Tag Archives: jawa

Stasiun Mrawan, Stasiun Tertinggi di Daop 9 Jember, Sudah Ada Sejak 1902



Jakarta

Stasiun Mrawan bukan sembarang stasiun kereta api. Stasiun itu stasiun tua yang sudah ada sejak 1902 dan unik dari aspek lokasi.

Stasiun itu tercatat sebagai stasiun tertinggi di wilayah Daop 9 Jember. Lokasinya berada di ketinggian 524 meter di atas permukaan laut. Nama Mrawan berasal dari nama sebuah sungai yang mengalir di dekat kompleks stasiun mrawan maupun terowongan itu.

Perannya juga nggak main-main, Stasiun Mrawan menjadi penggerak roda perekonomian wilayah Jember dan Banyuwangi. Sejak awal, stasiun itu menjadi jalur utama pengangkutan hasil perkebunan seperti kopi, gula, dan beras ke berbagai daerah di Indonesia.


Kini, fungsinya berkembang menjadi simpul perjalanan yang menyatukan nilai sejarah, ekonomi, dan pariwisata. Ya, stasiun itu berada di bentang Gunung Gumitir yang memiliki pemandangan menawan. Jalur di sekitar Mrawan melewati hamparan perkebunan kopi, kakao, dan karet milik PTPN XII.

Dekat dari stasiun tersebut, berdiri Terowongan Mrawan sepanjang 690 meter yang dibangun pada 1901 dan selesai pada 1910 oleh Staatsspoorwegen, perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Belanda. Pembangunan dimulai dengan mendirikan tembok di kedua sisi terowongan pada periode 1901-1902, kemudian dilanjutkan dengan konstruksi lengkung penutup yang memakan waktu delapan tahun.

Terowongan itu menembus Gunung Gumitir yang membatasi Kabupaten Jember dengan Kabupaten Banyuwangi, menjadi salah satu jalur penghubung vital di kawasan lintas selatan Pulau Jawa.

Terowongan itu berada di antara Stasiun Mrawan dan Stasiun Kalibaru. Tepatnya di KM 30+777. Sampai saat ini, Terowongan Mrawan merupakan terowongan aktif terpanjang kedua di Indonesia, cuma kalah dari terowongan Sasaksaat, bagian dari jalur kereta api yang menghubungkan Padalarang – Purwakarta – Cikampek, yang memiliki panjang 949 km.

Terowongan itu pun menjadi simbol keandalan teknologi perkeretaapian masa lalu yang tetap berfungsi hingga kini, memperkuat nilai sejarah kawasan Gumitir.

Menurut Vice President Public Relations KAI Anne Purba, Stasiun Mrawan menjadi potret peran transportasi publik dalam mendukung masyarakat, negara, dan ekonomi.

“Stasiun Mrawan memperlihatkan bagaimana perkeretaapian hadir sebagai penggerak ekonomi daerah, penghubung mobilitas masyarakat, sekaligus penjaga warisan sejarah bangsa. Kawasan ini memberi pengalaman perjalanan yang bernilai, sekaligus manfaat ekonomi bagi warga di sekitarnya,” ujar Anne.

Dia mengatakan bahwa lintasan Mrawan memperkuat konektivitas antara sektor transportasi, pertanian, dan pariwisata. Setiap perjalanan di jalur ini membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi serta mempertegas kontribusi KAI terhadap pengembangan wilayah.

Dengan nilai sejarah yang kuat, lanskap alam yang memukau, dan potensi peran strategis dalam pergerakan ekonomi, Stasiun Mrawan berdiri sebagai simbol harmoni antara transportasi modern, potensi lokal, dan kebanggaan nasional.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Jakarta Terasa Panas padahal Matahari Seperti Menjauh, Kok Bisa?



Jakarta

Jakarta dan sekitarnya belakangan terasa seperti “disembur naga”, begitu keluhan banyak warganet di media sosial. Suhu mencapai 37,6°C, apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang mesti dilakukan agar tetap aman saat jalan-jalan?

Belakangan, beraktivitas di luar ruangan pun terasa seperti di panggang matahari. Tapi, tenang dulu, traveler itu ternyata bukan pertanda aneh atau darurat iklim baru, melainkan peristiwa tahunan yang terjadi akibat pergerakan semu matahari di langit selatan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa saat ini posisi semu matahari sedang bergerak ke belahan bumi selatan. Akibatnya, wilayah Indonesia yang berada di sekitar ekuator terasa lebih panas dari biasanya.


Meskipun matahari tampak makin jauh, sinar matahari justru jatuh lebih tegak di beberapa wilayah, termasuk Jakarta. Kondisi itu membuat suhu udara terasa lebih terik meski sebenarnya jarak Bumi dan Matahari tidak berubah.

