Tag Archives: keracunan ac mobil

Pelajaran dari Sekeluarga Tewas Diduga Hirup Gas Beracun di Dalam Xenia



Jakarta

Pemudik di Bungo, Jambi, meninggal dunia di dalam mobilnya saat perjalanan Lebaran. Satu keluarga asal Kabupaten Solok, Sumatera Barat, itu meninggal dunia diduga akibat menghirup racun di dalam mobil.

“Benar, penemuan 4 mayat, berjenis kelamin 3 laki-laki dan 1 perempuan di dalam mobil Xenia di jalan Dusun Limbur Baru (Sp5), Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, Kabupaten Bungo,” kata Kapolres Bungo AKBP Singgih Hermawan dikutip detikSumbagsel.

Singgih menerangkan satu keluarga itu berangkat dari Alahan Panjang, Sumatera Barat, sekira pukul 13.00 WIB. Mereka rencananya akan silahturahmi Lebaran menemui saudaranya di kawasan PT SMA, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang.


Pada pukul 18.00 WIB, korban sempat memberi tahu kepada saudaranya itu bahwa mobil mereka terperosok di jalanan berlumpur.

“Kemudian adik ipar korban Wadi Sepentri pergi menyusul korban dan ditemui mobil korban terpuruk di lubang dalam keadaan mesin masih hidup, lobang knalpot mobil terendam air dan kaca depan mobil dalam keadaan tertutup dan kaca belakang mobil terbuka sekitar 5 cm,” terangnya.

Singgih mengatakan dugaan sementara satu keluarga itu meninggal akibat terhirup gas beracun dari saluran AC yang tersumbat.

“Dugaan sementara korban terhirup gas beracun di dalam mobil tersebut akibat dari saluran AC yg tersumbat atau bocor,” sebutnya.

Kemungkinan Keracunan AC?

Kejadian serupa bukan hanya sekali terjadi. Beberapa kali ada kejadian pengguna kendaraan tewas di dalam mobil yang mesin dan AC-nya dalam keadaan menyala.

Namun, dari sumber yang diperoleh detikOto, salah satu penyebabnya ialah kebocoran sistem pembuangan gas buang ini masuk ke dalam kabin.

“Sebetulnya bukan karena AC, tapi penyebab AC hidup (bekerja) kaca ditutup, ada kebocoran pembuangan dan masuk ke dalam sirkulasi kabin mobil dan itu terhirup oleh pengendara,” ucap Kepala Bengkel Auto2000, Suparna, beberapa waktu yang lalu.

Menurut Suparna, saat ada kebocoran CO2 akibat pembuangan gas buang, udara itu masuk ke dalam kabin. Kebocoran pembuangan itu bisa terjadi karena kebocoran seal atau karat yang mengakibatkan kebocoran. Orang yang berada di dalamnya akhirnya menghirup CO2 terus-menerus.

“CO2 akibat kebocoran yang masuk dalam sirkulasi kabin mobil itu masuk ke dalam paru-paru dan ini merusak saraf otak, jadinya ngantuk makin lemas dan berakhiran kematian. Itu biasanya terjadi pada saat orang tiduran di dalam mobil AC dinyalakan,” ucap Suparna.

Lebih lanjut, dikutip dari The National, Mayor Jenderal Ahmed Bin Gulitha, Direktur Departemen Ilmu Forensik dan kriminologi Kepolisian Dubai menjelaskan ada beberapa kasus orang meninggal dunia akibat keracunan karbon monoksida saat berada di dalam mobil.

“Gas ini menimbulkan ancaman signifikan bagi orang-orang yang menghabiskan waktu lama di dalam mobil yang berjalan di ruang terbuka atau tertutup, jika terhirup dalam konsentrasi tinggi,” kata dia.

Karbon monoksida dihasilkan ketika bahan bakar seperti gas, minyak, dan batu bara tidak terbakar dengan sempurna.

Risiko yang ditimbulkannya ditekankan oleh fakta bahwa karbon monoksida tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Karena alasan-alasan ini, karbon monoksida sering disebut sebagai “pembunuh dalam diam”.

Penyebab umum keracunan karbon monoksida pada kendaraan termasuk sistem knalpot dan emisi yang rusak, mesin yang tidak disetel dengan baik, dan mobil yang berjalan di ruang tertutup seperti garasi.

Lebih lanjut, seperti diungkapkan Dr Mohammed Al Qasim, direktur bagian teknik forensik kepolisian Dubai, mengimbau para pengendara untuk menjaga mobil tetap terawat dengan baik.

“Beberapa insiden terjadi di dalam mobil tua yang tidak menjalani perawatan rutin,” katanya.

“Insiden lainnya terjadi pada mobil yang dimodifikasi yang mengurangi kualitas udara di dalam kendaraan,” sambung dia lagi.

Peringatan lain, para pengemudi agar tidak tidur di dalam mobil yang diparkir di dalam area tertutup, seperti tempat parkir di mal, dengan mesin dan AC yang menyala.

(rgr/dry)



Sumber : oto.detik.com

Tidur di Mobil dengan AC Menyala Bisa Bikin Tewas Keracunan, Ini Penjelasannya



Jakarta

Sering kali terjadi penumpang mobil tewas saat AC dan mesin menyala. Kematian itu dikaitkan dengan penumpang mobil yang tidur dengan AC menyala dan dianggap keracunan AC.

