Tag Archives: kementerian lingkungan hidup

Suhu Terdingin Ada di Sini, Bagaimana Sekarang?


Jakarta

Liburan ke Puncak, Bogor tidak lengkap rasanya jika belum menikmati hamparan kebun teh dan menginap di tempat yang sangat sejuk. Nah, ada satu tempat yang bisa memberikan pengalaman staycation tak terlupakan.

Tempat Terdingin Puncak Bogor

Agrowisata Gunung Mas, menjadi tempat yang disebut-sebut memiliki suhu paling dingin di kawasan Puncak Bogor. Dikutip dari pengalaman salah satu d’Traveler, Sutriyanto, suhu di kawasan tersebut bisa mencapai 14°C sehingga sangat cocok bagi yang ingin liburan.

“Ketika malam tiba memang benar udaranya begitu dingin apalagi di tambah hujan waktu sore. Sungguh dingin sekali. Jangan lupa bawa selimut tebal supaya tidak kedinginan saat bermalam,” kata Sutriyanto yang pernah merasakan sejuknya Agrowisata Gunung Mas pada 2024.


Selain sensasi super dingin pada malam hari, pemandangan Agrowisata Gunung Mas di pagi hari juga sangat keren. Sutriyanto menyarankan pengunjung menikmati kebun teh dengan jalan-jalan menyusuri tea bridge yang sangat panjang. Dia juga menyarankan traveler untuk memotret suasana atau selfie sebagai cara menyimpan memori indah alam kebun teh di Puncak, Bogor tersebut.

Rest Area Gunung Mas akan menjadi tempat relokasi para PKL Puncak. Begini kondisi Rest Area Gunung Mas sebelum ditempati PKL.Rest Area Gunung Mas (dok. Rifkianto Nugroho/detikcom)

Sempat Disegel KDM

Agrowisata Gunung Mas adalah kawasan wisata di Puncak, Bogor yang dikelola PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 2. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang kerap disapa KDM, menyegel PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 2 Agro Wisata Gunung Mas pada Maret 2024.

Kendat begitu, bangunan tak langsung dibongkar karena masih menunggu selesainya proses penyelidikan. Kepala Sapol PP Jabar Ade Afriandi mengatakan jika bangunan benar-benar melanggar administrasi perizinan, maka Agrowisata Gunung Mas akan dibongkar untuk mengembalikan fungsi awal lahan sebagai serapan air.

Dikutip dari situs Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), destinasi wisata di Kawasan Gunung Mas memang jadi perhatian. Fasilitas liburan di area tersebut sudah disegel, tapi masih terus beroperasi. Pemerintah sempat memberi deadline pembongkaran pada Agustus 2025, namun kegiatan masih terus berlangsung.

Kondisi Agrowisata Gunung Mas Sekarang

Dikutip dari Google Review Agrowisata Gunung Mas, aktivitas hiburan alam di kawasan tersebut masih beroperasi. Memang tidak semua merasakan sensasi menginap di suhu super dingin khas kebun teh Gunung Mas. Mereka memilih fasilitas lain yang tersedia di area tersebut.

“Ke sini sebentar karena ngincer gokartnya aja buat anak. Kayanya ini yang termurah dan puas dibanding tempat wisata tempat lain. Masih banyak yang bisa di eksplor karena tempatnya luas banget,” tulis akun Mponk Kamala.

Pernyataan senada disampaikan oleh akun Harry Sudarsono terkait pengalaman liburan di Agro Wisata Gunung Mas. Menurutnya, kawasan itu memiliki keunggulan dengan banyak pilihan tempat makan dengan parkir luas. Pengunjung sebaiknya membayar parkir di awal agar dapat tarif flat.

Dengan kondisi tersebut, detikers sebaiknya update informasi lebih dulu terkait fasilitas liburan di Agrowisata Gunung Mas. Sekiranya tersedia detikers bisa langsung capcus menikmati hawa sejuk, pemandangan serba hijau super indah, dan healing yang sangat menyenangkan di destinasi wisata favorit kawasan Puncak, Bogor.

