Tag Archives: kemendikdasmen

Mendikdasmen Usul School Kitchen untuk MBG, Apa Bedanya dengan SPPG?



Jakarta

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti membuat usulan skema school kitchen untuk mengganti dapur makanan bergizi gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Mu’ti menyebut skema ini baru diusulkan dan belum ada keputusan terkaitnya. Jika direalisasikan, Mu’ti mengatakan pelaksananya tetap Badan Gizi Nasional (BGN).

“Ini belum keputusan ya, saya sudah sampaikan kepada Pak Kepala BGN, karena kan pelaksanaannya bukan kami, pelaksananya Badan Gizi. Beliau menyampaikan ‘Pak bagaimana dengan gagasan saya tentang school kitchen itu?’ Nah beliau menyampaikan itu dimungkinkan,” kata Mu’ti saat berkunjung ke Bank NTB Syariah di Mataram, dikutip dari detikBali, Rabu (22/10/2025).


Apa Beda Kitchen School dengan SPPG?

Beda kitchen school dan SPPG adalah terdapat pada jumlah sekolah yang ditangani. Jika SPPG bisa menyiapkan makan untuk banyak sekolah, kitchen school hanya berfokus pada satu sekolah saja.

Pria kelahiran Jawa Tengah tersebut kemudian menjelaskan, penerapan skema kitchen school ini baru memungkinkan jika jumlah penerima MBG di sekolah tertentu sudah ditetapkan.

“Pertama mungkin jumlah muridnya akan ditentukan. Yang kedua tentu harus distandarisasi dapurnya,” ujar Mu’ti.

Jika kapasitas penerima MBG di sekolah tertentu sudah terpenuhi, maka school kitchen ini bisa didirikan. Namun tetap, standar dapurnya harus sesuai dengan yang telah ditetapkan BGN.

“Kemungkinan ada peluang sekolah-sekolah itu menjadi penyelenggara MBG yang berbasis per sekolahan. Tapi ada beberapa sekolah yang memang sudah siap,” katanya.

School Kitchen Cocok untuk Sekolah Asrama

Menurut Mu’ti, skema school kitchen ini tepat untuk sekolah yang sudah berbasis asrama. Jenis sekolah tersebut kemungkinan siap dengan hal ini karena sudah punya pengalaman.

“Itu kan dia ada yang sudah punya (siswa) di atas seribu, sudah punya pengalaman mengelola itu tinggal nanti diberikan supervisi kemudian ditentukan standarnya. Saya kira yang seperti ini kan tidak perlu dikirim dari luar,” katanya.

Keputusan School Kitchen Ditetapkan BGN

Saat ditanyai tentang kejelasan skema ini, Mu’ti menegaskan kewenangan pengadaan school kitchen ada di tangan BGN. Kemendikdasmen hanya mengusulkan.

“Keputusan, bukan pada kami,” tegasnya.

Setelah terjadi banyak kasus keracunan massal, pemerintah kemudian berusaha menyempurnakan rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tata Kelola Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Namun, Perpres MBG ini masih belum tuntas. Mu’ti menyampaikan, pemerintah tengah melakukan beberapa perubahan dalam Perpres untuk meminimalisir kasus keracunan dan lainnya terjadi lagi.

“Soal pelaksanaannya nanti akan diperbaiki bahwa sekarang sedang digodok rancangan perubahan Perpres yang mengatur tentang pengelolaan dan pelaksanaan MBG dengan mungkin beberapa perubahan dalam polanya,” jelas Mu’ti.

(cyu/nwk)



Sumber : www.detik.com

Program Digitalisasi Pendidikan Berlanjut, Dalam 5 Tahun Sekolah Bakal Punya 6 IFP


Jakarta

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti pastikan keberlanjutan program digitalisasi pendidikan ke tahun 2026 serta selama masa pemerintahannya. Ia menyebut ini adalah arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

Kebijakan digitalisasi pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mempercepat transformasi pendidikan. Upaya ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Tujuan akhirnya agar akses, mutu, efisiensi, dan daya saing pendidikan di semua jenjang bisa meningkat. Pada 2025, sebanyak 288.865 satuan pendidikan akan mendapatkan perangkat digitalisasi pendidikan.


Perangkat digitalisasi pendidikan ini mencakup smart board atau Interactive Flat Panel (IFP), laptop, external HDD untuk konten pembelajaran, internet satelit, dan solar panel (cadangan listrik). Mu’ti menyebut pada 2025 memang setiap satu sekolah memang menerima 1 IFP dan target untuk 2026 adalah satu sekolah mendapat 3 IFP.