Fenomena itu terjadi karena Bumi mengelilingi Matahari dalam posisi miring sekitar 23,5 derajat. Kemiringan itulah yang membuat matahari terlihat seolah berpindah dari utara ke selatan sepanjang tahun, fenomena yang dikenal sebagai pergerakan semu matahari. Saat matahari “berada” di wilayah selatan seperti sekarang, sinar matahari mengenai permukaan Bumi lebih langsung, sehingga udara terasa lebih panas dari biasanya.

Selain Jabodetabek, BMKG mencatat beberapa area yang juga merasakan suhu panas. Kondisi itu terjadi pada wilayah Indonesia di bagian tengah dan selatan.

“Wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan misal Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam rilisnya dilihat detikTravel dikutip Kamis (16/10/2025).

Suhu panas diprakirakan berlanjut hingga akhir Oktober atau awal November 2025. Selain pergerakan semu matahari, kondisi itu juga dipengaruhi penguatan angin timuran atau Monsun Australia. Angin membawa massa udara kering hangat, sehingga pembentukan awan minim dan radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara maksimal.

Kendati begitu, BMKG memprakirakan potensi hujan lokal masih bisa terjadi pada sore hingga malam hari. Hujan kemungkinan terjadi di sebagian wilayah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Papua. Dengan dinamika cuaca itu, BMKG mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan.

Dokter spesialis paru Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, FISR. Prof Tjandra menyarankan agar traveler selalu berada di tempat teduh dan jangan terkena sinar matahari langsung. Apalagi, ketika tengah hari atau suhu sedang sangat panas.

“Wajib sekali banyak minum kalau bisa lebih dari 8 gelas sehari. Selain itu jangan bikin tambah panas dengan paparan mesin dam asap di ruang tertutup. Apalagi, ada juga potensi keracunan gas dan jangan menambah panas dengan berbagai tindakan, misal membakar sampah,” kata Prof Tjandra dalam pesan pendek kepada detikTravel.

Prof Tjandra juga mengingatkan agar traveler segera berkonsultasi pada petugas kesehatan jika merasa pusing, lemah, atau terjadi gangguan kesehatan. Apalagi, pada traveler lansia dan warga lain dengan daya tahan tubuh rendah, atau pasien dengan gangguan imunitas. Konsultasi memungkinkan gangguan bisa segera diatasi.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Cikini 82, Dari Rumah Ahmad Soebardjo Jadi Ruang Seni Elegan



Jakarta

Di balik tembok bergaya kolonial di kawasan Menteng, berdiri rumah bersejarah milik Ahmad Soebardjo, tokoh perumus kemerdekaan Indonesia. Kini, Cikini 82 bertransformasi menjadi ruang seni dan pameran batik yang menawan, mengajak pengunjung menjelajah sejarah lewat estetika.

Rumah Cikini 82 mencolok. Berada di jantung Cikini, yang berada di Jakarta Pusat, rumah kuno dengan gaya arsitektur kolonial itu memang tampak megah dan terawat dari balik pagar. Rupanya, rumah itu memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Bangunan Cikini 82 itu dulu tempat tinggal dari Ahmad Soebardjo, seorang tokoh penting sebagai Menteri Luar Negeri pertama di Republik Indonesia.


Rumah itu telah berdiri sejak 1860. Rumah tersebut sempat digunakan sebagai kantor pertama bagi Kementerian Luar Negeri setelah kemerdekaan Indonesia.

Rumah bergaya kolonial Cikini 82Rumah bergaya kolonial Cikini 82 (Qonita Hamidah/detikcom)

Kini, rumah itu bukan lagi milik keluarga Achmad Soebardjo, tetapi menjadi milik pribadi dari Lukas Budiono, seorang advokat di Indonesia. Kendati sudah pindah kepemilikan, kondisi di dalam rumah itu masih sama alias tidak ada perubahan, baik dari ruangan atau pun keramik lantai. Semua masih serupa aslinya.

Menurut penjelasan dari salah seorang petugas bernama Sarah, rumah itu dibuka saat ada event dan penyewaan venue.

“Pada tanggal 11 sampai 17 Oktober ini ada acara khusus, tetapi di hari biasa rumah ini tidak dibuka karena merupakan milik pribadi. Kami menyewa tempat ini khusus untuk mengadakan pameran batik,” ujar Sarah saat ditemui oleh detikTravel pada hari Rabu (15/10/2025).

Bangunan Klasik Bernuansa Kolonial

Cikini 82 didirikan di atas lahan yang luasnya mencapai 2.951 meter persegi, dengan luas bangunan sekitar 1.796 meter persegi. Kompleks rumah ini terdiri dari tiga bangunan utama, yaitu Main House, East Pavilion, dan West Pavilion.

