Tag Archives: keluarga

Rute Menuju Kampung Dongeng Tangsel dengan KRL dan Kendaraan Pribadi


Jakarta

Kampung Dongeng Tangsel bisa jadi alternatif liburan keluarga warga Jabodetabel dan sekitarnya. Di sini, anak dan orang tua bisa ikut berbagai kegiatan yang diselenggarakan komunitas dongeng, Tak hanya mendengarkan, anak juga bisa bebas bercerita sesuai imajinasinya.

Kampung Dongeng Tangerang Selatan berlokasi di Jalan Musyawarah nomor 99, RT 04/RW 01, Kelurahan Sawah Lama, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan. detikTravel sempat mengunjungi destinasi liburan ini pada Kamis (9/10/2025) ketika suasana Kampung Dongeng tidak terlalu ramai.


Kampung Dongeng TangselPapan penunjuk arah menuju Kampung Dongeng Tangsel (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Lokasi dan lingkungan sekitar Kampung Dongeng Tangsel tentunya sangat sejuk, asri, dan menyenangkan. Berikut pilihan transportasi dan akses menuju Kampung Dongeng Tangsel

1. KRL

Pengguna KRL bisa turun di Stasiun Cisauk atau Rawa Buntu lalu transportasi online menuju Kampung Dongeng Tangsel. Lokasi Kampung Dongeng Tangsel agak jauh dari jalan utama, sehingga anak dikhawatirkan capai atau rewel jika harus jalan jauh.

2. Kendaraan pribadi

Pengunjung dari arah Kecamatan Ciputat Timur bisa mengarahkan kendaraannya menuju Jl. WR Supratman, lalu belok kiri menuju Jl. Menjangan Raya

Selanjutnya, pengunjung bisa lurus terus menuju pertigaan dan Jl. Merpati Raya kemudian Jl. Elang Raya lalu Jl. Elang IV. Di sini, pengunjung akan menemukan petunjuk jalan menuju Kampung Dongeng Tangsel.

3. Angkutan kota (angkot)

Pengunjung bisa naik angkot D 08 jurusan BSD dan turun di seberang Jalan Cici. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 850 meter menuju Kampung Dongeng. Angkot yang sama bisa diakses dari Stasiun Pondok Ranji.

Saat detikTravel berkunjung, suasana Kampung Dongeng Tangsel sangat tenang dan rindang. Sangat berbeda dengan kondisi Ciputat yang sangat panas dan riuh dengan berbagai kegiatan manusia.

Kondisi ini mungkin sedikit berbeda pada akhir pekan saat ramai pengunjung. Perbedaan ini tak mengurangi pesona Kampung Dongeng Tangsel sebagai pilihan liburan akhir pekan bersama keluarga.

Konsep dan Program Kampung Dongeng Tangsel

Konsep utama Kampung Dongeng Tangsel adalah pembangunan karakter anak melalui kegiatan storytelling. Awam Prakoso selaku Founder Kampung Dongeng Indonesia berharap perkembangan sifat dan hubungan anak-orang tua dapat diperkuat melalui dongeng.

Kegiatan mendongeng yang jadi bagian dari keseharian selanjutnya bisa terus lestari antar generasi. Di Kampung Dongeng Tangsel, berbagai kegiatan terus dilakukan untuk memasyarakatkan dongeng. Salah satunya program Kampung Dongeng Keliling di seluruh Indonesia.

Kampung Dongeng TangselKampung Dongeng Tangsel (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

“Program Kampung Dongeng Keliling ini tersebar di beberapa titik, baik dari program sendiri atau dengan undangan. Kegiatan kelilingnya bisa lintas pulau, seperti ke Gorontalo, Kalimantan, bahkan Papua, juga ke daerah-daerah sekitar dengan menggunakan mobil Kampung Dongeng Keliling,” kata Awam.

Berdiri sejak 18 Mei 2009, Kampung Dongeng Indonesia telah menjadi alternatif anak mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya. Proses ini tentu akan lebih menyenangkan jika ditemani orang tua di lingkungan yang teduh, tenang, dan nyaman seperti Kampung Dongeng Indonesia.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com

35 Siswa Sekolah Rakyat Bakal Dapat Beasiswa Kuliah



Jakarta

Sebanyak 35 siswa Sekolah Rakyat akan mendapat beasiswa kuliah usai lulus pendidikan menengah. Tujuh di antaranya juga mendapat jaminan pekerjaan setelah lulus kuliah.

