Tag Archives: jalan raya

Ini Beda Jalur dan Lajur di Jalan, Jangan Salah!


Jakarta

Jalur dan lajur adalah kata yang mirip, tetapi memiliki arti yang berbeda. Meski sering dijumpai di jalan, mungkin masih banyak dari kita yang belum tahu perbedaannya.

Simak artikel ini untuk mengetahui beda jalur dan lajur, lengkap dengan penggunaan dan jenisnya.

Beda Jalur dan Lajur

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2023 Tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Perencanaan Teknis Jalan, berikut ini beda antara jalur dan lajur:


Jalur adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan. Sedangkan lajur adalah bagian dari jalur yang memanjang dengan ataupun tanpa marka jalan yang memiliki lebar cukup untuk dilewati satu kendaraan.

Misalnya jalan tol Semarang-Solo dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur dari Semarang ke Solo dan jalur dari Solo ke Semarang.

Di tiap jalur dibagi lagi menjadi tiga lajur, yaitu lajur lambat, lajur cepat, dan lajur untuk mendahului.

Penggunaan Jalur dan Lajur

Penggunaan jalur dan lajur diatur dalam Pasal 108 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

  • Setiap pengguna jalan wajib menggunakan jalur jalan sebelah kiri.
  • Sepeda motor, kendaraan bermotor yang kecepatannya lebih rendah, mobil barang, dan kendaraan tidak bermotor berada pada lajur kiri jalan.
  • Lajur sebelah kanan hanya boleh digunakan bagi kendaraan dengan kecepatan lebih tinggi, akan membelok kanan, mengubah arah, atau mendahului kendaraan lain.

Jenis-jenis Jalur dan Lajur

Dilansir dari penelitian di situs e-journal.uajy.ac.id, ada beberapa jenis jalur dan lajur jalan, antara lain sebagai berikut:

1. Jalan Dua Jalur Dua Arah Tak Terbagi

Jalan ini memiliki dua jalur dengan arah berlawanan. Setiap jalur terdapat satu lajur kendaraan. Antara jalur satu dengan lainnya tidak dipisahkan oleh median jalan.

2. Jalan Empat Lajur Dua Arah

Jalan ini memiliki dua jalur yang berlawanan arah, Setiap jalur dibagi menjadi dua lajur. Antara jalur satu dengan yang lain bisa dipisahkan median maupun tidak dipisahkan median jalan.

3. Jalan Enam Lajur Dua Arah Terbagi

Jalan ini memiliki dua jalur yang berlawanan arah, Setiap jalur dibagi menjadi tiga lajur, sehingga total ada enam lajur. Antara jalur satu dengan yang lain dipisahkan oleh median jalan.

4. Jalan Satu Arah

Jalan ini hanya memiliki satu jalur di mana seluruh pengendara wajib melaju ke satu arah yang sama. Di jalur ini bisa terdiri dari satu atau lebih lajur.

Nah, sekarang detikers sudah paham kan beda jalur dan lajur di jalan? Jangan sampai keliru memahaminya ya.

(bai/inf)



Sumber : oto.detik.com

Kenapa Pengendara Motor Wanita Kerap Kesulitan saat Putar Balik?


Jakarta

Berkendara di jalan raya tak hanya sekadar lurus dan belok saja, tapi ada kalanya harus putar balik. Meski terlihat mudah, akan tetapi banyak pengendara yang kesulitan saat putar balik, khususnya bagi sejumlah wanita.

Beberapa waktu lalu, sebuah video viral di media sosial yang menampilkan mobil ambulans terhalang oleh seorang pengendara motor wanita yang tengah melakukan putar balik. Video tersebut diunggah oleh akun @memomedos di Instagram.

Pengendara motor wanita putar balik di jalan raya, tapi malah menghambat laju ambulans yang sedang terburu-buru.Foto: Tangkapan layar/Instagram @memomedos

Dalam video tersebut, terlihat pengendara motor ingin putar balik di salah satu ruas jalan. Namun, ketika putar balik ia justru menghalangi laju mobil ambulans yang tengah terburu-buru. Selain itu, tas milik pemotor wanita sempat terjatuh ketika putar balik, sehingga makin menghambat laju ambulans.


Hal ini tentu menjadi pelajaran bagi pengendara, baik pria maupun wanita, untuk tetap waspada dan memperhatikan kondisi di sekitar. Jika tidak memungkinkan untuk putar balik, maka sebaiknya tidak memaksakan diri dan beri ruang bagi pengendara lain untuk melintas terlebih dahulu.

Berbicara soal banyak pengendara motor wanita yang sulit putar balik di jalan raya, hal itu juga dibenarkan oleh Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu.

“Banyak ditemui pengendara wanita, tapi tidak semua ya, mereka agak kesusahan ketika melakukan manuver di jalan raya, seperti saat putar balik contohnya,” kata Jusri saat dihubungi, Senin (9/9/2024).

Perihal mengapa wanita sulit melakukan manuver putar balik di jalan raya, Jusri mengatakan perlu dilakukan riset dan penelitian lebih lanjut mengenai hal itu. Sebab, ada sejumlah faktor yang diyakini menjadi pemicu sejumlah pemotor wanita sering kikuk saat manuver putar balik.

“Bisa jadi karena faktor psikologi atau fisik tubuh pengendara, karena kan wanita memiliki perbedaan fisik dengan pria. Makanya perlu diteliti lebih lanjut kenapa banyak pengendara motor wanita sulit melakukan putar balik,” paparnya.

Tingkat Kewaspadaan Wanita di Jalan Raya Harus Ditingkatkan

Tak hanya sekedar menguasai teknik putar balik di jalan raya, Jusri mengatakan bahwa masih banyak pemotor wanita yang kurang waspada saat di jalan raya. Berkaca dari kasus yang viral, seharusnya pemotor tersebut paham jika ada ambulans yang sedang melintas.

“Wanita harus merubah mindset-nya ketika berkendara di jalan raya. Mereka harus mengantisipasi hal-hal terburuk yang bisa terjadi ketika berkendara. Mereka tidak menyadari jika kurangnya kewaspadaan saat berkendara justru bisa memicu kecelakaan,” ujar Jusri.

Lebih lanjut, Jusri menambahkan jika masih ada sejumlah pengendara motor wanita yang kurang tepat dalam mengambil keputusan. Hal ini tentu berisiko karena keputusan yang tidak tepat bisa memicu kecelakaan, baik untuk dirinya maupun orang lain.

“Banyak pengendara wanita yang kemampuan evaluasi terhadap bahaya di sekitar menurun, sehingga kurang waspada. Selain berbahaya untuk dirinya, dia juga bisa membahayakan orang lain,” jelasnya.

Kebiasaan seperti sein belok kiri tapi ternyata belok kanan, berhenti secara mendadak, hingga berkendara tanpa memperhatikan pengendara lain merupakan beberapa contoh kebiasaan buruk yang masih sering dilakukan pemotor wanita.

Jusri menghimbau kepada pengendara motor, baik pria maupun wanita, untuk tetap waspada dan selalu hati-hati saat berkendara di jalan raya. Tingkat kewaspadaan yang kurang disertai gaya berkendara yang berbahaya sangat berisiko menyebabkan kecelakaan.

“Pengendara harus merubah mindset-nya ketika melakukan perjalanan. Sebelum jalan sudah siap baik secara fisik dan mental, kalau di jalan harus tenang dan sabar. Intinya harus tetap waspada dan jangan sampai lengah,” pungkas Jusri.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com