Tag Archives: jilbab

15 Brand Hijab Desainer Terkenal di Indonesia, Harga Mulai Rp 39 Ribuan!

Jakarta

Hijab kini menjadi bagian dari tren muslimah Indonesia. Penutup aurat merek lokal ini terus mengembangkan style baru yang fashionable dan sesuai kebutuhan pasar.

Koleksi brand hijab desainer Indonesia bahkan dilirik hingga di pasar internasional. Selain desain, para desainer hijab kini berlomba menyediakan produk dengan harga terjangkau.

15 Brand Hijab Terkenal di Indonesia

Dihimpun dari beberapa laman e-commerce dan media sosial produk terkait, berikut brand hijab terlaris dan terkenal di Indonesia tahun 2024 beserta harganya:


1. Hijab Wanita Cantik

  • Harga: Rp 111.000-Rp 137.000

Berawal dari reseller, brand asal Bandung ini akhirnya berhasil launching produknya sendiri di tahun 2012. Produk berwarna pastel dan feminin kesukaan hijabers gen Z membuat produk ini berkembang pesat. Saat ini, Instagram @hijabwanitacantik telah diikuti oleh 1,3 juta followers dan terjual di beberapa e-commerce Indonesia.

2. Halima Hijab Voal

  • Harga: Rp 99.000-Rp 109.000

Produk eksklusif dari Halima ini hanya bisa didapatkan di offline store. Mengedepankan model hijab yang syar’i dan stylish, Halima hadir dengan 5 model. Mulai dari coral garden gray, autumn aesthetic yellow, aesthetic brown, peony sage purple, dan peony sage peach.

3. Geulis

Brand busana muslim dan hijab yang telah berdiri sejak tahun 2017 ini memiliki model unik yang tidak pasaran. Produk lokal ini dapat dibeli secara online melalui laman geulis.co.id

4. Vanilla Hijab

Merk hijab dan baju muslimah bertema pastel ini dirintis oleh Atina Maulia sejak tahun 2013. Kesuksesan dan popularitas brand ini tampak pada followers Instagramnya yang mencapai 2,5 miliar.

5. Jenahara

  • Harga: Rp 99.000-Rp 159.000

Jenahara adalah brand modest fashion milik desainer terkenal Jenahara Nasution. Rangkaian koleksi hijab square hingga scarf tersedia lengkap dengan detail yang simpel dan asimetris, sesuai ciri khas hijabers internasional ini.

6. Hijup

Sebagai produk muslim buatan desainer kebanggaan Indonesia, Dian Pelangi. Maka jangan diragukan lagi kualitas Hijup yang telah melalang buana hingga ke New York. Eksklusivitas merek begitu terasa karena koleksi hijab segi empat, pashmina, hijab instan, dan ciput hanya bisa detikers dapatkan di gerai offline Hijup.

7. Meccanism

  • Harga: Rp 39.000-Rp 199.000

Merek ini menjadi salah satu yang paling lengkap dalam menyajikan kebutuhan lifestyle hijabers Indonesia. Didirikan oleh Zaskia Mecca, Meccanism menawarkan hijab, busana muslim, sepatu, hingga skincare. Saking lengkapnya, Meccanism meluncurkan produk hijab bervariasi mulai dari hijab motif, polos, pashmina, instan, dan khimar di harga yang ramah kantong.

8. Heavenlights

Produk hijab yang terkenal dengan bahan premium dan voal yang mudah dibentuk ini adalah milik Jihan dan Emma Malik. Salah satu produk terlarisnya adalah koleksi dengan bahan ultrafine paris yang langsung ludes sejak dipromosikan. Apabila menengok akun instagram @heaven_lights detikers akan menemukan banyak akun jastip produk terkenal ini.

9. Elzatta

  • Harga: Rp 69.000-Rp 251.000

Produk lokal yang sempat jatuh bangun ini memiliki kisah inspiratif yang datang dari pendirinya, Elidawati Ali Oemar. Perkembangannya yang pesat di toko offline menjadikan Elzatta mengembangkan sayap bisnis retailnya di e-commerce mulai dari hijab polos, motif, bergo, hingga khimar.

10. Mandjha

  • Harga: Rp 144.690-Rp 379.000

Hijab yang didesain Ivan Gunawan ini langsung mendapat tempat di hati hijabers, sejak dilaunching pada 2018. Produk ini memiliki Palestine Series sebagai bentuk kepedulian atas konflik di negara tersebut.

11. Wearing Klamby

Brand hijab yang laris manis diserbu hijabers sejak 2012 ini adalah milik Nadine Gaus dan Muhammad Ridho. Model earth tone dan pattern luwes ala Wearing Klamby memberikan sentuhan anggun bagi para Klambyfamily, selaku julukan bagi para penggunanya.

12. Ria Miranda

  • Harga: Rp 195.000-Rp 385.000

Sesuai namanya, brand hijab dan fashion muslim ini didirikan oleh Ria Miranda dengan series yang menyejukkan mata. Dengan konsep koleksi hijab ready-to-wear, Ria Miranda memberikan sentuhan simpel dengan warna pastel untuk memberikan aura anggun pada hijabers yang memakainya.

13. Buttonscarves

Hijab premium dari Linda Anggreaningsih ini disambut baik oleh hijabers tanah air. Sang pemilik menuturkan bahwa omzet pertama hijab ini mencapai 10 juta dan terus berkembang hingga di Malaysia dan Singapura. Uniknya, para pelanggannya yang disebut BSLady sering membuka jasa titip demi hijab incarannya.

14. Shafira

  • Harga: Rp 215.000-Rp 429.000

Rilis dengan dua kategori, Shafira menyuguhkan hijab instan dan scarf dari yang polos hingga bermotif. Hijab premium produksi Bandung ini dapat dipesan secara online melalui websitenya dengan diskon hingga 15%.

15. Kami Idea

  • Harga: Rp 179.000-Rp 425.000

Brand hijab dan busana muslim milik tiga sekawan yakni Nadya Karina, Afina Candarini, dan Istafiana Candarini cocok untuk detikers yang menyukai style minimalis Jepang. Seluruh produk yang ditawarkan umumnya bernuansa earth tone, basic monochrome, hingga warna pastel yang sedang booming saat ini.

Hijab branded bukan hanya memberikan nilai prestise bagi penggunanya, melainkan kenyamanan dan kualitas adalah prioritas utama bagi hijabers dalam melindungi auratnya.

(row/row)



Sumber : wolipop.detik.com

9 Pilihan Warna Jilbab yang Cocok dengan Baju Biru Navy


Daftar Isi






Jakarta

Biru navy atau biru dongker adalah salah satu warna yang cukup diminati, baik untuk baju, aksesoris, maupun hijab. Warna biru navy termasuk warna gelap yang bisa jadi alternatif jika tidak ingin memakai baju warna hitam. Warna navy juga netral dan timeless, sehingga bisa dikenakan di berbagai situasi.

