Tag Archives: keagungan

30 Ucapan Kagum dalam Islam yang Penuh Doa Baik dan Syukur

Jakarta

Salah satu cara indah untuk mengekspresikan kekaguman adalah melalui ucapan-ucapan yang penuh dengan doa dan makna. Di bawah ini ada kumpulan ucapan kagum dalam Islam yang bisa jadi inspirasinya.

Seringkali kita dihadapkan pada momen takjub di kehidupan sehari-hari. Sebuah pemandangan alam yang indah, pencapaian seseorang yang luar biasa, atau sekadar melihat kebaikan kecil di tengah kesibukan dunia, semuanya menjadi pengingat akan kebesaran Allah. Dalam Islam, rasa kagum ini bukan sekadar perasaan, melainkan juga wujud syukur dan pengakuan terhadap kuasa-Nya.

Ucapan kagum dalam Islam adalah “Masya Allah” ( مَا شَاءَٱللَّٰهُ ). Kalimat ini diucapkan ketika melihat hal-hal yang mengagumkan. Masya Allah bukan hanya kalimat spontan, tetapi juga pengakuan mendalam bahwa segala sesuatu yang indah terjadi atas kehendak Allah.


Pada kalimat “Masya Allah” terkandung pesan bahwa keindahan dunia hanyalah bagian kecil dari kebesaran-Nya yang tak terbatas. Dengan mengucapkan ini, seorang Muslim tidak hanya mengagumi ciptaan Allah, tetapi juga menghubungkan dirinya dengan Sang Pencipta dalam bentuk rasa syukur dan penghormatan.

Berikut beberapa ucapan kagum dalam Islam lainnya yang bisa jadi referensi:

1. Keindahan ini adalah tanda cinta Allah yang Dia titipkan kepada makhluk-Nya, semoga hati kita selalu bersyukur.

2. Masya Allah, indah sekali karya-Nya. Betapa kecil kita dibanding keagungan ciptaan-Nya.

3. Jika ini indah di dunia, bayangkan keindahan surga yang Allah janjikan kepada hamba-Nya yang bertakwa.

4. Setiap keindahan di dunia ini hanyalah pantulan kecil dari kasih sayang Allah yang Maha Pengasih.

5. Masya Allah, sesungguhnya Allah telah menciptakanmu dengan sempurna, semoga kebaikan selalu menyertaimu.

6. Masya Allah, setiap ciptaan Allah adalah bukti kebesaran-Nya. Semoga kita selalu mengingat-Nya dalam keindahan ini.

7. Ketika melihat ciptaan-Nya, hati ini tersentuh. Masya Allah, seberapa indah cinta Allah kepada makhluk-Nya.

8. Betapa Allah mengajarkan kesabaran lewat keindahan ini, semoga hati kita senantiasa lapang dan bersyukur.

9. Allah adalah sebaik-baik Pencipta. Setiap detail yang kita kagumi hanyalah sebagian kecil dari kuasa-Nya.

10. Masya Allah, semoga keindahan ini menjadi pengingat bahwa segala sesuatu yang ada hanyalah milik-Nya semata.

Ucapan Kagum dalam Islam Penuh Doa

Halaman 2 dari 3

” dtr-evt=”detail multiple page” dtr-sec=”button selanjutnya” dtr-act=”button selanjutnya” dtr-idx=”2″ dtr-id=”7745921″ dtr-ttl=”30 Ucapan Kagum dalam Islam yang Penuh Doa Baik dan Syukur”>

Ucapan Kagum dalam Islam Penuh Doa

Ilustrasi masjid

Foto: Getty Images/iStockphoto/Photosensia

21. Masya Allah, di balik setiap keindahan ada kebesaran-Nya. Semoga hati ini tak pernah lupa bersyukur.

22. Sungguh, Allah Maha Indah dan mencintai keindahan. Masya Allah, semoga ini menjadi bukti cinta-Nya untuk kita.

23. Masya Allah, keindahan ini adalah tanda kebesaran Allah. Semoga kita termasuk orang yang pandai mensyukuri nikmat-Nya.

24. Allah menciptakan keindahan bukan sekadar untuk dinikmati, tapi juga untuk direnungi. Masya Allah, betapa sempurna kuasa-Nya.

