Tag Archives: iri

Ada yang Bikin Barcelona Iri sama Real Madrid, nih


Jakarta

Ada yang bikin Barcelona iri sama Real Madrid di jeda internasional November ini. Para pemain Madrid dinilai bisa cepat pulang dan istirahat!

Dilaporkan Mundo Deportivo, para staf di Barcelona menilai Real Madrid punya ‘privilege’ untuk melindungi para pemainnya di jeda internasional kali ini. Kebanyakan para pemain El Real cuma main satu laga di Kualifikasi Piala Dunia 2026 saat membela negaranya masing-masing.


Para pemain Real Madrid itu adalah Kylian Mbappe, Fede Valverde, Thibaut Courtois, Eduardo Camavinga, dan Dean Huijsen.

Para pemain itu dilaporkan cedera, tapi pihak Barcelona tidak percaya. Walau memang, Courtois dan Camavinga tidak dipanggil ke timnasnya gegara cedera.

Pihak Barcelona juga menyesalkan media-media Spanyol yang membesar-besarkan soal Lamine Yamal. Yamal tidak gabung ke Timnas Spanyol dan memilih terapi sendiri untuk cederapubalgia atautulang selangkangan. Padahal, diketahui pihak Timnas Spanyol memaklumi Yamal.

Di Liga Spanyol, persaingan Real Madrid dan Barcelona terus ketat. Madrid memimpin dengan 31 poin dari 12 laga, Barcelona mengekor dengan 28 poin di bawahnya.

(aff/bay)



Sumber : sport.detik.com

50 Kata-Kata Mutiara Para Sahabat Nabi Muhammad SAW



Jakarta

Para sahabat Nabi Muhammad SAW adalah generasi terbaik umat Islam. Mereka bukan hanya saksi hidup perjuangan Rasulullah, tetapi juga penerus risalah yang menebarkan cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia.

Dalam kehidupan mereka yang penuh kesederhanaan dan keikhlasan, tersimpan banyak nasihat dan kata-kata bijak yang menjadi pelajaran berharga bagi umat hingga kini.

Kata-kata mutiara para sahabat tidak hanya mencerminkan keteguhan iman dan akhlak mulia, tetapi juga menunjukkan bagaimana mereka memahami hakikat hidup, sabar dalam ujian, dan tulus dalam beramal.


Melalui ungkapan-ungkapan penuh hikmah ini, kita dapat belajar tentang ketawadhuan, kesabaran, dan keteguhan hati dalam menjalani kehidupan sesuai ajaran Islam.