Warna biru navy juga cocok dipadukan dengan berbagai warna lain, lho. Jika detikers punya baju berwarna biru navy, cocoknya dipadukan dengan hijab warna apa, ya? Simak di artikel berikut!

Warna Hijab yang Cocok dengan Baju Biru Navy

Mengutip Image Confidence, berikut warna-warna yang bisa dipadukan dengan baju biru navy. Warna-warna berikut bisa jadi acuan untuk memilih hijab yang cocok dengan baju biru navy detikers.


1. Biru

Paduan warna jilbab untuk baju biru navy.Foto: Pexels/Yan Krukau

Detikers bisa mengenakan hijab biru dengan baju biru navy untuk memberikan kesan gaya berpakaian yang monokromatik. Gunakan hijab warna biru yang lebih terang atau lebih tua dari baju untuk memberikan gradasi pada penampilan.

2. Putih

Paduan warna jilbab untuk baju biru navy.Foto: Pexels/Irgi Nur Fadil

Putih adalah warna netral yang cocok dipadukan dengan berbagai warna lain, termasuk putih. Putih memberikan kesan segar, dan jika dipadukan dengan baju biru navy, penampilan detikers cocok untuk suasana kasual maupun semiformal.

3. Abu-abu

Abu-abu juga warna netral yang cocok dipadukan dengan biru navy. Mengutip merek aksesoris Black, warna abu-abu dan biru navy cocok dipadukan bersama karena keduanya adalah warna netral yang tetap mempertahankan kesan unik. Selain itu, kedua warna ini juga cocok untuk warna kulit dan warna rambut apa saja.

4. Merah

Paduan warna jilbab untuk baju biru navy.Foto: Pexels/bangunstockproduction

Merah adalah warna eye-catching yang ternyata cocok dengan biru navy, lho. Warna merah terang menimbulkan kontras yang menarik dengan biru navy. Detikers juga bisa memilih warna merah marun yang lebih elegan dan memberikan kesan dewasa.

5. Pink

Jika merasa merah terlalu terang untuk dipadukan dengan biru navy, detikers bisa memilih warna pink. Hijab pink disertai baju biru navy akan memberikan penampilan feminin dan manis.

6. Hijau

Posisi hijau dan biru berdampingan di roda warna, sehingga mereka disebut warna analogus. Memadukan warna analogus akan memberikan kesan harmonis pada penampilan. Segala jenis warna hijau cocok dipadukan dengan biru navy. Sage green misalnya adalah warna yang sedang populer dan membuat detikers terlihat modis.

7. Oranye

Oranye dan biru navy ternyata cocok dipadukan bersama, lho. Posisi mereka berlawanan di roda warna, sehingga disebut warna komplementer. Biru navy akan membuat oranye terlihat lebih cerah dan terang, begitu pula warna oranye meningkatkan daya tarik warna biru navy.

Trik mengenakan warna komplementer adalah menggunakan satu warna sebagai warna dasar, sementara warna lainnya digunakan sebagai pelengkap. Jika detikers menggunakan baju biru navy, gunakan oranye sebagai pelengkap, seperti warna untuk hijab, aksesoris, dan tas.

8. Hitam

Paduan warna jilbab untuk baju biru navy.Foto: Pexels/PNW Production

Meski keduanya adalah warna gelap, jangan khawatir memadukan hijab hitam dengan baju biru navy. Mengutip Edits Styling, warna hitam dan warna biru navy sama-sama jatuh di kategori warna musim dingin, jadi secara tonal, keduanya cocok dipadukan bersama.

Hitam dan biru navy memberikan kesan elegan tetapi tidak kaku, dan meski keduanya adalah warna gelap, kombinasi warna ini tidak memberikan kesan gothic.

9. Beige

Mengutip Lookiero, warna beige dan navy blue adalah kombinasi warna yang populer untuk memberikan kesan kasual dan classy. Jadi, detikers bisa mengenakan hijab beige dengan baju biru navy di berbagai suasana, baik kasual maupun formal.

Nah, sekarang detikers tidak perlu bingung lagi saat memilih warna hijab yang cocok dengan baju biru navy. Pada dasarnya, biru navy adalah warna yang fleksibel dan cocok dipadukan dengan berbagai macam warna lain. Jangan takut bereksperimen dengan kombinasi warna hijab dan baju biru navy, ya!

(fds/fds)



Sumber : wolipop.detik.com

Baju Kuning Cocok dengan Jilbab Warna Apa? Coba 10 Pilihan Warna Ini


Daftar Isi






Jakarta

Kecocokan antara warna baju dan jilbab sangat berpengaruh dalam menentukan kesan penampilan secara keseluruhan. Jika salah memadukannya, outfit justru akan kurang enak dilihat, apalagi saat menggunakan warna-warna terang seperti kuning.

Memilih warna jilbab yang pas untuk dipadukan dengan baju kuning memang sedikit tricky. Nah, berikut ini ada referensi warna hijab yang aman digabungkan dengan baju kuning. Check it out!

10 Warna Jilbab yang Cocok dengan Baju Kuning

Mengutip dari laman EMMA dan All Things Hair, berikut 10 rekomendasi warna jilbab buat dipadukan dengan baju kuning yang nggak bakal bikin penampilan kamu terlihat mencolok:


1. Putih

Warna putih yang netral cenderung cocok dipadukan dengan warna apa saja. Jilbab putih dapat menyeimbangkan pancaran warna dari baju kuning. Jika kamu ingin tampilan outfit yang cerah tanpa terkesan berlebihan, jilbab warna putih bisa jadi pilihan.

2. Ungu

Dalam teori color wheel, warna ungu dan kuning sebenarnya berlawanan secara visual. Meski begitu, warna kuning bisa dipadukan dengan berbagai jenis warna ungu, mulai dari ungu muda hingga tua.

Untuk tampilan yang lebih santai, detikers bisa memasangkan baju kuning dengan tipe warna ungu terang. Sementara itu, pasangkan baju kuning dengan jilbab berwarna gelap untuk acara formal.

3. Biru

Pada dasarnya, kuning dan biru sama-sama termasuk warna yang kontras. Tetapi, kedua warna ini bisa menjadi kombinasi warna yang serasi, lho. Agar warna tidak bertabrakan, pastikan kamu memilih tipe warna biru yang tepat.

Padukan jilbab berwarna biru royal yang gelap jika memakai baju berwarna kuning pucat atau cerah. Kemudian, pilihlah jilbab dengan warna biru laut untuk baju berwarna kuning mustard.

4. Cokelat

Ingin penampilan kamu terkesan lebih warm? Coba deh kombinasikan baju kuning mustard kamu dengan jilbab warna cokelat. Warna cokelat yang soft bisa membantu meredam warna kuning pada baju yang kamu pakai, sehingga tidak akan terlihat menonjol.