25. Masya Allah, segala yang indah adalah pantulan dari keindahan surga yang Allah janjikan untuk hamba-Nya yang bertakwa.

26. Masya Allah, semoga keindahan ini menjadi pengingat bahwa dunia hanyalah tempat sementara menuju keabadian.

27. Allah menciptakan dengan penuh kasih dan keindahan. Masya Allah, semoga kita termasuk orang yang menjaga amanah-Nya.

28. Masya Allah, di setiap sudut ciptaan-Nya, kita temukan tanda kebesaran yang membuat hati ini tunduk dan bersyukur.

29. Masya Allah, jika dunia ini sudah begitu indah, apalagi surga yang telah Allah siapkan untuk orang-orang beriman.

30. Keindahan ini adalah pelajaran dari Allah, bahwa segala sesuatu yang dirancang dengan kesabaran akan menghasilkan sesuatu yang sempurna. Masya Allah.

Itulah ucapan kagum dalam Islam yang bisa mewakili perasaan kamu. Ucapan-ucapan ini dapat digunakan untuk mengekspresikan kekaguman sekaligus menjaga hati menjadi lebih tenang dan penuh syukur.

Ucapan Kagum dalam Islam

” dtr-evt=”detail multiple page” dtr-sec=”button selanjutnya” dtr-act=”button selanjutnya” dtr-idx=”3″ dtr-id=”7745921″ dtr-ttl=”30 Ucapan Kagum dalam Islam yang Penuh Doa Baik dan Syukur”>

11. Masya Allah, sesungguhnya Allah telah menuliskan keindahan ini dalam takdir-Nya, agar hati kita terpesona dan bersyukur.

12. Betapa sempurna ciptaan Allah, dari keindahan ini kita belajar bahwa Dia tidak pernah lalai dalam setiap detail-Nya.

13. Masya Allah Tabarakallah, keindahan ini adalah saksi dari luasnya rahmat Allah bagi makhluk-Nya.

14. Setiap keindahan di dunia ini adalah ayat-ayat-Nya yang tak terucap. Semoga hati kita semakin mengenal-Nya.

15. Indah sekali, Masya Allah. Semoga keindahan ini menjadi jalan bagi kita untuk semakin mendekat kepada Sang Pencipta.

16. Masya Allah, ciptaan ini mengajarkan bahwa segala sesuatu yang Allah kehendaki pasti indah pada waktunya.

17. Keagungan Allah terpancar dari setiap keindahan yang kita lihat. Semoga ini menjadi alasan untuk memperkuat iman kita.

18. Masya Allah, dunia ini hanyalah bayangan dari surga. Semoga Allah mempertemukan kita di tempat yang lebih indah kelak.

19. Tiada sesuatu yang lebih menenangkan hati selain menyaksikan kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya. Masya Allah.

20. Allah melukiskan keindahan ini untuk mengingatkan kita bahwa Dia selalu hadir dalam setiap detik kehidupan.



Sumber : wolipop.detik.com

Meremehkan Orang Lain



Jakarta

Manusia itu tidak boleh sombong karena yang berhak sombong hanya Allah SWT. tidak ada yang lain. Cukuplah Iblis menjadi pelajaran bagi hamba-hamba Allah SWT. akan bahayanya sifat sombong tersebut. Iblis tidak mau menaati perintah Allah SWT. untuk bersujud kepada Nabi Adam AS. karena sombong, meremehkan dan merasa lebih baik daripada Adam AS.

Rasulullah SAW. bersabda : “Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan walau sebesar zarah di dalam hatinya.” Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya semua orang senang bajunya bagus, sandalnya bagus, apakah itu kesombongan?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia” (HR Muslim).


Ini penting bahwa orang yang sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan manusia. Orang yang bersikap seperti ini tentu akan dijauhi oleh para sahabatnya dan akan terkucil dalam komunitasnya. Ajaran Islam yang luhur melarang seseorang berlaku sombong karena yang berhak memiliki sifat sombong hanya Allah SWT. Dia berfirman dalam sebuah hadis qudsi,”Sifat sombong adalah selendangku dan keagungan adalah busanaku. Barangsiapa yang merebut salah satunya dariku, maka akan Aku lemparkan dia ke neraka Jahanam.” (HR Ibnu Majah).