(row/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Ada Lahan tapi Susah Air dan Rentan Bencana


Jakarta

Rencana pembangunan Bandara Bali Utara kembali menuai sorotan. Meski lahan telah disiapkan, tantangan besar menghadang. Di antaranya, ketersediaan air bersih yang minim dan potensi bencana alam yang tinggi mengancam kelayakan proyek senilai triliunan rupiah itu.

Pemerintah mempercepat proses pembangunan sejumlah infrastruktur di Bali demi memaksimalkan potensi pariwisata di pulau yang dijuluki sebagai the last paradise tersebut. Dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 12 tahun 2025, provinsi ini bakal mempunyai bandara kedua bertaraf internasional.

Arsip berita detikcom menyebutkan bahwa lokasi Bandara Internasional Bali Utara belum jelas. Sebelumnya Bandara Internasional Bali Utara disebutkan bakal berlokasi di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng area Bali Utara.


Dokumen Ringkasan Eksekutif Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Buleleng tahun 2022 menjelaskan, secara umum daya dukung lahan di wilayah tersebut masih berkategori belum terlampaui dengan luasan lebih dari 80%.

“Artinya, pada wilayah Kabupaten Buleleng masih minim pengembangan kegiatan atau aktivitas masyarakat. Wilayah ini masih membuka peluang pemanfaatan sumber daya alam yang besar,” tulis dokumen tersebut yang diakses detiktravel pada Rabu (8/10/2025).

Di Kecamatan Kubutambahan, yang pernah disebut sebagai lokasi Bandara Bali Utara, lokasi dengan daya dukung lahan mencukupi berada di zona Kubutambahan-Pegunungan Vulkanik sebesar 98,61%. Kecamatan Kubutambahan didominasi Wilayah Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (WPPLH).

Wilayah Kabupaten Buleleng juga menghadapi masalah ketersediaan air bersih. Dokumen tersebut menyebutkan, wilayah ini umumnya berstatus sudah terlampaui dan berkelanjutan. Artinya, kemampuan lingkungan menyediakan air bersih sudah melebihi batas maksimum.

“Status sudah terlampaui dan berkelanjutan juga menandai ada usaha manusia untuk menopang kemampuan lingkungan menyediakan air bersih. Namun usaha ini masih harus lebih besar sehingga daya dukung bisa kembali seimbang dan berkelanjutan,” tulis situs Kementerian Lingkungan Hidup.

Di wilayah Kecamatan Kubutambahan, status tersebut umumnya berada di zona Kubutambahan-Pegunungan Vulkanik dengan cakupan mencapai 96,54%. Adapun, zona Kubutambahan-Fluvio-Marin kebanyakan berstatus belum terlampaui dan tidak berkelanjutan. Lingkungan masih bisa memenuhi kebutuhan air bersih manusia dan ekosistem, namun penggunaan dan pengelolaan cenderung tidak efisien.

Risiko Bencana Kabupaten Buleleng

Selain ketersediaan lahan dan air bersih, dokumen ini menjelaskan risiko bencana di Kabupaten Buleleng yang berkategori tinggi hingga sangat tinggi. Risiko bencana meliputi peluang terjadinya longsor, banjir, dan abrasi.

Di Kecamatan Kubutambahan yang ternyata berkategori tinggi, risiko bencana terdiri dari:

  • Kubutambahan-Fluvio-Marin 91,68%
  • Kubutambahan-Pegunungan Vulkanik 67,48%
  • Kubutambahan-Perbukitan Vulkanik 89,23%

Pembangunan infrastruktur memang diperlukan untuk meningkatkan perputaran roda ekonomi dan memaksimalkan potensi. Kendati begitu, daya dukung lingkungan patut dipertimbangkan agar tak menyesal di kemudian hari. Bali jangan sampai kembali menghadapi banjir dan bencana lain akibat pembangunan yang mengesampingkan isu lingkungan.