5. Oranye

Banyak orang mungkin jarang terpikirkan untuk memadukan warna oranye dan kuning. Padahal, kombinasi jilbab oranye dan baju kuning bisa menciptakan tampilan warm ala musim gugur yang menawan.

Nah, untuk menetralkan nuansa warm dari warna jilbab oranye dan baju kuning, kamu bisa banget nih menggunakan aksesoris tambahan seperti ikat pinggang atau sepatu warna putih.

6. Merah Burgundy

Satu lagi warna hangat yang cocok digabungkan dengan warna kuning yaitu warna merah burgundy. Merah burgundy yang mewah nan elegan ditambah baju kuning yang cerah dijamin bikin penampilan kamu makin memukau. Apalagi jika dipakai untuk menghadiri acara-acara formal.

7. Hitam

Bingung memilih warna jilbab yang pas untuk baju kuning? Jilbab hitam bisa menjadi pilihan paling aman. Pasalnya, warna hitam termasuk warna netral yang mudah di mix and match dengan berbagai macam warna baju. Jilbab hitam juga dapat menonjolkan aksen cerah pada baju kuning kamu.

8. Krem

Warna-warna netral memang merupakan opsi warna yang cocok dipadukan dengan segala jenis baju. Selain hitam dan putih, krem juga termasuk warna netral yang bisa membantu menetralisir tampilan warna kuning dari pakaian kamu. Selain itu, perpaduan jilbab krem dengan baju kuning corn atau mustard yang cerah juga bisa memberikan kesan kasual dan santai.

9. Ivory

Ivory atau warna putih gading juga nggak kalah cakep bila dipadukan Bersama baju kuning. Rona dari warna ivory yang lembut cocok dipakai untuk semua jenis warna kulit, baik kulit sawo matang maupun kulit kuning langsat. Sebagai contoh, kamu bisa memadukan jilbab warna ivory yang soft dengan atasan pakaian berwarna kuning pastel.

10. Abu-abu

Alternatif warna jilbab terakhir yang bisa kamu pasangkan dengan baju kuning adalah warna abu-abu. Perpaduan warna jilbab abu-abu dan baju kuning dijamin nggak akan bikin penampilan kamu terlihat kusam. Sebaliknya, perpaduan dua warna ini akan memberikan nuansa outfit yang ceria dan playful.

Nah, itu dia 10 inspirasi warna jilbab yang cocok dikombinasikan dengan baju kuning. Paduan warna favorit kamu yang mana nih?

(row/row)



Sumber : wolipop.detik.com

Baju Cream Cocok dengan Jilbab Warna Apa? Ini Kombinasinya Agar Tak Pucat

Jakarta

Sedang mencari referensi warna jilbab yang cocok untuk baju cream? Di bawah ini ada beberapa pilihan warna jilbab yang cocok dengan baju cream dan membuat penampilan lebih menarik.

Pakaian berwarna cream menawarkan perpaduan sempurna yang multifungsi dan berkelas. Jika dipadukan dengan warna yang tepat, penampilanmu akan benar-benar menonjol.

Cream adalah warna putih kekuningan pucat yang menghadirkan kesan elegan dan hangat pada pakaian. Warnanya lebih terang dari kuning tetapi lebih hangat dari putih.


Pada dunia mode warna cream cocok dipadukan dengan berbagai corak. Ini bisa menjadi rona yang hangat dan mengundang, serta sering digunakan sebagai warna netral dalam palet yang berbeda.

Cream cocok dipadukan dengan hampir semua warna lain dan dapat menciptakan tampilan yang seimbang. Hal ini menjadikan krem sebagai dasar yang bagus untuk pakaian.

Baju cream cocok dengan jilbab warna apa?

Warna Jilbab untuk Baju CreamWarna Jilbab untuk Baju Cream Foto: Dok. Instagram Buttonscarves, Heaven Lights, Alaeka Bachir, Denisarani

1. Warna-warna Netral

Warna-warna jilbab yang netral seperti putih, cream, hitam, dan abu-abu selalu melengkapi baju cream dengan baik. Ini bisa menciptakan penampilan yang sempurna dan harmonis. Jilbab netral juga dapat menonjolkan warna yang lebih cerah tanpa terlalu mencolok.

2. Merah Muda dan Lavender

Untuk pakaian yang ringan dan segar, padukan baju cream dengan jilbab warna pastel lembut seperti lavender, merah muda, atau biru muda. Warna-warna ini elegan dan enak dipandang.

3. Warna-warna Tanah

Warna Jilbab untuk Baju CreamWarna Jilbab untuk Baju Cream Foto: Dok. Instagram Buttonscarves, Heaven Lights, Alaeka Bachir, Denisarani

Baju cream juga sangat cocok dipadukan dengan jilbab warna-warna tanah seperti cokelat muda, cream muda, dan cokelat. Warna-warna ini menciptakan palet warna yang alami dan menenangkan.

4. Mustard

Warna netral bukan satu-satunya warna yang cocok dengan cream, lho. Dalam banyak kasus, warna-warna cerah yang berada di sisi hangat spektrum biasanya cocok dengan krem.

Untuk sentuhan modern, pertimbangkan untuk memadukan baju warna cream dengan jilbab warna mustard. Ini membuat penampilan kamu menonjol di antara orang banyak.

5. Warna Permata

Untuk tampilan yang lebih berani, kamu dapat memadukan baju cream dengan jilbab warna-warna permata yang kaya seperti hijau zamrud atau biru tua. Ini juga merupakan pilihan yang bagus, menambahkan sentuhan alam.

6. Merah Anggur

Warna merah anggur adalah pilihan yang baik untuk menambah kehangatan dan kedalaman. Jilbab warna ini menonjol dengan baju warna cream dan menciptakan kontras yang kaya dan menarik. Warna merah, emas, dan oranye juga bisa digunakan untuk membuat pernyataan yang mencolok, menambah semangat pada pakaian kamu.

Itulah pilihan warna jilbab yang cocok dengan baju berwarna cream. Kombinasi ini dapat berkisar dari yang lembut dan kalem, hingga berani dan menarik perhatian.

(eny/eny)



Sumber : wolipop.detik.com

Baju Pink Cocok dengan Jilbab Warna Apa? Ini Tipsnya

Arina Yulistara – wolipop

Senin, 14 Okt 2024 10:15 WIB





Anda menyukai artikel ini

Padu Padan Baju Pink dengan Hijab
Foto: Dok. Instagram raniaskdr_, tantrinamirah, nadapuspita, tiqasya, hijabchic

Jakarta

Suka pakai baju warna pink yang feminin? Baju pink cocok dengan jilbab warna apa ya? Mari simak panduannya.

Baju warna pink kerap menjadi pilihan favorit banyak wanita karena memberikan kesan feminin, lembut, dan manis. Warna ini juga sangat versatile dan dapat dikenakan dalam berbagai kesempatan, mulai dari acara santai hingga formal.

