Tag Archives: klaten

Padat, tapi Masih Bisa ‘Bernapas’



Yogyakarta

Saat liburan di Yogyakarta, kurang lengkap rasanya jika tidak mencoba Kereta Rel Listrik atau KRL Jogja-Solo yang menghubungkan Jogja, Klaten, dan Solo. Saat jam pulang kantor, KRL padat tetapi tidak berdesak-desakan laiknya Commuter Line Jabodetabek.

Yogyakarta dan Solo sudah terhubung dengan kereta commuter line sejak lama, dengan kereta Prameks nan legendaris. Dulu, Prameks bertenaga diesel namun kemudian KA Prameks ‘pensiun’ pada 10 Februari.

detiktravel mencoba melakukan perjalanan dengan KRL Jogja-Solo pada Jumat (22/8/2025), KRL itu beroperasi antara Stasiun Tugu di jantung Yogyakarta hingga Palur, yang jadi perbatasan antara Solo dan Karanganyar. Perjalanan dari Yogyakarta hingga Solo memakan waktu sekitar 1,5 jam.


Hanya punya satu jalur, KRL Jogja-Solo itu berhenti di 13 stasiun, mulai dari stasiun Tugu Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, Solo Balapan, Solo Jebres, hingga Palur.

KRL Prameks Jogja-SoloKRL Jogja-Solo (bonauli/detikcom)

KRL Jpgja-Solo itu mengangkut sekitar 16 gerbong. Pada pagi hari, KRL Jogja-Solo beroperasi dua kali dalam satu jam, namun saat sore hari hanya satu jam sekali.

Mirip dengan KRL Jabodetabek, KRL Jogja-Solo dipadati oleh warga yang ngalaju (pulang-pergi) antara Yogyakarta dan Solo. Beruntung, detiktravel mendapatkan KRL Jogja-Solo saat tidak terlalu padat penumpang meskipun saat itu pukul 16.10 WIB, tepat saat orang pulang kerja.

Naik dari Stasiun Stasiun Tugu bisa menguntungkan, karena peluang mendapatkan tempat duduk lebih besar. Kalau tempat duduk sudah penuh, penumpang hanya bisa berdiri dari stasiun awal hingga tujuan.

Di KRL Jabodetabek biasanya penumpang berdiri ke segala arah yang penting bisa terangkut. Para penumpang berdesak-desakan, sampai-sampai tak berpegangan pada strap hanger pun tidak masalah karena nggak akan terjatuh akibat tertahan penumpang lain.

Nah, di KRL Jogja-Solo lain cerita. Penumpang memang ada yang berdiri, namun lebih leluasa.

Ini tentu pemandangan yang tak biasa bagi warga Jabodetabek. Penumpang masih memungkinkan untuk berbaris dengan rapi. Bisa dibilang semua terasa begitu berbeda, meski sama-sama KRL. Yang sehari-hari menggunakan moda KRL dari Bogor atau Depok atau Cisauk dan Bintaro ke Jakarta tak bisa tidak untuk bikin perbandingan. Sudah bisa terangkut saja syukur di jam-jam berangkat dan pulang kerja.

Apalagi, pemandangan sepanjang perjalanan masih sangat hijau dan jauh dari hutan beton. Paling ramai, hanya permukiman.

Dari sejumlah cerita penumpang lain, kepadatan dalam KRL Jogja-Solo bisa menyerupai KRL Jabodetabek saat libur sekolah atau akhir pekan. Saat jam-jam pulang atau berangkat kerja keramaian tergolong wajar.

KRL Prameks Jogja-SoloKRL Jogja-Solo (bonauli/detikcom)

Satu pembeda terakhir adalah tidak adanya gerbong khusus wanita di kedua ujung kereta. Semua gerbong dibuka untuk umum. Jadi tidak ada gerbong khusus perempuan.

Tarif KRL Jogja-Solo flat sebesar Rp 8.000 sekali jalan, tidak seperti KRL yang memiliki tarif progresif atau bertambah sesuai jarak tempuh.

Berikut jadwal KRL Yogyakarta-Palur:

Jadwal keberangkatan Jogja-Solo dari Stasiun Tugu Yogyakarta yaitu pukul 05.05 WIB, 06.00 WIB, 07.05 WIB, 07.54 WIB, 08.49 WIB, 10.56 WIB, 12.07 WIB, 13.57 WIB, 15.01 WIB, 16.10 WIB, 17.35 WIB, 18.08 WIB, 20.15 WIB, 21.20 WIB dan 22.35 WIB.

