Tag Archives: jenazah

Konon Gua di Pangandaran Ini Tempat Semedi Putra Nyi Roro Kidul



Pangandaran

Taman Wisata Alam (TWA) Cagar Alam Pangandaran menyimpan kisah tentang gua yang konon dipakai sebagai tempat semedi putra Nyi Roro Kidul. Bagaimana kisahnya?

Tidak hanya menyimpan pesona flora dan fauna, TWA Cagar Alam Pangandaran juga punya Gua Panggung yang diyakini sebagai tempat semedi terakhir Putra Nyi Roro Kidul, Embah Jaga Lautan.

Sepintas Gua Panggung Pangandaran terlihat seperti lubang karang yang terbelah dua. Di dalam gua itu ada 10 anak tangga yang menuntun menuju makam Embah Jaga Lautan. Aroma mistis langsung menyambar tubuh kala masuk ke dalam gua tersebut.


Selain sensasi mistis yang kuat, pemandangan ciamik turut mendekap tubuh pengunjung kala berada di mulut Gua Panggung. Pesona alam yang begitu indah dan memanjakan mata pungunjung.

Ketika masuk ke dalam, sekitar berjarak lima meter dengan mulut gua, pengunjung disuguhkan dengan kokohnya bebatuan stalaktit dan stalagmit. Dinding gua yang basah menambah kesan yang tak biasa. Air di dinding gua terus menetes.

Gua Panggung seperti lorong yang menghubungkan ke pantai pasir putih Pantai Timur Pangandaran. Di sebelah baratnya, bisa langsung menatap Samudera Hindia.

Gua Panggung memiliki nilai historis yang kuat antara cerita Nyi Roro Kidul dan anak angkatnya, Embah Jaga Lautan.

Sosok Embah Jaga Lautan diceritakan sebagai seseorang yang memiliki wangsit dan diperintahkan langsung Roro Kidul untuk menjaga laut Pangandaran khususnya, lautan Nusantara pada umumnya.

Goa Panggung, Pangandaran.Goa Panggung, Pangandaran. Foto: Aldi Nur Fadillah

Juru Kunci Gua Panggung Edwar mengatakan goa ini merupakan tempat Embah Jaga Lautan mendapat tugas untuk lautan di daerah Jawa Barat pada khususnya, dan menjaga pantai Nusantara pada umumnya.

“Embah Jaga Lautan mempunyai istri tujuh orang dan hidupnya selalu bertengkar satu sama lainnya. Pada suatu hari istri yang ketujuh tidak sempat ditengok karena pergi memancing dan mendapatkan ikan tempel pada pancingannya,” terang dia.

Setelah mendapatkan petunjuk dari Nyi Roro Kidul, kata Edwar, Embah Jaga Lautan mengajak ketujuh istrinya makan bersama dengan ikan hasil tangkapannya, terbukti ketujuh istrinya hidup rukun.

Pada suatu hari, dia memberitahu kepada istrinya, bahwa dirinya akan melakukan semedi yang lama.

“Namun waktu semedinya itu, dalam waktu yang tidak tentu,” ucapnya.

Ia mengatakan karena terlalu lama merasa penasaran di tinggal dalam waktu yang tak sebentar, para istrinya menengok ke tempat semedi.

“Tapi saat sampai suaminya sudah tidak ada, menunggu dengan waktu yang lama tidak kunjung datang juga, maka untuk mengenangnya para istrinya membuat makam sebagai tanda setia kepada suaminya,” katanya.

Ia menjelaskan sebetulnya makam Embah Jaga Lautan yang ada di Gua Panggung hanyalah simbol. Tidak ada jenazah di dalam makam tersebut.

“Makom itu dibuat ketujuh istrinya sebagai penghormatan dan simbol kesetiaan,” ucapnya.

Pemandu wisata sekaligus Polisi Cagar Budaya Pangandaran Haris Bugis menyatakan Gua Panggung memiliki geometri berupa ceruk berukuran tinggi 5 meter, lebar 17 meter dan panjang goa 61 meter menembus bukit batu gamping hingga berakhir di pantai timur.

Goa Panggung, Pangandaran.Gua Panggung, Pangandaran. Foto: Aldi Nur Fadillah

“Pada ujungnya goa menghadap ke laut terdapat semacam panggung, yang atapnya dihiasi stalaktit, sebagai sarang burung walet,” kata Haris.