Meski demikian, banyak yang sering merasa bingung ketika harus memadukan baju pink dengan warna jilbab yang tepat. Baju pink cocok dengan jilbab warna apa ya?


Ya, penting memilih warna jilbab yang sesuai untuk membuat penampilan lebih harmonis dan stylish. Jadi, jilbab warna apa saja yang cocok dipadukan dengan baju warna pink? Simak tips mix and match baju pink dengan gaya hijabmu.

Tips Padu Padan Baju Pink dan Jilbab

Padu Padan Baju Pink dengan HijabPadu Padan Baju Pink dengan Hijab Foto: Dok. Instagram raniaskdr_, tantrinamirah, nadapuspita, tiqasya, hijabchic

1. Jilbab Putih: Tampilan Bersih dan Elegan

Warna putih bisa menjadi pilihan paling aman dan mudah dipadukan dengan baju warna pink. Kombinasi pink dan putih menciptakan tampilan yang bersih, segar, dan elegan.

Jilbab putih juga membantu menonjolkan keindahan warna pink pada busanamu tanpa terlihat berlebihan. Pilihan ini cocok untuk berbagai kesempatan, baik formal maupun kasual.

Untuk acara formal, kamu bisa memilih baju pink pastel yang dipadukan dengan jilbab putih berbahan satin atau organza. Sedangkan jika ingin hadir di acara kasual, jilbab putih berbahan katun atau sifon dapat memberikan tampilan yang ringan dan nyaman.

2. Jilbab Nude atau Beige: Tampil Natural dan Lembut

Padu Padan Baju Pink dengan HijabPadu Padan Baju Pink dengan Hijab Foto: Dok. Instagram raniaskdr_, tantrinamirah, nadapuspita, tiqasya, hijabchic

Jika kamu ingin penampilan yang lebih natural dan soft, jilbab warna nude atau beige sangat cocok. Paduan kedua warna ini menciptakan kesan yang lembut dan elegan tanpa mencolok.

Nude atau beige adalah pilihan warna netral sehingga tidak akan mengalihkan perhatian dari baju pink yang kamu kenakan. Kombinasi baju pink dengan jilbab warna nude sangat cocok untuk acara semi-formal atau kegiatan sehari-hari.

Jilbab dengan bahan ringan seperti sifon atau voal dapat menambah sentuhan feminin dan nyaman dipakai sepanjang hari.

3. Jilbab Abu-Abu: Sentuhan Modern yang Subtle

Halaman 2 dari 5

” dtr-evt=”detail multiple page” dtr-sec=”button selanjutnya” dtr-act=”button selanjutnya” dtr-idx=”2″ dtr-id=”7586493″ dtr-ttl=”Baju Pink Cocok dengan Jilbab Warna Apa? Ini Tipsnya”>

3. Jilbab Abu-Abu: Sentuhan Modern yang Subtle

Padu Padan Baju Pink dan Hijab

Foto: Dok. Buttonscarves

Jilbab abu-abu adalah pilihan yang tepat jika kamu ingin menambahkan nuansa modern dalam penampilan. Warna abu-abu yang netral dan dingin akan menciptakan kontras yang menarik dengan warna pink yang hangat.

Abu-abu bisa memberi kesan lebih dewasa dan profesional. Padukan baju pink muda dengan jilbab abu-abu muda untuk tampilan yang lebih fresh, atau pilih jilbab abu-abu tua untuk menciptakan gaya formal dan tegas. Tampilan ini bisa kamu kenakan untuk acara kantor atau pertemuan bisnis.

4. Jilbab Pink Senada: Tampilan Monokrom yang Chic

Halaman 3 dari 5

” dtr-evt=”detail multiple page” dtr-sec=”button selanjutnya” dtr-act=”button selanjutnya” dtr-idx=”3″ dtr-id=”7586493″ dtr-ttl=”Baju Pink Cocok dengan Jilbab Warna Apa? Ini Tipsnya”>

4. Jilbab Pink Senada: Tampilan Monokrom yang Chic

Padu Padan Baju Pink dengan Hijab

Foto: Dok. Instagram raniaskdr_, tantrinamirah, nadapuspita, tiqasya, hijabchic

Jika ingin tampil dengan gaya monokrom, memadukan baju pink dengan jilbab warna pink senada bisa menjadi pilihan. Tampilan monokrom memberikan kesan chic, elegan, dan stylish.

Kunci dari tampilan ini memilih gradasi warna pink yang berbeda antara baju dan jilbab agar tidak terlihat terlalu monoton. Misalnya saja, kalau kamu mengenakan baju pink pastel, pilihlah jilbab dengan warna pink yang sedikit lebih gelap atau sebaliknya.

Dengan begitu, tampilanmu akan terlihat lebih dinamis meski menggunakan warna yang sama.

6. Jilbab Pastel Lain: Tampil Manis dan Ceria

Halaman 4 dari 5

” dtr-evt=”detail multiple page” dtr-sec=”button selanjutnya” dtr-act=”button selanjutnya” dtr-idx=”4″ dtr-id=”7586493″ dtr-ttl=”Baju Pink Cocok dengan Jilbab Warna Apa? Ini Tipsnya”>

6. Jilbab Pastel Lain: Tampil Manis dan Ceria

Padu Padan Baju Pink dengan Hijab

Foto: Dok. Instagram raniaskdr_, tantrinamirah, nadapuspita, tiqasya, hijabchic

Baju pink cocok dengan jilbab warna apa? Bisa kamu pakai pink senada.

Kalau kamu suka dengan tampilan yang playful dan ceria, memadukan baju pink dengan jilbab warna pastel lain seperti mint, lavender, atau baby blue bisa menjadi pilihan menarik.

Kombinasi warna-warna pastel ini memberikan kesan yang youthful dan fresh. Namun pastikan untuk tidak berlebihan dalam menggunakan aksesori saat memakai kombinasi warna pastel ini.

Biarkan kombinasi warnanya yang menjadi pusat perhatian penampilanmu. Gaya ini cocok untuk acara santai seperti hangout bersama teman atau piknik.

7. Jilbab Silver: Tampil Glamor di Acara Formal

” dtr-evt=”detail multiple page” dtr-sec=”button selanjutnya” dtr-act=”button selanjutnya” dtr-idx=”5″ dtr-id=”7586493″ dtr-ttl=”Baju Pink Cocok dengan Jilbab Warna Apa? Ini Tipsnya”>

Untuk acara formal seperti pesta atau acara pernikahan, kamu bisa memilih jilbab dengan warna metalik seperti silver. Kedua warna ini memberikan kesan glamor dan elegan saat dipadukan dengan baju pink.

Warna silver akan memberikan kesan yang lebih modern dan sophisticated. Pilih jilbab berbahan satin atau silk untuk menambah kilau pada tampilan Anda. Kombinasi ini akan membuat Anda tampil memukau di acara-acara istimewa.