Kabar tersebut disampaikan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam kegiatan di Sumedang, Jawa Barat, Senin (13/10/2025), melansir Antara.


Gus Ipul mengatakan fasilitas kuliah tersebut di antaranya disediakan oleh satu kampus swasta di Jakarta. Siswa dipersiapkan kuliah pada penerimaan 2027.

Ia menambahkan, para siswa yang akan mendapat beasiswa kuliah terpilih berdasarkan kemampuannya.

Penyiapan Siswa Sekolah Rakyat untuk Kuliah dan Kerja

Program pemerintah ini menyediakan pendidikan bagi anak dari keluarga tidak mampu hingga lulus SMA atau SMK. Para siswa juga tinggal di asrama sekolah.

Selama sekolah, siswa menjalani pendidikan formal, penguatan mental dan sosial, dan pendidikan karakter. Pendidikan diampu guru yang diseleksi terpusat melalui rekrutmen guru Sekolah Rakyat.

Sementara itu, anak-anak yang memiliki bakat di bidang bisnis juga diberi bimbingan untuk mengasah kemampuan wirausaha, memahami ilmu bisnis sscara teoretis, dan memperluas jejaring.

Berdasarkan catatan Mensos, 165 Sekolah Rakyat sudah beroperasi di berbagai daerah. Total jumlah siswa jenjang pendidikan dasar hingga menengah mencapai 16.000 pelajar.

(twu/nah)



Sumber : www.detik.com

Bali Tak Hanya Pantai, tapi Juga Tempat Lahirnya Hiu Bambu Langka!



Gianyar

Bali tak hanya terkenal dengan pantainya, tapi juga jadi tempat untuk berkembangnya satwa-satwa endemik Indonesia. Beberapa satwa endemik Indonesia sudah mulai terancam populasinya. Hal tersebut sangatlah menyedihkan untuk ekosistem di Indonesia.

Oleh karenanya sebagai lembaga konservasi, Taman Safari Indonesia Group mengembangkan variasi atraksi mereka di Taman Safari Bali yakni Marine Safari Bali (MSB).

Bukan sekadar jadi tempat rekreasi keluarga saja, tapi jauh lebih penting adalah tentang edukasi dan juga konservasi satwa-satwa yang sudah mulai terancam. Dibuka akhir tahun 2024 lalu, telah banyak berhasil di beberapa pemeliharaan satwa terancam.


Dengan pengelolaan yang baik dan terjaga, salah satu yang berhasil dikembangbiakkan adalah hiu bambu.

“Kita punya beberapa inisiatif penyelamatan jadi captive breeding adalah sesuatu yang kita lakukan sekarang. Kita bisa lihat sekarang telur dan anak hiu bambu, ini adalah salah satu program penyelamatan yang berhasil,” kata Operation Manager of MSB, Samuel Liu, beberapa waktu lalu di Bali.

“Salah satu yang sangat penting terutama untuk Indonesia adalah spesies endemik seperti hiu bambu ini. Jadi yang kita lakukan sekarang adalah upaya penyelamatan spesies tersebut dengan bantuan dari berbagai pihak juga,” lanjutnya.

Tempat captive breeding hiu bambu, hiu endemik Indonesia yang ada di Marine Safari Bali.Tempat captive breeding hiu bambu, hiu endemik Indonesia yang ada di Marine Safari Bali. (Taman Safari Indonesia)

Bagi pengunjung yang datang ke MSB dan ingin melihat bagaimana bentuk hiu bambu itu bisa dilihat di aquarium yang berada di zona The Ocean. Atau jika ingin melihat tentang pengembangbiakannya bisa dilihat di Educaiton and Conservation Center.

Education Manager of MSB and Taman Safari Bali, Muhammad Khoiri Habibullah, menjelaskan dari bentuk telur yang telah memiliki embrio hingga menetas itu membutuhkan waktu sekitar empat bulan.

