Tag Archives: keselamatan

Belajar dari Kecelakaan Bus Masuk Jurang, Hati-hati Masuk Jalan yang Asing



Jakarta

Sebuah bus mengalami kecelakaan masuk jurang di jalur alternatif Puncak, Bogor, Jawa Barat. Bus itu mengalami kecelakaan ketika masuk jalan alternatif yang ekstrem.

Kecelakaan diduga akibat sopir tidak hafal medan dan kurang konsentrasi. “(Kecelakaan) diduga pengemudi tidak menguasai medan jalan, tidak hati-hati dan kurangnya konsentrasi,” kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Bogor Ipda Ferdhyan Mulya dikutip detikNews.

Menurutnya, jalur tersebut penuh dengan tikungan, tanjakan dan turunan. Kondisi jalan di lokasi kecelakaan adalah jalan menurun dan menikung tajam ke kiri.


“Setibanya di TKP, pengemudi bergerak lurus, membentur besi pembatas jalan, lalu terperosok menabrak rumah milik warga dan menyebabkan kecelakaan lalu lintas,” kata Ferdhyan.

Salah satu penumpang, Devina (27), mengatakan sopir bus memang tak hafal jalan. Sopir bus mengandalkan Google Maps.

“Sopir ngikutin Google Maps, makanya sempat nyasar ke Taman Safari. Akhirnya kita sempat tanya, telepon ke tukang vilanya, katanya bisa lewat Taman Safari. Tapi sudah diingetin, jalurnya ekstrem,” kata Devina.

Menurutnya, kondisi bus prima. Namun memang, karena sopir tak hafal jalan, rombongan sempat ragu melewati jalur ekstrem tersebut.

Dari peristiwa ini, bisa diambil pelajaran penting. Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan jika sopir tidak memahami medan jalan yang dilalui, jangan asal mengandalkan aplikasi navigasi.

“Ngandelin Google juga nggak sepenuhnya benar. Google Maps itu hanya melengkapi perjalanan dan rute awal. Jadi, dari awal pengemudi sudah harus membuat map perjalanan dan mendiskusikan kepada manajemen kantor dan klien. Setelah ada persetujuan baru melakukan perjalanan. Pengemudi tidak dibenarkan mengubah-ubah rute dengan alasan apa pun,” ucap Sony kepada detikOto, Minggu (4/8/2024).

Kata Sony, sudah sering kecelakaan semacam ini terjadi. Jadi sebaiknya, pengemudi lebih selektif dalam memilih jalan sesuai dengan aturan, dimensi dan kemampuan kendaraan serta tingkat risiko terkecil.

“Jangan main asal terabas sekalipun secara jarak lebih dekat,” kata Sony.

Lanjutnya, bus itu adalah moda transportasi dengan jumlah penumpang yang banyak. Ketika sudah berjalan, sopir bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan penumpang.

“Driver harus benar-benar bertanggung jawab terhadap gaya dan etika berkendara, juga kesiapan unit busnya,” sebut Sony.

(rgr/mhg)



Sumber : oto.detik.com

Mengenal ABS, Fitur yang Direkomendasikan Wajib Ada di Motor oleh KNKT



Jakarta

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merekomendasikan produk-produk sepeda motor yang dijual di Indonesia agar punya fitur ABS (Anti-lock Braking System). Fitur ABS ini memang sudah jamak ditemui di segmen motor kelas 150 cc ke atas. Namun masih jarang disematkan di produk-produk motor entry level. Seperti apa ya fungsi dan cara kerja rem berteknologi ABS ini?

Dikutip dari laman Astra Honda Motor (AHM), ABS adalah sebuah sistem pengereman pada motor untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan berkendara. Sistem ABS disematkan di sepeda motor agar pada saat pengereman mendadak, sepeda motor tidak selip atau ngepot, utamanya ketika kondisi jalanan basah ataupun licin.

