Tag Archives: kondisi mobil

5 Tips Mudik Pakai Mobil Listrik agar Aman dan Nyaman


Jakarta

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, banyak masyarakat yang mulai pulang ke kampung halaman. Apabila kamu berniat mudik pakai mobil listrik, ada beberapa tips penting yang perlu diketahui.

Mudik jadi salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Tanah Air. Ada yang memilih menggunakan transportasi umum seperti bus, kereta api, dan pesawat, lalu ada juga yang mengendarai kendaraan pribadi.

Bagi kamu yang berencana mudik dengan mengendarai mobil pribadi, khususnya yang bertenaga listrik, ada beberapa hal penting yang harus diketahui. Langkah ini agar tetap aman dan nyaman selama di perjalanan.


Lantas, apa saja tips mudik pakai mobil listrik? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Tips Mudik Pakai Mobil Listrik

Dilansir situs Wuling Indonesia, berikut sejumlah tips mudik pakai mobil listrik agar aman dan nyaman sampai di tujuan:

1. Merencanakan Perjalanan

Tips yang pertama adalah merencanakan perjalanan sebelum berangkat mudik. Sebagai pemilik kendaraan, kamu wajib tahu soal kapasitas baterai, jarak tempuh yang mampu dicapai saat kondisi baterai penuh, dan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang baterai.

Selain itu, detikers juga harus mengkalkulasikan jarak dan waktu perjalanan yang akan ditempuh selama mudik. Kamu bisa mengecek estimasi perjalanan di Google Maps, tetapi itu belum termasuk dengan waktu istirahat sejenak di rest area.

2. Mengetahui Lokasi SPKLU

Selain merencanakan perjalanan, kamu juga harus melakukan riset mendalam soal lokasi SPKLU pengisian baterai dengan jenis-jenis soket pengisian daya (port charging), seperti CHAdeMO, CCS, dan AC Charging.

Pada umumnya, saat ini SPKLU terdiri dari empat kategori, mulai dari slow charging (≥ 7 kW), medium charging (≥ 25 kW), fast charging (≥ 50 kW), dan ultrafast charging (≥100 kW).

3. Mengecek Kondisi Mobil

Langkah yang paling penting sebelum mudik adalah mengecek seluruh kondisi mobil. Lakukan pemeriksaan terhadap tekanan ban, sistem pendingin, hingga kondisi baterai mobil listrik.

Sebaiknya, lakukan pengecekan mobil listrik ke bengkel resmi yang terdekat dari rumah. Langkah ini guna memastikan bahwa mobil dalam kondisi prima, sehingga dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.

4. Perhatikan Gaya Berkendara

Selama perjalanan mudik, perhatikan juga kecepatan dan gaya berkendara. Berbeda dengan mobil konvensional yang lebih boros energi saat melaju dalam kecepatan rendah, khususnya di jalanan macet, mobil listrik justru lebih boros energi ketika digunakan dalam kecepatan tinggi seperti di jalan tol.

Soalnya, mobil listrik mendapatkan torsi secara instan dengan semakin besarnya hambatan udara yang dihadapi kendaraan. Maka dari itu, hindari menyetir mobil secara agresif dan jaga rata-rata kecepatan mobil tetap stabil di rentang 60-80 km per jam.

Selain lebih hemat energi agar tidak bikin baterai cepat habis, langkah ini juga untuk memberikan rasa aman selama perjalanan.

5. Istirahat jika Sudah Lelah

Selama mudik, detikers akan menempuh jarak hingga ratusan kilometer untuk bisa sampai di tempat tujuan. Hal ini terkadang membuat tubuh cepat lelah sehingga mudah kantuk.

Kalau sudah lelah, segera melipir sejenak ke rest area untuk beristirahat. Pastikan kamu mencari rest area yang juga menyediakan SPKLU agar mobil bisa diisi ulang baterainya.

Ketika badan sudah segar, baterai mobil listrik juga sudah kembali penuh. Kini, detikers tinggal melanjutkan perjalanan menuju ke kampung halaman.

Cara Cek Lokasi SPKLU saat Mudik Lebaran

Pemudik yang akan mengendarai mobil listrik tak perlu khawatir soal ketersediaan SPKLU. Sebab, PLN sudah menyiapkan 1.000 unit SPKLU di sepanjang jalur mudik Trans Jawa-Sumatera.

Secara rinci, jumlah SPKLU di Sumatera sebanyak 431 unit, Jawa 2.448 unit, Bali 166 unit, Kalimantan 215 unit, Sulawesi 145 unit, Maluku 26 unit, Nusa Tenggara 72 unit dan Papua 26 unit.

“Guna memastikan para pemudik nyaman dalam melakukan pengisian daya, PLN juga menyiagakan sebanyak 12 unit SPKLU mobile yang tersebar di jalur Trans Jawa-Sumatera. Keberadaan unit ini juga penting khususnya dalam membantu pemudik EV jika sewaktu-waktu kehabisan daya di perjalanan,” kata Direktur Ritel dan Niaga PLN Edi Srimulyani dikutip Antara, Jumat (14/3/2025).