(row/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Tak Cuma buat Rekreasi, TSI Juga Jadi Tempat Edukasi dan Konservasi



Jakarta

Tak hanya menjadi destinasi wisata favorit keluarga, Taman Safari Indonesia (TSI) juga berperan penting sebagai pusat edukasi dan konservasi satwa. Melalui berbagai program pelestarian dan kegiatan pembelajaran interaktif, TSI berupaya menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga keanekaragaman hayati.

Beberapa hari lalu, detikTravel berkesempatan untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia (TSI) yang berada di Bali. Di sana diperlihatkan bukan hanya TSI sebagai destinasi wisata tapi juga sebagai destinasi edukasi yang sekaligus menjaga tempat konservasi.

Terpantau ada beberapa area yang didedikasikan untuk konservasi beberapa satwa seperti burung Jalak Bali yang begitu cantik. Dengan keseluruhan badannya didominasi warna putih dan ada warna biru di bagian matanya.


Tak cuma di Bali, TSI yang mempunyai unit di beberapa kota di Indonesia juga melakukan pelestarian yang sama. Board of Director TSI, Agus Susanto, menjelaskan beberapa keberhasilan dalam mem-breeding dan melestarikan satwa yang sudah terancam populasinya.

“Di (Taman Safari) Batang itu dolphin akan melahirkan pada awal November, kemudian di Solo itu beberapa kali sudah melahirkan tiga ekor anak macan bengal. Oh iya di Batang juga burung unta, kemudian komodo sering netes (telurnya) di Batang,” kata Agus, Sabtu (11/10/2025).

“Di Taman Safari Bogor yang sedang kita coba sekarang itu pada ya. Jadi ini adalah usaha-usaha dari Taman Safari Group untuk melakukan konservasi,” dia menambahkan.

Lebih lanjut, Agus bercerita di Taman Safari Prigen ada area konservasi untuk burung-burung kicau yang sudah langka dan salah satunya termasuk burung Jalak Bali. Dengan upaya tersebut kini burung Jalak Suren yang sudah dilepasliarkan di sana pun telah beranak-pinak.

Taman Safari Indonesia bukan sekadar tempat rekreasi tapi juga jadi tempat edukasi sekaligus tempat konservasiPenjelasan TSI bukan sekadar tempat rekreasi tapi juga tempat edukasi dan konservasi di Taman Safari Bali, Jumat (10/10/2025). (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

Dan masih banyak lagi satwa-satwa lainnya yang coba untuk dilestarikan oleh Taman Safari Indonesia. Setiap tahunnya akan ada satwa-satwa yang dilepas kembali ke alam liar.

Dalam kesempatan yang sama, Head of Media Digital TSI, Finky Santika, mengatakan bahwa TSI ini lebih mengedepankan aspek konservasinya, yang diimbangi dengan rekreasinya. Hal tersebut supaya masyarakat yang berkunjung bukan sekadar terhibur tetapi juga bisa belajar dan ikut memahami pentingnya pelestarian satwa.

“Taman Safari sendiri terdaftar sebagai lembaga konservasi, jadi kalau misalnya orang-orang tahunya Taman Sadari itu tempat bermain, betul juga. Tapi kita lebih fokusnya ke lembaga konservasi,” kata Finky.

Taman Safari Indonesia juga bekerja sama dengan beberapa pihak seperti Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, BKSDA, dan beberapa NGO lainnya.

“Kita dipercaya untuk membantu mereka dalam menjaga ekosistem yang ada di Indonesia. Jadi kayak kemarin kita berhasil melepas atau introduction Banteng Jawa di Pangandaran itu kita kasih dua pasang Banteng Jawa,” kata dia.

Finky bercerita populasi Banteng Jawa di sana sudah tidak ada lagi dan kebetulan pihaknya masih memiliki satwa tersebut. Hingga sekarang Banteng Jawa yang telah dikirim ke Pangandaran itu sudah berhasil berkembang biak.