Sistem ini dilengkapi dengan sensor. Ketika sepeda motor berjalan, maka sensor kecepatan akan membaca kecepatan baik roda depan maupun belakang. Saat kecepatan ada yang tidak sama, maka akan diinformasikan ke ECU. Data dari ECU dibawa ke modulator. ECU nantinya akan menghidupkan solenoid.


Ketika tuas rem ditarik, maka otomatis tekanan fluida ke kaliper akan sangat kuat. Proses pengurangan, penahanan, serta peningkatan tekanan fluida ini berlangsung sangat cepat, sekitar 15-50 kali per detik, sehingga roda tidak akan terkunci saat dilakukan pengereman mendadak.

Karena menggunakan teknologi canggih, fitur ABS ini pun melibatkan banyak komponen pendukung. Ada sekitar 8 komponen, antara lain:

1. Master Silinder

Komponen ini berfungsi sebagai pengkonversi gerakan mekanis dari pedal rem menjadi tekanan hidrolik. Saat master silinder bekerja, piston akan mendorong minyak rem. Minyak rem bertekanan ini akan disalurkan ke pompa ABS.

2. ABS Hydraulic Control Valve

Setidaknya ada 3 katup. Secara sederhana, komponen ini adalah gerbang minyak rem dari master silinder menuju silinder roda. Katup ini akan memanipulasi tekanan hidrolik dari master silinder ke silinder roda.

Setidaknya ada tiga katup pada rem ABS:

– Katup satu terbuka penuh untuk memaksimalkan tekanan minyak rem yang langsung tersambung dengan rem.

– Katup kedua memiliki fungsi untuk menghalangi tekanan minyak rem agar tidak dilanjutkan ke rem.

– Katup ketiga ini memiliki fungsi untuk menghalangi beberapa tekanan dari minyak rem agar hanya setengah saja yang diteruskan pada rem kendaraan. Selain itu, fitur ini juga memiliki pompa untuk mengembalikan tekanan yang ada pada jalur pengereman agar dapat diantarkan ke katup rem tersebut.

3. ABS Pump

Pompa ABS berfungsi untuk mengembalikan tekanan hidrolik pada silinder roda setelah tekanan hidrolik drop karena pembukaan katup ABS. Mekanismenya, saat roda terkunci maka tekanan hidrolik pada roda tersebut akan dikurangi sampai roda kembali berputar. Ketika roda sudah berhasil berputar, maka pompa ABS akan mengembalikan tekanan hidrolik dengan cepat.

4. ABS Control Module

ABS Control Module adalah perangkat ‘processing unit’ untuk mengatur kapan waktunya, berapa lama interval katup terbuka dan tertutup. Selain itu, ABS control module ini juga mengatur kapan ABS pump harus bekerja. ABS Control Module bekerja berdasarkan data yang dikirim dari sensor. Data tersebut kemudian diolah dan hasilnya akan digunakan untuk memberi perintah ke aktuator, dalam hal ini valve dan ABS pump.

5. Speed Sensor

Sensor ini terpasang pada roda depan dan belakang. Sensor inilah yang membaca kecepatan putaran roda depan dan belakang secara bersamaan dan datanya akan dikirimkan langsung ke modul ABS.

6. Wheel Cylinder

Berfungsi untuk mengubah tekanan hidrolik pada minyak rem menjadi gerakan mekanis yang mendorong kampas rem untuk menjepit cakram.

7. Hydraulic Brake Channels

Bagian ini berfungsi sebagai jalur aliran minyak rem dari master silinder ke silinder roda. Perlu diingat, ABS bukan untuk membuat rem jadi lebih pakem tapi sebuah sistem pengereman yang bekerja secara elektronik sehingga rem tak membuat putaran roda terkunci.

8. Indikator ABS

Sepeda motor yang dilengkapi dengan fitur ABS memiliki indikator lampu pada panel speedometer yang akan menunjukkan kondisi sistem ABS sepeda motor. Jika indikator bekerja seperti pada salah satu keadaan di bawah ini, kemungkinan terdapat permasalahan pada sistem ABS.