Orang yang menolak kebenaran itu dalam diskusi maupun berdebat, biasanya semua orang yang tidak sesuai dengan dirinya dianggap berseberangan dan ia musuhi. Sejatinya ada kaum seperti itu selalu menolak kebenaran meskipun berulang diberitahu. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surah Yasin ayat 9 yang terjemahannya, “Kami memasang penghalang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sehingga Kami menutupi (pandangan) mereka. Mereka pun tidak dapat melihat.”

Makna ayat di atas adalah : Telah digambarkan pula bahwa orang-orang yang tidak beriman itu memandang baik perbuatan jahat yang mereka kerjakan. Hal demikian menyebabkan mereka menjadi sombong, sehingga mereka enggan mengikuti ajaran rasul. Pikirannya tertutup dari kebenaran, dari apa yang dapat mendatangkan manfaat.

Oleh karena itu, tidak ada yang bisa mereka pahami kecuali apa yang telah diwariskan dari nenek moyang mereka. Ringkasnya, mereka selalu berada dalam penjara kebodohan, seolah-olah hati mereka dipisahkan oleh dinding, sehingga mereka tidak bisa berpikir dan merenungkan dalil-dalil kebenaran ajaran yang dibawa rasul. Ada pula yang mengartikan dinding yang menghalangi itu dengan hijab; hingga berarti Allah SWT. menjadikan hijab yang menghalangi orang-orang musyrik untuk menyakiti Rasul. Sedang mata yang tertutup diartikan, mereka tidak bisa mengindra dengan baik sesuatu yang dilihatnya, dan tidak satu pun petunjuk yang dapat meluruskan pikiran mereka.

Betapa ruginya jika seseorang muslim telah diuji dengan ditutupi ( diberi hijab ) sehingga meskipun matanya melihat, tetapi hatinya tetap keruh dan tiada bisa menangkap makna yang dilihatnya.

Biasanya dalam kehidupan sehari-hari dia menjadi orang yang “merasa” paling benar hingga tidak mengindahkan opini orang lain. Itulah termasuk penyakit hati yang seharusnya kita jauhi.

Jika diamati pada group-group medsos, akan muncul orang-orang yang berkarakter seperti ini. Bagaimana kita menyikapinya ? Tentu tidak perlu terbawa arus emosi untuk menjadi seperti itu, hindari dan jauhi ketika sudah tidak mempan diberitahu dengan lembut maupun terbuka. Berdo’alah pada Sang Pencipta agar hijab yang menutup mata hatinya untuk disingkapkan.

Dalam pandangan Islam, Bani Israil, meskipun mengetahui akan datangnya utusan terakhir (Nabi Muhammad SAW), banyak yang mengingkari dan menolak kerasulan beliau. Ini karena ketidaktawaran sebagian besar dari mereka untuk menerima kebenaran, meskipun telah mengetahui tanda-tanda dan bukti-bukti kebenaran Islam.

Hal ini dijelaskan dalam firman-Nya surah al-Baqarah ayat 83 yang terjemahannya, “Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Selain itu, bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah shalat, dan tunaikanlah zakat.” Akan tetapi, kamu berpaling (mengingkarinya), kecuali sebagian kecil darimu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT. telah mengambil perjanjian dari Bani Israil untuk tidak menyembah selain-Nya dan berbuat baik kepada sesama, namun mayoritas mereka mengingkari perjanjian tersebut.Para pengingkar selalu meremehkan orang lain, ini menjadi ciri-cirinya. Sikap meremehkan orang lain itu muncul dari dalam dirinya sebagai orang yang berderajat tinggi. Kebanggaan diri ini mengarah sikap ujub, padahal sikap jelas dilarang.

Perasaan diri berderajat tinggi itu menjadikan dia sia-sia hidupnya. Ketinggian derajat yang menjadi ukuran di dunia seperti kepandaian, harta, kekuasaan maupun ketenaran. Semua itu tidaklah menjadi ukuran saat manusia dihisab karena timbangan amal perbuatan baik yang membawamu pada keselamatan. Semoga kita semua dalam lindungan-Nya, agar hidup dalam keselamatan di dunia dan di akhirat.

Aunur Rofiq

Penulis adalah Pendiri Himpunan Pengusaha Santri Indonesia

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com