“Di sana itu sudah punah jadi sudah tidak ada lagi. Tapi kita masih ada, akhirnya kita kirim dua pasang Banteng Jawa dan berhasil breeding kemarin baru lahiran di bulan Agustus jadi itu membantu,” ujar dia.

(upd/fem)



Sumber : travel.detik.com

Sampah Masih Jadi Momok Pariwisata, Ini yang Bisa Dilakukan



Jakarta

Masalah sampah masih jadi momok bagi sektor pariwisata. Dari Gili Trawangan hingga Gunung Gede Pangrango, semuanya bermasalah dengan sampah.

Sampah tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, termasuk pariwisata. Kedatangan wisatawan turut dibarengi dengan datangnya sampah yang ditinggalkan. Dari Gili Trawangan hingga Gunung Gede Pangrango berjibaku dengan sampah.

Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pagngrango (BBTNGGP) bahkan sampai mengumumkan penutupan pendakian sementara terkait masalah sampah. Pengumuman ini disampaikan lewat akun BBTNGGP. Penutupan ini berlaku mulai 13 Oktober 2025 hingga pemberitahuan lebih lanjut.


“Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pagngrango (BBTNGGP) resmi mengumumkan sementara kegiatan pendakian penutupan melalui Siaran Pers Nomor PG. O6/T.2/TU/B/10/2025, berlaku mulai 13 Oktober 2025 hingga pemberitahuan lebih lanjut,” tulis BBYNGGP.

Penutupan tersebut merupakan langkah strategis untuk menyelesaikan permasalahan sampah pendakian serta memperbaiki tata kelola dan sistem pelayanan pendakian dalam upaya mewujudkan Zero Waste Wisata Pendakian di TNGGP.

Gili Trawangan di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) juga menghadapi krisis sampah. Dengan jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat, sistem pengelolaan limbah harus mampu mengikuti laju pertumbuhan aktivitas di pulau cantik itu agar keindahan alamnya tetap terjaga dan tidak berubah menjadi beban ekologis.

Saat ini, mesin inseminator hanya dapat mengelola 5-10 ton sampah per hari. Front Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL) pun mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB untuk segera menganggarkan mesin mixer atau pencacah sampah.

“Dari mesin insinerator di sini, sampah yang bisa dikelola hanya 5-10 ton per hari. Tapi, sampah di Gili Trawangan per hari saja bisa mencapai 18 ton. Jadi sampah yang belum bisa diolah terpaksa menumpuk dan akhirnya menjadi gunung sampah,” kata Ketua FMPL Malik di Mataram.

Permasalahan sampah juga dihadapi oleh Kabupaten Tangerang. Mereka pun menggelar kampanye Ayok Tangerang Langit Biru (TLB) yang sudah dilakukan sejak Maret 2025 dengan fokus kegiatan di Kecamatan Sindang Jaya.

Kegiatan yang dilakukan antara lain edukasi soal sampah di sekolah-sekolah, lokakarya dengan warga, membersihkan masjid, kunjungan sekolah ke TPST dan sosialisasi dengan warga sekitar. Ada juga jalan sehat sejauh 2,4 Km sambil plogging (memungut sampah) dengan 2.000 peserta.

“Kampanye Langit Biru merupakan langkah nyata dalam mitigasi perubahan iklim dan pengendalian pencemaran udara. Kementerian LHK terus mendorong seluruh kabupaten dan kota di seluruh Indonesia untuk menangani dan mengelola sampah secara konsisten, terintegrasi dan sesuai dengan regulasi. Program ini menjadi titik balik dalam memperbaiki kualitas lingkungan secara menyeluruh. Kami mendorong agar pengelolaan sampah dilakukan secara konsisten, terintegrasi, dan sesuai regulasi untuk mencegah pembakaran sampah ilegal yang merusak udara,” ucap Staf Ahli Menteri LHK, Nurhadi Wardoyo.