Kata-kata Mutiara Sahabat Rasulullah SAW

  1. “Ilmu adalah cahaya bagi hati dan petunjuk bagi jalan.” – Abu Bakar RA
  2. “Kesabaran menghadapi ujian adalah kunci kebahagiaan.” – Umar bin Khattab RA
  3. “Jadilah orang yang menebar manfaat bagi sesama.” – Ali bin Abi Thalib RA
  4. “Amal kebaikan kecil lebih baik daripada menunda amal besar.” – Utsman bin Affan RA
  5. “Hargai waktu, karena ia tidak akan kembali.” – Abu Hurairah RA
  6. “Jangan sombong, karena semua berasal dari Allah.” – Bilal bin Rabah RA
  7. “Kejujuran adalah fondasi persaudaraan sejati.” – Salman Al-Farisi RA
  8. “Belajarlah sepanjang hayat, ilmu tak mengenal usia.” – Talhah bin Ubaidillah RA
  9. “Ridha Allah lebih berharga daripada pujian manusia.” – Sa’ad bin Abi Waqqas RA
  10. “Hati yang lembut membawa kedamaian dalam hidup.” – Abu Darda RA
  11. “Tegaslah dalam kebenaran, walau sendirian.” – Abdullah bin Mas’ud RA
  12. “Bersyukurlah atas nikmat kecil maupun besar.” – Aisyah RA
  13. “Berdoalah tanpa henti, karena doa senjata orang mukmin.” – Abu Bakrah RA
  14. “Jangan berhenti berbuat baik meski sedikit.” – Ibn Abbas RA
  15. “Keimanan sejati tampak dari akhlak yang mulia.” – Umar bin Khattab RA
  16. “Jauhi kemarahan, karena ia merusak hati.” – Abu Hurairah RA
  17. “Persaudaraan adalah harta paling berharga.” – Talhah bin Ubaidillah RA
  18. “Senyum kepada sesama adalah sedekah.” – Abdullah bin Umar RA
  19. “Hidup sederhana, hati tenang, jiwa bahagia.” – Salman Al-Farisi RA
  20. “Jangan menunda kebaikan, lakukan sekarang juga.” – Ali bin Abi Thalib RA
  21. “Ilmu tanpa amal ibarat pohon tak berbuah.” – Ibn Mas’ud RA
  22. “Bersikap lemah lembut menenangkan jiwa.” – Abu Darda RA
  23. “Berani menegakkan kebenaran, meski berbeda pendapat.” – Umar bin Khattab RA
  24. “Doa tulus membuka pintu rahmat Allah.” – Aisyah RA
  25. “Jangan iri, karena setiap orang punya rezeki berbeda.” – Utsman bin Affan RA
  26. “Hati yang bersih menenangkan diri dan orang lain.” – Abu Bakr RA
  27. “Sabar menghadapi musibah adalah bagian dari iman.” – Abdullah bin Mas’ud RA
  28. “Kebaikan kecil jika konsisten lebih mulia dari besar tapi jarang.” – Ali bin Abi Thalib RA
  29. “Ridha Allah adalah kebahagiaan sejati.” – Bilal bin Rabah RA
  30. “Ilmu bermanfaat bagi diri sendiri dan umat.” – Salman Al-Farisi RA
  31. “Bersyukur membuat hidup ringan dan tentram.” – Abu Darda RA
  32. “Jangan sombong dengan harta, karena ia sementara.” – Talhah bin Ubaidillah RA
  33. “Memaafkan orang lain menenangkan hati.” – Aisyah RA
  34. “Setiap langkah menuju kebaikan dicatat sebagai pahala.” – Abu Hurairah RA
  35. “Jangan takut berbuat benar meski sulit.” – Umar bin Khattab RA
  36. “Keikhlasan adalah kunci diterimanya amal.” – Ibn Abbas RA
  37. “Hargai teman yang menasihati dengan tulus.” – Abu Bakrah RA
  38. “Menjaga lisan dari ucapan buruk adalah tanda iman.” – Abdullah bin Umar RA
  39. “Sedekah menyejukkan hati dan memperkuat persaudaraan.” – Ali bin Abi Thalib RA
  40. “Kesederhanaan adalah jalan menuju ketenangan.” – Abu Darda RA
  41. “Ilmu tanpa berbagi akan sia-sia.” – Salman Al-Farisi RA
  42. “Jangan menunda taubat, lakukan segera.” – Ibn Mas’ud RA
  43. “Bersikap rendah hati mendekatkan diri kepada Allah.” – Umar bin Khattab RA
  44. “Hidup untuk memberi manfaat, bukan hanya menerima.” – Abu Bakr RA
  45. “Jangan menilai seseorang dari harta atau kedudukannya.” – Ali bin Abi Thalib RA
  46. “Senyum dan salam mempererat ukhuwah Islamiyah.” – Bilal bin Rabah RA
  47. “Bersyukur dalam segala keadaan adalah tanda orang beriman.” – Abu Hurairah RA
  48. “Belajar dan beramal adalah jalan hidup seorang Muslim.” – Ibn Abbas RA
  49. “Kesabaran menghadapi ujian membentuk karakter kuat.” – Talhah bin Ubaidillah RA
  50. “Jadilah cahaya bagi orang lain melalui kebaikanmu.” – Aisyah RA

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Pembelahan Dada Nabi Muhammad SAW oleh Malaikat Jibril


Jakarta

Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat mulia dan menjadi teladan dalam berbagai aspek kehidupan umat manusia. Hati beliau sangat suci, bebas dari segala sifat buruk seperti kesombongan, iri, dengki, dan syirik.