Hiu bambu dewasa itu memiliki warna yang didominasi warna coklat. Uniknya ketika menetas, hiu bambu ini tidak berwarna coklat, melainkan berwarna hitam

“Jadi mereka akan menetas sekitar empat bulan dan ketika mereka menetas, dia akan menjadi kayak gini warna hitam dulu. Ini adalah salah satu captive breeding yang berhasil kita lakukan di Bali,” ungkap Khoiri.

“Jadi bamboo shark itu bisa menghasilkan telur ketika mereka sudah mencapai usai matang, tapi telur itu belum tentu punya embrionya,” lengkapnya.

(upd/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Anggit Bima Wicaksana, Mahasiswa IPB Meninggal Saat Ekspedisi Patriot di Papua Barat



Jakarta

Mahasiswa IPB University Anggit Bima Wicaksana meninggal dunia saat bertugas sebagai peserta Ekspedisi Patriot. Ia mengalami kecelakaan lalu lintas di Tomage, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, pada Selasa (21/10/2025).

Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria menyatakan pihak kampus berduka atas peristiwa ini.

“Kami sangat kehilangan sosok anak muda pejuang kesejahteraan rakyat seperti Anggit,” kata Arif, dikutip dari laman kampus, Kamis (23/10/2025).


Arif mengatakan, Anggit meninggal di tengah perjuangan menjalankan tugas mulia mengharumkan nama kampus dengan memberikan kontribusi riset dan pengabdian yang relevan, aplikatif, serta berdampak bagi pembangunan bangsa.

Ekspedisi Patriot adalah program gagasan Kementerian Transmigrasi bersama perguruan tinggi mitra yang melibatkan akademisi, mahasiswa, peneliti, dan praktisi multidisiplin. Para peserta program melakukan kajian strategis di kawasan transmigrasi untuk memastikan transformasi ekonomi berbasis komunitas.

Sebanyak 57 dosen dan tenaga kependidikan, 135 mahasiswa, dan 93 alumni IPB University terlibat sebagai peserta Ekspedisi Patriot. Mereka disebar ke 36 lokus kawasan transmigrasi, 34 kabupaten/kota, di 21 provinsi.

Anggit merupakan anggota Ekspedisi Patriot asal Prodi Manajemen Sumberdaya Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, IPB University.

Pemulangan ke Rumah Duka

Jenazah Anggit Tiba di rumah duka Graha Raya Bintaro, Tangerang Selatan, Banten dari Fakfak pada Rabu (22/10/2022). Petinya diselubungi bendera Merah Putih.

Direktur Kerjasama, Komunikasi, dan Pemasaran IPB University, Dr Alfian Helmi mengatakan pihak kampus berkoordinasi dengan keluarga Anggit, termasuk dalam hal pemulangan jenazah. Koordinasi pemulangan Anggit juga berlangsung dengan Kementerian Transmigrasi, pemerintah daerah setempat, Kementerian Perhubungan, TNI AU, dan maskapai penerbangan.

Sebelumnya, Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan mengatakan pihaknya bertanggung jawab penuh untuk proses visum, pemulangan jenazah almarhum, dan pendampingan keluarga hingga selesai.

“Kementerian Transmigrasi akan mengurus dan memastikan prosesi pemakaman berjalan dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk penghormatan terakhir atas dedikasi dan pengabdian beliau,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (21/10/2025), melansir detikNews.

“Almarhum adalah patriot berdedikasi yang gugur dalam pengabdiannya. Ini bukan hanya kehilangan bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga bagi seluruh keluarga besar Kementerian Transmigrasi,” imbuhnya.

(twu/pal)



Sumber : www.detik.com

Seorang Wanita Meninggal Setelah Jatuh di Jewel Changi



Jakarta

Wanita berusia 56 tahun meninggal dunia setelah jatuh dari ketinggian di Jewel Changi Airport. Investigasi masih dilakukan.

Diberitakan CNA, Jumat (17/10/2025) Polisi dan Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF) menerima panggilan bantuan sekitar pukul 13.55 di 78 Airport Boulevard pada tanggal 16 Oktober. Polisi menyebutkan wanita itu tidak sadarkan diri ketika dibawa ke rumah sakit, dan meninggal di sana.

