Tag Archives: keeksotisan

Mengenal Budaya Madura, Tradisi Unik dan Keindahan Kesenian Lokal



Madura

Madura, pulau di timur Jawa yang dikenal dengan julukan ‘Pulau Garam’. Inilah pesona Madura yang unik.

Menurut situs resmi Kemendikdasmen pada Rabu (30/7/2025), Madura memiliki kebudayaan yang unik dan tradisi yang sudah mendunia. Suku Madura menjadi salah satu suku terbesar Indonesia.

Keeksotisan budayanya membuat Madura semakin tersohor. Banyak wisatawan lokal dan internasional yang datang ke pulau itu untuk mengenal tentang budaya dan tradisi Madura.


Selain itu, orang Madura juga dapat dikenali dengan mudah karena memiliki logat bicara yang sangat kental dengan dialek bahasa tradisional. Bahkan, saat berbicara dengan bahasa Indonesia pun juga mudah diketahui lewat logatnya yang menjadi ciri khas.

Kebudayaan Suku Madura yang Populer

Suku Madura memiliki sejumlah kebudayaan yang populer. Mengutip catatan detiktravel, berikut beberapa kebudayaan suku Madura:

1. Karapan Sapi

Salah satu kebudayaan suku Madura yang populer adalah Karapan Sapi. Dalam perlombaan ini, sepasang sapi menarik semacam kereta dari kayu yang dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sepanjang 100 meter.

Lomba Karapan Sapi dapat berlangsung sekitar 10 detik hingga 1 menit. Sejumlah kota di Madura menyelenggarakan Karapan Sapi pada Agustus dan September setiap tahun.

Tak hanya perlombaan, Karapan sapi menjadi ajang pesta rakyat dan acara yang prestisius bagi masyarakat Madura. Bahkan status sosial pemilik sapi karapan terangkat jika sapinya menjadi juara.

2. Carok

Carok merupakan kebudayaan suku Madura yang juga populer. Carok adalah duel sampai mati dengan menggunakan senjata tajam yaitu celurit. Hal ini dilakukan karena orang Madura memiliki watak keras dan mengedepankan harga diri, sehingga diselesaikan dengan cara kekerasan.

Carok umumnya terjadi menyangkut masalah-masalah terkait kehormatan atau harga diri bagi orang Madura, seperti perselingkuhan dan harkat martabat atau kehormatan keluarga. Meski mayoritas suku Madura beragama Islam, tapi secara individual banyak yang masih memegang tradisi carok.

3. Rokat

Rokat merupakan upacara petik laut yang biasa disebut Rokat Tase. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur atas karunia dan nikmat yang diberikan Tuhan. Tradisi ini dipercaya dapat memberikan keselamatan dan kelancaran rezeki.

Tradisi rokat dimulai dengan acara pembacaan istighosah dan tahlil bersama masyarakat yang dipimpin pemuka agama. Setelah itu, masyarakat menghanyutkan sesaji ke laut sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. Isi dari sesaji itu adalah tumpeng, ketan berwarna-warni, dan ikan-ikan.

4. Toktok

Kebudayaan suku Madura berikutnya adalah Toktok. Tradisi ini adalah kompetisi aduan sapi, jadi dua sapli saling berhadapan dan saling seruduk.

Biasanya, sapi yang digunakan untuk mengadu adalah sapi jantan. Kedua sapi lalu beradu kekuatan hingga salah satu sapi menyerah atau lari dari lawannya.

Aduan Toktok harus didampingi oleh wasit selama pertandingan berlangsung. Namun, tidak sembarang orang bisa menjadi wasit. Soalnya, aduan Toktok dapat membahayakan orang lain yang sedang menonton.

Demikian pembahasan mengenai ciri khas suku Madura dan sejumlah kebudayaannya yang populer. Tertarik untuk jalan-jalan ke Madura?

(bnl/fem)



Sumber : travel.detik.com

Kepulauan Seribu yang Ternyata Tidak Seribu, Bisa Tetap Menarik Asal…



Jakarta

Kepulauan Seribu adalah satu-satunya wilayah kabupaten di Jakarta dengan potensi wisata yang sangat besar dengan pasir putih dan ombak tenang. Kelengkapan fasilitas tempat menginap, kuliner, dan water activity jadi faktor pendukung Kepulauan Seribu selalu masuk list destinasi liburan.

Jumlah pulau di Kepulauan Seribu sendiri sebetulnya tidak seribu. Menurut pengamat pariwisata Prof Azril Azahari, nama tersebut sebetulnya bersifat simbolik saking banyaknya pilihan pulau dan pesona di wilayah tersebut. Sebutan Seribu telah melekat menjadi identitas kawasan tersebut.

“Sejak awal bahwa Kepulauan Seribu jumlah pulaunya tidak seribu, namun karena jumlahnya banyak dan serupa gugusan pulau kecil, maka masyarakat menamainya demikian,” ujar Prof Azril kepada detikTravel pada Kamis (23/10/2025).


Badan Informasi Geospasial (BIG) melalui Berita Acara nomor 23.02/PP-PNR/BIG/IX/2020 tentang Penelaahan Nama Rupabumi Unsur Pulau Tingkat Pusat Tahun 2020 menjelaskan Kepulauan Seribu punya 113 pulau. Jumlah ini menjadi 110 akibat abrasi menurut data Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Kepulauan Seribu Tetap Menarik Asal…

Menurut Prof Azril, penurunan jumlah pulau tidak lantas berefek pada minimnya niat mengunjungi Kepulauan Seribu. Tiap pulau dengan resort dan berbagai sarana liburan bisa tetap menarik asal bisa mempertahankan daya tarik dan keasliannya (otentik).

“Bagi wisatawan, jumlah pulau bukan tujuan utama. Mereka datang karena keunikan, keotentikan, dan keeksotisan tiap pulau. Minat wisatawan bisa terus dijaga bila daya tarik wisata di setiap pulau dikembangkan,” kata Prof Azril.

Seiring dengan usaha mempertahankan sekaligus mengembangkan wisata Kepulauan Seribu, keseimbangan lingkungan juga patut dipertimbangkan. Upaya rehabilitasi untuk mencegah abrasi tidak hanya menjaga kelangsungan (sustainability) pulau, tapi juga meningkatkan daya tarik destinasi wisata bagi para pengunjung.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com