– Indikator menyala atau mulai berkedip-kedip saat berkendara.
– Indikator tidak menyala saat kunci kontak diputar ke posisi (on).
– Indikator tidak mati pada kecepatan di atas 10 km/jam.

(lua/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Ini Alasan Menyalakan Mobil Matic Harus Direm Dahulu, Awas Keliru!


Jakarta

Seperti motor matic, menyalakan mobil matic juga harus direm dahulu. Hal ini berbeda dengan kendaraan manual yang bisa langsung distarter tanpa direm terlebih dahulu.

Apakah detikers tahu alasannya? Yuk ketahui alasan menyalakan mobil matic harus direm dahulu. Simak juga cara melakukan starter yang benar dalam artikel ini.

Alasan Mobil Matic Harus Direm Saat Dinyalakan

Salah satu perbedaan yang terasa saat mengoperasikan mobil matic dibandingkan dengan mobil manual adalah saat melakukan starter. Pada saat menyalakan mobil, pedal rem harus diinjak agar mesin bisa menyala.


Dikutip dari situs Toyota Astra, alasan menyalakan mobil matic harus direm dahulu adalah demi keselamatan pengemudi. Dengan menginjak rem, mobil tidak langsung bergerak ketika mesin menyala.

Sistem transmisi mobil matic mengandalkan kopling yang masih terhubung dengan mesin dan transmisi, meskipun mesin dalam kondisi mati. Jika sistemnya tidak dibuat demikian, maka mobil berisiko bergerak sendiri saat dinyalakan, meskipun bergerak pelan.

Dengan demikian, menginjak rem berfungsi untuk memastikan mobil tidak bergerak saat dinyalakan. Jika tiba-tiba mobil berjalan saat menyalakan mesin, maka akan berbahaya. Apalagi jika pengemudi masih dalam tahap belajar, kemungkinan akan kaget dan tidak bisa mengendalikan hingga berakibat fatal.

Cara Menyalakan Mobil Matic untuk Pemula

Bagi pemula, berikut ini cara menyalakan mobil matic yang benar dan aman, seperti dilansir dari laman Daihatsu Indonesia.

1. Posisikan Tuas Pada ‘P’

Langkah pertama, pastikan posisi tuas berada di P, yaitu untuk fungsi parkir. Dalam mode ini, mobil dalam posisi aman, tidak bisa bergerak.

Ada juga mobil yang posisinya berada di N atau netral. Hal ini tidak masalah, yang penting jangan sampai berada di posisi R (reverse/mundur) atau D (drive/maju).

2. Jangan Buru-buru Menyalakan Mesin

Jangan buru-buru menyalakan mesin. Setelah menyalakan sistem kelistrikan, pastikan jarum dan indikatornya sudah aktif, baru kemudian menyalakan mesinnya. Beberapa jenis mobil matic juga mengeluarkan suara ketika sistem kelistrikan sudah hidup.

3. Injak Pedal Rem Saat Starter

Cara yang sudah kita bahas di awal, kita harus menginjak pedal rem saat melakukan starter. Hal ini dilakukan agar mobil tidak langsung bergerak sehingga membuat pengemudi kaget.

4. Injak Rem Pindah Tuas

Tak hanya saat menyalakan mesin, menginjak rem juga harus dilakukan saat memindahkan tuas. Misalnya dari tuas P ingin dipindah ke posisi R atau D, maka harus menekan bagian rem. Hal ini juga mencegah risiko kerusakan pada mesin mobil.

5. Ketahui Kode Tuas Transmisi

Selain itu, pastikan detikers tahu kode huruf yang berada pada tuas transmisi. Pada umumnya, kode tuas mobil matic terdiri dari P, D, R, N, dan L. Jangan sampai salah memposisikan tuas, karena bisa membahayakan diri.

Demikian tadi alasan menyalakan mobil matic harus direm dahulu, yaitu agar mobil tidak langsung bergerak saat distarter. Buat pemula, pastikan menyalakan mobil dengan cara yang benar dan aman, ya!