Seorang saksi mata bercerita bahwa mereka sedang membersihkan toko mereka di Lantai 2 ketika mereka mendengar suara ‘gedebuk’.


“Saya tidak terlalu memikirkannya, dalam hati saya berharap ‘amit-amit, itu pasti sesuatu yang buruk’, tetapi rekan kerja saya keluar untuk melihat dan melihat jasad tergeletak di tanah,” ceritanya.

Saksi mata mengatakan wanita itu jatuh di samping area tempat duduk dan tampaknya tidak ada orang lain yang terluka.

Sebuah video yang dibagikan di TikTok oleh @sgseewhatsee menunjukkan seorang wanita melakukan CPR pada seseorang yang terbaring di lantai. Terlihat beberapa orang lain berkumpul di sekitar mereka. Selain itu, orang-orang berpakaian hitam terlihat memasang barikade di sekitar area tersebut.

“Kami sangat berduka atas insiden yang terjadi dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan orang-orang terkasih almarhumah. Kami bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memberikan dukungan penuh dalam penyelidikan mereka,” kata CEO Jewel Changi Airport Development, Lee Ching Wern.

(sym/row)



Sumber : travel.detik.com

Bikin Konten Lompat dari Jembatan, 2 Remaja Berakhir Tewas Tenggelam



Tegal

Niat hati ingin membuat konten lompat ke sungai dari atas jembatan supaya viral. Apa daya, dua remaja di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah berakhir tewas tenggelam.

Satu korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sedangkan satu lainnya masih dicari. Aksi nekat ini dilakukan keduanya pada Kamis (17/10) sore pukul 17.00 WIB.

Lokasi mereka membuat konten diketahui berada di atas jembatan Sungai Gung, masuk Desa Kaligayam, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal.


Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Budiono, menyebut kedua korban bersama tiga rekannya hendak membuat konten lompat dari atas jembatan. Namun yang melompat hanya dua orang dan tiga lainnya merekam aksi di tepi sungai bawah jembatan.

Namun nahas ternyata dua remaja yang terjun itu belum bisa berenang dan tenggelam. Dua korban tersebut yakni SWR (16) warga Tegal Barat dan NQH (16) warga Tegal Timur.

“Kesaksian rekan korban yang selamat, awalnya mereka lima orang hendak membuat video konten melompat dari jembatan. Dua orang melompat ke sungai, lainnya berada di tepi sambil merekam. Ternyata yang terjun itu belum bisa berenang dan tenggelam,” ungkap Budiono, Jumat (17/10) pagi.

Melihat kedua remaja ini tidak bisa berenang dan akan tenggelam, ketiganya langsung panik. Tiga rekan korban ini pun tidak berani menolong, karena mereka sendiri juga belum mahir berenang. Mereka lalu mencari pertolongan ke warga.

“Pukul 17.45 WIB kami menerima laporan dan langsung mengirim tim pencarian. Satu tim dari USS Pemalang dilengkapi peralatan selam dan juga aqua eye untuk melakukan pencarian di bawah air,” lanjutnya.

Tiba di lokasi, Basarnas dan tim SAR gabungan segera melakukan penyelaman untuk mencari korban. Tim melakukan penyelaman di sekitar lokasi titik terjun korban yang berkedalaman 4 meter.

Namun hingga pukul 22.00 WIB, usaha tim SAR belum juga membuahkan hasil. Mereka pun menghentikan pencarian pada Jumat pagi.

“Tim penyelam sudah melakukan penyapuan di dasar sungai dengan sebaran 15 meter dari lokasi, tapi masih nihil. Tim terkendala dengan banyaknya palung dan juga penerangan yang minim,” imbuh Budiono.

Humas SAR Semarang Zulhawary Agustianto menyebut, pagi ini salah satu korban bernama SWR ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Jasad remaja ini ditemukan sekitar 10 meter arah utara dari lokasi terjun. Sedangkan satu korban lain masih hilang.