Menurutnya, nama Gua Panggung karena makam di atas goa itu menyerupai panggung pertunjukan. “Apalagi disertai dengan anak tangga menuju ke atasnya,” ucapnya.

Ia mengatakan penamaan Gua Panggung memang secara turun temurun alamiah. “Alamiah turun temurun, kalau saat masih ada Embah Jaga nggak tahu namanya apa,” katanya.

——-

Artikel ini telah naik di detikJabar.

(wsw/wsw)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Tradisi yang Pikat Ribuan Wisatawan



Jakarta

Setiap 10 Muharam, yang tahun ini bertepatan pada 6 Juli 2025, warga Kota Pariaman, Sumatera Barat menggelar Pesona Hoyak Tabuik Piaman.

Di balik dentuman tambur dan riuh rendah keramaian, terdapat belasan pasang tangan terampil merakit kayu, bambu, rotan, dan pernak-pernik menjadi ornamen setinggi belasan meter.

Tabuik adalah tradisi budaya dan keagamaan yang berasal dari Kota Pariaman, Sumatera Barat. Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat setempat setiap 10 Muharam untuk memperingati Hari Asyura, yaitu hari wafatnya Imam Husain Bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, dalam perang Karbala.


Ornamen itu dibangun menyerupai burak. Burak diyakini umat muslim sebagai kendaraan Nabi Muhammad SAW saat Isra Miraj. Makhluk ini juga dipercaya membawa jasad cucu orang yang paling dimuliakan dalam islam yakni Husain Bin Ali yang mati dipenggal di Karbala oleh tentara Yazid Bin Muawiyah.

Karena dikisahkan membawa jenazah cucu kesayangan Nabi, maka di atas makhluk bersayap dan berkepala manusia itu terdapat wadah yang difungsikan sebagai keranda.

Foto udara puluhan ribu pengunjung menyaksikan tabuik dibuang ke laut di Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (21/7/2024). Dua tabuik dihoyak dan dibuang ke laut dalam rangka memperingati Hari Asyura (10 Muharram) 1446 Hijriyah sekaligus masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc.Foto udara puluhan ribu pengunjung menyaksikan tabuik dibuang ke laut di Pariaman, Sumatera Barat tahun lalu. Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Siang dan malam dengan cekatan para pembuat Tabuik menyelesaikan setiap tahapan agar tabuik dengan berat ratusan kilogram itu dapat selesai sebelum 10 Muharam. Mereka membuat berbagai komponen mulai dari rangka, badan burak, sayap, ekor, keranda, payung hingga hiasan dan pernik yang tidak saja untuk keindahan namun memiliki makna dan filosofi tersendiri.

Proses pembuatan yang panjang dan detail itu cerminan dari penghormatan dan kecintaan masyarakat terhadap tradisi yang berkembang di daerah itu semenjak abad ke-19 Masehi.

Ornamen yang merupakan representasi simbolik dari kendaraan burung dan keranda cucu Nabi Muhammad SAW itu dibuat tidak saja satu, namun dua. Masing-masing dibuat oleh kelompok berbeda yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang.

Keduanya saling menampilkan karya terbaik pada puncak kegiatan yakni saat prosesi Hoyak Tabuik, dan tabuik dilarung ke laut pada 10 Muharam.

Salah seorang perajin Tabuik Subarang, Ade Ratman (43), mengatakan dirinya sudah enam tahun membuat ornamen yang diangkat dan dihoyak (digoyang-goyang) oleh puluhan orang itu. Ilmu itu didapatkannya dari mengikuti orang-orang di kelompoknya saat membuat tabuik.

Menurut pemuda yang berprofesi sebagai perajin dan penjual suvenir tabuik itu, kesulitan dalam menyelesaikan ornamen tersebut yaitu saat membentuk burak. Hal tersebut karena tidak ada cetakan dan standar ukuran sedangkan badan makhluk itu direpresentasikan berlekuk.

Namun, kesulitan itu merupakan tantangan tersendiri karena bagian tersebutlah yang paling digemari oleh ribuan pasang mata. Sebab, orang ingin melihat representasi dari burung yang ditunggangi Nabi Muhammad SAW.