“Tahun ini kan satu dulu, satu (untuk) satuan pendidikan, tahun depan (2026) tiga,” jelasnya usai acara dalam acara Taklimat Media Setahun Kemendikdasmen di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta pada Rabu, (22/10/2025) ditulis Kamis (23/10/2025).

Tidak berhenti, Mu’ti juga sudah menyiapkan target untuk tahun 2027-2029. Ia berharap dalam rentang 5 tahun pemerintahannya ada 6 IFP di masing-masing sekolah.

“Tahun berikutnya dua (2027-2029). Sehingga, diharapkan dalam rentang waktu lima tahun ada enam (IFP) di masing-masing sekolah,” tegasnya.

Capaian Program Digitalisasi Pembelajaran

Per 22 Oktober 2025, Kemendikdasmen mencatat sudah ada 64.072 perangkat digitalisasi pembelajaran tiba di sekolah. Sebanyak 54.578 perangkat diantaranya sudah diinstal media pembelajaran dan siap digunakan.

Kemendikdasmen berharap pada Desember 2025, semua perangkat digitalisasi pembelajaran yang diberikan ke sekolah sasaran sudah bisa digunakan. Target 288.865 sekolah sasaran penerima bantuan ini, terdiri dari:

  • PAUD: 64.191 sekolah
  • SD: 149.268 sekolah
  • SMP: 43.520 sekolah
  • SMA: 14.829 sekolah
  • SMK: 11.697 sekolah
  • SLB: 2.360 sekolah
  • SKB dan PKBM: 3.000 sekolah

Kebijakan digitalisasi pembelajaran diiringi dengan hadirnya Rumah Pendidikan. Rumah pendidikan merupakan salah satu ekosistem pembelajaran yang memberikan layanan pendidikan bagi murid, guru mitra dan para pemangku kepentingan.

Rumah Pendidikan terdiri dari:

1. Ruang Guru

Terdapat 1,3 juta pengguna aktif setiap bulannya. Ruang Guru menjadi tempat implementasi program sertifikasi guru melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG).

2. Ruang Murid

Diketahui sudah ada lebih dari 3 juta kunjungan murid sejak bulan Mei 2025. Murid bisa mengakses berbagai sumber belajar melalui layanan ini.

3. Ruang Pemerintah

Kemendikdasmen mencatat bila 97,5% dinas kabupaten/kota di seluruh RI telah mengunduh Rapor Pendidikan Daerah untuk melakukan perencanaan berbasis data.

4. Ruang Sekolah

Terdapat layanan Rapor Pendidikan Satuan Pendidikan yang telah diakses lebih dari 280 ribu NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional) untuk melakukan perencanaan. Di ruang sekolah terdapat rincian pencatatan penggunaan Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) yang bisa dilihat secara transparan.

Demikianlah capaian dan target kebijakan digitalisasi pembelajaran di 2026. Apakah sekolahmu salah satu penerima IFP detikers?

(det/twu)



Sumber : www.detik.com

Mendikdasmen Koreksi Istilah ‘Kurikulum MBG’, Siapkan Modul Hidup Sehat via MBG



Jakarta

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sempat mengusulkan agar topik soal keamanan pangan dan gizi masuk dalam kurikulum sekolah. Langkah ini dinilai sebagai upaya agar anak lebih paham tentang makanan yang layak dikonsumsi.

Lebih jauh hal ini juga menjadi salah satu langkah pencegahan masalah keracunan menu makan bergizi gratis (MBG). Usul ini kemudian juga didengar oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti sebagai ‘Kurikulum MBG’.

Menteri Mu’ti meminta agar masyarakat tak memaknai ‘Kurikulum MBG’ menjadi sebuah kurikulum pendidikan. Dalam artian, kurikulum yang akan diterapkan di sekolah.


“Jadi ‘Kurikulum MBG’ jangan dimaknai bahwa itu kurikulum ya. Lagi-lagi kita ini kan kacau mengenai istilah kurikulum,” paparnya usai acara dalam acara Taklimat Media Setahun Kemendikdasmen di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta pada Rabu, (22/10/2025) ditulis Kamis (23/10/2025).

Bila melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah kurikulum diartikan sebagai perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Saat ini, Kemendikdasmen masih memberlakukan dua kurikulum di sekolah, yakni Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013.