(bnl/fem)



Sumber : travel.detik.com

Dulu Tempat Pembuangan Sampah, Kini Wisata Air Favorit di Akhir Pekan



Kalasan

Tempat wisata air ini dulu tidak cantik, malah jadi tempat pembuangan sampah. Namun berkat kerjasama dan usaha semua warga, ia kini berubah jadi tempat wisata.

Inilah Umbul Sidomulyo Kalasan. Berada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tempat ini adalah sebuah umbul atau kolam pemandian dari mata air asli.

Sumber mata air mulai memancar pada awal tahun 2000. Namun, air itu terbuang langsung ke sungai dan belum dimanfaatkan oleh warga.


Buat warga, tempat ini dulu hanyalah tempat pembuangan sampah. Pemandian ini dulunya digunakan menjadi tempat pembuangan sampah oleh masyarakat sekitar.

Sampai akhirnya pada tahun 2019 silam, warga kampung setempat saling bekerja sama untuk membangun tempat wisata ini.

Ibu Karti (63) salah satu keluarga pedagang warung pertama di Umbul Sidomulyo mengatakan bahwa wisata air ini diurus oleh RT 8/RW 17 Desa Brintikan Sidomulyo.

“Dulu urunan, seorang tiga ratus ribu,” ucapnya.

Umbul Sidomulyo KalasanUmbul Sidomulyo Kalasan Foto: Mellisa Bonauli/detikTravel

Bu Karti berkata bahwa pemandian ini sangat ramai di akhir pekan, apalagi saat musim lebaran, di mana orang-orang pulang kampung. Pengunjung ramai jajan di warungnya.

“Biasanya mulai datang pengunjung pagi dari jam 7, tapi baru jajan jam 10 siang biasanya,” ungkapnya.

Akhir pekan ini, Umbul Sidomulyo cukup ramai, namun pengunjung masih leluasa untuk berenang. Pernah ada satu beberapa momen, pemandian yang memiliki 5 kolam ini penuh sampai pengunjung tidak mampu bergerak di dalam air.

“Ini masih enak, dulu pernah di kolam enggak bisa bergerak sama sekali,” ucap Irma, salah seorang pengunjung.

Umbul Sidomulyo KalasanUmbul Sidomulyo Kalasan Foto: Mellisa Bonauli/detikTravel

Air kolam pemandian mengalir langsung ke kolam renang. Bahkan bisa diminum secara langsung!

Zoey (8), sering datang ke sini bersama adiknya, Key (3). Ia sangat suka bermain di sini.

“Aku suka ke sini karena airnya dingin,” ucapnya.

Bocah asal Klaten ini sudah ada di pemandian sejak pukul 11.00 WIB. Ia tak mau keluar dari kolam dan terus berenang sampai pukul 14.00 WIB.

Umbul Sidomulyo mulai beroperasi pukul 06.00-16.40 WIB. Pemandian ini ditutup setiap Selasa dan Jumat untuk pengurasan air kolam.

Tiket masuknya sebesar Rp 5.000 pada hari biasa dan Rp 8.000 pada akhir pekan. Untuk warga desa setempat yang kontribusi bisa membayar seikhlasnya.

(bnl/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Puluhan Batu Candi dan Relief Siwa Ditemukan di Klaten, Ini Penampakannya



Klaten

Puluhan batu candi dan arca siwa ditemukan di lokasi proyek pembangunan arena kuliner dan kemping Setiti Watu Kali di dusun Sendang, desa Jagalan, Klaten.

Lokasi temuan batu candi dan arca itu berada di tepi Sungai Jagalan. Lokasinya hanya berjarak sekitar 150 meter dari Candi Karangnongko. Di sekitar lokasi penemuan, masih berupa sawah dengan bebatuan gunung yang banyak tersebar di sekelilingnya.

Bedanya, candi Karangnongko berada di barat sungai sedikit ke utara dan lokasi temuan di timur sungai. Batu temuan ada yang sudah ditata di lokasi pembuatan arena kuliner tapi ada yang belum dievakuasi.


Yang sudah dirawat tersebut berbentuk batu-batu persegi panjang bertakik. Ada yang polos, ada yang berbentuk lumpang, ujung makara, batu bermotif bunga sulur, potongan-potongan lingkaran dan lainnya.

