikasi teknisnya menyebut COPV dirancang dari material komposit yang sangat kuat untuk menahan tekanan tinggi, sehingga relatif sering bertahan ketika roket memasuki kembali atmosfer. Hal ini membuat benda semacam ini kerap ditemukan utuh, bahkan berisiko jika jatuh di area berpenduduk.

Misteri Belum Terpecahkan

Meski dugaan kuat mengarah pada sisa roket, hingga kini identitas pasti benda “berbulu” raksasa itu masih menunggu hasil investigasi resmi. Nomor seri yang ditemukan di permukaan objek sedang ditelusuri untuk mengidentifikasi wahana antariksa mana yang menjadi asal-usulnya.

Sementara itu, warga Puerto Tirol sendiri masih diliputi rasa penasaran. Bagi mereka, peristiwa ini seolah nyata sekaligus misterius: sebuah benda raksasa jatuh dari langit, menimbulkan spekulasi mulai dari puing satelit, sisa roket, hingga objek asing yang tak dikenal.

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

UT Gelar The 7th Open Society Conference, Bahas Inovasi Digital Global



Jakarta

Universitas Terbuka (UT) melalui Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP) sukses menyelenggarakan The 7th Open Society Conference (OSC) dengan tema ‘Collaborative Digital Transformation for Social Inclusion: Innovations, Equity, and Global Lessons’.

Kegiatan yang digelar secara hybrid di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC) ini menghadirkan tokoh nasional Sandiaga Salahuddin Uno sebagai pembicara kunci (keynote speaker). Konferensi tahunan ini menjadi wadah bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara untuk mendiskusikan strategi dan pembelajaran global mengenai inovasi digital yang berkeadilan sosial.

“Tahun ini, panitia menerima 132 abstrak dan 113 full paper dari berbagai institusi nasional dan internasional. Dari total tersebut, 104 artikel berasal dari Indonesia, sedangkan sisanya berasal dari Spanyol, Uni Emirat Arab, Taiwan, Malaysia, Irlandia, dan India,” tulis keterangan resmi UT, dikutip Selasa (14/10/2025).


Sebanyak 113 presenter berpartisipasi dalam konferensi ini, dengan rincian 13 dari co-host Universitas Mulawarman, 30 dari Universitas Terbuka, dan 70 dari institusi eksternal. Para peserta berasal dari berbagai universitas terkemuka seperti Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin,

Universitas Brawijaya, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Merdeka Malang, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (UNSURYA), UIN Raden Intan Lampung, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Universitas Jambi, Universitas Multimedia Nusantara, serta dari sektor industri seperti PT PLN Energi Primer Indonesia.

Selain Sandiaga Uno, konferensi ini juga menghadirkan pembicara internasional, di antaranya Cardiff University (Inggris), Prof. Dawn Mannay; National Taiwan University of Science & Technology, Prof. Dr. Liu, Day-Yang; Universitas Terbuka, Prof. Dr. Darmanto; Founder Du Anyam, Hanna Keraf dan Universiti Sains Malaysia, Dr. Nik Norliati Fitri Md Nor.

Melalui forum ilmiah internasional ini, Universitas Terbuka terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kolaborasi global dan memperluas akses terhadap pendidikan serta riset yang berorientasi pada inklusi sosial. Open Society Conference menjadi bukti nyata peran UT sebagai pelopor pendidikan tinggi terbuka yang menjembatani ilmu pengetahuan, teknologi, dan keadilan sosial di tingkat nasional maupun global.

Sebagai informasi, OSC ke-7 ini diselenggarakan oleh Universitas Terbuka bekerja sama dengan Universiti Sains Malaysia (USM) dan Universitas Mulawarman sebagai co-host dalam kegiatan ini. Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan World Scientific Publishing dan IDSCIPUB sebagai mitra publikasi internasional, serta disponsori oleh ParagonCorp, PT Gramedia, Moratelindo, Bank BTN, BRI, Mandiri, BSI, dan Pos Indonesia.

(akn/ega)



Sumber : www.detik.com

10 Delta Sungai Terluas di Dunia, Ada di Negara Mana Saja?


Jakarta

Delta sungai menjadi kekayaan unik yang ada di permukaan bumi. Di berbagai pelosok dunia, ada banyak delta sungai yang terbentuk. Terbesar ada di mana?

Istilah delta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tanah endapan berbentuk segitiga di muara sungai. Delta terbentuk dari endapan lumpur, pasir, dan material lain yang terbawa arus sungai sebelum mencapai laut.

Kehadiran delta bukan hanya fenomena geografis, tetapi juga penopang kehidupan manusia, satwa, dan ekosistem.