Setelah satu tahun masa pemerintahannya, Menteri Mu’ti tidak mengubah dan menghadirkan kurikulum nasional. Untuk memperkuatnya, ia menghadirkan deep learning atau pembelajaran mendalam sebagai metode pembelajaran di sekolah.

Sudah Kerja Sama dengan Menkes

Kembali pada usulan ‘Kurikulum MBG’, Sekum PP Muhammadiyah itu mengaku sudah bekerja sama dengan Menkes Budi untuk program Sekolah Sehat. Program ini telah berjalan dan bahkan informasi Sekolah Sehat ada di buku-buku bacaan pendukung murid.

“Bacaan pendukung tentang kebiasaan hidup sehat, makan bergizi bahkan ada juga video-video yang berkaitan dengan bagaimana budaya hidup sehat di sekolah,” urai Mu’ti.

Untuk itu, ia yakin yang dimaksud oleh Menkes adalah masalah kurikulum secara harfiah. Hal ini belum bisa Mu’ti pastikan lantaran ia belum bertemu langsung dengan Menkes Budi.

“Tapi dari pembicaraan selama ini kami kan sudah berkoordinasi dengan BGN (Badan Gizi Nasional), Menteri Kesehatan untuk bagaimana MBG itu tidak fokus pada makanannya saja. Tapi pada pembentukan karakter melalui MB dan membangun budaya hidup sehat,” tegasnya.

Saat ini, Kemendikdasmen telah memiliki modul tentang penanaman karakter dan budaya hidup sehat melalui MBG. Modul ini nantinya akan dikirimkan ke semua sekolah.

“Sehingga harapan kami mudah-mudahan ke depan MBG ini kita dukung penuh ini program Bapak Presiden,” tandasnya.

(det/nwk)



Sumber : www.detik.com

Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa BPI GTK 2025 Diumumkan, Ada Namamu?



Jakarta

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah mengumumkan hasil seleksi administrasi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) 2025. Hasil bisa dilihat mulai 22 Oktober 2025.

Beasiswa BPI GTK ditujukan khusus untuk calon guru (D4/S1) dan guru aktif. Bagi calon guru, program studi yang bisa dipilih meliputi pendidikan PAUD, pendidikan SD, pendidikan luar biasa, pendidikan jasmani, hingga pendidikan bmbingan dan konseling.

Sementara untuk kategori guru, pilihan prodi yang bisa dipilih berupa pendidikan SMA/SMK, guru kejuruan, dan guru pendidikan luar biasa yang ingin melanjutkan studi lewat skema RPL atau Rekognisi Pembelajaran Lampau.


Bagaimana cara cek hasil beasiswa BPI ini? Ini langkahnya.

Cara Cek Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa BPI GTK 2025

Hasil seleksi administrasi peserta beasiswa bisa dilihat langsung lewat email masing-masing. Pastikan email yang digunakan untuk mendaftar aktif agar bisa memastikan hasil seleksi.

“Seleksi administrasi BPI guru dan calon guru S1/D4 telah di umumkan sobat Puslapdik bisa cek pada email dan akun beasiswa masing-masing ya,” tulis Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kemendikdasmen melalui akun Instagram @puslapdik_dikbud, dikutip Kamis (23/10/2025).

Selain itu, guru dan calon guru bisa memeriksa hasil seleksi lewat website resmi Kemendikdasmen di https://beasiswa.kemendikdasmen.go.id.

Tahap Seleksi Beasiswa BPI GTK 2025

  1. Seleksi administrasi dan subtansi
  2. Seleksi administrasi dengan status lengkap akan diikutsertakan dalam seleksi subtansi yang dilakukan panitia seleksi
  3. Seleksi wawancara dilakukan panitia seleksi
  4. Hasil pelaksanaan seleksi disampaikan oleh panitia seleksi kepada kepala Puslapdik
  5. Penerima beasiswa ditetapkan oleh Kepala Puslapdik berdasarkan hasil seleksi penerima BPI GTK
  6. Kepala Puslapdik menerbitkan surat keputusan penerima beasiswa.