Di Main House, para pengunjung dapat melihat ruang kerja dari Ahmad Soebardjo yang masih terjaga dengan baik, lengkap dengan koleksi buku-buku langka yang dimilikinya. Ruangan ini diberi pembatas berupa tali agar pengunjung tidak memasuki area pribadi.

Rumah bergaya kolonial Cikini 82Rumah bergaya kolonial Cikini 82 (Qonita Hamidah/detikcom)

Selain ruang kerja, terdapat juga ruang tamu (holding room) dan ballroom yang dindingnya dihiasi dengan berbagai karya seni dari pelukis terkenal Indonesia, seperti Affandi, Lee Man Fong, Widayat, Hendra Gunawan, Dullah, serta Walter Spies.

Tidak hanya itu, area rumah ini juga dilengkapi dengan pendopo, kantor kecil, mushola, serta fasilitas toilet untuk pria dan wanita. Suasana kolonial yang menenangkan langsung terasa saat memasuki halaman rumah.

Salah seorang pengunjung bernama Dinda mengungkapkan bahwa dirinya sangat terkesan dengan suasana yang ada.

“Bangunannya sangat khas kolonial, saat masuk terasa sejuk dan masih sangat asli. Di bagian belakang juga terdapat teras yang sangat estetik untuk berfoto,” kata Dinda.

Di dalam rumah, berbagai furnitur antik seperti lampu gantung, meja kayu, kursi klasik, hingga rak buku tua semakin memperkuat kesan bersejarah dari tempat ini.

Lokasi dan Akses ke Cikini 82

Bagi detikers yang ingin mengunjungi rumah bersejarah ini, lokasinya berada di Jalan Cikini Nomor 82, Jakarta Pusat. Akses menuju lokasi ini cukup mudah, detikers dapat menggunakan kereta api dan turun di Stasiun Cikini, atau menggunakan bus TransJakarta dengan rute 5M dan 6H (arah Cikini). Sebagai alternatif, Anda juga dapat menggunakan rute JakLingko Jak10A.

Pameran Batik di Rumah Ahmad Soebardjo

Ketika detikTravel berkunjung pada Rabu (15/10/2025), rumah Ahmad Soebardjo sedang digunakan sebagai lokasi untuk pameran batik karya Quoriena Ginting.

Terdapat sekitar 30 karya batik dan songket yang dipamerkan, sebagian besar berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan Sumatera.

Pameran itu membuktikan bahwa rumah bersejarah tidak hanya menyimpan cerita masa lalu, tetapi juga dapat menjadi wadah untuk ekspresi seni dan budaya masa kini.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Ragam Batik dan Wastra Nusantara Dipamerkan di Cikini 82



Jakarta

Cikini 82, rumah Menteri Luar Negeri RI pertama, Ahmad Soebarjo kini bertransformasi jadi ruang pameran. Mari lihat pameran batik dan wastra Nusantara di sini:

Ketika detikTravel berkunjung ke Cikini 82, Rabu (15/10/2025), rumah Ahmad Soebardjo itu sedang digunakan sebagai lokasi untuk pameran batik karya Quoriena Ginting.

Terdapat sekitar 30 karya batik dan songket yang dipamerkan, sebagian besar berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan Sumatera.


Quoriena Ginting adalah seorang kolektor wastra Nusantara. Ini adalah pameran koleksi kainnya yang ke-10 dengan tema Rangkaian Bunga dan Budaya pada Wastra Nusantara.

Pameran bertajuk Nusawastra Silang Budaya ini menampilkan kekayaan wastra dari berbagai daerah di Indonesia. Quoriena Ginting pun menceritakan perjalanannya menjadi kolektor wastra yang dimulai sejak sekitar 20 tahun lalu. Semua berawal dari ketertarikannya pada sehelai kain company tua.

“Saya memulai koleksi saya sekitar 20 tahun yang lalu. Awalnya saya tidak terlalu tertarik soal kain, tapi suatu ketika ada tukang antik menawarkan kain company yang kondisinya robek-robek. Dari situ saya mulai belajar, kenapa kain seperti ini dikoleksi,” ujar Quoriena, dikutip Kamis (16/10/2025).

Pameran Wastra di Cikini 82Pameran Wastra di Cikini 82 Foto: (dok. Istimewa)

Pameran ini pun bisa jadi seperti museum berjalan agar masyarakat dapat melihat langsung dan mengapresiasi keindahan wastra Nusantara.

“Ini adalah salah satu cara saya supaya orang juga bisa melihat betapa luar biasanya Indonesia dan saya juga bisa sharing passion saya. Saya ingin supaya kesenangan saya, kecintaan saya, pengetahuan saya itu tidak berhenti di saya, tapi saya bisa sharing-kan ke banyak orang,” jelas dia.