“Tim SAR menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia pada Jumat sekitar pukul 07.00 WIB. Lokasi sekitar 10 meter utara lokasi kejadian. Kemudian korban langsung dibawa ke rumah keluarga. Tim selanjutnya terus melakukan pencarian satu korban lagi yang masih hilang,” kata Zulhawary.

——–

Artikel ini telah naik di detikJateng.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Mitos yang Menyelamatkan Warga Kampung Gepolo dari Bencana Alam Dahsyat



Sleman

Bencana alam dahsyat melanda sebuah perkampungan di sisi selatan Candi Prambanan, 70 tahun silam. Namun warga di sana selamat berkat mitos. Apa mitosnya?

Bencana tanah longsor menelan Kampung Gepolo yang luasnya sekitar 1,5 hektar di Sleman, DIY. Ajaibnya, 20 keluarga yang tinggal di kampung tersebut semuanya selamat dari petaka.

Konon, mitos yang diceritakan secara turun temurun oleh para leluhur itu menjadi kunci, sehingga warga berhasil menyelamatkan diri dari bencana dahsyat.


Kampung Gepolo diduga merupakan permukiman kuno. Sekitar abad ke-9 kampung itu menjadi bengkel arca untuk pembangunan candi di sekitar Prambanan.

Hal itu membuat sejumlah arca raksasa banyak ditemukan di kampung itu saat masih dihuni warga. Bahkan, hingga kini, masih ada beberapa arca yang tersisa di bekas permukiman tersebut.

“Namanya Gepolo, dulu kampungnya dari sana, dekat bukit yang dibelah untuk jalan itu. Di sini (sekitar situs arca gupolo) dulu juga ada beberapa rumah,” kata Carik Kalurahan Sambirejo, Mujimin saat berbincang, Rabu (17/9) lalu.

Mujimin yang juga merupakan salah satu tokoh masyarakat di Kalurahan Sambirejo menceritakan, Kampung Gepolo secara administratif merupakan bagian dari Padukuhan Gunungsari. Dulu Gepolo masuk wilayah RT 2 Gunungsari.

Kampung ini berada di area perbukitan. Dekat dengan Tebing Breksi, di bawah Candi Ijo serta di atas Situs Tinjon. Dengan ujung menghadap bibir jurang.

Haryanta, salah satu tokoh masyarakat Padukuhan Gunungsari menceritakan cuaca buruk menimpa Kampung Gepolo di 1955. Hujan lebat melanda berhari-hari.

“Itu hujan selama tiga hari. Ini tanahnya ikut bergerak menuju ke tebing ini,” kata Haryanta.

Arca Ganesha Itu Jatuh ke Tebing

Pada awalnya, penduduk Kampung Gepolo yang terdiri dari 20 keluarga masih mencoba bertahan. Hingga akhirnya sebuah arca berbentuk Ganesha yang ada di kampung tersebut terseret jatuh ke tebing.

Peristiwa itu menjadi perhatian oleh seisi kampung. Sebuah mitos turun temurun menyebut jika arca Ganesha itu runtuh maka kampung itu akan dilanda bencana. Jatuhnya arca itu ke tebing membuat warga berbondong-bondong mengungsi.

“Ada cerita yang melegenda dari orang tua ke anak keturunannya. Itu ceritanya bahwa suatu saat apabila nanti Ganesha itu jatuh ke jurang itu kampung akan ikut,” kata Haryanta.

Benar saja. Tak lama setelah warga mengungsi, permukiman itu akhirnya terbawa longsor.

“Jadi menurut Mbah Jaimin (tetua kampung) itu ada hujan selama tiga hari itu terus ternyata betul, Ganesha yang gede itu jatuh. Selang beberapa hari ini (menunjuk bekas Kampung Gepolo) ikut jalan, tanahnya bergerak,” ujar dia.

Bencana yang melanda di 1955 itu memang melenyapkan Kampung Gepolo. Namun semua penghuninya selamat.

Kini, warga Kampung Gepolo yang waktu itu terdampak telah berpindah dan menetap di tempat lain. Haryanta bilang selain di Glundeng, mereka bergeser ke RT lain di Padukuhan Gunungsari.

“Ada juga yang ke Sumatera,” tandas dia.