Dari sekitar 60 item yang diangkat mayoritas belum teregister petugas cagar budaya. Tapi ada juga satu batu lempeng bertakik cukup besar yang sudah ada cat putih bertuliskan F 757 yang diduga lokasi tersebut sudah pernah didata pemerintah.

Batuan candi yang ditemukan di proyek Warung Setiti Watu Kali, Jagalan, Klaten.Batuan candi yang ditemukan di proyek wisata Warung Setiti Watu Kali, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Salah satu temuan berelief sosok yang diduga dewa Siwa atau Wisnu dengan posisi kedua kaki bersila. Dua tangan depan ke bawah dan dua tangan belakang terangkat memegang sesuatu.

Bagian wajah sudah tidak jelas dan tinggal setengah meskipun badan utuh. Batu tersebut panjangnya sekitar 60 sentimeter dengan tebal 40 sentimeter berbahan batu andesit.

Batuan candi yang ditemukan di proyek Warung Setiti Watu Kali, Jagalan, Klaten.Batuan candi yang ditemukan di proyek wisata Warung Setiti Watu Kali, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Selain batu yang sudah dirawat oleh si penemu, Tri Laksono (45), ada juga batu lepas. Lokasinya berada di sungai, di pekarangan dan di tepi jalan sekitar lokasi.

“Saya sedang membuat warung, nanti dilengkapi wahana air, tubing sampai camping. Sebenarnya kita sudah mulai tiga tahun lalu, tapi kita menemukan batu-batu ini baru-baru saja,” ungkap penemu sekaligus pemilik warung Setiti Watu Kali, Tri Laksono (44) pada Senin (6/10) siang.

Tri menjelaskan batu-batu candi tersebut ditemukan sejak dua hari terakhir saat hendak membuat lahan parkir. Saat membersihkan pohon ternyata banyak tumpukan batu-batu candi.

“Saat membersihkan pohon ternyata banyak batu-batu candi. Katanya warga juga begitu (batu candi) terus kita kumpulkan jadi satu, kita rawat dan hari ini dicek Dinas,” terang Tri.

Jumlah batu yang sudah dikumpulkan, sebut Tri, ada sekitar 60 batu berbagai jenis. Dari jumlah itu yang ada pahatan dan ukurannya sekitar 10 buah.

“Yang ada pahatan dan ukurannya sekitar 10 buah, yang lainnya cuma batu kotak berpropil (takik). Lokasi sini dekat dengan Candi Karangnongko juga,” lanjut Tri.

“Menurut warga banyak ditemukan batu candi tapi warga tidak tahu, ada juga yang takut. Ini kita kumpulkan,” imbuh Tri.

Analis Cagar Budaya dan Koleksi Museum Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten, Wiyan Ari Tanjung yang mengecek lokasi menyatakan tim dinas ke lokasi untuk menindaklanjuti informasi adanya temuan batuan candi tersebut.

“Ada sekitar 60 item batu komponen candi. Termasuk yang relief menyerupai arca, ya diduga relief dewa Siwa,” ungkap Tanjung di lokasi.

———

Artikel ini telah naik di detikJateng.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Bikin Kaget! Viral Mobil Listrik ‘Terbang’ Masuk ke Hotel di Klaten



Klaten

Satu unit mobil listrik tiba-tiba ‘terbang’ dan menerjang masuk ke sebuah hotel di Klaten, Jawa Tengah. Insiden ini pun bikin kaget para tamu hotel!

Mobil listrik yang dikemudikan seorang pria itu tiba-tiba nyelonong masuk ke ruang lounge sebuah hotel di Jalan Pemuda, Klaten setelah menabrak dinding kaca.

“Kebetulan tadi acaranya kita makan siang, terus pada antre di sini, tiba-tiba mobil dari depan itu kayak terbang aja, langsung wuss sampai ke situ (jalan samping lounge) terus ngepul asap,” kata Rizki Amalia, seorang pegawai Pemkab Klaten di lokasi, Rabu (22/10/2025) siang.


Rizki mengaku dirinya ada acara di hotel tersebut dan mobil nyelonong saat peserta antre makan siang. Begitu melihat mobil masuk menabrak kaca, dirinya dan peserta lain lari. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.15 WIB tadi.

“Kita semuanya panik terus kita pada lari keluar semua. Dengar kaca pecah ya udah kita keluar sampai asap bener-bener nggak ada dulu, agak reda, terus kita baru masuk lagi,” terang Rizki.

Rizki menyebut dirinya baru posisi duduk di kursi setelah mengambil makan siomay. Tiba-tiba saja, mobil listrik itu masuk ke dalam ruangan.