Kini, detikers bisa mengetahui lokasi SPKLU dengan mudah dan cepat lewat aplikasi Google Maps di smartphone. Berikut langkah-langkahnya:

  • Buka aplikasi Google Maps
  • Di bagian sub menu, geser layar ke kiri untuk memilih kolom ‘Lainnya’ atau ‘More’
  • Geser layar ke bawah dan pilih opsi ‘Charging stations’ atau tempat pengisian mobil listrik
  • Setelah itu, akan muncul lokasi SPKLU yang terdekat dari lokasi kamu saat ini.

Demikian lima tips mudik pakai mobil listrik agar aman dan nyaman. Semoga bermanfaat!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Sebelum Mudik Jangan Lupa Cek 7 Komponen Mobil Ini



Jakarta

Sebentar lagi masyarakat Indonesia akan menjalankan ritual mudik menyambut libur lebaran 2025 dan mobil menjadi salah satu transportasi favorit yang digunakan untuk pulang ke kampung halaman. Jika Anda memilih mobil sebagai alat transportasi untuk mudik, jangan lupa untuk melakukan pengecekan komponen.

Mobil yang digunakan untuk mudik akan melewati beragam kondisi jalan seperti kemacetan akibat lonjakan mobilitas pemudik, aturan ruas buka-tutup di ruas tertentu. Tak hanya itu, mobil juga berpotensi mengalami mogok akibat overheat di tengah perjalanan, hingga kendala lainnya.

Oleh sebab itu, pemudik yang menggunakan mobil pribadi sangat membutuhkan kondisi mobil yang prima. Dikatakan Daihatsu dalam keterangan resminya, ada 7 komponen mobil yang perlu dicek. Antara lain:


1. Oli

Ganti oli mobil bila diperlukan sebelum pergi mudik, mulai dari oli mesin, oli gardan, oli rem, oli power steering, dan lain-lain. Pastikan pilih oli terbaik sesuai spesifikasi mesin.

2. Ban

Cek kondisi ban dengan mengukur tekanan dan alur ban, spooring, dan balancing bila diperlukan. Ingat, ban berperan besar dalam keselamatan dan kenyamanan berkendara.

3. Rem

Periksa komponen rem dan pastikan kondisi kampas dan piston rem dalam keadaan baik.

4. Air Radiator

Ganti air radiator bila diperlukan untuk meredam panas mesin dan menggunakan air radiator khusus agar kinerja pendingin mesin lebih optimal dan mencegah karat pada sela mesin.

5. Aki

Periksa aki dan sistem kelistrikan mobil. Sebagai sumber daya utama kelistrikan, aki yang bagus akan menjaga kinerja lampu, audio, dan mesin berjalan dengan optimal.

6. Lampu dan Wiper

Lampu dan wiper. Komponen ini dapat dirawat melalui servis rutin sebelum mudik. Segera ganti karet wiper jika sudah usang dan tidak dapat menyapu air dengan baik supaya visibilitas ketika berkendara dalam kondisi hujan tetap terjaga.

7. Cek Filter Pendingin dan AC

Cek dua komponen tersebut, termasuk pembersihan kondensor dan evaporator agar kinerja AC tetap optimal dan tetap memberikan kenyamanan selama berkendara.

Jangan lupa juga untuk membawa perlengkapan seperti dongkrak, ban cadangan, kotak P3K, kunci-kunci, dan tool kit lainnya.

(lua/riar)



Sumber : oto.detik.com

Tips Mudik Naik Mobil Aman & Nyaman, Bisa Terhindar Macet!



Jakarta

Momen mudik 2025 sudah di depan mata. Sebelum mudik dengan mobil, sejumlah persiapan pun perlu dilakukan mulai dari kondisi fisik sampai kendaraan yang bakal digunakan.

Khusus untuk fisik, pastikan pengemudi dan penumpang dalam kondisi sehat. Pasalnya perjalanan mudik dengan mobil akan memakan waktu yang panjang. Untuk itu perlu dipersiapkan kondisi mental dan fisik yang prima.

Selain itu, memperhatikan kondisi mobil juga perlu dilakukan. Berikut adalah tips aman mudik dengan kendaraan roda empat.


1. Pastikan Seluruh Komponen Kendaraan Kondisi Prima

Memastikan seluruh komponen kendaraan prima merupakan hal yang tidak boleh ditawar atau harus dilakukan oleh setiap orang sebelum mudik. Hal ini bertujuan agar perjalanan mudik dapat lebih nyaman tanpa adanya kendala pada mobil.

Komponen mesin dan rem menjadi hal vital yang perlu mendapatkan perhatian. Pastikan komponen tersebut dan penunjangnya dalam kondisi baik. Jika memang ada kerusakan maka tidak ada salahnya segera melakukan perbaikan.

Tak hanya itu, komponen lainnya seperti lampu, wiper, hingga AC mobil juga perlu diperhatikan. Sebab komponen tersebut dapat menciptakan rasa aman dan nyaman saat berkendara.