Sejak kecil, Allah SWT telah membersihkan hati Nabi Muhammad SAW dengan cara yang luar biasa. Salah satunya melalui kisah pembelahan dada Nabi Muhammad SAW oleh Malaikat Jibril berikut ini.

Kisah Pembelahan Dada Nabi Muhammad SAW

Diceritakan dalam buku Kisah Manusia Paling Mulia yang disusun oleh Neti S, pada masa kecilnya, Nabi Muhammad SAW menghabiskan waktunya di pedalaman Bani Sa’ad ikut ibu sepersusuannya. Beliau tumbuh menjadi anak yang sehat, berhati baik, dan fasih dalam berbahasa.


Nabi Muhammad SAW hidup dengan rukun dan penuh kasih sayang bersama saudara sepersusuannya. Kesehariannya, mereka bermain dan menggembala kambing bersama di padang penggembalaan Bani Sa’ad.

Pada suatu ketika, saat Nabi Muhammad SAW menggembala kambing bersama saudara sepersusuannya, datanglah Malaikat Jibril menghampiri Nabi Muhammad SAW dalam wujud manusia. Malaikat Jibril lantas memegang tangan mungil Nabi Muhammad SAW, hingga membuat beliau terkejut dan pingsan.

Malaikat Jibril kemudian meletakkan Nabi Muhammad SAW yang tak sadarkan diri di atas batu. Di saat ini pula, Jibril mulai membelah dada Nabi SAW. Jibril mengeluarkan segumpal darah hitam dari hati beliau yang telah dibelah, kemudian membuangnya.

Setelah itu, hati Nabi Muhammad SAW dibersihkan dengan air zamzam yang disimpan dalam wadah emas. Setelah hati Nabi Muhammad SAW bersih, Jibril meletakkannya kembali ke tempat semula.

Melihat kejadian ini, para saudara persusuan Nabi Muhammad SAW sangat ketakutan. Mereka kemudian berlari pulang dan menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya, Halimah.

“Ibu…ibu…Muhammad….dibunuh! Muhammad dibunuh!” kata mereka dengan menjerit-jerit.

“Ada apa dengan saudaramu?” tanya Halimah cemas.

“Muhammad…. ada orang yang ingin melukainya,” jawab mereka dengan terbata-bata.

Halimah yang terkejut dan cemas setelah mendengarnya, segera mendatangi padang gembalaan tempat Nabi Muhammad SAW berada.

Sesampainya di sana, Halimah melihat Nabi Muhammad SAW sedang menggembalakan kambing dalam kondisi yang baik-baik saja dan tidak ada luka atau goresan yang mengkhawatirkan pada diri anak susuannya itu. Bahkan, wajah Nabi Muhammad SAW terlihat lebih cerah dari biasanya.

“Apa yang telah terjadi padamu, wahai anakku?” tanya Halimah.

“Dua orang laki-laki berjubah putih telah mengambil sesuatu dari tubuhku,” Nabi Muhammad SAW menjawab dengan polosnya.

“Apa itu?” tanya Halimah dengan wajah khawatir. “Aku tidak tahu,” jawab Nabi Muhammad SAW.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Halimah sambil memeriksa tubuh Nabi Muhammad SAW untuk memastikan kembali keadaan anak susuannya itu. Namun, ia tetap tidak menemukan tanda-tanda yang mengkhawatirkan pada diri Nabi Muhammad SAW.

Halimah pun segera membawa Nabi Muhammad SAW dan anak-anaknya pulang dengan rasa waswas akan keselamatan anak susuannya tersebut. Peristiwa pembelahan dada Nabi Muhammad SAW di padang gembalaan itu benar-benar telah mengganggu pikiran Halimah.

Dalam beberapa riwayat, yang dikutip dari buku The 10 Habits of Rasulullah karya Rizem Aizid, air yang digunakan untuk membersihkan hati Rasulullah SAW tersebut bukan air zamzam, melainkan air dari surga. Peristiwa pembelahan dada ini pun terjadi dua kali, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW berusia empat tahun dan sepuluh tahun.