Foto udara puluhan ribu pengunjung menyaksikan tabuik dibuang ke laut di Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (21/7/2024). Dua tabuik dihoyak dan dibuang ke laut dalam rangka memperingati Hari Asyura (10 Muharram) 1446 Hijriyah sekaligus masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc.Tradisi Tabuik Pariaman Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Tidak hanya prosesi pelarungan tabuik, proses pembuatannya juga digemari oleh wisatawan. Biasanya tempat pembuatan tabuik akan banyak dikunjungi wisatawan pada malam hari.

Salah seorang wisatawan asal Padang Pariaman Muhammad Ari mengatakan dirinya sengaja membawa kedua anak dan istrinya ke lokasi pembuatan tabuik untuk mengenalkan bagaimana ornamen itu dibuat.

Ornamen yang kerap mereka lihat ketika melintasi salah satu persimpangan di Pariaman, Simpang Tabuik. Di persimpangan itu dibangun Tugu Tabuik dengan dihiasi lampu sehingga memancarkan cahaya saat malam.

Melihat proses pembuatan tabuik tersebut juga dapat menjawab rasa penasaran Ari dan keluarga bagaimana ornamen yang menarik ribuan wisatawan hingga rela berdesakan hanya untuk menyaksikan tabuik dihoyak dan dilarung ke laut itu dibuat.

Proses pembuatan ini juga ditawarkan oleh Pemerintah Kota Pariaman kepada wisatawan. Bahkan untuk menarik minat wisatawan menyaksikan kegiatan yang menguras energi, komunitas di daerah itu pernah menggelar kegiatan hiburan tradisional.

Selain itu, Pemerintah Kota Pariaman juga meminta pengelola penginapan untuk menjaga kesiapan kamar selama proses pembuatan tabuik hingga dibuang ke laut.

Tidak heran di lokasi pembuatannya, yaitu di rumah tabuik, terdapat sejumlah pedagang kaki lima yang memanfaatkan momen tersebut untuk mengais rezeki. Makanan dan minuman yang dijual tidak saja yang bersifat tradisional khas daerah namun juga makanan kekinian.

Prosesi Hoyak Tabuik serta pembuangan Tabuik ke laut juga membutuhkan puluhan orang yang bekerja sama dengan kompak. Sebab, dengan kekompakan itulah ornamen seberat 300 kilogram itu dapat diangkat dan dihoyak sehingga memukau ribuan wisatawan yang menyaksikan agenda tahunan di daerah itu.

Pemerintah Kota Pariaman bersama masyarakat menjadwalkan pelaksanaan Pesona Hoyak Tabuik Piaman pada tahun ini dimulai sejak 27 Juni hingga 6 Juli 2025. Menurut Wali Kota Pariaman Yota Balad, tabuik bukan hanya sekadar tontonan belaka. Lebih dari itu, tabuik merupakan warisan budaya turun temurun yang sudah berusia ratusan tahun dan harus terus dilestarikan.

“Jangan hubung-hubungkan tabuik dengan agama. Ini adalah tradisi,” ujarnya seperti dilansir dari Antara.

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Anggit Bima Wicaksana, Mahasiswa IPB Meninggal Saat Ekspedisi Patriot di Papua Barat



Jakarta

Mahasiswa IPB University Anggit Bima Wicaksana meninggal dunia saat bertugas sebagai peserta Ekspedisi Patriot. Ia mengalami kecelakaan lalu lintas di Tomage, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, pada Selasa (21/10/2025).

Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria menyatakan pihak kampus berduka atas peristiwa ini.

“Kami sangat kehilangan sosok anak muda pejuang kesejahteraan rakyat seperti Anggit,” kata Arif, dikutip dari laman kampus, Kamis (23/10/2025).


Arif mengatakan, Anggit meninggal di tengah perjuangan menjalankan tugas mulia mengharumkan nama kampus dengan memberikan kontribusi riset dan pengabdian yang relevan, aplikatif, serta berdampak bagi pembangunan bangsa.

Ekspedisi Patriot adalah program gagasan Kementerian Transmigrasi bersama perguruan tinggi mitra yang melibatkan akademisi, mahasiswa, peneliti, dan praktisi multidisiplin. Para peserta program melakukan kajian strategis di kawasan transmigrasi untuk memastikan transformasi ekonomi berbasis komunitas.