“Baru ambil siomay, di sini duduk, baru kecil yang kita sendok, tiba-tiba mobil masuk kayak terbang. Tadi tiga (penumpangnya), pengemudi cowok. Korban tidak ada, kayaknya cuma ini rusak (kaca depan),” imbuhnya.

Warga Klaten lainnya, Andi, menjelaskan saat kejadian dirinya di samping lokasi. Kemungkinan, mobil listrik itu hendak parkir.

“Sepertinya mobil mau keluar dari parkiran. Mungkin karena matic atau karena kaget,” ungkapnya.

Akibat kejadian tersebut, kaca depan lounge hotel pecah. Mobil tersebut masuk melewati jalan masuk lounge yang berupa lantai trap berundak yang di sampingnya ada lantai miring.

Penyebab Mobil Listrik Nyelonong Masuk ke Hotel

Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Klaten, Iptu Alif Akbar Lukman Hakim membenarkan ada laporan kejadian tersebut. Mobil listrik itu semula dari lokasi parkir.

“Kronologinya mobil jalan dari parkiran, nihil korban. Ini baru mediasi (musyawarah mobil dan hotel),” jelas Alif saat diminta konfirmasi detikJateng.

Mobil listrik nyelonong masuk ke hotel di jalan Pemuda, Klaten membuat buyar tamu. Mobil berpelat nomor F tersebut diduga mengalami kerusakan bagian elektrik.

“Tadi dari pengakuan sopir, diduga karena eror elektrik. Itu pengakuan sopir juga belum terbiasa,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Klaten Ipda Asep Rustanto, Rabu (22/10/2025) siang.

Dijelaskan Asep, akibat error tersebut sopir tidak bisa menguasai kendaraan. Mobil dari lokasi parkir masuk dengan kerusakan pada kaca depan hotel.

“Yang rusak kaca depan hotel dan pembatas dengan resto, hanya material, tidak ada korban luka,” terang Asep.

Pegawai hotel Tjokro, Agung Romadoni, menjelaskan mobil listrik yang nyelonong masuk itu juga kemungkinan karena driver belum terbiasa. Mobil menabrak pintu lobi dan area resto hotel.

“Jadi nabrak pintu lobi sampai masuk area resto. Ya bisa lihat sendiri kerusakan kaca area lobi dan resto pembatasnya sampai terdorong,” ungkap Agung kepada awak media.

“Drivernya sendiri belum terbiasa dengan mobil listrik dan terlalu dalam menginjak gas. Kebetulan tadi sedang lunch, makan siang di area resto,” lanjut Agung.

Kejadian tersebut, lanjut Agung, tidak menyebabkan korban jiwa atau luka. Rombongan mobil itu sendiri dari luar datang untuk bertemu di hotel.

“Kalau yang saya perhatikan mereka (mobil) ini dari luar bertemu di sini. Menginap atau tidak masih kita cari tahu tapi posisi mobil itu memang di luar,” imbuhnya.

———

Artikel ini telah naik di detikJateng, bisa dibaca selengkapnya di sini dan di sini.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Gara-gara Diseruduk Mobil Listrik, Acara Makan Siang Tamu Hotel Bubar Jalan



Klaten

Gara-gara ada satu unit mobil listrik yang tiba-tiba terbang menyeruduk lounge hotel di Klaten, acara makan siang para tamu pun bubar jalan.

Mobil listrik itu langsung menabrak kaca dan mendarat di lounge sebuah hotel yang beralamat di Jalan Pemuda, Klaten. Akibatnya para tamu hotel yang sedang makan siang langsung buyar tunggang langgang.

“Kebetulan tadi sedang lunch, makan siang di area resto jadi memang saat mobil masuk bubar yang di resto itu semua langsung kocar-kacir lari karena kaget,” ungkap pegawai Tjokro Hotel, Agung Romadoni kepada wartawan di lokasi, Rabu (22/10/2025) siang.


Agung mengatakan tak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden tersebut. Dia memastikan tamu hotel hanya panik.

“Sempat panik, kaget. Langsung lapor manajer saya tadi,” jelas Agung.

Terkait soal adanya asap, Agung menyebut itu berasal dari mesin mobil. Dia mengatakan asap itu langsung tertangani dengan alat pemadam api ringan (apar).

“Sama kita langsung keluarin apar juga. Karena takut terjadi korsleting jadi langsung keluarin apar,” ucap Agung.

