Tag Archives: keringanan

Makin Keruh! Ter Stegen Larang Dokter Barcelona Datangi Rumahnya


Barcelona

Marc-Andre ter Stegen dihukum Barcelona gara-gara perkara laporan medisnya. Kiper asal Jerman itu kini melarang dokter klub mendatangi rumahnya.

Ter Stegen baru saja menjalani operasi punggung. Kondisi kiper berusia 33 tahun itu membuka peluang Barcelona mendaftarkan pemain baru lainnya musim panas ini.

Ter Stegen sempat mengaku bakal absen sekitar 3 bulan saja. Sementara Barcelona butuh minimal sang pemain absen sekitar 4 bulan. Tujuannya adalah agar LaLiga memberi keringanan kepada klub untuk mendaftarkan pemain lain lewat 50 persen slot gaji Ter Stegen yang absen selama itu.


Masalahnya, Ter Stegen kemudian menolak berbagi data medis dengan LaLiga. Otoritas Liga Spanyol lantas memberi tahu Barcelona, yang direspons klub dengan menjatuhi sanksi kepada si kiper dengan mencabut ban kaptennya.

Menurut Diario Sport, Marc-Andre ter Stegen bukannya melemah malah makin keras. Eks pemain Borussia Moenchengladbach itu melarang dokter Barcelona mendatangi rumahnya!

Saat ini, Ter Stegen menjalani pemulihan di rumahnya, usai menjalani operasi di Bordeaux, Prancis. Ia melarang dokter Barcelona mengunjunginya.

Situasi itu membuat konflik Ter Stegen dan Barcelona makin pelik. Bagi klub, hal ini jelas bakal mengganggu registrasi pemain barunya, seperti kiper baru Joan Garcia dan penyerang Marcus Rashford.

Ter Stegen membela Barcelona sejak 2014. Ia membantu raksasa Catalan meraih 17 trofi, termasuk 6 titel LaLiga dan sekali Liga Champions.

Kontrak Marc-Andre ter Stegen baru akan habis pada 2028. Sejauh ini, Barcelona dikabarkan memang berusaha melepasnya, termasuk dengan mendatangkan Joan Garcia dari Espanyol.

(yna/pur)



Sumber : sport.detik.com

Pemerintah dan DPR Harus Meringankan Jamaah



Jakarta

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menanggapi usulan biaya haji 2024 yang tengah ramai dibahas, khususnya dalam rapat Panitia Kerja (Panja) Haji DPR. Sebagai organisasi Islam dengan basis massa terbesar di Indonesia, NU memiliki perhatian besar terhadap kebijakan haji.

Gus Yahya menjelaskan salah satu faktor utama yang mempengaruhi biaya haji adalah nilai tukar mata uang. Sebab, seluruh kegiatan ibadah haji berlangsung di Arab Saudi dan menggunakan mata uang riyal. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap riyal menjadi aspek yang sangat menentukan besaran biaya yang harus ditanggung jemaah.

“Kalau dilihat dari harga-harga di sana, menurut teman-teman yang terlibat dalam pengelolaan haji, sebenarnya perubahan harga di Arab Saudi itu tidak terlalu signifikan. Harga-harga di sana relatif stabil. Masalahnya ada pada nilai tukar rupiah terhadap riyal yang berubah-ubah,” ujar Gus Yahya saat jumpa pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2025).


“Jadi, biaya dalam rupiah naik bukan karena harga di Arab Saudi, tetapi karena fluktuasi nilai tukar,” papar Gus Yahya.

Ia menekankan persoalan ini bukan sekadar soal efisiensi manajemen dalam pengelolaan haji, tetapi juga terkait dengan kinerja ekonomi nasional secara lebih luas. Stabilitas nilai tukar, kata Gus Yahya, mencerminkan kondisi perekonomian secara keseluruhan yang berdampak pada biaya yang harus dikeluarkan jemaah haji. Pihaknya berharap pemerintah dan DPR bisa menetapkan biaya yang meringankan jemaah.

“Kita harus memahami bahwa ini bukan hanya soal manajemen yang efisien, tetapi juga kinerja ekonomi nasional. Pemerintah dan DPR perlu bekerja sama untuk menetapkan biaya haji yang paling meringankan bagi jamaah, sejalan dengan situasi ekonomi yang ada,” tambahnya.

Gus Yahya juga menyampaikan keyakinannya bahwa pemerintah bersama DPR akan berupaya sebaik mungkin dalam menentukan besaran biaya haji. Baginya, yang terpenting adalah memastikan kebijakan tersebut dapat memberikan keringanan bagi jemaah, mengingat ibadah haji adalah kewajiban bagi umat Islam yang mampu secara finansial.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI mengusulkan rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebesar Rp 93.389.684,99 atau sekitar Rp 93,3 juta.

Usulan ini merujuk pada nilai tukar Dolar Amerika sebesar Rp 16.000 dan Riyal Arab Saudi sebesar Rp 4.266,67. Sementara itu, besaran yang dibayarkan oleh jemaah haji 2025 atau Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) mencapai Rp 65,3 juta.

Biaya yang harus dibayar jemaah mengalami kenaikan hampir Rp 10 juta dari tahun sebelumnya. Pada 2024, Bipih rata-rata Rp 56,04 juta.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com