Komponen Pembiayaan Beasiswa BPI GTK 2025

  • Komponen BPI GTK D4/S1 Calon Guru terdiri atas biaya pendidikan dan biaya pendukung
  • Komponen BPI GTK D4/S1 Guru meliputi biaya pendidikan
  • Biaya pendidikan sebagaimana diberikan untuk membiayai operasional pendidikan yang terkait langsung dengan proses pembelajaran bagi penerima BPI GTK.
  • Biaya pendidikan disalurkan selama paling lama 8 semester atau 48 bulan untuk BPI GTK D4/S1 Calon Guru dan paling lama 4 semester atau 24 bulan untuk program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi BPI GTK D4/S1 Guru
  • Biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada angka 4 tidak termasuk:
    – Biaya pendukung pelaksanaan kuliah kerja nyata/magang/praktik kerja lapangan mahasiswa
    – Biaya asrama mahasiswa
    – Kegiatan pembelajaran dan penelitian yang dilaksanakan secara mandiri oleh mahasiswa
    – Biaya wisuda
    – Jas almamater/baju praktikum
    – Biaya yang bersifat pribadi dan tidak terkait langsung dengan proses pembelajaran penerima beasiswa
    – Biaya-biaya lain yang tidak disetujui oleh Puslapdik.

Selamat bagi yang lolos seleksi beasiswa BPI GTK 2025. Bagi yang belum lolos, bisa mencoba kesempatan lain di tahun berikutnya ya.

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com

Kemendikdasmen Pastikan Anak PAUD/TK Dapat PIP 2026, Ini Targetnya



Jakarta

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pastikan pemenuhan beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) untuk murid PAUD/TK pada 2026. Langkah ini dinilai sebagai upaya perwujudan Wajib Belajar 13 Tahun.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyebut PIP menjadi dukungan dari pemerintah untuk pemerataan pendidikan. Saat ini, PIP baru diberikan untuk murid jenjang SD, SMP, dan SMA.

“Tahun depan bantuan PIP itu, nanti mulai TK kita berikan. Sekarang kan baru SD, SMP, SMA PIP itu. Nah. mulai tahun depan nanti, TK juga insyaallah dapat bantuan PIP itu,” tutur Mu’ti dalam wawancara dengan Eduardo Simorangkir dari detikSore, Kamis (23/10/2025), ditulis Jumat (24/10/2025).


Ia menjelaskan, kehadiran PIP di ranah PAUD/TK didasarkan pada keadaan ekonomi masyarakat Indonesia. Mu’ti melihat sebagian orang tua di RI tidak menyekolahkan anaknya di jenjang PAUD/TK karena alasan biaya.

“Nah sekarang kita coba dorong PIP itu, mudah-mudahan bisa menjadi ya sedikit sumbangan lah dari pemerintah untuk anak-anak ini bisa punya pengalaman belajar di TK,” sambungnya.

Target Jumlah Penerima PIP PAUD/TK 2026

Perjalanan kehadiran PIP PAUD/TK di Kemendikdasmen tidak mulus. Program ini semula menjadi bagian pembahasan usulan tambahan anggaran Kemendikdasmen pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanjan Nasional (RAPBN) Tahun Anggaran 2026 dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI.

Tambahan terkait anggaran PIP PAUD/TK yang diusulkan sebesar Rp 2,7 triliun. Namun, pada rapat kerja terakhir bersama Komisi X DPR RI, Senin (15/9/2025) lalu, Kemendikdasmen hanya mendapat tambahan anggaran RAPBN 2026 sebesar Rp 400 miliar. Jumlah ini tidak termasuk untuk berbagai program, salah satunya PIP untuk PAUD.

Kendati demikian, dalam momen Taklimat Media Setahun Kemendikdasmen, Rabu (22/10/2025) lalu, Menteri Mu’ti membeberkan pihaknya tetap menarget PIP PAUD 2026 terlaksana.

Ia mengatakan, PIP 2026 akan diberikan khusus untuk murid PAUD/TK dari keluarga tidak mampu dengan target 888 ribu murid. Alokasi anggaran yang disiapkan untuk 2026 adalah Rp 400 miliar.

Wajib Belajar 13 Tahun Jenjang PAUD

Seperti yang disebutkan sebelumnya, PIP PAUD menjadi bagian dalam berlangsungnya kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun. Pada 2026, PAUD/TK atau pendidikan prasekolah bersifat wajib.

Untuk melangsungkan kebijakan ini, ia mengatakan udah mempelajari berbagai penelitian yang menunjukkan pengaruh dan pengalaman belajar di pendidikan anak usia dini terhadap sustainability atau keberlanjutan diri anak.