2. Pastikan E-Tol Terisi

Hal ini sepele tapi penting. Jangan sampai kehabisan saldo e-tol di tengah jalan. Pastikan isi e-tol sesuai dengan kebutuhan atau bahkan dilebihkan. Sehingga perjalanan saat mudik melalui tol bisa lebih nyaman tanpa takut saldo kehabisan.

3. Ketahui Arus Puncak Arus Mudik dan Balik

Memantau informasi prediksi puncak arus mudik dan balik juga tidak boleh dikesampingkan. Ketika mengetahui puncak arus mudik dan balik, maka kamu bisa lebih menentukan waktu yang pas untuk melakukan perjalanan mudik dan dapat terhindar dari macet.

Pemerintah Indonesia memprediksi puncak arus mudik Lebaran bakal berlangsung mulai dari 26 Maret hingga 28 Maret 2025. Sementara untuk arus balik yakni diprediksi bakal berlangsung mulai dari 6 April hingga 7 April 2025.

4. Logistik Perjalanan

Logistik perjalanan seperti makanan dan minuman merupakan hal yang dibutuhkan. Ada kemungkinan setiap perjalanan mudik bakal terkena macet dengan waktu yang tidak menentu.

Logistik dibutuhkan untuk mengantisipasi terjebak macet saat waktu berbuka puasa atau sahur tiba, sehingga mengemudi menjadi lebih konsentrasi.

Data Kepolisian memprediksikan ada sejumlah prediksi titik kemacetan di sejumlah daerah. Khusus Jawa Barat titik kemacetan berpotensi terjadi di Gate Tol Cileunyi, Gate Tol Summarecon, dan Jalur Nagreg.

Sementara itu, untuk wilayah Jawa Tengah prediksi titik kemacetan berada di Gerbang Tol Kalikangkung, tanjakan Tembalang, Gerbang Tol Bawen, Gerbang Tol Colomadu, dan Exit Tol Krapyak.

Kehadiran Mobil Teranyar Suzuki

TpisMudikSuzuki Foto: Istimewa

Suzuki Indonesia seakan menjawab rasa penasaran pencinta otomotif dengan memperlihatkan rangka terbaru yang dipercaya sebagai rangka Suzuki Fronx pada billboard atau baliho, di setiap ruas jalan mudik dari Jakarta hingga Surabaya.

Kehadiran Fronx sudah terasa di Indonesia setelah Suzuki memamerkan rangka heartec di Indonesia International Motor Show (IIMS). Teknologi tersebut diketahui juga digunakan pada berbagai model Suzuki, salah satunya mobil SUV Fronx.

Kode mobil baru diduga Suzuki Fronx juga sudah muncul di Samsat. Biasanya kode ini menjadi pertanda mobil akan segera rilis ke publik.

Dalam situs Samsat PKB Jakarta, terdapat kode A3L415F yang belum diketahui akan digunakan oleh mobil Suzuki tipe mana. Namun jika merujuk pada pencarian di Google, A3L415 merupakan kode untuk spare part mobil Suzuki Fronx.

Diketahui tren SUV saat ini sedang meningkat di pasar otomotif Indonesia. Kemunculan Fronx bakal melengkapi jajaran SUV yang dimiliki oleh Suzuki di Tanah Air, mulai dari XL7, Grand Vitara hingga Jimny.

Hmm, semakin dekat untuk bisa diproduksi dan dijual di Indonesia nih.

(akn/ega)



Sumber : oto.detik.com

Ciri-ciri Mobil Bekas Terendam Banjir: Cek Sabuk Pengaman-Karet Pintu



Jakarta

Mobil bekas bisa menjadi pilihan cerdas di tengah harga mobil baru yang kian naik. Namun terdapat risiko jika tidak teliti dalam mendeteksi mobil bekas yang pernah terendam banjir.

Sebenarnya ada beberapa cara mengetahui mobil bekas terendam banjir dari hal sederhana, yakni melalui sabuk pengaman atau safety belt.

Sabuk pengaman bisa menjadi petunjuk termudah. Jika mobil pernah terendam banjir, biasanya sabuk pengaman akan meninggalkan bekas lantaran noda air atau lumpur yang sulit hilang.


Bukan itu saja, mobil bekas yang pernah terendam banjir biasanya akan menimbulkan karat di berbagai komponennya. Misalnya bercak karat pada colokan atau buckle seat belt, selain itu terdapat juga sisa noda lumpur yang tidak terjangkau.

“Lihat socket safety belt. Di dalamnya saja (dilihat),” kata Sundoro dari Inspector Mobil saat berbincang bersama detikOto.

Kalau banjirnya di level yang lebih rendah lagi, perhatikan socket OBD 2, port diagnostik yang biasanya terletak di bawah dasbor.

Nah, komponen ini bisa mengindikasikan mobil pernah terendam banjir.

“Biasanya lumpur nempel di perekat-nya. Pojokan dasbor. Itu biasa nyangkut lumpurnya,” kata dia.

