Tag Archives: kondisi macet

9 Dampak Mobil Sering Terjebak Macet Seperti Saat Mudik


Jakarta

Situasi macet, termasuk saat mudik perlu diwaspadai oleh pengguna mobil karena bisa berdampak buruk bagi mesin dan komponennya. Risiko makin besar seiring makin seringnya terjebak macet.

Dampak Mobil Sering Terjebak Macet

Berikut ini sejumlah dampak mobil sering terjebak macet yang dirangkum dari situs Pertamina Lubricants dan Suzuki Indonesia:

1. Mesin Terlalu Panas

Dampak utama dari macet adalah mesin yang menjadi panas atau overheating. Hal ini terjadi karena mobil terus berjalan dengan kecepatan sangat rendah, sehingga aliran udara yang masuk ke dalam radiator terhambat dan membuat suhu mesin naik.


Mesin yang terlalu panas akan berdampak pada hal lain, seperti merusak komponen-komponen mesin, bahkan bisa menyebabkan kerusakan permanen jika tidak segera diatasi.

2. Mobil Terbakar

Masalah overheat karena macet juga bisa membuat mobil terbakar. Dalam beberapa kasus kebakaran mobil, penyebabnya adalah kombinasi mesin overheat, masalah kelistrikan, atau kebocoran bahan bakar.

Hal ini biasanya terjadi pada mobil yang kurang perawatan. Untuk itu selalu cek kondisi kabel listrik dan saluran bahan bakar sebelum melakukan perjalanan panjang. Waspadai juga ketika muncul asap atau bau terbakar, maka segera matikan mesin dan keluar dari mobil.

3. Merusak Komponen Rem

Kondisi macet membuat pengemudi lebih sering menggunakan rem karena lebih sering berhenti. Dengan demikian, rem juga bisa mengalami overheat sehingga mudah menyebabkan kerusakan komponen, misalnya kampas rem dan cakram.

Suhu mesin yang naik signifikan akibat macet membuat oli lebih cepat teroksidasi dan tercemar partikel kotoran. Hal ini membuat kualitas oli menurun dan mengurangi kemampuan pelumasannya.

Kualitas oli yang tidak prima juga akan meningkatkan risiko gesekan dan keausan pada komponen mesin. Pastikan untuk mengganti oli sebelum mudik.

5. Komponen Transmisi Rusak

Selain rem, komponen transmisi bisa cepat rusak akibat mobil sering terjebak macet. Terutama pada mobil bertransmisi otomatis, komponennya harus bekerja lebih keras karena mobil terus menerus melakukan stop and go.

Ketika transmisi bekerja lebih berat, akan terjadi overheating pada sistem transmisinya dan membuat komponen cepat rusak. Untuk itu, saat berhenti lama, sebaiknya pindahkan tuas ke posisi netral.

6. Boros Bahan Bakar

Saat macet, mesin mobil akan terus bekerja meski tanpa bergerak. Meski demikian, pembakaran akan tetap terjadi, sehingga bahan bakar lama kelamaan akan cepat habis dibandingkan dalam kondisi lalu lintas normal.

7. Polusi Udara

Kemacetan juga menyebabkan polusi udara yang terpusat pada satu area. Hal ini bisa menyebabkan masalah lingkungan dan masalah kesehatan pada pengemudi serta penumpang.

Gas karbon monoksida (CO) dari banyak kendaraan bisa dengan mudah masuk ke dalam kabin mobil melalui celah ventilasi. Hal ini bisa menyebabkan pusing, mual, hingga keracunan.

8. Dampak Kelelahan dan Stres

Dampak lain pada manusia adalah kelelahan dan stres. Mengemudi dalam waktu lama tanpa pergerakan signifikan akan menurunkan konsentrasi dan kondisi fisik. Emosi juga bisa meningkat akibat macet, sehingga risiko terjadi pertengkaran dengan pengguna jalan lain semakin besar.

9. Pengeluaran Membengkak

Terakhir, karena banyak dampak negatif yang telah disebutkan di atas, maka pengeluaran bisa semakin membengkak, mulai dari memperbaiki kerusakan mesin, rem, transmisi, hingga bahan bakar yang boros.

Risiko macet saat mudik, atau dalam kehidupan sehari-hari, tentunya harus dipertimbangkan pengguna mobil. Untuk mencegah risiko ini, pengendara bisa memilih rute atau mengatur jadwal perjalanan agar terhindar dari macet.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

Sering Ngelakuin Kebiasaan Ini? Awas, Mobil Matic Jadi Cepat Rusak!



Jakarta

Ada kebiasaan yang tak disadari pengendara bikin transmisi mobil matic rusak. Begini penjelasannya.

Mengendarai mobil matic memang lebih mudah daripada mobil manual. Hanya ada dua pedal yang perlu dikendalikan pengemudi yaitu untuk ngegas dan ngerem. Perpindahan gigi pun dilakukan secara otomatis. Tak perlu lagi repot-repot menginjak kopling saat pergantian gigi.


Meski begitu saat berkendara, ada kebiasaan yang tak disadari justru membuat transmisi mobil matic cepat rusak. Salah satunya memindahkan tuas transmisi tanpa mengerem lebih dulu.

“Kalau yang pemakaian, misalnya masuk gigi tanpa direm, itu kan jedug. Direm (dulu) ya, masuk gigi baru lepas, smooth kan tuh,” kata Wahono belum lama ini.

Selain itu yang sering jadi perdebatan adalah posisi tuas transmisi saat menunggu lampu merah. Ada baiknya posisi tuas transmisi berada di ‘N’ atau Netral. Selain menjaga keawetan transmisi, kebiasaan ini juga dapat menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

“Yang benar apa? Netral, karena kalau nggak netral itu berbahaya. Kalau kita nggak konsen nginjek rem agak lengang, mobil jalan nabrak. Terus kan ada komponen yang bekerja walaupun waktu ditahan kopling nggak terlalu keras, tapi tetap bekerja,” lanjut Wahono.

Tak cuma menunggu lampu merah, saat di kondisi macet pun sebaiknya tuas transmisi mobil matic berada di N. Selain pengendaraan, pemilik kendaraan juga perlu melakukan perawatan pada mobilnya.

Bicara perawatan, tak jauh berbeda dengan mobil pada umumnya. Kamu bisa melakukan perawatan secara berkala, seperti melakukan penggantian oli. Oli mesin biasanya dilakukan pergantian setiap 5.000 km atau 10.000 km. Ada juga pergantian oli transmisi yang dilakukan secara berkala. Selain itu, hindari melakukan akselerasi secara mendadak. Akselerasi yang cepat bisa membebani transmisi sekaligus membuat komponen cepat aus.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com