Pameran Wastra di Cikini 82Pameran Wastra di Cikini 82 Foto: (dok. Istimewa)

Tema pameran kali ini, Rangkaian Bunga dan Budaya pada Wastra Nusantara terinspirasi dari keindahan motif buketan atau rangkaian bunga yang banyak terdapat pada koleksi kainnya, termasuk batik lawas karya Eliza van Zuylen yang diperkirakan dibuat sejak tahun 1800-an.

Kecintaannya terhadap wastra Nusantara juga mendorong dia untuk membuat buku Nusawastra Silang Budaya yang terbit dalam dua bahasa, yaitu Indonesia dan Inggris. Proses pembuatan buku ini memakan waktu tiga tahun.

Selama 3 tahun, Quoriena aktif berkeliling Indonesia untuk bertemu dengan para seniman wastra di daerah-daerah seperti Padang, Pekalongan, dan Bangkalan.

“Suami saya [Danil Ginting] bilang, ‘Bagusnya kamu buat buku, supaya yang bisa menikmati kain kamu bukan hanya teman-teman kita. Kalau kita buat buku kan semua orang bisa lihat’,” kenang Quoriena.

Buku yang terbit tahun 2016 ini memuat 245 kain pilihan dan sengaja dibuat dengan narasi yang mudah dibaca agar lebih menarik bagi pembaca Indonesia.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Apakah Harimau dan Macan Sama?


Jakarta

Harimau kerap diidentikkan dengan macan karena bentukan fisik dan karakter yang mirip. Keduanya juga berasal dari satu genus yaitu Panthera sp yang artinya harimau dan macan memiliki beberapa kesamaan.

Namun, harimau dan macan kenyataannya berbeda meski keduanya nyaris sama. Dikutip dari Nature Safari India, berikut perbedaan harimau dan macan

Beda Harimau dan Macan

Berikut beberapa perbedaan fisik pada dua hewan pemuncak rantai makanan ini


1. Nama ilmiah

Harimau: Panthera tigris

Macan: Panthera pardus

2. Corak

Harimau: belang kombinasi oranye dan hitam, ada yang putih tapi sangat jarang

Kenapa Harimau Takut sama Kucing? Simak FaktanyaKenapa Harimau Takut sama Kucing? Simak Faktanya (dok. A G/Unsplash)

Macan: tutul-tutul dengan kombinasi keemasan, coklat, dan hitam

Evakuasi macan tutul di Sukasari, Kota Bandung.Evakuasi macan tutul di Sukasari, Kota Bandung (dok. Wisma Putra/detikJabar)

3. Ukuran dan berat tubuh

Harimau: dengan bobot bisa mencapai 300 kg adalah yang terbesar di genus Panthera sp

Macan: bobot maksimal adalah 90 kg adalah yang terkecil di genus Panthera sp namun sangat lincah

4. Jenis

Harimau: tipe hewan ini terdiri dari Harimau Siberia, Bengal, Kaspia, Cina Selatan, Indochina, Malaya, Jawa, Bali dan Sumatra

Macan: tipenya terdiri dari Macan Tutul Afrika, India, Jawa, Arab, Persia, Indochina, dan Sri Lanka

5. Habitat

Harimau: Asia Timur dan Selatan dalam hutan yang lebat

Macan: Sub-Sahara Afrika, semenanjung Arab, Turki barat daya dan timur, kaki bukit Himalaya dan Asia Selatan di hutan, pegunungan, hingga gurun.

Harimau dan tiger sama-sama kerap disebut tiger walaupun keduanya jelas berbeda. Meski begitu, keduanya sama-sama masuk kelompok hewan langka dan dilindungi karena nyaris punah.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Di Air Terjun Ini Ada Batu Purba yang ‘Menjaga’ Laut Selatan



Sukabumi

Di tengah air terjun yang mengalir dengan derasnya di geopark Ciletuh, ada sebuah batu yang konon ‘menjaga’ Laut Selatan pulau Jawa. Bagaimana kisahnya?

Di lembah hijau Geopark Ciletuh, dua aliran air terjun kembar jatuh berdampingan dari tebing purba. Di antara gemuruhnya, berdiri sebongkah batu besar yang tak pernah bergeser.

Bagi warga, batu itu bukan sekadar batuan karang tua, tapi “penjaga” yang dipercaya memberi tanda sebelum laut selatan murka.


Siang itu, matahari menembus sela-sela pepohonan di tebing Curug Sodong. Suara air jatuh menggema ke seluruh lembah, memantul di dinding batu yang licin dan berlumut.

Dari bawah, bongkahan batu itu tampak menonjol di tepi tebing seolah menggantung di udara. Tak ada penyangga yang jelas, tapi batu itu tetap kokoh di tempatnya, menantang waktu dan arus.

“Dari dulu orang sini percaya, kalau batu itu sampai jatuh, laut bakal naik ke darat,” kata Anwar, warga Desa Ciwaru yang akhir pekan lalu sedang duduk di bebatuan pinggir curug.