Jadi, baju pink cocok dengan jilbab warna apa? Sebenarnya tidak sulit mengombinasikannya jika kamu memahami cara menciptakan harmoni warna.

Mulai dari warna netral seperti putih dan nude, hingga warna yang lebih bold seperti fuschia dan abu-abu, semuanya bisa dipadukan dengan baik asalkan sesuai dengan acara dan kesan yang ingin kamu tampilkan.

Pilihan bahan jilbab juga memainkan peran penting dalam memberikan sentuhan akhir yang tepat untuk penampilanmu. Semoga dengan tips di atas, kamu bisa tampil stylish dan percaya diri dalam berbagai kesempatan.



Sumber : wolipop.detik.com

Ini 10 Alasan Mengapa Muslimah Wajib Mengenakan Hijab


Jakarta

Hijab, sebagai kewajiban yang diperintahkan Allah SWT memiliki keistimewaan yang sangat besar dalam kehidupan seorang muslimah.

Tidak hanya sebagai penutup aurat, hijab juga merupakan simbol kesucian, kehormatan, dan ketaatan pada perintah Allah SWT.

Dalil tentang Kewajiban Berhijab bagi Muslimah

Seorang wanita muslim sudah diwajibkan secara jelas untuk menjaga tubuhnya dengan menggunakan hijab. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 59,


يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

Artinya: “Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Disebutkan pula dalam surah An-Nur ayat 31,

وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ

Artinya: “Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.”

Selain untuk menjalankan perintah Allah SWT, terdapat banyak alasan mengapa muslimah wajib menggunakan hijab, alasan-alasan ini sudah pasti membawa pada kebaikan dan kemaslahatan untuk wanita sebagai hamba Allah SWT.

10 Alasan Mengapa Muslimah Wajib Mengenakan Hijab

Melansir laman About Islam, inilah 10 alasan mengapa muslimah wajib menggunakan hijab.

1. Perintah Allah SWT

Hal utama yang menjadi alasan mengapa muslimah wajib menggunakan hijab adalah karena merupakan perintah dari Allah SWT, Sang Pencipta langit dan bumi. Hukum mengenakan hijab adalah fardhu bagi setiap muslimah.

2. Mendatangkan Kemaslahatan

Segala sesuatu yang Allah SWT perintahkan adalah untuk kemaslahatan hamba-Nya, meskipun hamba-Nya tidak dapat memahaminya secara langsung.

3. Bentuk Cinta kepada Allah SWT

Hal yang paling dicintai Allah SWT ketika mendekatkan diri kepada-Nya adalah dengan rendah hati dan tulus mengikuti segala perintah-Nya.

Ibarat sebuah hubungan, jika seseorang mencintai pasangannya tapi ia menolak mendengarkan atau melakukan hal yang diminta, apakah itu masih bisa disebut sebagai hubungan yang penuh cinta?

4. Sebagai Cahaya bagi Wanita

Dalam Surat An-Nur, hijab disebutkan sebagai simbol cahaya yang seorang wanita, yang berkaitan dengan nama baik Allah SWT (An-Nur). Hijab bukan sekadar melindungi dari pandangan laki-laki saja, tapi hijab adalah pelindung bagi cahaya spiritual wanita itu sendiri.

5. Memiliki Kendali Penuh dan Kekuatan

Dengan mengenakan hijab, seorang wanita memiliki kendali penuh atas tubuhnya, dan tidak ada orang yang bisa mengaksesnya tanpa izin.

6. Hijab Melambangkan Seorang Pemimpin

Menggunakan hijab adalah sebuah pilihan yang menunjukkan bahwa seorang wanita memilih untuk menjadi pemimpin dalam hidupnya, bukan sekadar mengikuti mode, standar kecantikan, atau pandangan orang lain.

7. Hijab Melambangkan Kecerdasan

Ketika seorang wanita menggunakan hijab dengan tepat, orang-orang tidak lagi akan fokus pada penampilan fisiknya, melainkan mereka menilai berdasarkan pada kecerdasan, bakat, dan apa yang seorang wanita katakan.

8. Menjaga Tubuh yang Merupakan Amanah

Tubuh merupakan salah satu alasan mengapa muslimah wajib menggunakan hijab, yang merupakan amanah (titipan) dari Allah SWT, dan seorang wanita hanya tinggal di dalamnya sementara waktu. Oleh karena itu, ia wajib merawat dan menjaga titipan tersebut sesuai dengan perintah-Nya.

Seperti halnya menempati sebuah tempat yang disewa dengan penuh tanggung jawab, tubuh pun harus dijaga dan dihormati sebagaimana mestinya.

9. Tanggung Jawab Seorang Wanita

Hal penting selanjutnya yang menjadi alasan mengapa muslimah wajib menggunakan hijab adalah karena jika wanita diminta untuk berpakaian dan berperilaku sopan, begitu pula pria diminta untuk menundukkan pandangan dan berperilaku sopan. Kedua belah pihak memiliki tanggung jawab yang sama.

Namun, jika wanita berpakaian tidak sopan sambil berkata “itu tanggung jawab pria untuk menundukkan pandangan” adalah sikap yang tidak adil.

10. Mengatur Hidup agar Lebih Baik

Salah satu hal yang dipelajari dari ajaran Islam adalah bahwa setiap perintah Allah SWT bertujuan untuk membawa umat-Nya menuju kehidupan yang lebih teratur, bermartabat, dan produktif.

Menggunakan hijab, seperti halnya seorang pria yang menundukkan pandangan, adalah bagian dari keseimbangan hidup yang memberikan nilai sebagai manusia ciptaan-Nya.

Syarat Sah Hijab yang Dipakai

Setelah mengetahui beberapa alasan mengapa muslimah wajib menggunakan hijab, kaum muslimah juga wajib memahami apakah hijab yang ia pakai dikatakan sah atau tidak.

Berikut di antara syarah sah hijab yang dirangkum dari buku Panduan Berbusana Islami karya Syaikh Abdul Wahab Abdussalam Thaliwah.

1. Bahan Hijab Tidak Terbuat dari Perhiasan

Allah SWT memerintahkan para wanita yang beriman agar tidak memperlihatkan perhiasan, kecuali kepada muhrimnya, dan melarang mereka bersolek, yaitu memperlihatkan perhiasan dan kecantikan ketika keluar rumah.

Tujuan ini tidak akan tercapai jika jilbab yang dikenakan berwarna-warni yang menarik perhatian, atau dibordir dengan berbagai aksesoris dan sebagainya.

Meski demikian, tidak ada ketentuan tentang warna hijab, asalkan seluruh kain yang tidak ada hiasannya bisa dikenakan sebagai hijab. Namun, hijab berwarna gelap lebih baik dari warna yang lain untuk mencapai maksud yang diharapkan.