“Soket-soket OBD 2 buat scan, warnanya sudah seperti jamur,” tambah dia.

Tak kalah penting, perhatikan sisa lumpur, pasir, atau kotoran lainnya di dalam mobil, terutama di sela-sela karet pintu hingga baut-baut di bawah jok.

“Mobil bekas banjir, tidak semua detailing itu tidak bersih rapi. Pasti ada saja celahnya. Misalnya karet pintu.”

Beberapa bagian sealer terlihat baru atau tidak sesuai dengan kondisi mobil secara keseluruhan, menandakan adanya potensi pernah diganti setelah terkena air.

Baut di bawah jok atau di dalam bagasi berkarat atau ada bekas lumpur.

“Di bawah jok, karatnya beda.” ungkap dia.

“Kalau habis diamplas, ada bekasnya, ada baret-baretnya,” tambahnya lagi.

(riar/lua)



Sumber : oto.detik.com

Ingat! Haram Lakukan Hal Ini di Jalan Tol


Jakarta

Keselamatan berkendara wajib hukumnya saat berkendara di jalan. Terlebih saat melintas di jalan bebas hambatan, seperti saat musim libur lebaran atau saat hendak balik ke Jakarta setelah mudik ke kampung halaman.

Namun cukup disesalkan masih banyak pengendara lalai saat berkendara. Auto2000 ingatkan ada beberapa hal yang haram dilakukan saat berkendara di jalan bebas hambatan atau jalan tol.

“Hindari menormalkan kesalahan, jangan melakukan tindakan salah yang dapat merugikan banyak orang saat mengemudi mobil di jalan tol. Lakukan servis berkala dan pengecekan mobil sebelum melakukan perjalanan panjang arus balik mudik, untuk menjaga kondisi mobil. Auto2000 menghadirkan Posko Siaga dan Bengkel siaga yang beroperasi sepanjang cuti lebaran 2025,” terangYagimin, Chief Marketing Auto2000.


Berikut beberapa larangan di jalan tol yang harus diperhatikan:

1. Putar Balik di Tengah Jalan Tol

Tindakan putar balik atau putar arah atau balik arah di jalan tol sangat dilarang karena menyangkut keamanan semua pengguna jalan. Selain itu, sudah ada aturan yang menyatakan jika pengemudi mobil nekat putar balik di jalan tol, akan dikenakan denda dua kali lipat dari tarif tol terjauh di ruas tol tersebut.

Putar balik hanya boleh dilakukan oleh petugas dalam kondisi darurat dan bukan oleh umum. Risikonya sangat berbahaya karena menyangkut keselamatan semua pengguna jalan. Jika gerbang tol terlewatkan, detikers bisa keluar di gerbang berikutnya dan kembali masuk dari arah berlawanan.

2. Lawan Arus kecuali ada contraflow resmi

Lawan arus atau lawan arah bisa masuk ranah pidana karena dianggap tidak mengindahkan rambu perintah atau rambu larangan dan gerakan lalu lintas. Bahaya yang mengintai adalah rawan kecelakaan lalu lintas, apalagi kalau sampai terjadi ‘adu banteng’ dengan kendaraan lain. Bukan hanya berisiko membuat mobil rusak, namun nyawa menjadi taruhannya.

3. Mengemudi di Bahu Jalan Tol

Tidak sedikit pengemudi yang melewati bahu jalan. Kebiasaan buruk ini berbahaya karena saat akan masuk ke jalur jalan, bisa menabrak atau tertabrak kendaraan lain. Ada pula risiko menabrak mobil lain yang berhenti di bahu jalan padahal ada kondisi darurat. Karena harus menyerobot lajur orang lain untuk kembali ke lajur utama, maka jalan menjadi semakin macet tidak terkendali.

4. Main Ponsel Ketika Mengemudi Mobil

Bahaya laten ini masih sering diabaikan. Atas alasan ingin eksis di socmed, sebagian pengemudi justru asyik bermain ponsel saat mengemudi mobil. Karena perhatian teralihkan, detikers tidak waspada sehingga kurang memperhatikan mobil di depan sedang mengurangi kecepatan. Atau bahkan mobil pindah lajur tanpa disadari padahal dari belakang ada mobil lain.

Kondisi di pintu gerbang Tol Sinaksak. (Dok. PT Hutama Karya)Kondisi di pintu gerbang Tol Sinaksak. (Dok. PT Hutama Karya) Foto: Kondisi di pintu gerbang Tol Sinaksak. (Dok. PT Hutama Karya)

5. Malas Menjaga Jarak Aman

Begitu ada situasi darurat, AutoFamily akan melakukan pengereman mendadak. Katakan tidak menabrak mobil di depan, tapi bagaimana dengan pengguna jalan lain di belakang? Dengan menjaga jarak aman dengan mobil di depan, detikers bisa melakukan pengereman secara bertahap dan diikuti oleh mobil di belakang, atau manuver menghindar jika memungkinkan.