Menurut Geological Society of America (GSA Today, 2020), delta berperan penting sebagai sistem ekologi produktif yang menyediakan pangan, habitat, serta perlindungan terhadap bencana alam. Delta juga menjadi salah satu wilayah paling padat penduduk di dunia.

Daftar 10 Delta Sungai Terluas di Dunia

1. Ganges-Brahmaputra-Meghna Delta (Bangladesh & India)

Delta terbesar di dunia dengan luas lebih dari 100.000 km². Delta ini menopang lebih dari 100 juta orang dan menjadi rumah bagi hutan mangrove Sundarbans. Menurut Earth Surface Dynamics (2019), delta ini juga termasuk paling rentan terhadap perubahan iklim dan kenaikan muka laut.

2. Amazon Delta (Brasil)

Memiliki luas hampir 100.000 km², delta Amazon terbentuk dari sungai dengan debit air terbesar di dunia. Mengutip A-Z Animals, delta ini dikenal sebagai “jantung keanekaragaman hayati global” dengan hutan tropis, rawa, dan ribuan spesies unik.

3. Mississippi Delta (Amerika Serikat)

Dengan luas sekitar 32.400 km², delta ini membentuk rawa-rawa besar di Louisiana. GSA Today menjelaskan bahwa kawasan ini menjadi contoh klasik interaksi manusia dan alam, terutama dalam pengendalian banjir dan pembangunan kanal.

4. Lena Delta (Rusia, Siberia)

Delta di Laut Arktik ini mencakup 32.000 km² dan menjadi habitat penting burung migrasi. Earth Surface Dynamics menekankan bahwa delta Arktik seperti Lena menjadi indikator penting perubahan iklim global.

5. Mekong Delta (Vietnam)

Delta seluas 40.500 km² ini sering disebut “lumbung padi Asia Tenggara”. Lebih dari 20 juta orang bergantung pada pertanian dan perikanan di kawasan ini. GSA Today mencatat bahwa perubahan aliran air karena bendungan mengancam keberlanjutan delta Mekong.

6. Danube Delta (Rumania & Ukraina)

Salah satu delta terluas di Eropa dengan luas 4.152 km². Delta ini menjadi habitat lebih dari 300 spesies burung dan dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

7. Niger Delta (Nigeria)

Delta besar di Afrika Barat dengan luas 70.000 km². Meski kaya minyak bumi, delta ini juga memiliki ekosistem mangrove yang luas. A-Z Animals menekankan potensi konflik antara eksploitasi ekonomi dan pelestarian lingkungan di kawasan ini.

8. Zambezi Delta (Mozambik)

Mencakup area sekitar 18.000 km², delta ini menyimpan hutan mangrove dan lahan basah yang vital bagi gajah, kuda nil, dan buaya Afrika.

9. Parnaíba Delta (Brasil)

Satu-satunya delta di Amerika yang langsung bermuara ke Samudra Atlantik, dengan luas sekitar 2.700 km². Delta ini unik karena memiliki ratusan pulau kecil yang terbentuk dari pasir.

10. Okavango Delta (Botswana)

Berbeda dari lainnya, Okavango adalah delta daratan dengan luas sekitar 15.000 km². Airnya tidak mencapai laut, melainkan membentuk lahan basah di tengah gurun Kalahari. Earth Surface Dynamics menyebut delta ini sebagai “oasis ekologis” yang menopang salah satu keanekaragaman hayati terbesar di Afrika.

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

Hadapi Emisi Karbon Tinggi, India Rancang Kota dengan Bangunan Hijau



Jakarta

Emisi karbon yang memperburuk perubahan iklim menjadi tantangan serius bagi negara-negara di dunia. Salah satunya India, yang menjadi penyumbang emisi karbon ketiga tertinggi di dunia.

Menurut laporan dari Emissions Database for Global Atmospheric Research, India menjadi penghasil emisi karbon dioksida (CO₂) tertinggi ketiga di dunia setelah China dan Amerika Serikat. Pada 2022 dan 2023, India menyumbang sekitar hampir 7 persen emisi global.

Kondisi ini menjadi tantangan serius mengingat India menjadi negara dengan populasi terbanyak di dunia saat ini. India memiliki kota-kota padat dengan emisi karbon tinggi seperti New Delhi, Mumbai, hingga Kolkata.


Laporan World Economic Forum (WEF) pada Mei 2025 menyebut, kota-kota di India kota-kota menyumbang hampir 70% emisi gas rumah kaca (GRK) global, dengan 37% berasal dari lingkungan binaan.