Mu’ti menjabarkan, pendidikan prasekolah akan berfokus pada bagaimana anak membangun rasa percaya diri, menanamkan kecintaan pada ilmu, sosialisasi, dan mengenal norma-norma. Hal-hal tersebut menurutnya sangat penting.

“Terutama yang tadi, membangun rasa percaya diri, itu juga bagian dari kenapa mereka kemudian punya learning sustainability yang lebih, dibanding mereka tidak punya pengalaman,” bebernya.

Saat ini, Kemendikdasmen telah meneken komitmen bersama Kementerian Desa untuk menghadirkan satu desa satu TK. Anggaran untuk membangun TK ini diambil dari anggaran Kemendikdasmen pada program revitalisasi pendidikan.

“Revitalisasi tahun ini yang 16.170 juga untuk TK-TK juga, termasuk pendirian unit sekolah baru atau renovasi TK yang sudah ada,” ucapnya.

(det/twu)



Sumber : www.detik.com

Anggaran Revitalisasi Sekolah Turun, Mendikdasmen Berharap Ada Penambahan



Jakarta

Revitalisasi Satuan Pendidikan menjadi salah satu program unggulan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada 2025. Revitalisasi sekolah juga termasuk program utama pendidikan yang diluncurkan sebagai Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto.

Dari target awal 10.440 satuan pendidikan, Kemendikdasmen merevitalisasi 16.170 sekolah. Anggaran yang disediakan untuk 2025 adalah Rp 16,97 triliun dengan pelaksanaan menggunakan konsep swakelola.

Konsep swakelola memungkinkan program ini juga menyerap tenaga kerja, pertumbuhan UMKM, dan perekonomian. Lalu bagaimana dengan pelaksanaan di 2026?


Anggaran Program Revitalisasi Sekolah Turun

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyebut, anggaran program Revitalisasi Satuan Pendidikan/Sekolah pada 2026 mengalami penurunan. Dari Rp 16,9 triliun pada 2025, anggarannya menjadi Rp 14 triliun pada 2026.

Mu’ti berharap akan ada kebaikan hati dari DPR maupun Menteri Keuangan agar besaran anggaran ini bisa bertambah. Setidaknya, ia mengatakan, anggaran revitalisasi satuan pendidikan 2026 diharapkan bisa sama dengan besaran pada 2025.

“Mudah-mudahan nanti bisa ada kebaikan hati dari DPR atau dari Kementerian Keuangan, bisa ditambah, gitu. Minimal sama lah dengan tahun ini, Rp 16,9 triliun,” ungkap Mu’ti dalam wawancara dengan Eduardo Simorangkir dari detikSore, Kamis (23/10/2025), ditulis Jumat (24/10/2025).

Anggaran yang stabil ini menurutnya memungkinkan seluruh sekolah di Indonesia sudah mendapat bantuan perbaikan atau direnovasi dalam 5 tahun ke depan.

Dalam momen Taklimat Media Setahun Kemendikdasmen, Rabu (22/10/2025), Menteri Mu’ti menyampaikan target program Revitalisasi Satuan Pendidikan 2026. Sebanyak 11.744 satuan pendidikan direncanakan mendapat bantuan tersebut dengan total anggaran Rp 14,57 triliun.

Ruang lingkup revitalisasi meliputi:

1. Rehabilitasi prasarana.

2. Pembangunan prasarana.

3. Pembangunan unit sekolah baru.

100 Ribu Lebih Sekolah Rusak Berat-Ringan

Berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikdasmen, Menteri Mu’ti menyebut masih ada lebih dari 100 ribu sekolah di seluruh wilayah RI mengalami kerusakan berat, sedang, dan ringan. Mayoritas kerusakaan terjadi pada ruang kelas.

Pada 2025, Mu’ti menyebut peningkatan target program ini mencapai 52 persen. Jumlah ini dinilai baik sebagai langkah awal untuk mencapai target besar: seluruh sekolah direvitalisasi.

Dari jumlah tersebut, Mu’ti menyatakan sekitar 10 persen di antaranya telah selesai menjalankan program. Terutama yakni sekolah-sekolah yang mendapat bantuan untuk hanya menambah 2 ruang kelas baru atau toilet.

“Sekarang sudah ada beberapa yang selesai, sudah sekitar 10 persen selesai. Misalnya mereka hanya menambah 2 ruang kelas yang baru atau mereka hanya menambah toilet. Itu banyak yang sudah selesai,” ucapnya.