Ummu Khalid binti Khalid meriwayatkan, “Suatu ketika, Nabi diberi pakaian; di antaranya terdapat baju kurung yang kecil berwarna hitam. Beliau bersabda, ‘Menurut kalian siapa yang pantas mengenakan pakaian ini?’ Orang-orang terdiam. ‘Panggil Ummu Khalid ke sini!’ pinta Nabi. Ummu Khalid datang dengan digendong. Nabi lalu mengambil baju kurung itu dan memakaikannya pada Ummu Khalid sambil berkata, ‘Pakailah sampai lusuh dan usang!’ Baju itu mempunyai hiasan berwarna hijau atau kuning. Beliau bersabda, ‘Ummu Khalid, (hiasan) ini adalah sanâh. Sanâh dalam bahasa Habasyah berarti ‘bagus’.'” (HR. Al-Bukhari)

Ikrimah meriwayatkan bahwa Rifa’ah telah menalak istrinya, lalu mantan istrinya itu dinikahi oleh Abdurrahman bin Az-Zubair Al-Qurazhi. Aisyah berkata, “Wanita itu mengenakan kerudung berwarna hijau….” (HR. Al-Bukhari)

2. Terbuat dari Bahan yang Tebal dan Tidak Tembus Pandang

Perempuan tidak boleh menggunakan kain tipis dan menerawang di hadapan laki-laki bukan muhrim hingga warna kulitnya terlihat.

Perempuan juga tidak boleh berhijab dengan bahan yang tebal tapi kualitasnya buruk hingga aurat dapat terlihat dari sela-selanya.

Salat dengan mengenakan bahan seperti ini pun hukumnya tidak sah. Kewajiban menutup aurat terpenuhi dengan menggunakan pakaian tebal dan rapat yang dapat menutup seluruh aurat dan warna kulit

Dari Ibnu Umar, ia berkata,

“Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda ‘Pada akhir zaman akan muncul para laki-laki yang mengendarai pelana seperti kendaraan, mereka berhenti di pintu-pintu masjid, kaum perempuan mereka berpakaian tapi telanjang, di atas kepala mereka terdapat sesuatu seperti punuk unta khurasan yang kurus. Kutuklah mereka karena mereka itu terkutuk. Seandainya setelah kalian terdapat suatu umat, niscaya kaum perempuan kalian akan melayani mereka sebagaimana perempuan umat sebelum kalian melayani kalian.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan al-Hakim)

3. Tidak Memperlihatkan Lekuk Tubuh

Tujuan berhijab adalah menutup aurat dan mencegah timbulnya fitnah. Tujuan ini tidak akan berhasil, kecuali dengan menggunakan kain yang tebal dan longgar.

Sebab, pakaian yang tebal tapi ketat, walaupun dapat menutup warna kulit, tetap akan melukiskan bentuk tubuh dan memperlihatkan lekuk-lekuknya.

Demikian pula pakaian yang tipis dan longgar akan memperlihatkan bagian lekuk tubuh, seperti bagian dada, pinggang, dan bagian sensitif lain, apalagi ketika tertiup angin.

Usamah bin Zaid meriwayatkan, “Rasulullah memakaikan kain qibthi tebal kepadaku yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Aku kemudian memakaikan kain itu pada istriku. Nabi bertanya kepadaku, ‘Kenapa engkau tidak mengenakan kain qibthi itu?”

‘Wahai Rasulullah, aku berikan kepada istriku,’ jawabku.

‘Suruh dia mengenakan pakaian dalam karena aku takut kain itu akan menggambarkan bentuk tulang-tulangnya.” (HR. Ahmad, ath- Thabarani, al-Maqdisi, al-Bazzar, Ibnu Sa’d, dan Ibnu Abi Syaibah)

4. Hijab Tidak Diberi Parfum

Perempuan tidak boleh memakai parfum di tubuh atau di pakaian ketika keluar rumah, karena dapat menarik perhatian serta membangkitkan syahwat.

Abu Musa meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Perempuan mana pun yang memakai parfum, kemudian dia keluar rumah, lalu dia melewati sejumlah orang agar mereka mencium harumnya, berarti dia pezina.” (HR. Ahmad, an-Nasa’i dan al-Hakim)

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Alasan Wanita di Gaza Pakai Jilbab 24 Jam di Tengah Gempuran Israel



Jakarta

Wanita-wanita muslim berhijab di Jalur Gaza, Palestina memilih untuk mengenakan jilbab sepanjang hari bahkan saat dirinya sedang tidur. Bukan tanpa alasan, hal itu disebut sebagai kondisi bersiap mereka di tengah gempuran Israel yang belum juga ada tanda menghentikan serangannya.

Salah satunya diungkapkan oleh seorang wanita di Gaza, Dana Al Ghossain. Dikutip TRT World, Senin (5/2/2024), Al Ghossain menyebut, alasan dirinya mengenakan jilbab sepanjang hari karena tidak tahu kapan serangan Israel akan menyasar rumahnya.

Menurut guru Bahasa Inggris ini, memakai jilbab sebagai upaya berjaga-jaga harus meninggalkan rumah dalam keadaan darurat. Menurutnya, tergesa-gesa menyelamatkan diri tidak lantas membuatnya lalai dalam menjaga auratnya.


“Selama serangan (berlangsung), saya mengenakan jilbab saat tidur, karena takut akan potensi serangan yang mungkin memaksa kami meninggalkan rumah secara tiba-tiba,” ujarnya.

Ibu dua anak ini mengaku tidak pernah tidur nyenyak tiap malam karena harus dalam kondisi siaga.

“Saya mendekap anak-anak saya erat-erat, mencari kenyamanan dan mencoba untuk tidur, berharap bisa lepas dari kenyataan menyakitkan ini,” cerita dia.

Meski demikian, memakai hijab sendiri bukanlah dianggap beban bagi Al Ghossain. Sebaliknya, ia menyatakan kebanggaannya pada penutup aurat bagi wanita muslim tersebut.

“Mengenakan hijab adalah suatu kebanggaan bagi saya, dan saya dengan teguh menerimanya. Semua pengalaman saya alami, termasuk tantangan yang saya hadapi selama perang mengenakan hijab. Ini sangat berarti bagi saya,” ujarnya.

Sebagian besar wanita muslim berhijab di Gaza mengalami hal serupa yang dialami Al Ghossain. Mereka mengaku kesulitan harus menyesuaikan diri untuk hidup di bawah pengepungan Israel.

Di samping itu, sebagian wanita di Gaza yang masih berjuang hidup di bawah serangan mengenakan pakaian salat semacam jubah yang dikenal dengan isdal atau toub salah. Jubah itu seperti mukena yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah.

Hal ini ditujukan sebagai bentuk perlindungan atas kehormatan diri. Mereka mengaku jubah tersebut diharapkan dapat menjadi penutup aurat mereka ketika cedera atau meninggal di tempat karena serangan Israel.