Perluasan Wilayah Perkotaan Jadi Penyebab

Dalam beberapa tahun terakhir, laporan polusi dunia menunjukkan kota-kota dari India pada daftar teratas. Berbagai laporan menunjukkan, bahwa wilayah perkotaan di India menghadapi tantangan serius soal lingkungan.

Menurut WEF, ekspansi perkotaan yang pesat di Indonesia menjadi penyebabnya. Perubahan wilayah menjadi areal perkotaan membebani ekosistem, meningkatkan konsumsi energi, dan memperparah gelombang panas perkotaan.

Masalah ini masih akan terus berlanjut mengingat populasi perkotaan India diproyeksikan tumbuh dari 377 juta jiwa (pada 2011) menjadi 590 juta jiwa (pada 2030). Proyeksi ini semakin mendorong permintaan perumahan dan infrastruktur perkotaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di India.

Ledakan konstruksi yang dihasilkan ini dinilai akan memiliki efek pengganda dalam meningkatkan karbon yang terkandung, baik karbon operasional maupun karbon yang direalisasikan.

Seiring dengan meningkatnya urbanisasi, penanganan karbon yang terkandung dan yang bersifat operasional dapat menjadi faktor penting dalam memastikan kota yang layak huni, tangguh terhadap iklim, dan hemat energi.

Desain Bangunan Hijau Jadi Solusi?

Meski penuh tantangan, India disebut punya peluang untuk menciptakan kota yang tangguh di masa depan. Dengan 70% infrastruktur perkotaan yang dibutuhkan pada tahun 2047 belum dibangun, terdapat ruang lingkup yang sangat luas untuk mengintegrasikan strategi-strategi yang sadar iklim ke dalam pembangunan perkotaan.

Salah satu idenya dengan membuat desain dan perencanaan perkotaan yang bisa mengurangi emisi dan tahan terhadap perubahan iklim yang ekstrem. Misalnya dengan memperbaiki tata letak, menambah infrastruktur hijau, dan pemanfaatan lahan untuk mengurangi kenaikan suhu.

“Misalnya, koridor hijau – ruang perkotaan dengan pepohonan, taman, dan kebun vertikal – dapat menurunkan suhu lokal, meningkatkan kualitas udara, dan keanekaragaman hayati,” tulis WEF, dalam laman resminya, dikutip Rabu (22/10/2025).

Perencanaan ini juga didukung dengan akses jalan untuk pesepeda, pejalan kaki, dan mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi.

Dibangun dengan Konstruksi Rendah Karbon

Selain perencanaan perkotaan untuk mengurangi emisi, pembangunan juga perlu menggunakan konstruksi yang rendah karbon. India harus berkomitmen melakukan transisi ke material berkelanjutan dari sumber lokal dan strategi desain yang dapat mengurangi jejak karbon bangunan secara drastis.

Selain itu, perlu penggunaan beton daur ulang dari limbah konstruksi untuk mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru. Hal ini bisa menurunkan emisi dari produksi beton.

Bangunan bangunan juga bisa menggunakan material alternatif yang terbuat dari beton daur ulang seperti blok beton, paving block, unit pracetak, fitur hardscape non-struktural lainnya, dan blok beton aerasi autoklaf (AAC).

“Strategi desain pasif, yang mengoptimalkan ventilasi alami, pencahayaan alami, dan insulasi, dapat mengurangi permintaan energi secara signifikan. Sebagai contoh, kampus Universitas CEPT di Ahmedabad menerapkan teknik pendinginan pasif, seperti naungan, ventilasi silang, dan pemusatan termal, untuk mempertahankan suhu dalam ruangan yang nyaman tanpa terlalu bergantung pada AC,” papar WEF.

Meski begitu, semua perencanaan matang perlu dilakukan oleh semua elemen negara. Konsumen atau masyarakat, pemerintah, dan pihak lain yang bertanggung jawab, perlu berkolaborasi dengan baik.

WEF mengatakan, para pembuat kebijakan di India harus menegakkan kode efisiensi energi wajib untuk semua bangunan baru, bukan hanya bangunan komersial. Kebijakan juga harus memprioritaskan solusi berbasis alam dalam perencanaan kota, mengintegrasikan langkah-langkah adaptasi iklim ke dalam undang-undang zonasi dan investasi infrastruktur.

Transisi menuju lingkungan binaan rendah karbon merupakan peluang untuk menciptakan kota yang lebih hijau, lebih sehat, dan lebih efisien. Lingkungan ini akan memungkinkan warganya untuk berkembang dan menjamin keselamatan serta kesehatan generasi mendatang.

(faz/nwk)



Sumber : www.detik.com