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

7 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Berkendara di Musim Hujan


Jakarta

Berkendara selama musim hujan harus ekstra hati-hati. Pasalnya, kendaraan bisa sulit dikendalikan lantaran daya cengkeram ban berkurang dan tingkat visibilitas yang buruk saat hujan turun.

Gegabah saat menyetir di kala hujan bisa berisiko celaka yang berujung mengancam keselamatan. Karena itu, penting bagi pengendara menghindari sederet hal yang mampu menimbulkan bahaya. Apa saja?

7 Hal yang Mesti Dihindari saat Berkendara di Musim Hujan

Dilansir laman Top Gear, Auto2000, dan catatan detikcom, berikut sejumlah hal yang tidak boleh dilakukan pengendara ketika hujan:


1. Tidak Mengecek Kondisi Kendaraan

Kondisi mobil terutama ban harus optimal selama mengemudi di musim hujan. Untuk mengetahui baik buruknya kondisi kendaraan, tentu saja pengecekan rutin perlu dilakukan.

Pastikan seluruh komponen kendaraan baik dan tidak ada yang aus. Periksa kondisi telapak ban dan pastikan cukup tebal serta terpompa dengan tekanan angin yang sesuai agar bisa melaju pada permukaan jalan yang licin.

2. Berkendara dengan Kecepatan Tinggi

Permukaan jalan menjadi basah dan licin saat hujan sehingga traksi ban dengan jalan menurun. Ketika itu, efek aquaplaning bisa terjadi dan pengemudi dapat kehilangan kontrol atas mobilnya.

Jika detikers tidak berhati-hati, kondisi tersebut mampu menyebabkan kecelakaan. Oleh sebab itu, hendaknya berkendara dengan perlahan dan hindari kecepatan tinggi.

3. Membuntuti Kendaraan Lain

Detikers harus menjaga jarak aman saat berkendara, khususnya di kala hujan. Meski tidak mengebut, menjaga jarak penting agar memberi waktu untuk bereaksi terhadap apa pun yang mungkin terjadi selama mengemudi.

Apabila detikers membuntuti mobil lain terlalu dekat dan terjadi disfungsi padanya, tabrakan bisa saja terjadi. Selain itu, cipratan air dari kendaraan di depan dapat mengenaimu.

4. Menyalakan Lampu Hazard

Menyalakan lampu hazard ketika hujan bisa membahayakan keselamatan. Saat detikers hendak bermanuver ke kanan atau kiri, pengendara lain menjadi tidak tahu sehingga tabrakan dapat terjadi.

Lampu hazard dimaksudkan bagi mobil yang tidak bergerak dan berhenti di pinggir jalan. Sebagai gantinya, detikers dapat menyalakan foglamp saat menyetir di kala hujan.

5. Manuver Mendadak

Hendaknya menghindari manuver seperti pengereman tiba-tiba dan akselerasi yang cepat saat hujan deras. Sebab hal ini dapat menyebabkan kecelakaan beruntun. Yang paling baik adalah berkendara perlahan dan melakukan pengereman secara bertahap agar kendaraan tidak tergelincir.

6. Tidak Berhati-hati Melewati Genangan Air

Genangan air di sejumlah titik jalan dapat terbentuk saat hujan. Ketika menemui jalan seperti ini, disarankan agar tidak melewati genangan tersebut. Karena detikers mungkin tidak tahu seberapa dalam jalanan yang tidak rata itu. Bisa saja terdapat lubang cukup dalam yang membuat salah satu roda mobil terjebak dan sulit dikeluarkan.

7. Tidak Menggunakan Sabuk Pengaman

Sabuk pengaman harus selalu digunakan selama berkendara, terlepas musim hujan maupun tidak. Komponen ini disematkan pada mobil guna melindungi pengendara dari cedera serius akibat kecelakaan atau tabrakan. Jadi, jangan lupa kenakan sabuk pengaman ya.

Nah, itu tadi sederet hal yang mesti dihindari pengendara saat mengemudi di musim hujan.

(azn/row)



Sumber : oto.detik.com