Tag Archives: iritasi

Basreng Asal RI Kesandung Asam Benzoat di Taiwan


Jakarta

Produk basreng atau bakso goreng asal Indonesia tengah menjadi sorotan. Hal ini terjadi setelah pihak Taiwan Food and Drug Administration (TFDA) menahan sejumlah kiriman basreng karena ditemukan kandungan asam benzoat yang dinilai tidak sesuai dengan aturan keamanan pangan di sana. Temuan tersebut membuat produk dilarang beredar di pasar Taiwan dan menimbulkan perhatian dan kekhawatiran dari konsumen di Indonesia.

Asam Benzoat dan Fungsinya pada Makanan

Asam benzoat adalah senyawa yang berfungsi sebagai pengawet dalam makanan. Bahan ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti jamur dan bakteri, sehingga makanan tidak mudah rusak dan dapat bertahan lebih lama.

Asam Benzoat sebenarnya diizinkan untuk digunakan di Indonesia sebagai Bahan Tambahan Pangan (BTP) sesuai dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No.11 tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan. Penetapan batas konsumsi harian aman asam benzoat dari makanan oleh BPOM juga sesuai dengan yang ditetapkan World Health Organization (WHO).


WHO melalui Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) menetapkan batas konsumsi harian aman sebesar 0-5 mg/kg berat badan. Jadi jika berat seseorang 65 kg, maka batas aman konsumsi asam benzoat sebanyak 3,5 gram atau 350 mg. Selama berada dibawah batas tersebut, tubuh umumnya mampu memproses asam benzoat dan membuangnya melalui metabolisme tubuh.

Kandungan Asam Benzoat yang Ditemukan

Laporan dari TFDA menyebutkan bahwa sejumlah produk basreng asal Indonesia mengandung asam benzoat dengan kadar yang bervariasi. Basreng yang ditemukan pekan sebelumnya (21/10/2025) tercatat memiliki kadar sekitar 0,93 gram per kilogram. Sementara dua sampel lain diumumkan pada selasa (28/10/2025) menunjukkan kadar yang lebih rendah, yaitu sekitar 0,05 gram per kilogram dan 0,02 gram per kilogram.

Kadar tersebut mungkin tampak tidak terlalu besar, namun produk basreng di Taiwan termasuk kategori pangan yang tidak diperbolehkan menggunakan asam benzoat sebagai pengawet. Jadi persoalannya bukan hanya pada tinggi atau rendah kadar yang ditemukan, melainkan pada ketidaksesuaian penggunaan bahan pengawet tersebut dalam makanan. Atas dasar itu, TFDA mengambil tindakan untuk menahan dan tidak memberikan izin edar bagi produk basreng asal Indonesia.

Bahaya Asam Benzoat

Asam benzoat sebenarnya masih aman dikonsumsi selama berada dalam batas yang dianjurkan. Tubuh mampu memecahnya di hati lalu membuangnya melalui urine. Namun ketika konsumsi terjadi berulang setiap hari dan melampaui dosis aman, tubuh dapat mengalami peningkatan beban metabolik.

Beberapa penelitian menunjukkan risiko kesehatan yang bisa muncul pada paparan berlebih. Penelitian yang diterbitkan pada jurnal Nutrients tahun 2022 menjelaskan bahwa asam benzoat dan sodium benzoate dalam jumlah yang berlebihan dapat memicu peningkatan stres oksidatif di dalam tubuh. Kondisi ini terkait dengan gangguan keseimbangan sel dan dapat berdampak pada kesehatan jaringan hati, ginjal, serta sistem imun. Studi yang sama juga menyebut kemungkinan munculnya reaksi alergi pada individu tertentu, terutama yang memiliki riwayat asma atau urtikaria.

Bukti lain ditunjukkan dalam Asian Food and Science Journal tahun 2021, bahwa dalam minuman yang mengandung asam benzoat dan vitamin C dapat terbentuk senyawa benzena (senyawa karsinogen) dan berdampak pada gangguan hati dan ginjal.

Kesimpulan

Perbedaan regulasi menjadi faktor utama dalam kasus basreng yang tidak diperbolehkan beredar di Taiwan. Asam benzoat tidak diperbolehkan digunakan pada produk jenis ini di Taiwan, sehingga melanggar Undang-Undang tentang Keamanan dan Sanitasi Pangan. Sementara di Indonesia, asam benzoat diizinkan sebagai Bahan Tambahan Pangan (BTP) selama penggunaannya mengikuti batas yang ditetapkan dan sesuai dengan kategori produk.

Asam benzoat sendiri bisa bantu menjaga mutu dan daya simpan makanan. Namun, konsumsi yang berlebihan dan terjadi setiap hari dapat menambah beban metabolik tubuh, memicu iritasi pada individu sensitif, hingga memunculkan kondisi stres oksidatif dalam jangka panjang. Risiko meningkat bila seseorang mengonsumsi banyak produk kemasan yang sama-sama mengandung pengawet ini.

Meski begitu, konsumsi asam benzoat dalam batas yang dianjurkan terbukti aman. Tubuh mampu memetabolisme dan membuangnya melalui mekanisme alami.

