Tag Archives: kulon progo

Wisata Dadakan di Kulon Progo, Lihat Atraksi Layangan Naga



Kulon Progo

Area persawahan di Galur, Kulon Progo, kini jadi destinasi wisata baru. Warga atau traveler bisa menikmati kuliner lokal sambil menyaksikan atraksi layangan naga setiap akhir pekan.

Lokasi persawahan ini berdekatan dengan calon jembatan baru Pandansimo. Spot baru ini terletak di sisi barat Jembatan Pandansimo atau masuk wilayah Banaran, Galur, Kulon Progo. Setiap akhir pekan, area persawahan yang dibelah oleh Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) ini mendadak ramai jadi mirip seperti pasar tumpah.

Terdapat lebih dari 50 lapak UMKM yang berjejer rapi di sepanjang jalur tersebut. Mereka menawarkan pelbagai kuliner murah meriah, seperti sempol, jus, es teh, dan sebagainya.


Sembari menikmati jajanan, pengunjung bisa menyaksikan atraksi layangan naga yang diterbangkan oleh warga sekitar. Ukuran layangan bervariasi, mulai dari versi mini hingga yang paling besar dapat dilihat di sini.

“Di sini sekarang memang ramai terus, bahkan kemarin pas ada isu Jembatan Pandansimo mau dibuka untuk umum banyak yang berbondong-bondong ke sini, sampai jalannya macet,” ucap warga sekitar, Bendil, saat ditemui di lokasi.

Bendil mengatakan kehadiran calon jembatan baru Pandansimo menjadi salah satu alasan kenapa lokasi ini bisa ramai. Menurutnya banyak masyarakat dari luar Galur yang penasaran dengan kondisi terkini jembatan itu.

“Daya tariknya jembatan Pandansimo ini memang kuat, banyak yang pengin lihat kondisinya, karena penasaran sama desain jembatan yang memang terlihat bagus itu,” ujarnya.

Hal itu pula yang membuat banyak pelaku UMKM tertarik membuka lapak dagangan di sini. Termasuk halnya Bendil yang sejak sepekan terakhir bikin kedai yang menawarkan es inovasi bernama Es Kobar. Minuman ini terbuat dari campuran kelapa muda, potongan buah nangka, gula jawa cair, kolang kaling, cincau dan creamer kental manis. Rasanya manis dan ada sedikit sensasi gurih.

Artikel ini sudah tayang di detikJogja. Klik di sini untuk membaca selengkapnya.

(rih/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Penampakan Sawah Seribu Bendera di Kulon Progo



Kulon Progo

Menyambut HUT RI ke-80, warga Kulon Progo mengibarkan seribu bendera sang merah putih di area persawahan. Sawah Seribu Bendera itu pun menyita perhatian warga.

Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk memeriahkan hari ulang tahun kemerdekaan ke-80 RI. Salah satunya menciptakan Sawah seribu bendera di Kulon Progo.

Area persawahan yang dipenuhi dengan ribuan bendera merah putih itu terletak di Dusun Dobangsan, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kulon Progo.


Julukan ini muncul karena banyaknya bendera merah putih yang berkibar di lokasi tersebut. Bendera itu terpasang rapi di sepanjang jalan kampung yang membelah persawahan dari Jalan Pahlawan menuju permukiman penduduk Dobangsan.

Saat melintasi jalan sepanjang 500 meter ini menggunakan kendaraan bermotor, kita seakan berada di dalam lorong yang sekelilingnya terbungkus warna merah dan putih.

Ilusi ini terjadi karena pemasangan bendera berdekatan dengan jarak antar tiang kurang dari 1,5 meter. Hal ini membuat area persawahan Dobangsan jadi daya tarik wisata baru.

Setiap sore hari, area persawahan ini ramai dikunjungi oleh masyarakat yang ingin mengabadikan gambar. Mereka asyik foto-foto dengan latar Sawah Seribu Bendera.

Suasana area sawah yang terpasang ribuan bendera merah putih di Dobangsan, Giripeni, Wates, Kulon Progo, Kamis (7/8/2025)Sawah Seribu Bendera di Kulon Progo Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Dukuh Dobangsan, Teguh Supriyono, mengatakan pemasangan bendera di area persawahan Dobangsan merupakan program rutin yang diinisiasi oleh warganya sendiri. Program yang diberi nama memasang 1.000 bendera ini sudah dilakukan sejak awal Agustus 2025 lalu.

“Untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 80 di Dobangsan, rutinitas tiap tahun itu ada program memasang 1.000 bendera, utamanya di jalan turi (lokasi pemasangan bendera),” ucapnya saat ditemui wartawan di lokasi, Kamis (7/8).

Tujuan Membuat Sawah Seribu Bendera

Teguh mengatakan program 1.000 bendera di Dobangsan bertujuan untuk mengenang jasa pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Di samping itu juga jadi ajang penguat nasionalisme dan solidaritas antarwarga.

“Tujuan pertama buat mengenang jasa pahlawan yang telah membela dan membuat bangsa Indonesia merdeka. Sekaligus menanamkan cinta nasionalisme kepada semua warga yang ada di Dobangsan. Dengan menanamkan rasa nasionalisme itu nantinya untuk kegotongroyongan dan kerukunan warga di Dobangsan terjaga, jadi program apa pun yang akan dilakukan di Dobangsan warga akan mendukung,” ujarnya.

Teguh mengatakan anggaran pemasangan 1.000 bendera mencapai lebih dari Rp 5 juta. Uang tersebut diperoleh dari swadaya masyarakat dan iuran rutin setiap RT.