Auto2000 meluruskan anggapan itu. Yang tepat adalah, korban tewas karena keracunan gas Carbon Monoksida (CO) yang masuk ke dalam kabin mobil. Gas CO tidak dapat dihindarkan karena merupakan sisa pembakaran yang dikeluarkan via knalpot.

Bahayanya, gas ini bisa menggantikan oksigen di dalam darah ketika mengikat sel darah, merampas oksigen jantung, otak, dan organ vital lainnya. Dampaknya, penumpang rentan mengalami keracunan gas CO karena sifat gas ini yang tidak berbau sehingga sulit dikenali.


Gas CO yang menyelinap ke dalam mobil menjadi sangat berbahaya karena gejala keracunan gas ini sulit disadari, seperti badan lemas, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, sakit pada dada, dan seperti berhalusinasi. Jika kadarnya sudah tinggi bisa menyebabkan hilang kesadaran.

Karena ciri-cirinya tersamarkan, akan sulit mencari pertolongan karena badan terlalu lemas, bahkan untuk sekadar membuka pintu mobil. Oleh karena itu, banyak korban keracunan gas CO yang tidak tertolong lantaran menghirup gas berbahaya ini saat tidur di dalam mobil ber-AC.

Kadang penumpang memaksakan tidur dengan menyalakan AC supaya kabin tetap dingin. Padahal, kabin tertutup rapat dan mesin mobil beroperasi supaya AC tetap dingin. Begitu gas CO berhasil masuk ke dalam kabin dan kadarnya meningkat karena tidak ada ventilasi udara, maka penumpang akan keracunan gas yang tidak berciri ini.

Sumber CO yang menjadi racun bagi tubuh penumpang kendaraan berasal dari sisa pembakaran mesin. Sebenarnya, pipa knalpot didesain ke belakang mobil supaya gas buang tidak keluar di bawah dek dan masuk ke dalam kabin. Namun karena kondisi tertentu, misalnya karat, pipa knalpot bisa bocor sehingga menyebabkan gas buang keluar di bawah dek mobil. Gas buang yang terakumulasi bisa menyusup masuk ke dalam kabin jika ada lubang meskipun hanya seujung jarum.

Apalagi kalau sampai tercipta lubang yang cukup besar akibat karat di bodi mobil, terutama di dek bawah. Kalau tidak diatasi, karat akan menyebabkan bodi berlubang dan membuka jalur masuknya gas buang. Karet bodi yang sudah getas juga bisa menjadi akses masuk, dan ini terdeteksi di firewall antara kabin dan ruang mesin.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah keracunan gas CO di dalam kabin mobil. Pertama, saat mobil berhenti, jangan duduk di dalam mobil dalam jangka waktu lama. Padahal di saat bersamaan, mesin mobil dan AC tetap nyala. Keadaan akan semakin buruk ketika parkir di dalam gedung parkir, garasi, atau ruang tertutup lainnya.

Kedua, kalau terpaksa berdiam di dalam mobil, buka sedikit kaca samping sekitar 3-5 cm untuk membantu sirkulasi udara luar. Tapi solusi ini tidak dianjurkan karena risiko keracunan tetap tinggi, khususnya kalau ada anak kecil atau lansia.

Ketiga, segera keluar dari mobil saat mulai terasa gejala awal seperti tiba-tiba mengantuk, badan lemas, atau pusing padahal kondisi badan sehat. Kalau badan terlalu lemah, tekan klakson kuat-kuat untuk memancing perhatian orang di luar mobil.

Selanjutnya, rutin servis berkala menjadi kunci utama mencegah keracunan gas CO di dalam mobil. Ketika servis berkala, seluruh komponen mobil diperiksa, termasuk potensi kebocoran di kabin mobil, dan mesin beserta saluran gas buang.

Pemilik kendaraan juga diminta untuk memperhatikan ambang batas emisi kendaraan. Ambang batas emisi di Indonesia berpatokan pada parameter Karbon Monoksida (CO) 1,5% Vol dan hidrokarbon (HC) 200 ppm Vol. Supaya tetap terjaga, pemilik kendaraan disarankan untuk melakukan uji emisi.

Hasil dari uji emisi akan dimanfaatkan untuk mengecek kondisi mesin mobil. Teknisi akan mencari solusi jika ternyata kadar emisi mobil melampaui ambang batas karena berarti ada komponen mesin bermasalah yang memicu pembakaran yang tidak sempurna.

Padahal, pembakaran yang sempurna bisa menekan angka CO karena minimnya endapan karbon sisa pembakaran di ruang bakar. Untuk itu, kondisi busi menjadi salah satu aspek pengecekan. Kebocoran oli yang ikut terbakar bisa meningkatkan nilai CO, di mana angka Air Fuel Ratio (AFR) harus tepat guna memperoleh pembakaran yang sempurna.

“Kadar gas CO dapat dijaga di bawah ambang batas dengan rutin servis berkala di bengkel Auto2000 atau memanggil layanan THS – Auto2000 Home Service. Selain itu, servis berkala juga dapat membantu mendeteksi kalau ada kebocoran di kabin mobil yang dapat berbahaya kalau sampai kemasukan gas beracun, termasuk potensi kerusakan pada saluran knalpot. Silakan booking servis berkala via websiteAuto2000.co.id,” tutur Nur Imansyah Tara, Marketing Division Head Auto2000, Selasa (7/5/2024).

(rgr/dry)



Sumber : oto.detik.com