Tag Archives: korban jiwa

Tak Boleh Eksploitasi Bali Atas Nama Pariwisata!



Denpasar

Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan Bali tidak boleh dieksploitasi atas nama pariwisata.

Hal itu disampaikan AHY dalam sambutannya pada acara Green Infrastructure Inisiative Waste Clean Up di Batu Lumbang Mangrove, Pemogan, Denpasar Selatan, Denpasar, Senin (13/10/2025).

“Semakin banyak pariwisata, semakin banyak wisatawan domestik maupun mancanegara akan menghadirkan ekonomi. Tapi pada saat yang sama, kita juga tidak boleh membiarkan terjadi eksploitasi terhadap Bali atas nama pariwisata,” kata AHY.


AHY melihat adanya anomali yang terjadi di Bali. Di sisi lain pertumbuhan penduduk, wisatawan, dan perekonomian yang meningkat, justru akan mengundang banyak masalah sebagai konsekuensi.

“Termasuk kalau sudah berlebihan, terjadi kemacetan, kepadatan yang membuat tidak nyaman. Jadi ini juga masalah utama yang perlu kita cari solusinya, termasuk dari aspek infrastruktur dasar,” beber dia.

AHY menyebut tata ruang di Bali banyak yang disalahgunakan. Akibatnya, menimbulkan bencana seperti banjir beberapa waktu lalu. Ia menegaskan tidak boleh terjadi lagi apalagi memakan korban jiwa.

“Harus kita perbaiki kondisi agar tata ruang kembali menjadi panglima dalam pembangunan,” sambung Ketum Partai Demokrat itu.

———

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Ini 2 Kunci yang Bikin Jumlah Pendaki Terjebak Darurat di Gunung Fuji Turun Drastis



Jakarta

Jumlah pendaki yang mengalami kejadian darurat saat mendaki Gunung Fuji dari sisi Prefektur Shizuoka tercatat menurun tajam pada musim pendakian 2025. Itu setelah pemerintah setempat menerapkan aturan ketat.

Melansir Kyodo News, Rabu (15/10/2025) sepanjang musim pendakian dari Juli hingga September 2025, sekitar 84.000 orang mendaki Gunung Fuji melalui jalur Shizuoka. Meski jumlahnya masih tinggi, hanya 36 pendaki yang membutuhkan bantuan penyelamatan.

Polisi setempat mencatat penurunan sebesar 44% dibanding tahun sebelumnya, tanpa adanya korban jiwa yang dilaporkan.


Angka tersebut turun signifikan dari tahun 2024 yang mencatat 64 kasus, termasuk enam pendaki yang meninggal dunia. Gunung Fuji, yang merupakan gunung tertinggi di Jepang dengan ketinggian 3.776 meter dan terletak di barat daya Tokyo, sempat menghadapi berbagai persoalan terkait keselamatan pendaki.

Salah satunya adalah fenomena pendaki nekat menempuh jalur menuju puncak semalaman tanpa mementingkan keselamatan. Banyak pendaki juga ditemukan mendaki dengan persiapan minim, berpakaian seadanya seperti mengenakan kaus, celana pendek, bahkan sandal.

Sebagai respons terhadap tren tersebut, Prefektur Shizuoka menggandakan biaya masuk menjadi 4.000 yen (Rp 420 ribu) pada musim ini. Selain itu, pendakian pada pukul 14.00 hingga 03.00 dini hari dilarang bagi yang tidak memiliki reservasi penginapan di pondok gunung.

Langkah serupa telah lebih dulu diterapkan di Prefektur Yamanashi yang mengelola salah satu dari empat rute resmi pendakian Gunung Fuji. Tiga rute lainnya berada di wilayah Shizuoka.

Upaya tersebut terbukti efektif dengan Yamanashi juga melaporkan penurunan signifikan dalam jumlah penyelamatan pendaki sejak kebijakan diberlakukan tahun lalu. Namun demikian, kecelakaan tetap terjadi di luar musim resmi pendakian.

Menurut otoritas setempat, banyak kasus melibatkan wisatawan asing yang datang saat jalur pendakian ditutup, maupun penduduk lokal yang mendaki secara impulsif tanpa persiapan matang. Pada Juni 2024, tiga pria asal Jepang berusia antara 30 hingga 50 tahun ditemukan tewas di dekat kawah.

Sementara itu, seorang warga negara Amerika berusia 60-an berhasil diselamatkan setelah mengalami hipotermia saat Gunung Fuji masih ditutup.

Kasus lain terjadi pada April 2025, ketika seorang mahasiswa asal China harus dievakuasi menggunakan helikopter setelah jatuh sakit di dekat puncak. Empat hari kemudian, ia kembali harus diselamatkan karena kesehatannya menurun saat mencoba naik lagi untuk mengambil ponselnya yang tertinggal.

Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Prefektur Shizuoka tengah mempertimbangkan untuk mengenakan denda serta biaya evakuasi helikopter bagi pendaki yang dinilai melakukan pendakian secara gegabah.

(upd/fem)



Sumber : travel.detik.com