Sebanyak 57 dosen dan tenaga kependidikan, 135 mahasiswa, dan 93 alumni IPB University terlibat sebagai peserta Ekspedisi Patriot. Mereka disebar ke 36 lokus kawasan transmigrasi, 34 kabupaten/kota, di 21 provinsi.

Anggit merupakan anggota Ekspedisi Patriot asal Prodi Manajemen Sumberdaya Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, IPB University.

Pemulangan ke Rumah Duka

Jenazah Anggit Tiba di rumah duka Graha Raya Bintaro, Tangerang Selatan, Banten dari Fakfak pada Rabu (22/10/2022). Petinya diselubungi bendera Merah Putih.

Direktur Kerjasama, Komunikasi, dan Pemasaran IPB University, Dr Alfian Helmi mengatakan pihak kampus berkoordinasi dengan keluarga Anggit, termasuk dalam hal pemulangan jenazah. Koordinasi pemulangan Anggit juga berlangsung dengan Kementerian Transmigrasi, pemerintah daerah setempat, Kementerian Perhubungan, TNI AU, dan maskapai penerbangan.

Sebelumnya, Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan mengatakan pihaknya bertanggung jawab penuh untuk proses visum, pemulangan jenazah almarhum, dan pendampingan keluarga hingga selesai.

“Kementerian Transmigrasi akan mengurus dan memastikan prosesi pemakaman berjalan dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk penghormatan terakhir atas dedikasi dan pengabdian beliau,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (21/10/2025), melansir detikNews.

“Almarhum adalah patriot berdedikasi yang gugur dalam pengabdiannya. Ini bukan hanya kehilangan bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga bagi seluruh keluarga besar Kementerian Transmigrasi,” imbuhnya.

(twu/pal)



Sumber : www.detik.com

Nasib Tragis Turis Prancis Tewas Terseret Ombak Nusa Penida



Denpasar

Nasib tragis dialami oleh turis Prancis. Ia tewas terseret ombak ganas di pantai Kelingking, Nusa Penida.

Seorang turis asal Prancis bernama Alena Andreeva Oparina (32) tewas setelah terseret ombak di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Klungkung, Rabu (15/10).

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar I Nyoman Sidakarya mengatakan pihaknya menerima laporan sekitar pukul 13.40 Wita dari Babinsa Desa Bunga Mekar.


“Laporan yang kami terima dari Bapak Ketut Suantara selaku Babinsa Desa Bunga Mekar menyebutkan korban yang terseret arus sudah dalam keadaan meninggal dunia dan dibutuhkan bantuan evakuasi membawa naik ke atas tebing,” jelas Sidakarya dalam keterangan tertulisnya.

Menurut informasi, Alena diketahui berenang sekitar pukul 13.00 Wita. Tak lama kemudian, dia terseret ombak kuat. Sejumlah orang di lokasi sempat berupaya menolongnya, namun gagal.

“Tim SAR gabungan cukup kelelahan membawa korban naik tangga yang sempit dan curam,” tambah Sidakarya.

Setelah berhasil dievakuasi, jenazah Alena dibawa ke Klinik Nusa Medika menggunakan ambulans.

——–

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Rusia Kembalikan 1.000 Jenazah Tentara Korban Perang ke Ukraina


Kyiv

Pemerintah Ukraina menyebut Rusia telah mengembalikan 1.000 jenazah tentara Kyiv yang gugur dalam perang. Moskow juga mengkonfirmasi 31 jenazah tentaranya telah dibawa dari Kyiv.

Dilansir AFP, Jumat (24/10/2025), pertukaran tawanan perang dan jenazah tentara yang gugur merupakan salah satu dari kesepakatan antara Kyiv dan Moskow, yang menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

“Langkah-langkah repatriasi telah dilakukan hari ini,” kata Markas Koordinasi Ukraina untuk Penanganan Tawanan Perang mengumumkan di media sosial.

“Seribu jenazah, yang menurut pihak Rusia adalah prajurit Ukraina, telah dikembalikan ke Ukraina,” tambahnya.