——–

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Penyelidikan Pramugari Eva Air Tewas Diduga Kelelahan Masih Berlanjut


Jakarta

Seorang pramugari Eva Air meninggal diduga akibat kelelahan bekerja, dikutip dari Aviation dan BBC. Pramugari bermarga Sun yang berusia 34 tahun tersebut dilaporkan sudah mengeluh sakit, namun tidak bisa istirahat karena manajer kabin memintanya terus bekerja.

Penyidikan terus berlangsung untuk mengetahui penyebab kematian pramugari yang bergabung dengan Eva Air sejak 2016 ini. Tuntutan diadakannya penyidikan berasal dari Serikat Pramugari Taoyuan yang merasa Eva Air telah melakukan kesalahan sistemik dan melanggar hak pekerja.

Kematian Sun telah memancing amarah para pekerja, khususnya di industri penerbangan. Selain abai pada kondisi pekerja, staf Eva Air masih menghubungi Sun agar mengirim surat izin cuti. Pesan dari Eva Air ini dibalas pihak keluarga Sun dengan mengirim surat keterangan kematian.


Laporan Sementara Kronologi Kematian Pramugari Eva Air

Dikutip dari Focus Taiwan, berikut kronologi sementara kematian Sun

Rabu (24/9/2025): Sun merasa tidak enak badan dalam perjalanan pulang dari tugasnya di penerbangan BR 95 rute Milan-Taoyuan Taipei (TPE)

Kamis (25/9/2025): Sun yang sudah mendarat di Bandara Internasional Taoyuan memeriksakan diri pada klinik terdekat lalu pulang ke rumahnya

Jumat (26/9/2025): Kondisi Sun makin buruk hingga harus menjalani perawatan di Linkou Chang Gung Memorial Hospital

Rabu (8/10/2025): Kesehatan Sun tidak mengalami perbaikan hingga dirujuk ke China Medical University Hospital di Taichung

Jumat (10/10/2025): Sun dilaporkan meninggal dunia.

Selain tidak bisa beristirahat karena sakit, dalam penerbangan 13 jam tersebut Sun tidak bisa melakukan konsultasi media pada layanan yang biasa digunakan maskapai. Selain itu, maskapai tidak mengantar Sun yang sedang sakit menuju klinik.

Catatan penerbangan Sun selama 6 bulan terakhir sebetulnya tidak menunjukkan keanehan. Sun telah terbang rata-rata 75 jam per bulan, yang masih dalam batas regulasi. Sun telah bergabung selama 19 tahun dan ikut dalam berbagai rute penerbangan, termasuk yang memerlukan waktu hingga belasan jam.

Menurut laporan media lokal, PYOK, kejadian yang menimpa Sun bukan kecelakaan. Kejadian tersebut adalah konsekuensi sikap abai selama beberapa tahun pada kondisi kesehatan awak kabin dan hak cuti. Dampak sikap abai ini sesungguhnya sudah bisa diprediksi, apalagi tanpa ada perbaikan sistem.

Sebuah laporan menyatakan Eva Air tidak memiliki sistem cuti yang baik. Hak cuti memengaruhi kinerja, bonus, jadwal dan kru penerbangan lain. Mereka yang cuti seolah menambah beban kolega satu tim, yang seharusnya tak perlu terjadi. Sehingga cuti bisa diambil tiap saat bergantung kebutuhan, setelah berkoordinasi dengan rekan satu tim.

Sikap Eva Air

Para pejabat Eva Air menyatakan permintaan maaf atas tragedi yang menimpa Sun. Mereka mengatakan staf tersebut bersalah dan tidak terbiasa dengan tugasnya, sehingga meminta Sun mengirim surat izin cuti.

Pejabat Eva Air juga mengklaim tidak ada yang salah dengan sistem cuti perusahaan. Menurut mereka, pekerja bisa menggunakan hak tersebut setiap saat bila ada keperluan. Kendati begitu, Eva Air mengatakan akan melakukan penyidikan internal perusahaan.

(bnl/row)



Sumber : travel.detik.com

Dalang Legendaris Ki Anom Suroto Meninggal Dunia, Ini Sosoknya


Sukoharjo

Dalang kondang asal Sukoharjo, Ki Anom Suroto, tutup usia hari ini setelah mengalami serangan jantung. Begini sosok dan kiprahnya.