6. Pindah Lajur Seenaknya

Biasanya, pengemudi yang malas menjaga jarak aman juga suka pindah lajur seenaknya. Memaksakan masuk ke lajur lain terutama lajur cepat, bisa mengakibatkan mobil ditabrak dari belakang. Atau karena memaksakan masuk, tidak menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan sehingga menabraknya. Pastikan jalur yang akan dimasuki dalam kondisi aman dan nyalakan lampu sein untuk memberi tanda ke driver lain.

7. Mengabaikan Batas Kecepatan Kendaraan

Masih banyak pengemudi yang tidak memperhatikan kecepatan mobil dan melaju pelan di lajur cepat atau lane hogger. Padahal lajur tersebut khusus untuk mobil menyalip dengan kecepatan tinggi. Di lajur lambatpun tidak boleh terlalu pelan karena berisiko sama, tapi juga jangan terlalu kencang karena bisa menabrak mobil di depan.

Gunakan jalur sesuai kecepatan, dan pastikan hanya memakai lajur paling kanan untuk mendahului. Jangan paksakan menyalip dari lajur kiri karena diperuntukkan untuk mobil yang berjalan lebih lambat, apalagi bahu jalan yang hanya untuk berhenti darurat.

8. Memaksakan Mengemudi Meskipun Mengantuk

Jangan pernah disepelekan, masalah ini sama bahayanya dengan bermain ponsel di dalam mobil. Meski hanya sekian detik, mobil detikers bisa pindah lajur atau berkurang kecepatannya tiba-tiba yang sanggup memicu kecelakaan. Solusi paling tepat untuk mengantuk adalah tidur di pom bensin atau rest area meskipun hanya 30 menit.

9. Mengabaikan Rambu dan Marka Jalan

Di jalan, ada berbagai rambu yang wajib dipatuhi seperti batas kecepatan maksimal dan minimal. Ada pula rambu yang melarang untuk menyalip jika tidak memungkinkan. Termasuk marka jalan seperti garis lurus yang menandakan pengemudi tidak boleh pindah lajur. Patuhi rambu dan marka jalan untuk menghindari tabrakan beruntun.

10. Emosional Saat Berkendara

Jagalah emosi saat mengemudi mobil karena terkait ketertiban dan keselamatan sesama pengguna jalan. Jangan memprovokasi orang lain meskipun mereka salah karena akan memicu perselisihan bahkan kecelakaan. Hindari terpancing emosi hanya karena ada pengemudi mobil lain yang tidak patuh pada aturan.

11. Malas Mengecek Kondisi Mobil

Meskipun klise, faktanya banyak pemilik mobil yang malas servis berkala atau sekadar melakukan pengecekan mobil. Bahkan membiarkan mobil walaupun terindikasi ada masalah seperti rem yang kurang pakem atau telapak ban sudah aus. Begitu ada masalah, mobil tidak dapat merespons dengan baik sehingga gagal mencegah kecelakaan.

(lth/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Terjebak Dikeramaian saat Berkendara, Ini Tips Agar Bisa Selamat



Jakarta

Dalam kondisi maraknya terjadi demo, bukan tidak mungkin bagi detikers terjebak dalam keramaian saat berkendara. Agar terhindar hal tersebut, Auto2000 memberikan tips.

Seperti yang disampaikan Nur Imansyah Tara, Marketing Division Head Auto2000. Dirinya menjelaskan beberapa langkah bisa dilakukan pengendara agar bisa terhindar, serta tetap tenang dan nyaman saat berkendara.

Berikut beberapa tips, agar pengendara lebih tenang dan nyaman di jalan serta melindungi diri dari kemungkinan bahaya:


1. Pantau Perkembangan via Media Sosial

Cara paling mudah untuk memantau situasi terkini adalah lewat media sosial. Tapi jangan sembarangan media, pilih akun yang dapat dipercaya. Seperti media berita skala nasional, akun resmi pemerintah seperti Dinas Perhubungan, Kepolisian, Jasa Marga, dan lainnya.

Pastikan untuk menghindari daerah yang berpotensi terdapat keramaian. AutoFamily tetap harus mencari informasi terkini yang berkembang lewat siaran radio dan social media saat berkendara. Pastikan sumber informasinya valid, segera ambil rute alternatif jika ragu.

2. Pelajari Rute via Peta Digital

Pelajari rute yang akan dilalui lewat peta digital. Pastikan rute yang dilalui aman dan jika tampak terdapat gangguan, tentukan pula jalur alternatif supaya dapat dengan lancar sampai ke tujuan, atau kembali pulang.

3. Siapkan Makanan dan Minuman Ringan

Ketika sudah terbaca adanya potensi hambatan di jalan, kemacetan atau hal lainnya, pengendara bisa menyiapkan makanan dan minuman ringan buat jaga-jaga, khususnya air mineral supaya tidak dehidrasi.

Andai membawa anak, pastikan ada pakaian pengganti yang cukup. Termasuk mengisi bensin untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Jangan lupa pergi ke toilet sebelum mengemudi mobil.