“Ketika kami perlu melarikan diri dari pemboman yang tiba-tiba, kami bersiap dengan pakaian sederhana untuk situasi apa pun,” kata Safa, seorang ibu asal Palestina yang berusia 30 tahun.

Umumnya, jubah yang dikenakan para wanita di Gaza tersebut adalah pakaian rumah saat salat atau pakaian yang dikenakan saat harus bersegera menyambut tamu di rumah. Pakaian tersebut bukan diperuntukkan untuk penggunaan di luar rumah.

“Pakaian salat ini menjadi ‘seragam resmi dalam keadaan darurat’ dalam situasi yang mengerikan,” pungkas wanita di Gaza lainnya, Eman Shanti.

Menurut TRT World, keteguhan wanita di Gaza ini dalam menutup aurat seakan menjadi bukti serangan atau keadaan genting apapun tidak akan menggoyahkan keimanan mereka.

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

Perintah Berkerudung dalam Islam dan Batasan Aurat Muslimah


Jakarta

Islam memerintahkan wanita untuk menutup aurat dengan menjulurkan jilbab atau kain kerudung. Perintah ini bersandar pada Al-Qur’an dan hadits.

Salah satu ayat Al-Qur’an yang menyebut perintah menutup aurat terdapat dalam surah An Nur ayat 31. Allah SWT berfirman,

وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ٣١


Artinya: “Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”

Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama (Kemenag) RI, ayat tersebut berisi perintah Allah SWT kepada Rasul-Nya agar mengingatkan perempuan-perempuan beriman supaya tidak memandang hal-hal yang tidak halal bagi mereka, seperti aurat laki-laki atau perempuan.

Selain itu, Allah SWT juga memerintahkan agar wanita memelihara kemaluannya agar tidak jatuh dalam perzinaan atau terlihat orang lain. Perintah ini dijelaskan lebih lanjut dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah. Berikut bunyi haditsnya,

عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ أَنَّهَا كَانَتْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَيْمُوْنَةُ فَأَقْبَلَ ابْنُ اُمِّ مَكْتُوْمِ فَدَخَلَ عَلَيْهِ وَذٰلِكَ بَعْدَ مَا أُمِرْنَا بِالْحِجَابِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِحْتَجِبَا مِنْهُ فَقُلْتُ يَارَسُوْلَ اللّٰهِ أَلَيْسَ هُوَ أَعْمَى لَا يُبْصِرُنَا وَلَا يَعْرِفُنَا ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْعُمْيًاوَاِنْ أَنْتُمَا أَلَسْتُمَا تُبْصِرَانِهِ ؟ .

Artinya: “Dari Ummu Salamah, bahwa ketika dia dan Maimunah berada di samping Rasulullah datanglah Abdullah bin Umi Maktum dan masuk ke dalam rumah Rasulullah (pada waktu itu telah ada perintah hijab). Rasulullah memerintahkan kepada Ummu Salamah dan Maimunah untuk berlindung (berhijab) dari Abdullah bin Umi Maktum, Ummu Salamah berkata, ‘Wahai Rasulullah bukankah dia itu buta tidak melihat dan mengenal kami?’ Rasulullah menjawab, ‘Apakah kalian berdua buta dan tidak melihat dia?’.” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Mufassir Kemenag juga menafsirkan, perempuan juga diharuskan menutup kepala dan dadanya dengan kerudung agar rambut, leher, dan dadanya tidak terlihat.

Terkait perintah ini, Allah SWT juga berfirman dalam surah Al Ahzab ayat 59,

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ٥٩

Artinya: “Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ulama tafsir Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir-nya sebagaimana diterjemahkan M. Abdul Ghoffar E.M dkk menjelaskan, melalui ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada Rasul-Nya agar memerintahkan kaum wanita beriman, khususnya istri dan anak-anak perempuannya, agar menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh.

Perintah menjulurkan jilbab ke seluruh tubuh ini disebut untuk membedakan wanita beriman dengan kaum wanita jahiliah dan budak-budak wanita.

Dalam hal ini, ada dua istilah yang digunakan para penerjemah terkait kain yang digunakan untuk menutup aurat, yakni jilbab dan kerudung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jilbab adalah kain longgar yang menutupi seluruh tubuh, termasuk kepala, rambut, dan telinga, kecuali tangan, kaki, dan wajah. Sedangkan, kerudung adalah kain penutup kepala perempuan; cadar.

Para salaf seperti Ibnu Mas’ud, Ubaidah, Qatadah, Al-Hasan Al-Basri, Ibrahim An-Nakha’i, dan Ata-Khurrasani mengatakan jilbab artinya kain yang dipakai di atas kerudung.

Batasan Aurat Wanita

Disebutkan dalam Kitab Fikih Sehari-hari Mazhab Syafi’i karya A.R Shohibul Ulum, sebagian ulama berpendapat batasan aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ulama yang menyatakan pendapat ini berhujjah dengan hadits dari Aisyah RA yang mengatakan,

أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ

Artinya: Asma binti Abu Bakar mendatangi Rasulullah SAW dengan mengenakan pakaian yang tipis. Maka, Rasulullah SAW pun berpaling darinya dan bersabda, ‘Wahai Asma, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah haid (sudah baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini’, beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya’.” (HR Abu Dawud)

Ibnu Qasim Al-Ghazi dalam kitab Fathul Qarib membedakan batasan aurat wanita dalam salat dan di luar salat. Menurutnya, aurat wanita merdeka dalam salat adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan, sedangkan di luar salat auratnya adalah seluruh tubuh wanita. Adapun, kata Al-Ghazi, ketika sendirian aurat wanita seperti aurat pria yakni antara pusar dan lutut.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

3 Golongan Muslimah Ini Boleh Tak Berhijab


Jakarta

Menutup aurat adalah kewajiban setiap muslimah. Salah satu caranya dengan berhijab karena rambut termasuk aurat bagi muslimah. Namun, terdapat tiga golongan muslimah yang boleh tak berhijab. Siapa saja?

Kewajiban muslimah untuk berhijab dijelaskan oleh berbagai dalil, salah satunya Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 59. Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا


Artinya: “Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

3 Golongan Muslimah yang Boleh Tak Berhijab

1. Anak Perempuan yang Belum Baligh

Menukil buku Dasar-dasar Mendidik Anak karya Najah as-Sabatin, anak perempuan yang belum mengalami haid atau belum memasuki usia baligh tidak diwajibkan untuk berhijab. Hal ini bersandar pada sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda,

“Wahai Asma’, sesungguhnya wanita itu jika sudah baligh tidak boleh tampak daripadanya kecuali ini dan ini (beliau menunjuk kepada wajah dan kedua telapak tangan).” (HR Abu Dawud)

Dalam Terjemah Kitab Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani, terdapat hadits yang turut menjelaskan ketidakwajiban syariat Islam bagi anak yang belum baligh. Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Pena diangkat dari tiga orang (malaikat tidak mencatat apa-apa dari tiga orang), yaitu: orang tidur hingga ia bangun, anak kecil hingga ia dewasa, dan orang gila hingga ia berakal normal atau sembuh.” (Riwayat Ahmad dan Imam Empat kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Hakim. Ibnu Hibban juga mengeluarkan hadits ini)

Kendati demikian, orang tua dapat mengajarkan anak perempuannya untuk berhijab sejak usia dini agar mereka terbiasa ketika telah baligh nantinya.