(mal/up)



Sumber : health.detik.com

6 Tanaman Beracun di Dunia dan Ciri-cirinya, Jangan Asal Sentuh!



Jakarta

Seperti halnya hewan, sejumlah spesies tumbuhan juga mengembangkan mekanisme perlindungan diri. Bedanya, tumbuhan tidak memiliki kemampuan untuk melarikan diri, sehingga mereka harus mengandalkan strategi lain.

Pertahanan tersebut bisa berbentuk perlindungan fisik, seperti duri atau rambut tajam pada batang dan daun. Namun, banyak pula tumbuhan yang menggunakan pertahanan kimiawi, yakni dengan memproduksi racun.

Racun ini menimbulkan efek mulai dari iritasi ringan hingga kematian bagi hewan pemakan tumbuhan. Tanaman beracun tidak hanya tumbuh di hutan liar, tapi juga bisa ditemukan di taman atau pekarangan rumah. Dari Oleander yang sering jadi tanaman hias, hingga Manchineel yang dijuluki “pohon kematian”.


Berikut 6 tanaman yang dikenal paling berbahaya di dunia seperti dikutip dari BBC Wildlife. Yuk, kenali ciri-cirinya supaya detikers tidak salah sentuh dan bisa lebih waspada saat berinteraksi dengan alam!

1. Deadly Nightshade (Atropa belladonna)

Sekilas, tanaman ini tampak cantik dengan bunga ungu keunguan dan buah beri hitam mengkilap. Namun jangan tertipu! Atropa belladonna mengandung atropine dan scopolamine, dua racun yang bisa melumpuhkan sistem saraf.

Nama tanaman ini berasal dari kata Yunani “Atropos” dan merujuk pada salah satu dari tiga Dewi Takdir dalam mitologi Yunani seperti dikutip dari Science Direct. Adapun “Bella-donna” adalah frasa Italia yang berarti “wanita cantik”.

Ciri-ciri:

  • Bunga berbentuk lonceng berwarna ungu kecoklatan.
  • Buah berupa beri bulat kehitaman, mirip blueberry, dengan permukaan mengkilap.
  • Tinggi tanaman bisa mencapai 1,5 meter.
  • Tumbuh di daerah lembap Eropa dan Asia Barat.
  • Efek racunnya dapat menyebabkan pupil melebar, halusinasi, jantung berdebar, hingga kematian bila dikonsumsi dalam jumlah besar. Di masa Romawi, racun ini bahkan pernah digunakan untuk meracuni musuh.

Namun, kandungan yang dimiliki tanaman ini juga bisa dimanfaatkan untuk pengobatan dengan takaran yang tepat.

2. Manchineel (Hippomane mancinella)

Disebut sebagai pohon paling berbahaya di dunia, Manchineel tumbuh di kawasan tropis Amerika Tengah dan Kepulauan Karibia. Dikutip dari laman University of Florida, nama “manchineel” berasal dari bahasa Spanyol “manzanilla”, yang berarti “apel kecil” mengacu pada daun dan buah pohon apel. Namun, karena sifatnya yang sangat beracun, orang Spanyol juga menjuluki pohon ini “arbol de la muerte” yang berarti “pohon kematian”.

Ciri-ciri:

  • Kulit batang abu-abu dengan getah putih kental yang sangat beracun.
  • Daunnya hijau mengkilap, buah kecil mirip apel, aromanya manis menipu.
  • Biasanya tumbuh di tepi pantai berpasir atau hutan mangrove.
  • Efek getahnya mengandung phorbol ester yang bisa menyebabkan kulit melepuh. Asap dari pembakaran rantingnya dapat membuat mata dan tenggorokan terbakar.
  • Air hujan yang menetes dari daunnya saja bisa menimbulkan luka bakar kimia di kulit!

3. Rosary Pea (Abrus precatorius)

Menurut Extension Gardner, tanaman merambat ini sering dijumpai di daerah tropis Asia, termasuk Indonesia, dan dikenal dengan nama Saga Gunung atau Saga Pohon. Bijinya berwarna merah mengkilap dengan titik hitam, sering dijadikan manik-manik gelang, padahal sangat beracun!

Ciri-ciri:

  • Daun kecil majemuk, mirip daun saga biasa.
  • Biji berwarna merah cerah dengan bintik hitam di salah satu ujungnya.
  • Merambat di pagar, pepohonan, atau semak.
  • Bijinya mengandung abrin, racun yang lebih mematikan daripada racun ular kobra. Mengunyah satu biji saja bisa menyebabkan gagal ginjal dan kematian. Meski cangkangnya keras, saat pecah racunnya mudah masuk ke tubuh.

4. Oleander (Nerium oleander)

Bunga oleander sering menghiasi taman karena warnanya yang indah-merah muda, putih, atau kuning. Tapi di balik tampilannya, semua bagian tanaman ini mengandung oleandrin, racun yang menyerang jantung.

