Tag Archives: kedamaian

Rumah Ibadah di Perumahan, Fasilitas yang Sering Dianggap Remeh tapi Penting



Jakarta

Ketika memilih tempat tinggal atau investasi properti, banyak orang biasanya menilai dari lokasi strategis, akses jalan, atau fasilitas seperti taman dan area komersial. Namun, ada satu hal penting yang sering luput dari perhatian: keberadaan rumah ibadah di dalam kompleks perumahan.

Meski kerap dianggap sekadar fasilitas pelengkap, rumah ibadah justru punya peran besar dalam menciptakan keseimbangan hidup dan keharmonisan sosial antarwarga. Setidaknya ada tiga alasan mengapa keberadaan rumah ibadah patut jadi pertimbangan utama sebelum membeli rumah.

1. Menjaga ketenangan dan keseimbangan hidup

Di tengah rutinitas kota yang padat, tempat ibadah menjadi ruang bagi penghuni untuk menenangkan diri, berdoa, dan memperkuat nilai spiritual. Keberadaannya membantu menciptakan lingkungan hunian yang lebih damai dan berkarakter.


2. Jadi ruang kebersamaan dan silaturahmi

Rumah ibadah juga berfungsi sebagai titik temu antarwarga dari berbagai usia dan latar belakang. Aktivitas keagamaan dan sosial yang dilakukan bersama dapat mempererat hubungan antar penghuni serta menumbuhkan rasa peduli satu sama lain.

3.Cerminan nilai inklusivitas dan keberagaman

Kehadiran rumah ibadah menunjukkan komitmen pengembang terhadap harmoni dan keberagaman di lingkungan hunian. Pengembang yang menyediakan fasilitas ini umumnya memiliki visi jangka panjang untuk membangun komunitas yang saling menghargai.

Hal ini juga diterapkan oleh Damai Putra Group melalui pembangunan Mushola Vasana & Neo Vasa di kawasan Kota Harapan Indah. Direktur Damai Putra Group, Helmy Taher, mengatakan rumah ibadah memiliki nilai lebih dari sekadar fasilitas sosial atau umum.

“Pembangunan mushola tidak hanya menjadi kewajiban sebagai fasilitas sosial dan umum, tetapi juga mengandung makna spiritual yang dalam. Ini pondasi bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang berlandaskan iman, kebersamaan, dan kedamaian,” ujar Helmy dalam keterangan resmi dikutip Senin (20/10/2025).

Helmy menambahkan, keberadaan rumah ibadah merupakan bagian dari visi besar Damai Putra Group untuk membangun komunitas yang harmonis dan beragam.

“Kami juga memperhatikan keberagaman yang ada di lingkungan hunian. Selain fasilitas ibadah untuk umat muslim seperti masjid dan musala, kami juga mengembangkan fasilitas ibadah bagi pemeluk agama lain sesuai kebutuhan dan jumlah komunitasnya,” jelasnya.

Langkah ini diwujudkan melalui pembangunan Mushola Vasana dan Neo Vasa di kawasan Kota Harapan Indah. Kehadiran rumah ibadah tersebut menjadi bukti komitmen perusahaan menghadirkan hunian yang bukan hanya nyaman secara fisik, tapi juga bermakna secara spiritual dan sosial.

(das/das)



Sumber : www.detik.com

Ada Supermoon Blue Moon 19 Agustus, Ini Doa saat Melihat Purnama


Jakarta

Fenomena Supermoon Blue Moon akan menghiasi langit malam Agustus 2024. Puncak purnama super ini berlangsung pada 19 Agustus dan dapat dilihat di wilayah Indonesia pada 20 Agustus dini hari.

“Akan ada juga fenomena Blue Moon, yaitu purnama ke-4 (fenomena ini ekstra karena biasanya dalam satu musim hanya ada 3 bulan purnama) yang terjadi tanggal 19 Agustus,” tulis BRIN dalam laporannya pada 8 Januari 2024 seperti dikutip, Senin (19/8/2024).

Dilansir Live Science, bulan purnama 19 Agustus ini adalah purnama terbesar dan paling terang pada 2024. Meski bulan purnama Agustus biasa disebut ‘Sturgeon Moon’, tapi bisa juga disebut ‘Blue Supermoon’.


Fenomena Blue Moon terjadi setiap 2-3 tahun sekali. Blue Moon terakhir kali terjadi pada Oktober 2020 dan Agustus 2021 dan akan terjadi lagi pada Mei 2027.

Menurut keterangan dalam situs NASA, fenomena Blue Moon tahun ini akan mencapai puncaknya pada Senin, 19 Agustus 2024 pukul 14.26 EDT atau Selasa, 20 Agustus 2024 pukul 1.26 WIB. Bulan akan tampak purnama selama tiga hari, dari Minggu pagi hingga Rabu dini hari atau 18-20 Agustus 2024.