2. Wanita yang Telah Lanjut Usia

Wanita yang telah lanjut usia juga boleh untuk melepas hijab. Hal ini bersandar pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah An-Nur ayat 60.

وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاۤءِ الّٰتِيْ لَا يَرْجُوْنَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ اَنْ يَّضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجٰتٍۢ بِزِيْنَةٍۗ وَاَنْ يَّسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَّهُنَّۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Artinya: “Para perempuan tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak lagi berhasrat menikah, tidak ada dosa bagi mereka menanggalkan pakaian (luar) dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan. Akan tetapi, memelihara kehormatan (tetap mengenakan pakaian luar) lebih baik bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Dikutip dari buku Al-Qur’an dan As-Sunnah Bicara Wanita karya As-Sayyid Muhammad Shiddiq Khan, wanita tua yang dimaksud dalam ayat ini adalah wanita yang telah lanjut usia, tidak lagi mengalami haid, tidak dapat menikmati hubungan seksual, tidak lagi dapat melahirkan, dan tidak lagi punya keinginan untuk menikah.

Adapun pakaian yang bisa mereka tanggalkan yaitu pakaian luar, seperti jilbab dan jubah luar atau sejenisnya. Akan tetapi, terdapat catatan bahwa wanita yang telah lanjut usia tetap wajib memakai pakaian yang menutup auratnya, termasuk pula kerudung.

3. Orang Gila

Orang gila juga tidak diwajibkan untuk berhijab. Ketidakwajiban orang gila untuk mematuhi syariat Islam sama dengan ketidakwajiban anak kecil. Keduanya dijelaskan dengan hadits yang sama.

“Pena diangkat dari tiga orang (malaikat tidak mencatat apa-apa dari tiga orang), yaitu: orang tidur hingga ia bangun, anak kecil hingga ia dewasa, dan orang gila hingga ia berakal normal atau sembuh.” (Riwayat Ahmad dan Imam Empat kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Hakim. Ibnu Hibban juga mengeluarkan hadits ini)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Apakah Boleh Wudhu Tanpa Melepas Jilbab? Ini Hukumnya



Jakarta

Mengusap sebagian kepala termasuk rukun wudhu yang tidak boleh ditinggalkan. Bagi muslimah yang khawatir auratnya terbuka, apakah boleh wudhu tanpa melepas jilbab?

Bagi seorang wanita yang menggunakan jilbab dan khawatir apabila auratnya terlihat terdapat aturan tersendiri sebagaimana dijelaskan oleh Abdul Syukur Al-Azizi dalam Kitab Lengkap dan Praktis Fiqh Wanita.

Dikatakan, mengusap kepala ini boleh sebagian maupun keseluruhan yang dimulai dari bagian depan kepala, lalu diusapkan ke belakang dengan kedua tangan, kemudian mengembalikannya ke depan kepala.


Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi, disebutkan bahwa Rasulullah SAW mencontohkan tentang cara mengusap kepala, yaitu dengan kedua telapak tangan yang telah dibasahkan air.

Lalu beliau mengarahkan kedua telapak tangannya mulai dari bagian depan kepala ke belakang tengkuknya, kemudian mengembalikan lagi ke depan kepala beliau.

Setelah itu, tanpa mengambil air baru lagi, Rasulullah SAW mengusap daun telinga beliau, dengan cara memasukkan jari telunjuk ke dalam telinga, kemudian ibu jari mengusap kedua daun telinga.

Lantas, bagaimana bagi wanita yang menggunakan jilbab, jika ia khawatir auratnya terlihat ketika berwudhu di tempat umum?

Mengenai kondisi tersebut, Abdul Syukur Al-Azizi menjelaskan bahwa hal tersebut diperbolehkan bagi seorang wanita untuk berwudhu tanpa melepas jilbab. Hal ini didasarkan pada beberapa riwayat.

Pertama, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa salah satu istri Rasulullah SAW yaitu Ummu Salamah RA pernah berwudhu dengan tetap memakai kerudungnya dan ia mengusap kerudungnya. (HR Ahmad Ibn Abd al-Halim Ibnu Taimiyyah, dalam Majmu’ah al-Fatawa)

Dalam riwayat lain, Bilal RA mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad SAW mengusap kedua khuf (sepatu) dan surbannya. (HR Muslim)

Abdul Syukur Al-Azizi menyimpulkan, diperbolehkan berwudhu tanpa harus melepas jilbab jika hal itu menyulitkan, misalnya karena udara yang amat dingin, dan kerudung sulit untuk dilepas dan sulit untuk dipakai kembali, atau bahkan sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk membuka jilbab karena dikhawatirkan akan terlihat auratnya oleh orang lain.

Akan tetapi, apabila masih memungkinkan untuk membuka jilbab, maka lebih utama adalah membukanya sehingga dapat mengusap kepalanya secara langsung.

Abdul Syukur Al-Azizi menyebutkan terdapat dua cara menurut pendapat yang kuat mengenai aturan mengusap kerudung sebagai pengganti mengusap kepala saat wudhu, yaitu:

1. Mengusap jilbab yang sedang dipakai (boleh diusap seluruhnya atau sebagian besarnya)

2. Mengusap depan kepala (ubun-ubun) kemudian mengusap jilbab

Hal ini diriwayatkan pula dalam sebuah hadits, Anas bin Malik RA berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah SAW berwudhu, sedang beliau memakai serban dari Qatar. Maka beliau menyelipkan tangannya dari bawah serban untuk menyapu kepala bagian depan, tanpa melepas serban itu.” (HR Abu Dawud)

Hal yang Membatalkan Wudhu

Muhammad Utsman Al-Khasyt dalam buku Fikih Wanita Empat Madzhab menjelaskan mengenai apa saja yang menyebabkan batalnya wudhu. Di antaranya:

1. Hilangnya waktu salat fardhu khusus bagi wanita yang sedang dalam keadaan uzur.

2. Keluarnya sesuatu dari dubur atau qubul. Misalnya air kencing, madzi, kentut, dan tinja.

Didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW,

لا يقبل الله مدة أحَدِكُمْ إِذَا أَخَذَتْ حَتى لتوضا

Artinya: “Allah tidak akan menerima salat seseorang dari kalian yang telah berhadas hingga ia berwudhu terlebih dahulu.” (HR Bukhari-Muslim)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com