Putra Ki Anom Suroto, Jatmiko, mengatakan ayahnya sudah lima hari dirawat di RS dr Oen, Kandang Sapi, Solo. Ayahnya dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami serangan jantung.

“Sakit jantung, sudah lima hari (dirawat), meninggal jam 7 pagi tadi di RS dr Oen Solo,” katanya dihubungi, dilansir detikJateng, Kamis (23/10/2025).

Selain serangan jantung, Ki Anom Suroto juga mempunyai riwayat diabetes. Ia mengatakan, selama dirawat di rumah sakit, Ki Anom Suroto berada di ruang ICU.

“Sudah ada riwayat Bapak, diabetes, dirawat di ICU,” ungkapnya.

Diringkas dari dokumen unggahan Repository Universitas Airlangga, Ki Anom Suroto lahir dari keluarga dalang pada 11 Agustus 1948. Ia lahir di Desa Bagor, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Ayahnya adalah Ki Hardjodarsono, putra kelima dari Ki Hardjomartoyo. Bakat sang kakek, yang merupakan seorang dalang populer, ternyata menurun ke darah Ki Anom Suroto. Ayahnya, yang berprofesi sebagai dalang, juga digandrungi masyarakat Surakarta.

Persis ayah dan kakeknya, Ki Anom Suroto memiliki dasar suara yang bagus. Pagelaran-pagelaran wayang yang dilakukannya kerap kali diselingi lawakan lucu. Tak mengherankan jika penonton tidak bosan-bosan menyaksikan Ki Anom beraksi.

Ki Anom Suroto merupakan putra pertama dari sebelas bersaudara. Di antara saudaranya yang juga menjadi dalang adalah Ki Warseno Slank dan Ki Bagong.

Nyata-nyatanya, darah dalang memang tidak bisa dilepaskan dari keluarga Ki Anom Suroto. Putranya, Ki Bayu Aji, juga menempuh alur kehidupan yang sama dengan sang bapak. Keahliannya yang telah memainkan wayang-wayang kulit sejak muda telah dikenal publik secara luas. Begitu pula putranya yang lain, Ki Jatmiko Anom Suroto Putro.

Kiprah Ki Anom Suroto dalam Dunia Dalang

Ki Anom Suroto sejak kecil belajar menjadi dalang. Saat masih remaja, ia mengikuti kursus pedalangan yang digelar di Solo. Ia juga berguru ke Himpunan Budaya Surakarta (HBS) pada 1960-an dan Habiranda Jogja pada 1976-1977.

Bukan hanya pendidikan formal, Ki Anom Suroto juga menimba ilmu dari sang ayah. Ia tercatat pernah berguru secara tidak langsung pada Ki Nartosabdho. Pendidikan-pendidikan itu, ditambah darah dalang yang mengalir dalam tubuhnya, membuat Ki Anom Suroto begitu mahir memainkan lakon-lakon wayang.

Hal ini terbukti dengan perjalanan Ki Anom Suroto di berbagai negara luar untuk mementaskan wayang. Dirujuk dari Jurnal Ri’ayah berjudul ‘Wayang Kulit sebagai Media Dakwah Ki Anom Suroto’ oleh Alip Nuryanto dan Saepullah, di antaranya adalah Amerika Serikat, Jepang, Spanyol, Australia, dan Jerman.

Sosoknya juga tercatat pernah dikirim ke India, Nepal, Thailand, Mesir, dan Yunani untuk belajar seputar dewa. Mengingat, dalam dunia pewayangan, unsur pemujaan terhadap dewa tidak bisa dilepaskan.

Baca selengkapnya di sini dan di sini

Tonton juga Video: Syarifa, Dalang Perempuan Wayang Potehi

(idh/imk)



Sumber : news.detik.com

Kisah Turis Nyasar 2 Minggu di Hutan Thailand, Makan Semut dan Kulit Pohon



Bangkok

Turis Inggris berusia 19 tahun akhirnya ditemukan selamat setelah dua minggu tersesat di hutan lebat dekat perbatasan Thailand-Myanmar.