Jalan-jalan sambil pungut sampahJalan-jalan sambil pungut sampah Foto: (dok. Istimewa)

Sementara itu, Gubernur Banten Andra Soni turut senang dengan perhatian dari Veritas Edukasi Lingkungan dan Alam Sutera Group untuk menjadikan Banten lebih baik lagi. Ia menyadari pentingnya mengedukasi anak-anak untuk mengenal pengolahan sampah agar tercipta generasi yang peduli lingkungan sehat.

“Praktek-praktek pengelolaan sampah ilegal merugikan masyarakat apalagi pembakaran sampah, berdasarkan data KLH, terdapat 8.000 ton sampah setiap hari dimana hanya 13% yang baru bisa diolah. Pengelolaan sampah secara baik dan benar adalah tugas kolektif, apalagi jika sampah rumah tangga memiliki nilai ekonomis. Tentu saja kedepannya program ini akan digalakkan sedemikian rupa guna menciptakan Tangerang Langit Biru yang kita semua inginkan,” ungkap Andra Soni.

“Membuat Indonesia bersih kembali adalah hal yang mungkin. Melalui festival ini kami memberdayakan generasi muda untuk mengambil tindakan dalam menghadapi krisis sampah,” kata Benedict Wermter, Direktur Veritas Edukasi Lingkungan, pemilik akun sosial media @bulesampah sekaligus jurnalis asal Jerman yang secara konsisten membuat konten dan mengedukasi soal pengelolaan sampah.

Langkah yang Bisa Dilakukan

Selain edukasi, dibutuhkan kolaborasi dengan banyak pihak karena pengelolaan sampah adalah masalah yang kompleks. Dilansir dari detikFinance, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti mengakui pengelolaan sampah di Indonesia belum bisa tertangani sepenuhnya.

Mengatasi permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tapi juga pemerintah daerah hingga masyarakat. “Banyak hal yang mesti harus kita lakukan bersama, kita harus masif,” kata dia.

Salah satunya caranya dengan memilah sampah-sampah sesuai jenisnya. Dengan begitu, memudahkan pemerintah dalam mengelola sampah.

“Tapi kalau dipilahnya, kemudian diambilnya sesuai dengan waktunya itu akan memudahkan kita pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan sampah sehingga saya berharap ini, kita harus bersama-sama, tidak bisa kita sendiri. Tidak bisa pemerintah pusat sendiri, tapi pemerintah pusat bersama pemerintah daerah bersama masyarakat dan juga kita sendiri masing-masing di lingkungan juga harus mengelola sampah itu bersama-sama secara masif,” jelasnya.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan memperbanyak kolaborasi untuk mengatasi sampah. Untuk sampah di sungai, mereka akan berkolaborasi dengan Komunitas Peduli Sungai.

“Ciliwung komunitasnya cukup besar dan Cisadane. Jadi dalam waktu segera kita akan menetapkan komunitas-komunitas sungai itu. Karena tanpa dukungan mereka sepertinya hampir tidak masuk akal kita bisa menyelesaikannya, mereka perlu rekognisi,” kata Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Kabar Terkini Terkait Radioaktif Cikande, Ratusan Ton Material Terpapar


Kabupaten Serang

Dekontaminasi radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di Cikande, Kabupaten Serang, Banten, digencarkan. Dekontaminasi ditargetkan selesai pekan ini.

“Dari 22 industri terdampak, 20 sudah selesai didekontaminasi, dan dua sisanya diharapkan selesai pada hari Jumat ini. Setelah itu, industri dapat beroperasi kembali,” kata Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Rasio Ridho Sani, Kamis (23/10/2025).

Satgas Penanganan Cesium-137 juga masih melakukan proses dekontaminasi di 12 lapak besi dan rongsokan. Sebanyak 5 lapak dinyatakan sudah bersih dari kontaminasi Cs-137.

Dekontaminasi atas paparan radioaktif Cs-137 itu dilakukan di Kawasan Industri Modern Cikande yang berisikan pabrik dan industri.

Ratusan Ton Material Terpapar Diangkut

Ia menjelaskan, ratusan ton material terpapar radiasi dari Kawasan Industri Modern Cikande telah dipindahkan dan disimpan untuk proses dekontaminasi.