“Makanya kami anggap itu bukan batu sembarangan. Tapi ya, bukan buat ditakuti juga. Itu cuma tanda alam,” sambungnya.

Cerita Anwar hidup turun-temurun di kampung ini. Warga menyebut batu itu batu penjaga, penanda yang dipercaya bisa memberi isyarat ketika laut selatan mulai bergolak.

Mitos itu bahkan diakui secara resmi oleh pengelola Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Di area pandang Curug Sodong, sebuah papan besar bertuliskan #GeoMyth berdiri tak jauh dari lokasi air terjun.

Dalam papan itu dijelaskan bahwa kepercayaan tersebut bukan sekadar tahayul, tetapi bisa dibaca melalui sudut pandang geologi.

Mitos Batu Curug Sodong

Dikutip dari panel informasi Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, tertulis bahwa jika arus sungai sederas apa pun tak mampu menjatuhkan bongkah batu tersebut, maka hal lain yang bisa menggoyahkannya adalah guncangan besar atau gempa bumi.

Gempa di laut selatan, tulis panel itu, berpotensi menghasilkan tsunami. Dengan kata lain, mitos tentang batu yang akan jatuh sebelum laut naik bukan hanya legenda, melainkan bentuk kearifan lokal yang memuat pengetahuan alam.

“Batu itu sudah ada sejak zaman kakek buyut saya,” lanjut Anwar. Ia menunjuk ke arah tebing di atas.

Curug Sodong di Kabupaten Sukabumi.Batuan di Curug Sodong Sukabumi. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

“Dari dulu ya begitu saja, nggak pernah bergeser. Jadi banyak yang percaya kalau itu memang batu penjaga,” sambungnya.

Warga Ciletuh pun seakan-akan punya ‘batu penjaga’ sebagai simbol kewaspadaan terhadap perubahan bumi.

Bagi pengelola Geopark Ciletuh, kisah semacam ini bukan sesuatu yang harus disangkal. Sebaliknya, ia dijaga dan dipakai sebagai alat edukasi. Cerita rakyat semacam itu dikenal dengan istilah geomyth legenda lokal yang ternyata menyimpan catatan geologi masa lalu.

Cara Menuju ke Curug Sodong

Curug Sodong sendiri berada di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, sekitar 45 kilometer dari Pelabuhanratu.

Air terjun ini termasuk destinasi utama dalam kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang sudah diakui UNESCO. Tiket masuknya tergolong murah, hanya Rp12.000 per orang, dengan jam operasional pukul 08.00 hingga 16.00 WIB setiap hari.

Dari area parkir, Curug Sodong terlihat utuh. Dua tirai air jatuh sejajar dari tebing setinggi hampir dua puluh meter, mengalir deras ke kolam alami di bawahnya.

Di sisi kiri curug, jalan kecil dari tanah basah membawa pengunjung ke tepi air. Dari sana, batu besar di atas tebing tampak lebih jelas: menonjol, sedikit miring, tapi seolah ditahan oleh kekuatan tak terlihat.

Kabut air membentuk pelangi kecil di sela dua aliran curug. Di latar belakang, batu “penjaga” itu tampak sendirian di tepi jurang.

Di bawahnya, pengunjung sibuk berfoto, sementara beberapa orang berdiri diam, menatap ke arah batu itu antara kagum dan waspada.

“Kalau dilihat lama-lama, memang kayak ada yang jaga,” kata Anwar sambil tersenyum. “Tapi kalau buat saya, itu cuma cara alam ngasih tahu kita supaya jangan sombong,” ucapnya.

——–

Artikel ini telah naik di detikJabar.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Pulau Untung Jawa Makin Diminati, Ini Dua Alasannya



Jakarta

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu menyebutkan Pulau Untung Jawa menjadi tujuan favorit wisatawan. Pulau itu memiliki dua keunggulan.

“Wisatawan banyak datang ke Pulau Untung Jawa karena kemudahan akses transportasi serta kemudahan layanan telekomunikasi yang bisa diakses wisatawan,” kata Lurah Pulau Untung Jawa Sidartawan dilansir Antara, Rabu (22/10/2025).

Dia mengatakan berdasarkan data Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, pada Januari hingga September 2025, kunjungan wisatawan di Pulau Untung Jawa rata-rata mencapai 7.000 orang setiap bulan.


Bahkan, sambung dia, pada masa libur nasional, kunjungan wisatawan dapat mencapai 9.000 orang.

“Tentunya ini menjadi nilai tambah dan bisa mendukung sektor perekonomian dan pariwisata,” ujar Sidartawan.

Pulau Untung Jawa merupakan pulau berpenduduk yang telah menjadi roda perekonomian dan bisnis di Kabupaten Kepulauan Seribu. Pulau ini memiliki keunggulan dibandingkan pulau penduduk lainnya, yaitu berupa kemudahan akses transportasi.