Dalam repatriasi sebelumnya, Rusia juga telah menyerahkan jenazah tentara Ukraina. Pada bulan September, Agustus dan Juli, Kyiv telah menerima jenazah 1.000 tentara dari Rusia, yang menggambarkan intensitas pertempuran di garis depan yang luas.

Markas Koordinasi Ukraina mengatakan penegak hukum akan segera memulai proses identifikasi jenazah yang dipulangkan. Mereka berterima kasih kepada Komite Palang Merah Internasional atas perannya dalam pemulangan tersebut.

Puluhan ribu tentara telah tewas di kedua belah pihak sejak Rusia menginvasi Ukraina, meskipun kedua belah pihak tidak secara teratur mempublikasikan data korban.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Februari lalu mengatakan bahwa Ukraina telah kehilangan lebih dari 46.000 tentara dan puluhan ribu lainnya dianggap hilang dalam pertempuran.

(fas/fas)



Sumber : news.detik.com

Kakek di India Nekat Pura-pura Meninggal, Alasannya Bikin Geleng-geleng


Jakarta

Seorang kakek di Bihar, India melakukan sebuah aksi nyeleneh dengan pura-pura meninggal. Hal itu dilakukannya untuk mengetahui siapa di antara kerabatnya yang benar-benar peduli dan berduka atas kematiannya.

Mantan prajurit angkatan udara berusia 74 tahun tersebut mengadakan upacara pemakaman palsu, hingga meminta beberapa orang untuk membawanya ke tempat kremasi di atas usungan jenazah yang dihias, lengkap dengan seluruh ritual.

Kabar kejadian ini menyebar dengan cepat, hingga ratusan warga Desa Konchi ikut dalam prosesi unik itu. Ketika sampai di lokasi kremasi, Mohan Lal bangkit dari tempatnya dan membuat semua orang terkejut. Mohan berkata ingin melihat siapa saja yang menghadiri pemakamannya.


“Setelah mati, orang-orang memang mengusung jenazah, tapi aku ingin menyaksikannya sendiri dan tahu seberapa besar rasa hormat serta kasih sayang yang mereka berikan padaku,” ujar Mohan dikutip dari NDTV, Senin (20/10/2025).

Mohan dikenal oleh warga sekitar sebagai orang yang suka melakukan kegiatan sosial. Sebelumnya, ia membangun tempat kremasi yang lengkap dengan fasilitas memadai di desanya dengan dana pribadi.

Ini dilakukannya setelah melihat betapa sulitnya proses kremasi dilakukan saat musim hujan.

Setelah melihat ada banyak warga yang datang setelah kabar kematiannya disebarkan, Mohan senang melihat banyak orang yang datang dan masih mencintainya. Agar dimaafkan karena aksi anehnya itu, Mohan alu mengadakan pesta besar untuk orang-orang yang datang.

(avk/up)



Sumber : health.detik.com

Meninggal di Tanah Suci, Apakah Bisa Dibawa Pulang?



Jakarta

Menurut Data Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Rabu (10/07) pukul 10.57 WIB mencatat ada 405 jemaah wafat, namun baru tersedia 404 identitas jemaah yang dipublikasi dalam sistem.

Lalu bagaimana prosedur pengurusan jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci?

Prosedur pengurusan jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci perlu melalui beberapa tahapan. Berikut beberapa prosedur yang detikHikmah himpun dalam laman Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) (20/06):

1. Melapor dan memeriksa informasi jenazah

Pertama yang harus dilakukan ketika ada jemaah yang wafat di Tanah Suci adalah melapor kepada ketua kloter atau muthawwif. Kemudian periksa berita kematian jemaah haji apakah sumbernya valid atau tidak.


Karena sumber berita kematian jemaah haji harus diterima dari tenaga kesehatan haji (TKH) di kelompok terbang (kloter) yang terdiri dari dokter dan perawat.

Jadi ketika ada kematian, informasi harus lengkap. Mulai dari kronologi yang menerangkan waktu, tempat dan juga termasuk riwayat penyakit yang diderita.

2. Segera membuat Certificate of Death (COD)

Setelah petugas mengetahui informasi lengkap jemaah yang wafat. Petugas harus segera membuat Certificate of Death (COD) yaitu sertifikat formulir yang menjelaskan sebab wafat dari jemaah.