4. Kendalikan Emosi

Pengendara harus mengendalikan emosi agar dapat berkendara dengan tenang dan nyaman. Fokus dan waspada pada situasi dan kondisi jalan, jangan terpengaruh oleh pihak yang tidak bertanggung jawab meskipun berada di posisi yang benar.

5. Jangan Panik Ketika Ada Hambatan di Jalan

Ketika ditemukan ada keramaian, kemacetan atau hambatan di jalan, jangan panik agar tetap mengambil keputusan dengan sehat. Tutup seluruh kaca dan pastikan semua pintu mobil terkunci, letakkan barang berharga di laci yang tidak terlihat dari luar.

Mengingat sebelumnya terdapat pemberitaan terkait dengan upaya tindak kejahatan dari oknum yang tak bertanggung jawab, saat kondisi jalan macet atau tersendar.

Jangan perlihatkan wajah tegang atau terdistraksi hal lain seperti main ponsel yang membuat AutoFamily lengah dan memancing orang jahil untuk melakukan kejahatan. Jaga kewaspadaan dengan memperhatikan spion luar dan tengah.

Berbagi lokasi terkini (share live locatoin) ke keluarga atau teman dekat sehingga mereka bisa memantau dan membantu jika ada masalah..

6. Pastikan Mobil Dalam Kondisi Prima

Meskipun sepele, tapi detikers pasti tidak mau mobil tiba-tiba mogok di tengah jalan yang macet, atau bahkan di tengah-tengah keramaian. Karena itu, menjaga kondisi mobil agar tetap prima adalah wajib dilakukan meskipun dalam kondisi normal.

detikers yang memiliki mobil Toyota, dapat servis berkala dengan berkunjung ke bengkel Auto2000 atau memesan layanan THS – Auto2000 Home Service untuk servis berkala dan perbaikan ringan kendaraan kurang dari 2 jam di rumah. Sehingga, mobil selalu siap untuk mendukung mobilitas kemanapun tujuannya.

(lth/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Tips Merawat Mobil, Kapan Sebaiknya Ganti Ban?



Jakarta

Merawat mobil menjadi suatu keharusan, sebab kondisi ini akan menentukan kondisi mobil dalam jangka panjang.

Hasil studi yang dilakukan oleh Automotive Aftermarket Industry Association, kendaraan yang dirawat secara rutin dapat menempuh jarak hingga 300.000 kilometer, sedangkan sedangkan kendaraan yang diabaikan biasanya hanya mencapai sekitar 100.000 km.

Hankook Tire membagikan insight perawatan mobil yang sebaiknya diketahui setiap pengendara baru.


“Merawat mobil seharusnya sudah dilakukan sejak awal pembelian, bukan menunggu ada masalah, karena kebiasaan ini akan menentukan kondisi mobil jangka panjang, menekan risiko kecelakaan, sekaligus menghindarkan dari biaya perbaikan yang tidak perlu,” kata National Sales Manager Passenger Car Radial (PCR) Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono.

Berikut ini tips merawat mobil:

Pertama, rutin ganti oli mesin.

Oli berfungsi melumasi komponen mesin agar tidak cepat aus, membantu menjaga suhu mesin tetap stabil saat macet, hingga membersihkan kotoran logam dan sisa pembakaran. Untuk mencegah kerusakan pada mesin, sebaiknya ganti oli setiap 6 bulan atau 10.000 km, tergantung mana yang tercapai lebih dahulu. Jika mesin mengeluarkan suara kasar atau indikator oli pada speedometer menyala, segera lakukan penggantian oli untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.

Kedua, cek air radiator dan sistem pendinginan.

Air radiator berperan penting dalam menjaga kestabilan suhu mesin. Dengan sirkulasi yang terus-menerus menyerap dan melepaskan panas, cairan ini mencegah terjadinya overheat, yang dapat merusak komponen mesin secara permanen. Idealnya, kuras air radiator setiap 2 tahun atau 40.000 km, tergantung mana yang tercapai lebih dulu. Jika warnanya mulai keruh atau kecokelatan, tandanya air radiator sudah terkontaminasi dan perlu segera diganti. Hindari penggunaan air biasa karena dapat menyebabkan karat pada sistem pendingin.

Ketiga, cek kondisi kampas rem.

Kampas rem memiliki ukuran minimum yang aman yaitu 3 mm untuk bagian depan dan 2 mm untuk bagian belakang. Secara umum, kampas rem sebaiknya diganti setelah mobil menempuh 60.000-70.000 km untuk transmisi manual, sementara pada transmisi otomatis sebaiknya dilakukan lebih cepat, yakni setelah 35.000-40.000 km. Selain jarak tempuh, tanda-tanda kampas rem perlu segera diganti antara lain muncul suara berdecit dan berkurangnya daya cengkeram saat pengereman. Penggantian kampas rem sebelum habis penting untuk menjaga efektivitas pengereman dan keselamatan.

Keempat, periksa ban mobil.