Doa ketika Melihat Bulan Purnama

Dalam kitab Fiqh as-Sunnah Jilid 2 karya Sayyid Sabiq yang diterjemahkan Khairul Amru Harahap dan Masrukhin terdapat doa yang dibaca Rasulullah SAW saat melihat bulan purnama. Menurut riwayat Thabrani dari Abdullah bin Umar RA, ketika Rasulullah SAW melihat bulan purnama beliau membaca doa berikut,

الله أَكْبَرُ ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأمن والإيمان والسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ وَالتَّوْفِيقِ لِمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى رَبُّنَا وَرَبُّكَ الله

Artinya: “Allah Maha Besar. Ya Allah jadikanlah ia bulan bagi kami dengan aman, iman, keselamatan, pertolongan kedamaian dan taufik atas apa yang dicintai Tuhan kami dan yang diridhai. Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah.”

Ada juga riwayat yang menyebut Rasulullah SAW mengucapkan doa berikut ketika melihat hilal,

هِلَالُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ، هِلَالُ خَيْرٍ وَرُشْدِ هِلَالُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ، آمَنْتُ بِالَّذِي خَلَقَكَ

Artinya: “Bulan kebaikan dan petunjuk. Bulan kebaikan dan petunjuk. Bulan kebaikan dan petunjuk. Aku beriman kepada Dzat yang menciptakan-Mu,”

Sebanyak tiga kali. Setelah itu, beliau mengucapkan,

الْحَمْدُ للهِ الَّذِي ذَهَبَ بِشَهْرِ كَذَا وَجَاءَ بِشَهْرٍ كَذَا

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan sebulan dan memunculkannya sebulan.”

Doa Rasulullah SAW tersebut berasal dari hadits mursal yang diriwayatkan Abu Daud dari Qatadah RA. Hadits ini terdapat dalam kitab al-Adab bab Ma Yaqulu idza Ra’a al-Hilala.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Seperti Apa Aroma Surga? Begini Penjelasannya Menurut Hadits


Jakarta

Surga adalah tempat yang penuh kebahagiaan dan kedamaian abadi. Penghuni surga kekal di dalamnya dan terbebas dari segala penderitaan serta kesulitan.

Allah SWT berfirman dalam surah An Nisa ayat 13,

تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدْخِلْهُ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ


Artinya: “(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, pasti Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang dialiri sungai-sungai, di mana mereka akan kekal di dalamnya. Itu adalah kemenangan yang besar.”

Selain itu, pada beberapa hadits turut diterangkan tentang aroma surga. Seperti apa aromanya?

Aroma Surga Seperti Wangi Kasturi

Menukil dari buku Megahnya Surga oleh Abdullah Syafi’ie, wangi surga diibaratkan seperti aroma kasturi. Ini sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Tanah surga berwarna putih, halamannya berupa batuan marmer. Ia dikelilingi kasturi seperti tuangan pasir. Di dalamnya terdapat sungai-sungai yang tersusun. Di sana penghuni surga dari tingkatan yang rendah dan tinggi bersua lalu saling berkenalan. Allah lalu menghembuskan angin rahmat, lalu tersebarlah wangi kasturi. Seorang laki-laki pulang menemui istrinya dalam keadaan yang semakin anggun dan wangi.”

Pada riwayat lainnya dikatakan wangi kasturi merupakan aroma debu dari surga. Nabi SAW bersabda,

“Ketika aku berjalan ke surga, aku melihat sungai yang di kedua tepinya terdapat gundukan mutiara. Aku bertanya kepada Jibril, ‘Apakah ini, wahai Jibril?’ Lalu, Jibril menjawab, ‘Ini adalah telaga Kautsar yang Allah berikan untukmu.’ Ternyata, debu surga adalah kasturi yang murni dan sangat wangi.” (HR Bukhari)

Dua Macam Aroma Surga

Sementara itu, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam karyanya yang bertajuk Hadiul Arwah ila Biladil Afrah terjemahan Fadhli Bahri menjelaskan bahwa ada dua macam wangi surga. Aroma pertama yaitu bisa ditemui dan dihirup oleh selain arwah, sehingga manusia yang masih hidup tidak dapat mencium wangi ini.

Sementara itu, aroma surga kedua dapat dideteksi dengan panca indra khususnya penciuman seperti aroma bunga dan sebagainya. Aroma jenis kedua dapat dijangkau seluruh penghuni surga di akhirat, baik dari tempat jauh maupun dekat.

Aroma surga dapat dicium dari jarak perjalanan puluhan hingga ratusan tahun. Ada yang menyebut 40 tahun, 50 tahun, 500 tahun, dan 1000 tahun perjalanan.

Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Nabi SAW bersabda,

“Barangsiapa mengaku bernasab kepada selain ayahnya sendiri, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu benar-benar bisa tercium dari jarak perjalanan 50 tahun.” (HR Ahmad)

Wallahu a’lam

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com