Pengunjung dapat memanfaatkan Dermaga Marina Ancol dan Dermaga Kali Adem di wilayah Jakarta dan Dermaga Tanjung Pasir di Tangerang, dan hanya membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk mencapai Pulau Untung Jawa.

Pulau tersebut didukung dengan berbagai pilihan destinasi wisata, mulai dari Kampung Jepang, Taman Arsa, Jembatan Pengantin, Clownfish Snorkeling, Bumi Perkemahan, Laguna Mangrove dan lainnya.

Pengunjung juga dapat mengunjungi destinasi wisata suaka margasatwa di Pulau Rambut yang jaraknya hanya sepuluh menit dari Pulau Untung Jawa untuk menikmati keindahan hutan mangrove, burung-burung (birdwatching) dan sebagainya.

Selain kemudahan akses transportasi, Pulau Untung Jawa turut didukung dengan kehadiran dua unit Base Transceiver Stasion (BTS) 4G yang dibangun oleh pemerintah pusat dan operator seluler untuk menghadirkan infrastruktur telekomunikasi bagi masyarakat.

Kedua unit fasilitas BTS 4G itu memberikan kemudahan akses teknologi digital yang dapat dirasakan oleh pelaku usaha di Pulau Untung Jawa. Tak heran, pengusaha di pulau tersebut kini dapat memperluas jangkauan pasar dan promosi usaha mereka untuk menggapai pelanggan di seluruh Indonesia.

Selain itu, akses teknologi digital tersebut juga memberikan kenyamanan dalam transaksi keuangan, yang telah beralih ke e-banking dan e-wallet.

Menurut Sidartawan, teknologi digital memberikan banyak kemudahan dalam komunikasi serta mengakses informasi, sehingga dapat menjangkau masyarakat dan wisatawan secara luas.

Kemudahan itu pula yang membuat Pulau Untung Jawa kini semakin sering dikunjungi wisatawan dan membuat perekonomian masyarakat kian meningkat.

“Kondisi ini ditunjukkan dengan banyaknya angka penyewaan homestay dan jumlah kedatangan wisatawan yang bertambah,” kata Sidartawan.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Legalisasi Sumur Minyak Rakyat, Langkah RI Kurangi Impor Energi


Jakarta

Pemerintah memperkuat langkah menuju kedaulatan energi dengan menata pengelolaan sumur minyak rakyat. Melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025, kegiatan eksplorasi dan produksi minyak rakyat kini memiliki dasar hukum yang jelas, sekaligus diharapkan berkontribusi terhadap lifting minyak nasional.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, pemerintah menyiapkan skema pembelian hasil produksi minyak rakyat dengan harga 80 persen dari Indonesia Crude Price (ICP). Kebijakan ini dirancang agar masyarakat memperoleh kepastian ekonomi, sementara negara dapat memastikan seluruh kegiatan produksi berjalan sesuai regulasi.

“Pemerintah ingin kegiatan minyak rakyat tetap berjalan, tapi harus tertib dan sesuai aturan. Dengan harga beli 80 persen dari ICP, masyarakat tetap mendapat keuntungan, dan negara pun bisa mengawasi agar kegiatan ini sesuai aturan,” ujar Bahlil saat meninjau sumur minyak rakyat di Desa Mekar Sari, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dikutip, Kamis (23/10/2025)


Bahlil menambahkan, penataan sumur minyak rakyat tak hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan. Ia meminta dukungan pemerintah daerah, BUMD, dan SKK Migas untuk memberikan pendampingan teknis dan administratif kepada penambang rakyat.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memperluas partisipasi masyarakat dalam sektor energi. Sumur minyak rakyat kini bisa dikelola oleh koperasi, UMKM, maupun BUMD, dengan prioritas bagi pelaku lokal agar masyarakat menjadi “tuan rumah” di wilayahnya sendiri.

Setidaknya terdapat 45.000 sumur minyak rakyat di enam provinsi utama-Sumatera Selatan, Jambi, Aceh, Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan Jawa Timur-yang berpotensi masuk dalam program legalisasi ini.

Dampak Ekonomi dan Energi Nasional

Langkah legalisasi sumur minyak rakyat ini dinilai sebagai kebijakan strategis untuk mengurangi ketergantungan impor minyak mentah, yang saat ini masih sekitar 1 juta barel per hari.

Ekonom dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Hendry Cahyono menilai, kebijakan ini berpotensi meningkatkan produksi minyak nasional yang saat ini mencapai 608.000 barel per hari.

“Besar atau kecil, sumur minyak rakyat pasti berpengaruh terhadap lifting nasional kita,” ujarnya.

Senada, Falih Suaedi, pakar kebijakan publik dari Universitas Airlangga, menyebut legalisasi ini sebagai bentuk keberpihakan negara terhadap energi rakyat.