Posisi ban yang kurang presisi bisa menyebabkan mobil terasa tidak stabil, keausan ban menjadi tidak merata, hingga mengurangi kenyamanan berkendara. Untuk itu, lakukan spooring dan balancing secara rutin agar performa ban tetap optimal. Spooring adalah penyetelan sudut roda agar kembali sejajar sesuai standar pabrik sehingga ban mobil tetap stabil dan lurus. Sedangkan balancing adalah menyeimbangkan bobot kendaraan pada ban dan velg, fungsinya mengurangi getaran, serta memperpanjang umur ban dan suspensi. Tanda kendaraan membutuhkan spooring dan balancing umumnya terasa dari getaran pada setir saat melaju di kecepatan tertentu, mobil cenderung menarik ke satu sisi, atau terasa kurang stabil saat dikendalikan. Lakukan spooring & balancing setiap 10.000 km hingga maksimal 20.000 km.

Kelima, isi tekanan angin ban yang sesuai.

Tekanan angin yang tepat sangat penting untuk menjaga kestabilan, kenyamanan, dan efisiensi bahan bakar. Tekanan yang kurang bisa membuat ban cepat aus di bagian samping, sedangkan tekanan berlebih berisiko membuat ban lebih keras dan daya cengkeram berkurang. Tekanan angin ideal bervariasi sesuai jenis mobil, yakni MPV (33-36 Psi), City Car (30-36 Psi), Sedan (30-33 Psi), dan SUV (35-40 Psi), atau sesuai dengan rekomendasi pabrikan.

“Salah satu aspek penting dalam preventive maintenance adalah memperhatikan kondisi ban, sebagai satu-satunya komponen kendaraan yang bersentuhan langsung dengan aspal. Banyak pengendara menganggap ban masih layak pakai selama belum bocor atau rusak parah, padahal usia dan jarak tempuh juga menentukan. Idealnya, ban diganti setiap 2-3 tahun atau setelah menempuh 40.000 km, dan saat pola telapak sudah mencapai batas thread wear indication (TWI).” jelas Apriyanto.

(riar/lua)



Sumber : oto.detik.com

Awas Kena Tipu, Kenali Ciri-ciri Mobil Bekas Tabrakan


Jakarta

Beli mobil bekas memang gampang-gampang susah. Jangan sampai tertipu, apalagi beli mobil bekas tabrakan. Berikut ini ciri-ciri mobil bekas tabrakan.

Mobil bekas bisa jadi solusi buat yang budgetnya terbatas. Ya dibandingkan model baru, harga mobil bekas memang lebih ramah kantong. Kendati demikian, meminang mobil bekas tak bisa asal. Kamu harus sangat teliti dan jangan langsung tergiur dengan harga yang miring. Sebab, membeli mobil bekas yang punya riwayat rusak parah berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari. Apalagi kalau yang kamu beli mobil bekas tabrakan.


“Riwayat bekas tabrakan bisa sangat mempengaruhi kondisi mobil dalam jangka waktu panjang. Tidak hanya terkait biaya perbaikan, namun juga risiko kecelakaan akibat kerusakan komponen penting. Karena itu, AutoFamily harus hati-hati ketika ‘berburu’ mobil bekas supaya nyaman dan aman saat mobilitas,” terang Yagimin, Chief Marketing Auto2000, Jumat (26/9/2025).

Ciri Mobil Bekas Tabrakan

Nah supaya nggak tertipu, ada beberapa hal yang bisa kamu kenali dari mobil bekas tabrakan. Rinciannya sebagai berikut.

1. Gangguan Mesin

Pada sektor mesin, gangguan dapat terjadi akibat benturan yang terjadi. Pastikan kamu menjajal langsung performa mobil sebelum membeli. Jika dirasa ada masalah, kamu patut curiga. Mesin yang kurang prima dapat menyebabkan mobil mudah mogok dan berisiko terhadap keamanan berkendara. Selain itu, biaya perbaikan mesin cukup merepotkan, tergantung jenis dan tingkat kerusakan.

Dampak tabrakan bisa mengganggu kabel-kabel, soket, dan konektor, menyebabkan malfungsi pada berbagai sistem seperti lampu, sistem audio, power window, bahkan sistem safety seperti airbags dan ABS. ECU juga bisa rusak akibat benturan atau getaran.

2. Bodi Penyok

Lalu pada bagian bodi, akan tampak dari baret, penyok, hingga sasis rusak. Meskipun mobil sudah diperbaiki, mungkin tak kembali seperti semula, terutama jika tabrakan yang dialami cukup parah dan melibatkan sasis.

Cara Cek Mobil Bekas Tabrakan

Kamu bisa melakukan pengecekan visual untuk memastikan tidak ada bekas tabrakan. Periksa celah antara kap mesin, pintu, bagasi, dan fender. Celah yang tidak konsisten atau terlalu lebar bisa menginformasikan perbaikan bodi mobil yang kurang presisi. Perhatikan perbedaan warna atau tekstur cat antar panel bodi sebagai penanda pengecatan ulang setelah tabrakan. Periksa bagian-bagian tersembunyi seperti di bawah karpet bagasi atau di sekitar rangka pintu.