Dokter kloter nantinya akan berkonsultasi dengan dokter spesialis yang ada di KKHI untuk mengisi COD. Sehingga isian dari COD tersebut sebagai bukti penyebab wafat dari jemaah haji tersebut bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

3. Proses pemakaman

Setelah mendapatkan informasi kematian, petugas langsung mengurus surat dari RS Arab Saudi. Hal ini dikarenakan jemaah haji yang wafat akan diotopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Untuk pengurusan jenazah seperti memandikan, mengkafani hingga menguburkan dilakukan oleh yayasan-yayasan swasta di Arab Saudi dan sifatnya gratis.

Pihak maktab juga memberikan kesempatan jenazah untuk disalati di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi jika ada permintaan dari pihak keluarga jemaah yang wafat tersebut. Mereka juga membolehkan pihak keluarga yang mendampingi untuk ikut salat ataupun mengikuti proses pemakaman.

Jemaah Wafat di Tanah Suci Tidak Dipulangkan ke Negaranya

Jemaah haji yang meninggal dunia di Tanah Suci tidak diizinkan untuk dibawa pulang ke negaranya. Sejauh ini juga belum pernah ada pemulangan jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci ke tempat asal negaranya.

“Urusan pemulangan jenazah ke Indonesia sangat sulit, sehingga jemaah haji yang sudah wafat di sini itu oleh pemerintah Arab Saudi tidak diizinkan untuk dibawa pulang ke Tanah Air,” kata Abdul Hafiz, anggota tim Surveilans PPI Arab Saudi, seperti dilansir situs BPK.

Dalam Islam, seseorang yang wafat harus segera dikuburkan. Pemakaman yang dilakukan maktab tentunya sudah memenuhi syariat Islam sehingga jemaah dan keluarga tidak perlu khawatir.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Ishaq AS, Sosok Mulia dan Lemah Lembut dalam Berdakwah



Jakarta

Nabi Ishaq AS adalah satu dari 25 nabi dan rasul yang kisahnya tercantum dalam Al-Qur’an. Ia merupakan anak dari Nabi Ibrahim AS dan saudara dari Nabi Ismail AS.

Menukil dari Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan Umar Mujtahid dkk, Ishaq AS lahir ketika Nabi Ibrahim AS berusia 100 tahun. Usianya terpaut 14 tahun dengan saudaranya, Ismail AS.

Ibu dari Nabi Ishaq AS adalah Siti Sarah yang kala itu berusia 90 tahun. Ia sangat gembira diberi kabar kelahiran Ishaq AS pada usianya yang telah senja.


Allah SWT berfirman dalam surah Ash-Shaffat ayat 112-113,

وَبَشَّرْنَٰهُ بِإِسْحَٰقَ نَبِيًّا مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ وَبَٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَىٰٓ إِسْحَٰقَ ۚ وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ مُبِينٌ

Artinya: “Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.”

Dikisahkan dalam Al-Aabaa wal Abnaa fil Qur’anil Karim karya Adil Musthafa Abdul Halim yang diterjemahkan Abdul Hayyie al-Kattani dan Fithriah Wardie, kelahiran Nabi Ishaq AS sudah disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Siti Sarah dari jauh-jauh hari. Meski sebelumnya Siti Sarah sebelumnya dinyatakan mandul dan tidak dapat melahirkan seorang anak, atas kuasa Allah SWT ia dan Nabi Ibrahim AS dianugerahi Ishaq AS pada usianya yang sudah renta.

Sewaktu kecil, Nabi Ishaq AS sudah menunjukkan ciri kenabian. Akhlaknya sangat mulia dan gemar membantu orang-orang yang tidak mampu di sekitarnya.

Ishaq AS tumbuh menjadi lelaki jujur dan bertanggung jawab. Beliau juga membantu Ibrahim AS berdagang serta berdakwah ke negeri Syam.

Ketika berdakwah, Nabi Ishaq AS menyampaikannya dengan lemah lembut. Ia juga dikenal pandai memikat hati orang, bersikap ramah dan ajaran yang disampaikan terasa manfaatnya.

Menginjak usia dewasa, Nabi Ishaq AS menikah dengan wanita bernama Rifqah. 10 tahun usia pernikahan, mereka dianugerahi dua orang anak yaitu Aishu dan Ya’qub.