(det/det)



Sumber : www.detik.com

BGN Respons Usulan Mendikdasmen soal School Kitchen untuk MBG



Jakarta

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang menyampaikan sikap terbuka terhadap usulan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti terkait skema school kitchen (dapur sekolah) untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Nggak apa-apa nanti kita matching. Nanti di daerah tertinggal itu kita matching, asal ada sekolahnya mampu, kita enggak ada masalah,” ungkap Nanik dalam gelar wicara “Upaya Meningkatkan Kualitas Gizi Bangsa Melalui Program MBG” di Antara Heritage Center di Jakarta pada Kamis (23/10/2025), dikutip melalui YouTube BGN.

Namun, ia juga menyinggung pernah ada konsep school kitchen yang gagal dilakukan di Bogor dan Lampung.


“Masalahnya sampai saat ini, ada yang pernah dicoba di Bogor, kantin nih ada beberapa yang mengelola. Ternyata gara-gara pemiliknya berantem, malah makanannya juga keracunan. Di Lampung juga pernah dicoba,” jelasnya.

Meski demikian, Nanik kembali menegaskan pihaknya terbuka. Ia menerangkan dapur MBG juga ada yang berupa mitra mandiri.

Mitra mandiri membangun dapurnya sendiri. Walau demikian, di wilayah 3T, ada dapur-dapur yang dibangun pemerintah daerah atau desa.

“Mitra mandiri itu semua yang membangun dapurnya adalah mitra. Tapi nanti di wilayah 3T nanti ada dapur-dapur itu yang dibangun oleh pemerintah daerah atau pemerintah desa. Nanti disewa oleh BGN 4 tahun di depan itu kita bayarkan di depan 4 tahun sewanya,” terangnya.

“Lalu kalau misalnya ada, ‘Boleh nggak, Bu itu ada sekolah kitchen school?’ Boleh aja. Kalau memang sekolahnya mampu, why not? Nggak masalah. Kita mix nanti,” ujar Nanik.

Ia mengatakan Mendikdasmen merupakan bagian dari tim koordinasi pihaknya. Nanik memastikan ada pembicaraan antara Kemendikdasmen dan BGN.

Sebelumnya, Mendikdasmen mengusulkan ada perubahan dalam skema dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ia menawarkan mengganti dapur MBG dengan school kitchen.

Usulan Mendikdasmen juga telah disampaikan kepada Kepala BGN, Dadan Hindayana.

(nah/twu)



Sumber : www.detik.com

Kemendikdasmen Akan Buka Sekolah Satu Atap, Khususnya di Daerah 3T



Jakarta

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan membuka atau menghidupkan kembali Sekolah Satu Atap. Apa itu?

Sekolah Satu Atap adalah sekolah yang terdiri dari beberapa jenjang pendidikan, tetapi berada di lokasi yang sama. Pengaturannya mengikuti keluasan waktu masing-masing daerah penyelenggara Sekolah Satu Atap.

Hal tersebut dijelaskan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Abdul Mu’ti pada wawancara dengan Eduardo Simorangkir dari detikSore, Kamis (23/10/2025), ditulis Jumat (24/10/2025).


“Jadi misalnya SD, SMP: misalnya SD-nya masuk pagi, SMP-nya masuk siang. Atau SMP dan SMA, yang pengaturannya diatur sesuai dengan keluasan waktu yang ada di masing-masing daerah,” kata Mu’ti.

Ia menyebut Sekoalh Satu Atap salah satunya merespons kondisi geografis RI, yang merupakan salah satu tantangan bagi pendidikan Indonesia.

Dijelaskan Mu’ti, ada daerah-daerah tertentu yang secara geografis sangat sulit dijangkau. Ketika didirikan sekolah baru, sekolah pada wilayah yang sulit dijangkau berisiko tidak bisa berkembang lantaran jumlah penduduknya yang sedikit.

Di samping itu, ia mengatakan, upaya menghadirkan satu sekolah baru juga harus dilengkapi dengan infrastruktur hingga sumber daya manusia (SDM).

“Sehingga kemudian, udahlah, daripada bikin sekolah baru, kita bikin saja Sekolah Satu Atap atau pembelajaran jarak jauh,” sambungnya.