“Hingga saat ini, total material yang sudah berhasil dipindahkan mencapai 325,7 ton atau sekitar 205,2 meter kubik. Semua material tersebut kami bawa ke interim storage PT PMT untuk penyimpanan sementara yang aman,” ujar Rasio Ridho.

Tim gabungan Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup bersama Polri dan TNI mencabut papan peringatan radiasi di salah satu pabrik yang telah didekontaminasi dari radiasi Cesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (8/10/2025). Kementerian Lingkungan Hidup berhasil melakukan dekontaminasi atau pembersihan radiasi Cesium-137 (CS-137) di 20 pabrik dan telah dinyatakan bersih dari total keseluruhan sebanyak 22 pabrik yang tercemar radiasi di Kawasan Industri Cikande. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/foc.Tim gabungan Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup bersama Polri dan TNI mencabut papan peringatan radiasi di salah satu pabrik yang telah didekontaminasi dari radiasi Cesium-137. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Rasio menegaskan seluruh proses penanganan dilakukan dengan prinsip hati-hati. Satgas memastikan keselamatan warga dan petugas di lokasi tetap menjadi prioritas utama.

“Kami pastikan semua langkah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian (precautionary principle). Penanganan kontaminasi Cesium-137 kami lakukan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan masyarakat, petugas, serta pekerja di sekitar lokasi,” katanya.

Dia menambahkan, Satgas juga telah meneliti keberadaan warga di sekitar PT PMT. Hasilnya, warga tidak masuk zona merah atau berisiko langsung terhadap paparan radiasi.

29 Ribu Kendaraan Diperiksa

Ia menyebutkan Satgas juga telah meneliti keberadaan warga di sekitar PT PMT. Hasilnya, warga di sana tidak masuk zona merah atau berisiko langsung.

“Warga di sekitar area penyimpanan tetap dalam pengawasan dan tidak berada di zona berisiko langsung,” katanya.

Selain itu, Rasio menyampaikan hingga saat ini sebanyak 29 ribu kendaraan telah diperiksa saat keluar-masuk kawasan industri Cikande. Dari jumlah tersebut, sempat ditemukan 47 kendaraan yang terkontaminasi Cesium-137.

“Kami sudah memeriksa sekitar 29.700 kendaraan, dan ditemukan 47 kendaraan yang sempat terkontaminasi Cesium-137. Semua kendaraan itu sudah berhasil didekontaminasi,” katanya.

Personel Gegana Brimob Polri melakukan dekontaminasi terhadap kendaraan yang terkontaminasi cemaran Cesium-137 di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (7/10/2025). Kementerian Lingkungan Hidup mengintensifkan pengawasan di Kawasan Industri Modern Cikande dengan proses pemetaan wilayah-wilayah terkait dengan paparan laju radiasi cemaran Cesium-137 (Cs-137) atau kontaminasi yang ada dengan lebih detial serta mengendalikan pergerakan kendaraan menggunakan Radiation Portal Monitor (RPM) yang dipasang di area pintu gerbang untuk mendeteksi paparan radiasi pada kendaraan maupun barang yang akan meninggalkan kawasan tersebut agar cemaran radiasi tidak semakin meluas. ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/tom.Personel Gegana Brimob Polri melakukan dekontaminasi terhadap kendaraan yang terkontaminasi cemaran Cesium-137 di Kawasan Industri Modern Cikande. (ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto)

Namun, dalam sepekan terakhir, tidak ditemukan lagi kendaraan yang terpapar radiasi. Rasio menilai hal ini sebagai perkembangan positif.

Sisa 8 Keluarga Akan Direlokasi

Satgas Penanganan Cesium-137 akan melakukan relokasi tahap kedua. Sebanyak delapan keluarga akan dipindahkan dari area zona merah radioaktif Cesium-137.