Sebagaimana diketahui, Ya’qub AS merupakan seorang nabi yang kelak berdakwah menyebarkan ajaran tauhid.

Nabi Ishaq AS wafat pada usia 180 tahun di Hebron, Palestina. Jenazah Ishaq AS dimakamkan bersama Nabi Ibrahim AS. Ya’qub AS dan Aishu-lah yang memakamkan jenazah Nabi Ishaq AS.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Cerita Qabil dan Habil, Anak Nabi Adam AS yang Membunuh Saudara Kembarnya



Jakarta

Qabil dan Habil merupakan anak kembar laki-laki dari Nabi Adam AS. Siti Hawa melahirkan dua pasang anak kembar laki-laki dan perempuan, yaitu Qabil, Habil, Iqlima dan Labuda.

Menukil dari Qashashul Anbiya oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan Umar Mujtahid dkk, Qabil adalah saudara kembar dari Iqlima. Sementara itu, Habil merupakan saudara kembar dari Labuda.

Ketika mereka sudah baligh, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Adam AS agar menikahkan anak-anaknya yang tidak sekandung. Jadi, Habil dinikahkan dengan Iqlima sementara Qabil dengan Labuda.


Namun, Qabil merasa dengki terhadap Habil. Sebab, paras Labuda tidak secantik Iqlima yang mana merupakan saudara kembar Qabil.

Setan dengan segala tipu daya dan bisikannya menghasut Qabil untuk membunuh Habil. Karena tidak mau mengalah dan hatinya dipenuhi rasa iri, akhirnya Adam AS meminta kedua putranya untuk berkurban agar mendapat pilihan terbaik. Langkah ini dilakukan Nabi Adam AS agar tidak melanggar anjuran dari Allah SWT.

Qabil mempersembahkan kurban berupa hasil pertanian yang buruk, sementara Habil memberikan kurban berupa seekor kambing gemuk dengan kualitas baik. Atas kuasa Allah SWT, muncul api menyambar kurban Habil yang menandakan kurbannya diterima sang Khalik. Sebaliknya, kurban Qabil ditolak karena api membiarkan miliknya begitu saja.

Melihat hal itu, Qabil menjadi marah dan berkata ingin membunuh Habil jika benar-benar menikahi Iqlima. Jawaban Habil atas gertakan Habil diceritakan dalam surah Al Maidah ayat 28,

لَئِنۢ بَسَطتَ إِلَىَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِى مَآ أَنَا۠ بِبَاسِطٍ يَدِىَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.”

Qabil yang gelap mata akhirnya memutuskan untuk membunuh Habil. Ulama berpendapat bahwa Qabil memanggul jenazah Habil selama satu tahun setelah membunuh saudaranya.

Ulama lain ada yang mengatakan selama 100 tahun sampai akhirnya Allah SWT mengutus dua ekor burung gagak yang bertarung hingga salah satunya mati. Burung gagak yang masih hidup menggali tanah dan memasukkan bangkai burung gagak yang telah mati ke dalamnya, ketika itu Qabil menyaksikan pergulatan kedua burung gagak tersebut dan meniru apa yang dilakukan mereka.

Ada lagi yang berpendapat bahwa Qabil membunuh Habil dengan batu yang dilempar hingga mengenai kepalanya ketika ia terlelap. Pendapat lain menyebutkan Qabil mencekek leher Habil sekuat-kuatnya dan menggigitnya seperti layaknya binatang buas hingga Habil meninggal dunia.

Sewaktu Qabil menyaksikan Habil yang terkapar tidak berdaya, ia bingung dan menyesali perbuatannya. Qabil teringat bahwa Habil merupakan saudara yang baik.

Allah SWT tidak langsung mengazab Qabil di dunia, namun ia menanggung dosa besar. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya,

“Tidaklah seorang jiwa dibunuh secara zalim, kecuali anak Adam yang pertama (Qabil) ikut menanggung darahnya, karena ia adalah orang yang pertama mencontohkan pembunuhan.” (HR Bukhari)

Wallahu a’lam

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Hukum Mengantar Jenazah ke Pemakaman bagi Wanita Muslim, Bolehkah?