Agung menyatakan saat kejadian posisi resto ramai karena sedang makan siang. Ada sekitar 20 orang.

“Jadi posisi memang lagi ramai di resto. Ada 20 orang lebih lah,” katanya.

Peristiwa itu diakui Agung sedikit banyak memang berdampak pada tamu hotel. Banyak tamu yang mempertanyakan peristiwa tersebut.

“Kalau mengganggu pasti ya, karena tamu-tamu ada bertanya-tanya, ini aman nggak,” ujar Agung.

Sebelumnya diberitakan, satu unit mobil listrik yang dikemudikan seorang lelaki tiba-tiba nyelonong masuk ke ruang lounge hotel di Jalan Pemuda, Klaten, setelah menabrak dinding kaca.

“Kebetulan tadi acaranya kita makan siang, terus pada antre di sini, tiba-tiba mobil dari depan itu kayak terbang aja, langsung wuss sampai ke situ (jalan samping lounge) terus ngepul asap,” kata Rizki Amalia, seorang pegawai Pemkab Klaten kepada awak media di lokasi, Rabu (22/10) siang.

Rizki mengaku sedang ada acara di hotel tersebut saat mobil nyelonong masuk. Dia yang sedang mengantre makan siang dikagetkan dengan mobil yang menabrak kaca.

“Kita semuanya panik terus kita pada lari keluar semua. Dengar kaca pecah ya udah kita keluar sampai asap bener-bener nggak ada dulu, agak reda, terus kita baru masuk lagi,” terang Rizki.

——–

Artikel ini telah naik di detikJateng.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Kesaksian Warga Lihat Mobil Listrik ‘Terbang’ Masuk ke Hotel



Jakarta

Mobil listrik MG ZS EV nyelonong masuk ke ruang lounge hotel di Jalan Pemuda, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (22/10/2025). Mobil yang dikemudikan seorang wanita itu hendak keluar dari parkiran.

Menurut keterangan saksi mata, Rizki Amalia, mobil tersebut tiba-tiba muncul dari depan. Posisinya dia sedang antre mengambil makanan di dalam lounge hotel. Tiba-tiba saja mobil menabrak kaca hotel.


“Kebetulan tadi acaranya kita makan siang, terus pada antre disini, tiba-tiba mobil dari depan itu kayak terbang aja, langsung wuss sampai ke situ (jalan samping lounge) terus ngepul asap,” kata Rizki Amalia, seorang pegawai Pemkab Klaten kepada awak media di lokasi, Rabu (22/10/2025) siang.

Rizki, dirinya ada acara di hotel tersebut dan mobil nyelonong saat peserta antre makan siang. Begitu melihat mobil masuk menabrak kaca, dirinya dan peserta lain lari.

Saat kejadian, sambung Rizki, dirinya baru posisi duduk di kursi setelah mengambil makan siomay. Tiba-tiba mobil itu masuk ruangan.

“Baru ambil siomay, di sini duduk, baru kecil yang kita sendok, tiba – tiba mobil masuk kayak terbang. Tadi tiga (penumpangnya), pengemudi cowok. Korban tidak ada, kayaknya cuma ini rusak (kaca depan),” imbuhnya.

Warga lain, Andi, menjelaskan saat kejadian dirinya di samping lokasi. Kemungkinan mobil hendak parkir.

“Sepertinya mobil mau keluar dari parkiran. Mungkin karena matic atau karena kaget,” ungkapnya.

Akibat kejadian tersebut kaca depan lounge pecah. Mobil tersebut masuk melewati jalan masuk lounge yang berupa lantai miring (plorotan).

Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Klaten Iptu Alif Akbar Lukman Hakim membenarkan ada laporan kejadian tersebut. Mobil semula dari lokasi parkir.

“Kronologinya mobil jalan dari parkiran, nihil korban. Ini baru mediasi (musyawarah mobil dan hotel),” jelas Alif saat diminta konfirmasi detikJateng.

Menurut praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengemudi mobil listrik itu spesial. Teknologinya canggih sehingga pengemudi harus bisa beradaptasi.

“Mungkin secara operasional sama, tapi secara teknik berbeda. Contoh, injak pedal gas harus smooth, injak pedal rem ada rasa delay, di tanjakan atau turunan atau tikungan harus cover brake dan mengaktifkan fitur hill assist atau regeneratif brake. Masih banyak lagi, terutama mobil listrik itu diciptakan untuk lebih ramah lingkungan,” ujar Sony.

(riar/din)



Sumber : oto.detik.com