Tag Archives: kecelakaan avanza

Pelajaran dari Kecelakaan Maut Avanza Overload, Penumpang Wajib Pakai Seatbelt



Jakarta

Sebuah mobil Toyota Avanza mengalami kecelakaan maut di Tol Pekanbaru-Bangkinang, Kampar, Riau. Mobil berpelat nomor BM 1596 LM itu terbalik akibat pecah ban. Dilaporkan, mobil mengangkut penumpang melebihi kapasitas maksimal.

Sebagai mobil MPV, Toyota Avanza hanya memiliki kapasitas muat tujuh orang. Namun dikutip detikSumut, mobil ini dimuat 11 orang, termasuk anak-anak. Kecelakaan itu mengakibatkan satu dari 11 penumpang yang ada di dalam mobil tewas.

Kasat Lantas Polres Kampar AKP Viola menyebut mobil itu over kapasitas karena diisi 11 penumpang. Selain orang dewasa, di mobil tersebut juga ada anak-anak.


“Empat (orang di jok) tengah, tiga belakang termasuk dua anak umur 2 dan umur 3 tahun dipangku, dua depan,” jelasnya.

Dari kacamata keselamatan berkendara, mengangkut penumpang melebihi kapasitas maksimal jelas tidak aman. Kelebihan muatan ini membuat handling sopir tidak terkendali. Setir goyang sedikit saja mobil pasti oleng.

“Ini yang banyak diremehkan para pemilik kendaraan. Isi muatan atau barang sesuai dengan kemampuan unit dan ban. Semakin berat muatan semakin besar hilangnya keseimbangan kendaraan apalagi harus stop and go, menikung ngerem bahkan kalau ada muatan yang diletakkan tidak seimbang di dalamnya. Nah jumlah penumpang nih sering juga diabaikan. Kabin kendaraan bukan koper yang bisa dimuat barang dengan padat-padatan. Penumpang harus duduk nyaman sesuai jumlah safety belt. Karena sekalipun duduk harus ada ruang bergerak saat mobil bermanuver salah satunya mengantisipasi saat mobil selip,” kata praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, kepada detikOto, Minggu (24/12/2023).

Penggunaan safety belt untuk semua penghuni mobil juga menjadi kewajiban. Dengan memakai safety belt, ketika mobil terguling seperti kejadian Avanza ini maka badan tidak terlempar ke sana ke mari sehingga meminimalisir dampak fatal.

“Safety belt itu fitur pengaman yang utama. Memang tidak menjamin keselamatan, tapi paling tidak mengurangi risiko cedera. Tapi nggak manfaat juga pakai safety belt kalau ternyata ada beberapa orang yang nggak pakai, justru saat mobil terguling yang nggak pakai safety belt akan mencederai yang pakai safety belt. Nah pakai safety belt jangan cuma diklik buckle-nya aja tapi shoulder belt-nya harus dipastikan rapat ke badan,” jelas Sony.

Mengangkut penumpang melebihi kapasitas kendaraan juga mempengaruhi kinerja ban. Bahkan, jumlah penumpang yang melebihi kapasitas dapat menyebabkan ban pecah.

“Pastinya. Karena ban ada aturan maksimal load-nya yang tidak boleh diabaikan,” ucap Sony.

(rgr/mhg)



Sumber : oto.detik.com

Belajar dari Kecelakaan Maut Avanza Terbelah Dua



Jakarta

Kecelakaan nahas terjadi di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Mobil Toyota Avanza Veloz sampai terbelah dua akibat menabrak tiang reklame. Diduga kecelakaan terjadi karena aquaplaning.

Peristiwa itu dilaporkan terjadi di jalan menuju Bandara Internasional Minangkabau pada Selasa (9/1/2024) sore. Kecelakaan ini menyebabkan satu orang meninggal dunia.

Dari data Samsat Jambi, mobil dengan nomor polisi BH 1003 LE itu merupakan Toyota Avanza Veloz 1.5 M/T tahun 2012. Dari foto yang beredar, mobil Avanza Veloz tersebut ringsek. Bagian depan dan belakang mobil sampai terpisah. Mobil ringsek diduga karena menabrak tiang reklame dengan kecepatan tinggi.


[Gambas:Instagram]

Pelajaran dari Kecelakaan Avanza hingga Terbelah

Diduga mobil Avanza Veloz itu mengalami gejala aquaplaning mengingat jalanan saat itu tampak basah. Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan, aquaplaning merupakan sebuah fenomena ketika ban mobil kehilangan traksi saat melewati genangan air dalam kecepatan tinggi. Efeknya, mobil serasa melayang di atas air.

“Nggak ada satu pun pengemudi yang bisa mengontrol mobilnya ketika terjebak aquaplaning di kecepatan tinggi. Kalaupun pernah berhasil itu karena faktor lucky (keberuntungan),” kata Sony kepada detikOto, Kamis (11/1/2024).

Ada beberapa hal yang bisa menjadi pelajaran agar kejadian serupa tak terulang. Pertama, menurut Sony, pastikan kondisi ban masih baik, sesuai dan tekanan angin ban normal. Pastikan juga seluruh sistem suspensi dalam keadaan baik.

“Turunkan kecepatan saat hujan kira-kira 10 km/jam (lebih lambat) dari kondisi kering. Semakin deras hujan semakin dikurangi lagi kecepatannya,” ucap Sony.

Kalau dirasa kecepatan terlalu tinggi, lakukan pengereman secara mulus sebelum masuk genangan air. Saat masuk genangan air jangan ngerem.

“Putaran ban (terkontrol) di genangan itu membelah air, tapi kalau tidak berputar (ngerem) maka ban akan terangkat oleh lapisan air (hilang kontak). Ini yang berakibat selip,” jelas Sony.

Tahan dan arahkan setir ke depan. Hindari mengoreksi setir secara berulang-ulang. Karena koreksi setir bisa membuat arah mobil berubah.

“Jangan panik, info ke penumpang kalau terkena aquaplaning dan tetap fokus ke sekeliling kendaraan,” ujar Sony.

Simak juga Video: Korban Tewas Pajero Tabrak Pembatas Tol Palindra Ternyata Caleg PPP

[Gambas:Video 20detik]

(rgr/dry)





Sumber : oto.detik.com