Dalam buku Meneladani Rasulullah melalui Sejarah karya Sri Januarti Rahayu disebutkan bahwa, tidak lama setelah kejadian pembelahan dada Nabi Muhammad SAW oleh Malaikat Jibril, Halimah mengembalikan beliau kepada sang ibu, Aminah.

Sejak saat itu, Nabi Muhammad SAW merasakan kebahagiaan karena bisa hidup bersama ibunda. Namun, kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama, karena sang ibu, Aminah, meninggal dunia saat Nabi Muhammad SAW berusia enam tahun.

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Cerita Qabil dan Habil, Anak Nabi Adam AS yang Membunuh Saudara Kembarnya



Jakarta

Qabil dan Habil merupakan anak kembar laki-laki dari Nabi Adam AS. Siti Hawa melahirkan dua pasang anak kembar laki-laki dan perempuan, yaitu Qabil, Habil, Iqlima dan Labuda.

Menukil dari Qashashul Anbiya oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan Umar Mujtahid dkk, Qabil adalah saudara kembar dari Iqlima. Sementara itu, Habil merupakan saudara kembar dari Labuda.

Ketika mereka sudah baligh, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Adam AS agar menikahkan anak-anaknya yang tidak sekandung. Jadi, Habil dinikahkan dengan Iqlima sementara Qabil dengan Labuda.


Namun, Qabil merasa dengki terhadap Habil. Sebab, paras Labuda tidak secantik Iqlima yang mana merupakan saudara kembar Qabil.

Setan dengan segala tipu daya dan bisikannya menghasut Qabil untuk membunuh Habil. Karena tidak mau mengalah dan hatinya dipenuhi rasa iri, akhirnya Adam AS meminta kedua putranya untuk berkurban agar mendapat pilihan terbaik. Langkah ini dilakukan Nabi Adam AS agar tidak melanggar anjuran dari Allah SWT.

Qabil mempersembahkan kurban berupa hasil pertanian yang buruk, sementara Habil memberikan kurban berupa seekor kambing gemuk dengan kualitas baik. Atas kuasa Allah SWT, muncul api menyambar kurban Habil yang menandakan kurbannya diterima sang Khalik. Sebaliknya, kurban Qabil ditolak karena api membiarkan miliknya begitu saja.

Melihat hal itu, Qabil menjadi marah dan berkata ingin membunuh Habil jika benar-benar menikahi Iqlima. Jawaban Habil atas gertakan Habil diceritakan dalam surah Al Maidah ayat 28,

لَئِنۢ بَسَطتَ إِلَىَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِى مَآ أَنَا۠ بِبَاسِطٍ يَدِىَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.”

Qabil yang gelap mata akhirnya memutuskan untuk membunuh Habil. Ulama berpendapat bahwa Qabil memanggul jenazah Habil selama satu tahun setelah membunuh saudaranya.

Ulama lain ada yang mengatakan selama 100 tahun sampai akhirnya Allah SWT mengutus dua ekor burung gagak yang bertarung hingga salah satunya mati. Burung gagak yang masih hidup menggali tanah dan memasukkan bangkai burung gagak yang telah mati ke dalamnya, ketika itu Qabil menyaksikan pergulatan kedua burung gagak tersebut dan meniru apa yang dilakukan mereka.

Ada lagi yang berpendapat bahwa Qabil membunuh Habil dengan batu yang dilempar hingga mengenai kepalanya ketika ia terlelap. Pendapat lain menyebutkan Qabil mencekek leher Habil sekuat-kuatnya dan menggigitnya seperti layaknya binatang buas hingga Habil meninggal dunia.

Sewaktu Qabil menyaksikan Habil yang terkapar tidak berdaya, ia bingung dan menyesali perbuatannya. Qabil teringat bahwa Habil merupakan saudara yang baik.

Allah SWT tidak langsung mengazab Qabil di dunia, namun ia menanggung dosa besar. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya,

“Tidaklah seorang jiwa dibunuh secara zalim, kecuali anak Adam yang pertama (Qabil) ikut menanggung darahnya, karena ia adalah orang yang pertama mencontohkan pembunuhan.” (HR Bukhari)

Wallahu a’lam

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com