Ciri-ciri:

  • Bunga berwarna cerah dengan kelopak tebal dan aroma lembut.
  • Daun memanjang, hijau pekat, tersusun berhadapan.
  • Batangnya berkayu dan dapat tumbuh hingga 3 meter.
  • Efek racunnya menyebabkan muntah, pusing, detak jantung tidak teratur, bahkan henti jantung jika tertelan. Hewan peliharaan seperti kucing dan anjing juga bisa keracunan bila menggigit daunnya.

Di beberapa daerah, tanaman ini sering disalah artikan sebagai tanaman yang aman karena banyak dijual sebagai tanaman hias.

5. Bunga Bakung Gunung (Convallaria majalis)

Si mungil beraroma manis ini kerap dipakai dalam buket pernikahan, tapi siapa sangka ia menyimpan racun jantung yang berbahaya.

Ciri-ciri:

  • Bunga putih kecil berbentuk lonceng, menggantung pada tangkai panjang.
  • Daunnya lebar dan hijau cerah, menyerupai daun pisang mini.
  • Berbuah merah jingga saat musim panas.
  • Mengandung cardiac glycosides seperti convallatoxin yang bisa mengganggu ritme jantung. Gejala umum yang dapat ditimbulkan antara lain: mual, muntah, dan detak jantung tidak teratur.

Meski baunya harum, sebaiknya jangan menyentuh atau mencium terlalu dekat bila kamu memiliki kulit sensitif.

6. Monkshood (Aconitum spp.)

Disebut juga “wolf’s bane”, tanaman ini punya bunga ungu kebiruan yang elegan, sering jadi favorit di taman bergaya Eropa. Namun, racunnya, aconitine, termasuk salah satu neurotoksin paling kuat di dunia.

Ciri-ciri:

  • Bunga menyerupai tudung biksu (itulah asal nama Monkshood).
  • Daunnya menjari dengan tepi bergerigi halus.
  • Tumbuh di daerah pegunungan atau dataran tinggi yang sejuk.
  • Efek racunnya dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, gangguan pernapasan, hingga henti jantung hanya dalam waktu 30 menit jika tertelan. Bahkan menyentuh akarnya tanpa sarung tangan bisa menimbulkan iritasi.

Para ilmuwan menyebut tanaman-tanaman ini sebagai contoh mekanisme pertahanan alami yang ekstrim. Racun pada tumbuhan sejatinya berevolusi untuk melindungi diri dari herbivora dan serangga, bukan untuk menyerang manusia. Namun, pengetahuan tentang ciri dan bahayanya penting agar kita bisa menghargai alam tanpa mengundang risiko.

(pal/pal)



Sumber : www.detik.com

Waspada Sinar UV Tinggi di Tengah Cuaca Panas, Ini Wanti-wanti BMKG


Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti paparan sinar ultraviolet (UV) pada kategori tinggi hingga sangat tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di tengah kondisi cuaca panas.

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani, mengatakan hasil pengamatan menunjukkan indeks sinar ultraviolet di sejumlah wilayah Indonesia berada pada level yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan apabila masyarakat terpapar langsung dalam waktu lama.

“Paparan sinar matahari langsung pada indeks UV tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata dalam hitungan menit. Karena itu, masyarakat perlu melindungi diri saat beraktivitas di luar ruangan,” kata Andri, dikutip Antara.


Ia menyarankan masyarakat untuk menghindari paparan langsung sinar matahari terutama pada pagi menjelang siang hari, serta menggunakan pelindung diri seperti topi, jaket, payung, kacamata hitam, dan tabir surya ketika harus beraktivitas di luar ruangan.

Selain itu, BMKG mengingatkan agar masyarakat memperbanyak konsumsi air putih guna mencegah dehidrasi, serta menghindari aktivitas fisik berat di bawah terik matahari yang dapat meningkatkan risiko heatstroke atau kelelahan akibat panas.

Berdasarkan hasil pengamatan BMKG dalam beberapa hari terakhir, potensi cuaca cerah dan terik umumnya terjadi pada pagi siang hari, suhu maksimum udara tercatat mencapai hingga 38 derajat celcius di beberapa lokasi.

Daerah yang mengalami suhu panas antara lain Karanganyar, Jawa Tengah (38,2 derajat celcius) Majalengka, Jawa Barat (37,6 derajat celcius), Boven Digoel, Papua (37,3 derajat celcius), dan Surabaya, Jawa Timur (37,0 derajat celcius).

Sementara di wilayah Jabodetabek pada dua hari belakangan, suhu maksimum di wilayah Jabodetabek mencapai 35 derajat celcius dengan rincian Banten, 35,2 derajat celcius, Kemayoran: 33,4 – 35,2 derajat celcius, Halim: 34,0 – 34,9 derajat celcius, Curug: 33,5 – 34,6 derajat celcius, Tanjung Priok: 32,8 – 34,4 derajat celcius dan Jawa Barat (sekitar Jabodetabek): 33,6 – 34,0 derajat celcius.

Andri menambahkan, situasi cuaca panas ini juga bertepatan dengan masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, yang ditandai oleh suhu udara tinggi pada siang hari dan potensi hujan disertai petir serta angin kencang pada sore hingga malam hari.

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com