Pelaksanaan Sekolah Satu Atap Bertahap

Saat ini, Mu’ti menyebut penghadiran Sekolah Satu Atap mulai dilakukan secara bertahap. Ia berharap jumlahnya terus meningkat, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

“Apalagi kan memang DPR, khususnya Komisi X, itu memberikan perhatian khusus untuk pendidikan di daerah 3T,” kata Mu’ti.

Tantangan pendidikan di daerah 3T menurut Mu’ti tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara yang biasa. Perlu perhatian khusus yang melibatkan banyak pihak, seperti Sekolah Satu Atap tersebut.

3 Model Pemerataan Kesempatan Belajar

Tidak hanya Sekolah Satu Atap, Menteri Mu’ti menyatakan pihaknya juga berupaya meratakan kesempatan belajar lewat pendidikan nonformal. Ia menjelaskan, pembelajaran dalam hal ini menggunakan paradigma learning, bukan schooling.

“Artinya, pembelajaran itu tidak hanya di sekolah formal, tapi juga di lembaga-lembaga pendidikan nonformal,” urai Mu’ti.

Ke depan, ia mengatakan lembaga pendidikan nonformal akan dikembangkan melalui tiga model, yakni:

1. Penguatan penyetaraan

2. Homeschooling

3. Sekolah terbuka.

Layaknya Universitas Terbuka (UT), model Sekolah Terbuka memungkinkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Salah satu implementasi PJJ sudah diluncurkan beberapa waktu lalu kepada anak-anak pekerja migran Indonesia di Kinabalu, Malaysia.

“Mereka anak-anak pekerja migran itu mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan sekolah yang ada di Jawa Barat. Pakainya tadi, teknologi digital,” jelas lebih lanjut.

(det/twu)



Sumber : www.detik.com

Syarat Jadi Kepala Sekolah Akan Diperketat, Tak Lagi dari Sekolah Penggerak



Jakarta

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti soroti proses pengangkatan kepala sekolah yang dinilainya lebih mempertimbangkan aspek politik dibanding aspek meritokrasi. Untuk itu, ke depan, pihaknya akan memperketat syarat pengangkatan jadi kepala sekolah.

“Jadi misalnya kepala sekolah ini dulu mendukung yang menang, maka diangkat. Kadang-kadang memang itu membuat sebagian kepala sekolah tidak nyaman bekerja atau ada beban politik yang terlalu berat,” tuturnya.

Hal tersebut disampaikan Menteri Mu’ti pada wawancara dengan Eduardo Simorangkir dari detikSore, Kamis (23/10/2025), ditulis Jumat (24/10/2025).


Tak Lagi Angkat Kepsek dari Sekolah Penggerak

Melihat keadaan yang ada, Mu’ti mengatakan akan pelan-pelan menata pengangkatan kepala sekolah. Dalam hal ini, kewenangan pengangkatan ini tetap akan ada di pemerintah daerah, tapi persyaratannya akan lebih diperketat.

Misalnya, untuk sekolah negeri, kepala sekolah harus sekurang-kurangnya berasal dari ASN golongan IIIC. Kedua, calon kepala sekolah ia harus mengikuti pelatihan dan dinyatakan memiliki sertifikat calon kepala sekolah.

“Artinya dengan persyaratan ini, pemerintah daerah tidak bisa mengangkat kepala sekolah yang tidak memenuhi kualifikasi itu,” ungkapnya.

Alasan Mengapa Kepala Sekolah Tak Lagi dari Guru Penggerak

Mu’ti menyatakan, selama ini belum ada syarat seperti itu untuk pengangkatan kepala sekolah. Sebelumnya, di era Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, kepala sekolah dipilih melalui program Guru Penggerak.

Menurut Menteri Mu’ti, program Guru Penggerak diikuti banyak lulusan baru. Mereka lulus tes program Guru Penggerak, kemudian jadi kepala sekolah.

“Padahal mungkin dia belum punya pengalaman menjadi guru dalam waktu yang cukup lama. Nah ini yang coba kita tata lagi,” tegas Mu’ti.

Sentralisasi Guru

Proses manajemen guru menjadi permasalahan yang juga diperhatikan Kemendikdasmen. Sampai sekarang ini, rekrutmen dan penugasan guru serta kepala sekolah dilakukan oleh pemerintah daerah.

Mu’ti menilai, hal ini seringkali memicu kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah yang tidak sinkron. Imbasnya antara lain distribusi guru yang tidak merata, beban kerja yang berlebih, maupun kekurangan beban kerja.