“Ini arah baru dalam tata kelola energi yang lebih adil. Pemerintah tak hanya bicara ketersediaan energi, tapi juga kemandirian pengelolaan,” katanya.

Sementara itu, Ary Bachtiar Krishna Putra dari ITS menilai kebijakan ini juga membuka ruang inovasi energi di daerah. “Sumur minyak rakyat adalah langkah awal. Tapi kita juga perlu kembangkan inovasi lokal agar kemandirian energi benar-benar terwujud,” ujarnya.

Kebijakan legalisasi sumur minyak rakyat ini menjadi bagian dari Asta Cita Pemerintah dalam memperkuat kemandirian energi nasional, memperluas partisipasi publik, dan membangun sistem energi yang inklusif dan berkelanjutan.

Tonton juga video “Menteri Bahlil Buat Aturan yang Legalkan Sumur Minyak Masyarakat” di sini:

(rrd/rrd)



Sumber : finance.detik.com

Cek Nih 5 Rumah di Jombang Serba Rp 166 Jutaan, Desainnya Estetik

Jakarta
Bagi kamu yang sedang cari rumah murah di Jawa Timur, coba cek pilihan rumah di Kabupaten Jombang. Harga rumah di sana banyak yang Rp 166 jutaan.

Dikutip dari situs Sistem Informasi Kumpulan Pengembang (SiKumbang) yang dikelola oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bersama BP Tapera, pada Selasa (21/10/2025), berikut ini daftar rumah murah di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Annur Regency 2

Rumah subsidi di Kabipaten Jombang, Jawa Timur
Annur Regency 2. Foto: via Sikumbang

Annur Regency 2 dikembangkan oleh Berkah Cahaya Utama. Dalam situs SiKumbang, perusahaan tersebut tercatat menjadi anggota Apersi Bersatu (AB).

Harga rumah yang ditawarkan yakni Rp 166 juta dengan luas bangunan 30 m2 dan luas lahan 66 m2. Di dalamnya terdapat 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.

Untuk spesifikasi bangunannya, bagian atap menggunakan baja ringan dan genteng beton flat. Dindingnya memakai bata ringan yang telah diplester, diaci, dan dicat. Pada lantainya memakai keramik ukuran 40×40 cm. Sementara fondasinya memakai batu putih, footplate, dan sloof.

Citra Griya Panjen

Rumah subsidi di Kabipaten Jombang, Jawa Timur
Citra Griya Panjen. Foto: via Sikumbang

Citra Griya Panjen merupakan perumahan yang dikembangkan oleh Royal Investama Property. Dalam situs SiKumbang, perusahaan tersebut tercatat menjadi anggota Apersi Bersatu (AB).

Harga rumah yang ditawarkan yakni Rp 166 juta dengan luas bangunan 30 m2 dan luas lahan 60 m2. Di dalamnya terdapat 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.

Untuk spesifikasi bangunannya, bagian atap menggunakan rangka atap galvalum dan genteng flat beton. Dindingnya memakai bata merah yang telah diplester dan dicat. Pada lantainya memakai telah dilakukan rabat dan keramik. Lalu, fondasinya memakai batu kumbang dan sloof.

Natura Residence 2

Rumah subsidi di Kabipaten Jombang, Jawa Timur
Natura Residence 2. Foto: via Sikumbang

Perumahan ini bernama Natura Residence 2. Dikembangkan oleh Manunggal Cipta Property. Dalam situs SiKumbang, perusahaan tersebut tercatat menjadi anggota Perkumpulan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi).

Harga rumah yang ditawarkan Rp 166 juta dengan luas bangunan 30 m2 dan luas lahan 60 m2. Di dalamnya terdapat 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.

Untuk spesifikasi bangunannya pada bagian atap menggunakan baja ringan dan genteng beton. Dindingnya memakai bata ringan yang telah diplester. Pada lantainya memakai keramik dan fondasinya dari batu kumbung.

Cahaya Residence 2

Rumah subsidi di Kabipaten Jombang, Jawa Timur
Cahaya Residence 2. Foto: via Sikumbang

Cahaya Residence 2 dikembangkan oleh Cahaya Jaya Properti. Dalam situs SiKumbang, perusahaan tersebut tercatat menjadi anggota Perkumpulan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi).

Harga rumah yang ditawarkan Rp 166 juta dengan luas bangunan 30 m2 dan luas lahan 66 m2. Di dalamnya terdapat 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.

Untuk spesifikasi bangunannya pada bagian atap menggunakan rangka galvalum. Dindingnya memakai bata ringan. Pada lantainya memakai keramik dan fondasinya dari batu kumbung.

