Tag Archives: kampung adat

Kampung Adat Lamahelan, Surga di Flores Timur yang Sarat Budaya



Flores Timur

Setiap kampung adat memiliki kekhasan adat istiadat yang mencerminkan kearifan lokal masyarakatnya. Salah satunya adalah Kampung Adat Lamahelan di Desa Helanlangowuyo, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kampung ini memiliki pesona unik yang menarik minat wisatawan. Karena kampung ini menawarkan kesempatan untuk menjelajahi warisan budaya, arsitektur tradisional, dan aktivitas budaya masyarakat setempat.

Saat sampai di depan pintu gerbang kampung adat, pengunjung akan disambut oleh patung Soba Ratu. Patung ini merupakan simbol penjaga kampung dan dipercaya dapat memberikan keseimbangan serta kerukunan bagi masyarakat. Patung ini berdiri kokoh di setiap pintu masuk, baik di sisi utara, selatan, timur, maupun barat kampung.


Sebelum masuk ke Kampung Adat Lamahelan, kamu akan melewati tangga bebatuan atau masyarakat setempat menyebutnya Wato Merik. Tangga ini disusun rapi, menuntut pengunjung untuk masuk ke kampung adat. Ini merupakan tangga yang sudah ada sejak zaman leluhur masyarakat adat Lamahelan yang dibuat sebagai penanda jalan menuju Kampung Adat Lamahelan di puncak bukit.

Tidak hanya Wato Merik dan patung Soba Ratu, Kampung Adat Lamahelan juga memiliki rumah adat atau dalam bahasa setempat disebut dengan Bale Adat. Ini merupakan tempat yang digunakan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan seperti rapat penting, upacara adat, dan tradisi budaya. Berdirinya rumah adat ini menandakan bahwa masyarakat Kampung Adat Lamahelan masih menjaga dan melestarikan warisan leluhur mereka.

Kampung Adat Lamahelan adalah desa wisata yang sudah terverifikasi dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Meskipun berada di Indonesia bagian timur, kampung adat ini sangatlah menarik untuk dikunjungi.

Hal ini terbukti ketika rombongan wisatawan dari Amerika, Australia, Inggris, dan Kanada mengunjungi Kampung Adat Lamahelan. Tujuan utama mereka adalah melihat secara langsung rumah tenun (tur tekstil) di kampung ini.

Tidak hanya itu, mereka juga mengamati kebudayaan di Kampung Adat Lamahelan yang masih dilestarikan. Para wisatawan mancanegara ini juga melihat situs budaya seperti gading-gading dan patung adat di Lamahelan.

Masyarakat Lamahelan identik dengan keahliannya sebagai pengiris tuak dan pemasak arak terkenal. Di Flores, arak atau moke memiliki peran penting dalam ritus adat. Arak bukan sebuah simbol, melainkan menyatu dengan ritus itu sendiri. Setiap tegukan arak oleh para tetua adat dilakukan secara sadar dan bagi mereka ini merupakan minuman yang diinginkan leluhur.

Untuk memasak arak, masyarakat Lamahelan memiliki cara tersendiri. Periuk tanah diletakkan di atas tungku, lalu sebuah bambu berbentuk semacam cerobong asap disambungkan pada periuk tanah tersebut.

Di dalam rongga-rongga bambu inilah, uap dari tuak putih yang dimasak disuling menjadi butir-butir arak yang ditampung ke dalam botol kaca. Mereka akan menggunakan kayu bakar khusus dan hanya diketahui oleh masyarakat adat Lamahelan. Arak Lamahelan sangatlah terkenal, bahkan menjadi primadona di kalangan para pencintanya.

Artikel ini sudah tayang di detikBali. Baca di sini selengkapnya.

(nor/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Wisata Gunung Dago, Tempat Piknik Baru dengan Pemandangan Gunung di Bogor

Bogor

Bogor punya wisata alam dengan pemandangan pegunungan. Salah satunya adalah wisata gunung Dago yang bisa jadi tempat piknik kamu bersama keluarga berikutnya.

Ketika ada keluarga yang datang berkunjung ke rumah, saya coba mengajak untuk refreshing dadakan. Kemudian cari dan dapat suatu tempat dengan nama Wisata Alam Gunung Dago.

Terletak di Desa Dago, Cikuda Wanaherang, Parung Panjang, Bogor, tempat ini menawarkan pemandangan alam yang indah dengan suasana pegunungan yang asri.


Mari berangkat walau suasana mendung dan gerimis tetap gasssss. Biasanya jika nuansa wisata alam sepertinya cocok buat keluarga, karena kita ingin bersantai menikmati alam pegunungan dengan membawa perbekalan makan, minum, snack untuk dinikmati.

Tak lupa kita membawa tikar untuk kumpul dan makan bersama keluarga yang diiringi gerimis kecil dan tiupan angin sepoi-sepoi. Tiket masuk ke Gunung Dago Rp 35.000 per orang, sudah termasuk parkir dan naik kendaraan Jeep menuju ke atas.

Dan yang paling seru adalah ketika naik mobil Jeep ke atas gunung melintasi jalan yang berkelok kelok dan kadang disengaja oleh pengemudinya dengan ngebut di tikungan. Pokoknya seru deh!

Dari atas, kita lihat masih banyak hutan-hutan hijau yang masih alami, serta jalur-jalur pendakian yang cocok untuk penggemar aktivitas luar ruangan. Kalian bisa trekking ringan di antara pepohonan rimbun, menghirup udara segar, serta menyaksikan pemandangan perbukitan yang menawan dari puncaknya.

Selain itu, kawasan Gunung Dago juga sering dijadikan lokasi kemping dan piknik karena suasananya yang tenang, jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.

Bagi para pencinta fotografi, tempat ini juga menawarkan spot-spot menarik untuk menangkap momen alam yang indah, seperti spot I Love U, spot sayap, jam kayu, jendela dunia, bulan sabit dan sarang burung.

Dengan akses yang relatif mudah dari pusat Kecamatan Parung Panjang, Gunung Dago menjadi destinasi yang ideal untuk wisatawan lokal maupun dari luar daerah yang ingin menikmati liburan singkat di tengah alam tanpa harus bepergian jauh.

Gunung Dago menawarkan berbagai aktivitas menarik antara lain wahana ATV, sepeda gantung, ayunan, dan flying fox yang cocok untuk pengunjung yang menyukai tantangan. Jika bawa anak-anak, ada wahana becak kecil yang pasti disukai.

Ada juga yang namanya Kampung Adat, Pengunjung juga dapat menjelajahi kampung adat yang memberikan pengalaman budaya yang unik.

Fasilitas lain di Gunung Dago cukup lengkap, seperti Villa Bambu, Camping, Kolam Renang. Untuk Saung dan Gazebo disediakan secara gratis, tempat ini untuk bersantai, istirahat dan menikmati suasana alam.



Sumber : travel.detik.com