Bekas las yang tidak rapi atau lapisan dempul yang terlalu tebal bisa menjadi indikator perbaikan rangka yang kurang baik. Periksa baut dan mur pada bodi dan rangka. Jika terlihat ada bekas dilepas atau diganti baru, ada kemungkinan perbaikan setelah tabrakan.

Agar bisa mencegah hal yang tak diinginkan, kamu bisa menggunakan layanan inspeksi dari mekanik terpercaya. Salah satunya THS Inspector dari Auto2000. Layanan ini menyediakan jasa pemeriksaan atau inspeksi mobil bekas oleh teknisi Auto2000 yang berpengalaman, disertai laporan inspeksi yang dikirim otomatis disertai sertifikat bergaransi. Terdapat sekitar 177 item pemeriksaan pada bagian eksterior, interior, mesin dan transmisi, serta mengecek keaslian dokumen penting kendaraan. Semua tuntas dikerjakan hanya dalam waktu 90 menit sejak mobil dipegang oleh teknisi THS – Auto2000 Home Service.

Auto2000 membagi tipe pemeriksaan berdasarkan ukuran mobil Toyota yakni LCGC, Economy, Standart, Medium Luxury, Luxury, dan CBU Non TAM. Ada pula layanan Old Models untuk varian Toyota yang sudah stop produksi di Indonesia.

Biaya layanan THS Inspector sangat bersaing dengan layanan lain oleh pihak ketiga. Pengusaha jual-beli mobil bekas dapat memanfaatkan layanan ini karena memberikan jaminan kendaraan yang dijual dalam kondisi terbaik dan meningkatkan harga mobkasnya.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Servis Mobil, Baiknya Ikuti Panduan Kilometer atau Lama Waktu Pemakaian?



Jakarta

Mobil harus diservis secara berkala supaya performanya selalu prima. Tapi kadang pemilik mobil dibingungkan, apakah harus servis berdasar waktu pemakaian (time-based) atau jarak tempuh (mileage-based)?

“Servis berkala secara rutin dapat menjaga performa mobil agar selalu prima dalam mendukung mobilitas. Kondisi mobil yang selalu sehat dapat mengurangi kemungkinan masalah seperti mogok atau kecelakaan. Performa yang terjaga juga membuat mobil dapat bekerja lebih efisien sehingga lebih irit bahan bakar dan yang tak kalah penting daya tahan komponen mobil jadi lebih terjaga,” jelas Nur Imansyah Tara, Marketing Division Head Auto2000, dalam keterangannya, Senin (06/10/2025).

Waktu Pemakaian atau Jarak Tempuh?


Banyak yang mengira situasi jalan yang kerap macet khususnya di kota besar seperti Jakarta, bikin perhitungan servis berkala berdasarkan waktu pemakaian (time-based) menjadi paling relevan. Alasannya secara teori, jarak tempuh 10.000 km bisa diselesaikan kurang dari 6 bulan.

Faktanya, macet panjang di kota besar membuat target tersebut sulit tercapai. Padahal di situasi macet mesin mobil tetap bekerja, bahkan lebih berat akibat tak mendapat pendinginan yang memadai. Paling buruk, idle berkepanjangan membuat campuran bensin dan udara tidak ideal sehingga memicu pembakaran tidak sempurna.

Dampak dari Pembakaran yang Tidak Sempurna

Tumpukan karbon akibat pembakaran tak sempurna akan menempel di ruang bakar dan komponen bergerak sehingga membuat performa mesin menurun. Efek negatifnya, tenaga mesin turun dan konsumsi bensin meningkat. Efek buruk berikutnya adalah berkurangnya daya tahan komponen mesin yang saling bergesekan.

Selain itu, sisa pembakaran tak sempurna dapat menyusup ke dalam sistem sirkulasi oli mesin, merusak senyawa kimia oli, sehingga tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Ditambah pemaksaan mesin bekerja ekstra akibat performa turun, tinggal menunggu waktu sebelum akhirnya mesin mobil rontok.

Di waktu bersamaan, komponen lain juga bekerja keras melebihi batas normal. Seperti komponen rem, transmisi berikut oli transmisi, ban, cairan mobil, serta aki. Padahal jarak tempuh praktis tidak bertambah banyak.

Rekomendasi Interval Servis Berkala

Menimbang kondisi itu, Auto2000 merekomendasikan penggunaan waktu (time-based) untuk menghitung interval servis berkala, yaitu setiap 6 bulan sekali, khususnya buat mobilitas perkotaan. Tapi kalau ternyata jarak tempuh mobil sudah melewati 10.000 km padahal belum 6 bulan, sebaiknya segera servis berkala.

Ingat, jangan tunggu mencapai 6 bulan jika mobil mobil Anda masuk dalam kategori ‘high usage’. Banyak komponen kendaraan wajib dicek ulang untuk memastikan tak ada potensi rusak. Oli juga harus diganti secara berkala supaya tak kehilangan kemampuannya dalam melindungi mesin, termasuk cairan lain seperti radiator coolant dan brake fluid.

(lua/dry)



Sumber : oto.detik.com