Jakarta

Mengantar atau mengiringi jenazah ke pemakaman dianjurkan oleh Nabi Muhammad. Dari al-Bara bin Azib RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Tengoklah orang sakit dan iringilah jenazah (antarkanlah jenazah) hal tersebut akan mengingatkan kalian kepada hari akhir.” (HR Ibnu Abu Sayibah, Bukhari, Ibnu Hibban, ath-Thayalusi, Ahmad, dan Baghawi)

Keutamaan dari mengiringi jenazah bagi kaum muslimin ialah mendapat pahala sebesar satu gunung. Hal ini juga tercantum dalam sebuah hadits yang berbunyi,


“Barang siapa yang mengiringi jenazah dan turut menyalatkannya maka ia memperoleh pahala sebesar satu qirath (pahala sebesar satu gunung). Dan barang siapa yang mengiringinya sampai selesai penyelenggaraannya, ia akan memperoleh dua qirath.” (HR Jamaah dan Muslim)

Apabila diperhatikan, kaum muslimin yang mengiringi atau mengantar jenazah ke pemakaman selalu pria muslim. Bagaimana hukumnya dalam Islam jika wanita muslim mengiringi jenazah?

Hukum Mengiringi Jenazah bagi Wanita Muslim

Menurut buku Fikih Sunnah Wanita susunan Abu Malik Kamal ibn as-Sayyid Salim, makruh hukumnya apabila wanita turut mengantar jenazah. Pendapat ini merujuk pada hadits dari Ummu Athiyah RA, ia berkata:

“Kami dilarang untuk mengantarkan jenazah, dan itu tidak ditekankan kepada kami.” (HR Bukhari, Muslim & Abu Dawud)

Para ulama berpandangan bahwa larangan tersebut termasuk ke dalam bentuk makruh, bukan diharamkan. Sebab, Ummu Athiyah mengatakan, “Dan itu tidak ditekankan kepada kami,”

Di sisi lain, Ibnu Taimiyah mengatakan dalam al-Fatawa, “Bisa jadi maksudnya: larangan itu tidak ditekankan, dan ini sama sekali tidak menafikan pengharamannya, atau bisa jadi ai menyangka bahwa larangan itu bukanlah pengharaman. Dan hujjah it terletak pada sabda Nabi SAW dan bukan pada persangkaan orang selain beliau,”

Masih dari buku Fikih Sunnah Wanita, wanita dilarang membawa jenazah karena tidak kuat secara fisik. Selain itu, bisa juga akan tersingkap sesuatu dari tubuh mereka jika membawanya, terlebih ada sejumlah hal yang dikhawatirkan seperti menjerit ketika membawa atau meletakkan jenazah.

Imam al-Bukhari sendiri mengkhususkan satu bab untuk hal tersebut yaitu bab “Laki-laki yang membawa jenazah, bukan wanita.”

Mengutip laman NU Online, mayoritas ulama mengatakan larangan pengiringan jenazah oleh wanita sifatnya makruh tanzih, tidak sampai makruh tahrim. Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki menyebut bahwa larangan mengiringi jenazah ke pemakaman tidak sekeras larangan atas perbuatan lainnya. Dengan demikian, sifat larangannya longgar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa mengiringi jenazah ke pemakaman bagi wanita bukan larangan keras dalam agama. Hal tersebut dapat dibenarkan karena memang terdapat hajat.

Meski demikian, baik laki-laki atau wanita harus tetap menjaga adab sepanjang acara pemakaman berlangsung.

Adab Mengiringi Jenazah

Merangkum arsip detikHikmah, berikut adab mengiringi jenazah yang dijelaskan oleh Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali.

  • Khusyuk menundukkan pandangan
  • Tidak bercakap-cakap
  • Mengamati jenazah dengan mengambil pelajaran darinya
  • Memikirkan pertanyaan kubur yang harus dijawabnya
  • Bertekad segera tobat karena ingat segala amal perbuatan semasa hidup pastilah dimintai pertanggung jawaban
  • Berharap agar tidak termasuk golongan yang akhir hidupnya buruk ketika maut datang menjemput

Dalam hadits Nabi SAW dikatakan juga bahwa ketika mengiringi jenazah sebaiknya tidak menangis berlebihan.

“Janganlah jenazah diiringi dengan rintihan suara dan api.” (HR Abu Dawud dan Ahmad dari Abu Hurairah RA)

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com