Sementara itu, guru yang tidak dapat memenuhi ketentuan minimal beban kerja 24 jam per minggu jadi terhambat untuk mendapat sertifikasi pendidik. Di samping berdampak pada pengembangan karier, hal ini juga berdampak pada penerimaan tunjangan atau kesejahteraan guru bersangkutan.

“Akhirnya sertifikatnya enggak dapat. Nah ini kan problem,” ujarnya.

Kendati demikian, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, ia menegaskan sudah ada pernyataan bahwa ada proses sentralisasi guru. Pada proses sentralisasi guru, maka rekrutmen hingga distribusi guru akan dikelola secara penuh oleh pemerintah pusat.

“Karena rasio guru dan murid kita sebenarnya ideal, karena 1:15. Jadi sebenarnya kalau melihat rasio itu, kita enggak kekurangan guru. Problem kita adalah distribusi guru karena tadi oleh pemerintah daerah itu,” papar Mu’ti.

Masalah lain yang berkaitan dengan distribusi guru adalah proses pemindahan tugas ketika menjadi PNS atau PPPK. Contohnya, seorang guru yang mengajar di sekolah swasta ditarik untuk mengajar ke sekolah negeri saat lulus seleksi PPPK.

Menurut Mu’ti, mekanisme tersebut merupakan sebuah kekeliruan. Ia menjelaskan, seharusnya guru PPPK tersebut juga bisa bertugas di sekolah swasta.

Untuk menangani isu penarikan guru yang lolos PPPK dari sekolah swasta, Kemendikdasmen menerbitkan Peraturan Mendikdasmen (Permendikdasmen) No 1 Tahun 2025 tentang Redistribusi Guru Aparatur Sipil Negara pada Satuan Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Masyarakat.

Aturan itu memungkinkan guru ASN, baik PNS maupun PPPK, dapat ditugaskan di satuan pendidikan swasta. Ia menyebut langkah ini juga menjadi imbal balik bantuan dari pemerintah kepada sekolah swasta.

“Kami kan tidak bisa mencapai banyak hal tanpa dukungan sekolah-sekolah swasta dan dukungan masyarakat,” ucapnya.

(det/twu)



Sumber : www.detik.com

Bahasa Portugis Mau Diajarkan di Sekolah RI, DPR: Pastikan Manfaat-Relevansinya



Jakarta

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian merespons keputusan Presiden Prabowo untuk memasukkan pelajaran bahasa Portugis di sekolah. Hetifah menyebut pihaknya menyambut baik upaya pemerintah dalam memperkaya keterampilan bahasa asing siswa, tetapi juga menegaskan perlunya dipastikan manfaat hingga relevansinya dengan kebutuhan masa depan.

“Kami tentu menyambut baik setiap upaya pemerintah dalam memperkaya kompetensi bahasa asing peserta didik Indonesia,” ujar Ketua Komisi X DPR kepada awak media pada Kamis (23/10/2025), dikutip dari detikNews.

“Namun perlu dipastikan bahwa pengajaran bahasa Portugis, seperti juga bahasa asing lainnya, memiliki dasar yang jelas, baik dari segi manfaat strategis, hubungan diplomatik, maupun relevansinya dengan kebutuhan masa depan siswa,” lanjutnya.


Ia mendorong Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk mengkaji secara mendalam terkait potensi kerja sama dengan negara-negara yang berbahasa Portugis. Di samping itu juga perlu adanya kajian soal dampak penerapannya terhadap kurikulum yang ada sekarang.

“Prinsipnya, kami mendukung kebijakan pendidikan yang memperkuat daya saing global pelajar Indonesia, selama dilakukan dengan perencanaan matang dan tetap menjaga prioritas bahasa Indonesia serta bahasa daerah sebagai identitas bangsa,” kata Hetifah.

Presiden Prabowo memutuskan akan memasukkan pelajaran bahasa Portugis di sekolah, saat pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz InĂ¡cio Lula da Silva di Istana Merdeka di Jakarta pada Kamis (23/10/2025). Prabowo menekankan, Brasil menjadi negara mitra penting RI.

“Saya yakin bahwa dalam waktu yang akan datang kita akan menghasilkan capaian lebih baik. Sebagai bukti bahwa kami memandang Brasil sangat penting, saya telah memutuskan bahwa bahasa Portugis akan menjadi salah satu prioritas bahasa disiplin pendidikan Indonesia,” ucap Prabowo.

(nah/nwk)



Sumber : www.detik.com