Sativa Podomoro 3

Rumah subsidi di Kabipaten Jombang, Jawa Timur
Sativa Podomoro 3. Foto: via Sikumbang

Perumahan terakhir yang harganya Rp 166 juta adalah Sativa Podomoro 3. Dikembangkan oleh PT Agung Bumi Podomoro yang merupakan anggota Perkumpulan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), menurut situs SiKumbang.

Harga rumah yang ditawarkan Rp 166 juta dengan luas bangunan 36 m2 dan luas lahan 63 m2. Di dalamnya terdapat 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.

Untuk spesifikasi bangunannya pada bagian atap menggunakan genteng metal pasir. Dindingnya memakai bata ringan. Pada lantainya memakai keramik ukuran 40×40 cm dan fondasinya dari batu kumbung.

Halaman 2 dari 6

(aqi/aqi)

Simak Video “Video: Heboh 2 Nakes Jombang Live TikTok di Ruang Operasi, Berujung Dipecat
[Gambas:Video 20detik]




Sumber : www.detik.com

Cari Rumah di Banyuwangi? Ada Nih Harganya Cuma Rp 166 Juta

Jakarta
Lagi cari rumah di Banyuwangi, Jawa Timur? Bisa banget cek informasi berikut ini. Di sana masih ada lho rumah yang harganya Rp 166 juta.

Dilansir dari situs Sistem Informasi Kumpulan Pengembang (SiKumbang), Selasa (21/10/2025), berikut ini daftar rumahnya.

Omah Indah Sobo

SiKumbang
Foto: via SiKumbang

Perumahan ini dibangun oleh Omah Katon Asri. Dalam situs SiKumbang, perusahaan tersebut tercatat sebagai anggota Realestat Indonesia (REI).

Harga rumah yang ditawarkan Rp 166 juta dengan luas bangunan 32 meter persegi dan luas tanah 72 meter persegi. Rumah ini dilengkapi dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.

Bangunan rumahnya pakai atap genteng beton dan rangka galvalum. Dinding rumahnya pakai bata merah yang sudah diplester dan dicat. Bagian lantainya pakai keramik 30×30 dan fondasi batu gunung.

Aruna Genteng

SiKumbang
Foto: via SiKumbang

Perumahan ini dibangun oleh Mirota Rahardjo Propertindo. Dalam situs SiKumbang, perusahaan tersebut tercatat sebagai anggota Realestat Indonesia (REI).

Harga rumah yang ditawarkan Rp 166 juta dengan luas bangunan 36 meter persegi dan luas tanah 72 meter persegi. Rumah ini dilengkapi dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.

Bangunan rumah ini menggunakan atap rangka baja ringan. Dindingnya pakai batu bata yang sudah diplester dan dicat. Lantainya pakai keramik 40×40 dan fondasi batu gunung.

Taman Tiara Siliragung

SiKumbang
Foto: via SiKumbang

Perumahan ini dibangun oleh Lima Pilar Berkarya yang tergabung dalam Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi).

Harga rumah yang ditawarkan Rp 166 juta dengan luas bangunan 33 meter persegi dan luas tanah 66 meter persegi. Rumah ini dilengkapi dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.

Bangunan rumah menggunakan atap genteng mantili dan rangka galvalum. Dindingnya pakai bata merah yang sudah diplester, diaci dan diplester. Bagian lantainya pakai keramik 40×40 dan fondasinya pakai batu gunung.

Griya Samira Sarimulyo

SiKumbang
Foto: via SiKumbang

Perumahan yang ada di Cluring, Banyuwangi ini dibangun oleh Wirabumi Makmur Sentosa. Dalam situs SiKumbang, perusahaan tersebut tercatat sebagai anggota Realestat Indonesia (REI).

Harga rumahnya yaitu Rp 166 juta dengan luas bangunan 36 meter persegi dan luas tanah 72 meter persegi. Rumah ini dilengkapi dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.

Bangunan rumah ini menggunakan atap genteng beton. Dindingnya pakai bata merah. Lantainya pakai keramik 40×40 dan fondasi batu gunung/kali.

Taman Argopuro Indah 2

SiKumbang
Foto: via SiKumbang

Perumahan ini dibangun oleh Argopuro Pratama Sentosa yang tercatat sebagai anggota Realestat Indonesia (REI).

Harga rumah yang ditawarkan yaitu Rp 166 juta dengan luas bangunan 36 meter persegi dan luas tanah 66 meter persegi. Rumah ini dilengkapi dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.

Bangunan rumah itu menggunakan atap genteng. Bagian dindingnya pakai bata. Lalu pada bagian lantainya pakai keramik dan fondasi batu kali.

Itulah deretan rumah yang harganya Rp 166 juta di Banyuwangi, Jawa Timur.

Halaman 2 dari 6

(abr/abr)

Simak Video “Menikmati Kopi yang Khas, Banyuwangi
[Gambas:Video 20detik]




Sumber : www.detik.com