Selama 14 hari, ia bertahan hidup hanya dengan makan semut dan kulit pohon. Remaja bernama Lawrence itu ditemukan pada 11 Oktober malam di sebuah kuil di Desa Phra Chedi Sam Ong, wilayah Sangkhla Buri, Provinsi Kanchanaburi., Thailand.

Pencarian dilakukan oleh pasukan gabungan dari warga, militer, dan relawan yang telah menghabiskan waktu selama dua minggu.


Niat Jalan-Jalan, Malah Tersesat

Melansir Khaosod, Selasa (21/10/2025) kisah Lawrence bermula dari keinginan untuk menjelajah. Ia berangkat dari Bangkok menuju perbatasan, tepatnya ke kawasan Sangkhla Buri, setelah membaca tentang Payathonzu, sebuah kota kecil di Myanmar yang terletak tak jauh dari garis perbatasan Thailand.

Namun saat tiba di pos imigrasi Phra Chedi Sam Ong, ia diberi tahu bahwa perbatasan ditutup untuk wisatawan. Petugas mengarahkan Lawrence kembali ke terminal van untuk pulang ke Bangkok.

Tapi Lawrence memutuskan tetap tinggal dan berjalan kaki menyusuri alam sekitar. Di sinilah petualangan berubah menjadi perjuangan bertahan hidup.

Saat sedang berjalan di jalan desa, ia bertemu tiga pria lokal yang mengira Lawrence sedang mencari penginapan. Mereka membawanya ke sebuah resort kecil, tapi Lawrence tak punya cukup uang.

Ia kemudian meninggalkan tempat itu dan tanpa sadar masuk semakin dalam ke area perkebunan karet.

Hidup dengan Semut dan Kulit Pohon

Selama 14 hari berikutnya, Lawrence tersesat di tengah hutan tanpa sinyal, tanpa makanan, tanpa arah. Tak ada kompas, peta, apalagi bantuan.

“Saya hanya bisa makan semut dan kulit pohon untuk bertahan hidup,” kata Lawrence kepada penyelidik setelah diselamatkan.

Ia juga mengatakan bahwa ia sempat mendaki bukit dan menyeberangi beberapa aliran sungai kecil, berharap menemukan jalan kembali. Namun, upayanya sia-sia hingga akhirnya warga desa menemukan sosok kurus dan lelah berjalan sendirian tak jauh dari kuil.

Pencarian dimulai sejak 27 September setelah ibunya, Kulnara, melapor ke polisi di Pattaya bahwa anaknya hilang. Ia khawatir putranya mungkin terjebak dalam jaringan penipuan atau bahkan diselundupkan ke Myanmar.

Militer Thailand pun turun tangan. Poster orang hilang disebar di pos-pos perbatasan dan koordinasi dilakukan hingga ke pihak militer Myanmar dan kelompok etnis bersenjata di wilayah itu.

Semua pihak berupaya melacak jejak Lawrence, pencarian meluas hingga ke penginapan dan hotel di Sangkhla Buri. Rekaman CCTV ditelusuri, bahkan Gubernur Kanchanaburi saat itu, Athisan Intara, ikut memerintahkan pengecekan di titik-titik rawan di sekitar perbatasan.

Akhirnya, tanggal 11 Oktober, upaya itu membuahkan hasil. Setelah ditemukan, Lawrence langsung dibawa ke kuil untuk mendapatkan makanan dan perawatan awal.

Ia kemudian diserahkan ke One Sky Foundation, organisasi lokal yang fokus membantu anak-anak dan keluarga rentan di perbatasan Thailand-Myanmar. Sementara itu, ibunya yang sejak awal sangat khawatir, hanya bisa menyampaikan rasa syukur.

“Saya sangat lega. Saya hanya ingin memeluk anak saya secepat mungkin,” ungkapnya dengan penuh haru.

Lawrence kini dalam masa pemulihan dan masih dalam pengawasan pihak berwenang untuk keperluan penyelidikan. Polisi ingin memastikan tidak ada unsur penipuan atau ajakan ilegal yang membuatnya sampai ke perbatasan.

(upd/wsw)



Sumber : travel.detik.com