“Jadi, tahap pertama relokasi sudah kami lakukan terhadap 19 kepala keluarga atau 63 jiwa di Kampung Barengkok, Desa Sukatani. Saat ini kami sedang mempersiapkan relokasi tahap kedua untuk delapan keluarga dengan total 28 jiwa,” kata Rasio Ridho.

Relokasi tahap pertama dilakukan pada Rabu (22/10). Saat itu sebanyak 19 keluarga warga Kampung Barengkok, Desa Sukatani telah direlokasi ke Kampung Sukarame yang dinyatakan aman dari paparan radiasi.

Simak Video ‘Update Terkini Paparan Radiasi Cs-137 di Cikande, Warga Dievakuasi!’:

(jbr/rfs)



Sumber : news.detik.com

Paparan Radiasi di Cikande Bisa Capai 875 Ribu Kali Batas Aman, Harusnya Berapa?



Jakarta

Kasus paparan radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di Cikande, Banten memasuki babak baru. Kasus pencemaran ini telah naik ke status penyidikan dan tengah ditangani Bareskrim Polri.

Langkah tersebut dilakukan setelah polisi melakukan pemeriksaan beberapa saksi dan temuan di lapangan. Kepolisian RI dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) masih mencari sumber pencemaran Cs-137.

Pihak KLH mengerucutkan penyelidikan sumber cemaran apakah dari limbah besi atau kebocoran pelimbangan di sekitar kawasan industri Cikande.


“Upaya penelusuran terhadap sumber Cesium-137 terus dilakukan dengan masif dari dua sisi dari sisi importasi scrap baja dan besi maupun dari kemungkinan kebocoran pelimbahan penggunaan Cesium-137 untuk kepentingan komersial dua sisi ini sedang didalami oleh Bareskrim,” ujar Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq di Cikande pada Senin (13/10/2025), dikutip dari detikNews.

KLH menyebut ada 10 titik di Cikande yang tercemar zat radioaktif Cesium-137. KLH juga tengah fokus melakukan dekontaminasi paparan.

Menteri Lingkungan Hidup mengatakan kasus ini merupakan alarm keras untuk Indonesia. Ia menyebut salah satu titik di Cikande terpapar radiasi hingga 875 ribu kali lipat radiasi alamiah.

Batas Aman Paparan Radiasi

Hanif menjelaskan, ambang batas radiasi aman ditetapkan di bawah 1 mikrosievert per jam.

“Jarak transmisi akan aman ketika angkanya mencapai 1 mikrosievert. Jadi, tidak boleh melebihi 1 mikrosievert per jam,” sebutnya beberapa waktu lalu (7/10/2025), dikutip dari Antara.

Sementara, tingkat radiasi yang terdeteksi di salah satu titik di Kawasan Industri Modern Cikande mencapai 33.000 mikrosievert per jam. Sehingga, sekitar 875.000 kali radiasi alamiah.

Setidaknya terdapat 9 pekerja yang telah dinyatakan terpapar radionuklida Cs-137 berdasarkan hasil uji kesehatan Whole Body Counting oleh Kementerian Kesehatan RI. Kini para pekerja tersebut berada di bawah penganganan serius.

Seberapa Bahaya Paparan Radiasi Cs-137?

Mengutip laman Environmental Protection Agency (EPA), cesium bisa bergerak mudah melalui udara dan mudah larut dalam air. Tumbuhan dan vegatasi yang tumbuh di dalam paparan dapat menyerap sejumlah kecil Cs-137 dari tanah.

Paparan Cesium-137 yang sangat tinggi dan dalam jumlah besar, dapat menyebabkan luka bakar, penyakit radiasi akut, dan bahkan kematian. Paparan Cs-137 juga dapat meningkatkan risiko kanker karena adanya radiasi gamma berenergi tinggi.

Biasanya, paparan dalam jumlah besar terjadi karena kesalahan penanganan sumber industri Cs-137 yang kuat, ledakan nuklir, atau kecelakaan nuklir besar. Cs-137 dalam jumlah besar tidak ditemukan di lingkungan dalam kondisi normal.

(nah/faz)



Sumber : www.detik.com