“Anggarannya dari swadaya masyarakat. Jadi setiap tahunnya di Dobangsan, per RT menyetorkan uang. Kemudian untuk bendera dan lain-lainnya itu bisa sampai Rp 5-7 jutaan. Sedangkan bambu swadaya dari warga,” jelasnya.

Selain memasang bendera, warga Dobangsan khususnya yang tinggal di wilayah RT 20 juga punya kreativitas lain untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI tahun ini. Mereka memasang sejumlah maskot bergambar tokoh pahlawan di sepanjang jalan kampung.

“Kalau di sepanjang jalan RT 20 sudah terpasang 100 bendera disertai dengan tokoh-tokoh pahlawan yang telah berjuang menegakkan kemerdekaan RI, ada Sukarno, Hatta, Imam Bonjol yang dipasang di sepanjang jalan,” ucap Ketua RT 20 Dobangsan, Ariyanton.

Ariyanton berharap kegiatan ini bisa memacu jiwa nasionalisme masyarakat terutama bagi warga Dobangsan. Di samping itu juga jadi media pemersatu warga karena proses pemasangannya dilakukan secara gotong royong.

“Dengan cara ini kami ingin agar jiwa nasionalisme warga semakin kuat sehingga momen kemerdekaan bisa benar-benar terasa,” ujarnya.

——–

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Jembatan Pandansimo, Ikon Wisata Baru Jogja Siap Menyambut Traveler



Kulon Progo

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) punya ikon wisata baru, jembatan Pandansimo yang menghubungkan Kulon Progo dengan Bantul. Uji coba jembatan dilangsungkan Senin (29/9/2025). Pembukaan jembatan dilakukan dari sisi barat atau masuk wilayah Kulon Progo.

Sebagai informasi, jembatan Pandansimo jadi akses vital penghubung Kulon Progo-Bantul lewat jalur jalan lintas selatan atau JJLS. Jembatan ini jadi yang terpanjang di DIY dengan total mencapai 1,9 km.

Jembatan ini juga jadi ikon wisata karena dirancang dengan ornamen budaya lokal seperti gunungan pewayangan dan motif batik.


“Ya untuk pembukaan besok dilakukan dari sisi barat atau Kulon Progo, selanjutnya dari sisi timur atau wilayah Bantul,” ucap Kasatlantas Polres Kulon Progo, AKP Priya Tri Handaya, saat dimintai konfirmasi wartawan, Minggu (28/9/2025).

Priya mengatakan proses uji coba tersebut berlangsung hingga Sabtu (4/10/2025). Waktu uji coba pada Senin mulai pukul 09.00-18.00 WIB. Adapun waktu uji coba pada Selasa sampai Sabtu yaitu pukul 06.00-18.00 WIB.

Jembatan Pandansimo Bantul. Foto diunggah Selasa (2/9/2025).Jembatan Pandansimo Bantul. Foto diunggah Selasa (2/9/2025). Foto: dok. Pemkab Bantul

“Selama proses uji coba akan dilakukan patroli oleh petugas di lapangan. Hasil uji coba ini juga jadi bahan evaluasi sebelum akhirnya jembatan bisa difungsikan penuh,” ujarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo, Didik Wijanarto mengatakan uji coba berlaku untuk dua jalur jembatan Pandansimo. Dalam uji coba tersebut juga dilakukan pemasangan banner larangan berjualan demi keselamatan bersama.

“Ya nanti juga ada pemasangan banner di Plaza jembatan, yang intinya melarang aktivitas berjualan di sekitar situ,” ucapnya.

Artikel ini sudah tayang di detikJogja, baca selengkapnya di sini.

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Ada Kampung Alien di Kulon Progo, Dijaga Patung Alien 3 Meter!



Kulon Progo

Di Kulon Progo, ada satu tempat wisata yang disebut Kampung Alien. Diresmikan sejak 2023, traveler bisa belajar soal dunia antariksa di sini.

Kampung Alien terletak di tengah permukiman penduduk wilayah Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo. Dari pusat Kota Jogja, jarak yang ditempuh untuk bisa sampai ke sini berkisar 20 km atau setengah jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.

Sesampainya di Kampung Alien, traveler akan disambut oleh dua patung alien yang tingginya mencapai lebih dari 3 meter. Selain itu, juga ada replika pelatihan simulasi hidup di Planet Mars dengan bentuk bulat menyerupai bola sepak dan empat tiang penyangga sebagai kakinya.


Kampung Alien didirikan sebagai wahana untuk siapapun yang ingin belajar tentang dunia astronomi. Mulai dari komunitas pegiat antariksa, ilmuwan, hingga pelajar dapat mengakses tempat ini untuk keperluan pendidikan.

Di momen-momen tertentu, Kampung Alien juga jadi lokasi untuk mengamati fenomena alam seperti gerhana bulan sampai pergerakan rasi bintang. Bisa juga untuk mengamati benda-benda langit, termasuk unidentified flying object atau biasa disebut UFO.

Pendiri Indonesia Space Science Society (ISSS) sekaligus penggagas Kampung Alien, Venzha Christ, mengatakan sejak pertama kali beroperasi dua tahun lalu, Kampung Alien sudah banyak melakukan berbagai kegiatan yang bersinggungan dengan dunia astronomi.

Salah satunya kehadiran progam bernama Space Science Club atau kelas astronomi gratis bagi warga dan pelajar di wilayah Nanggulan.

“Nah 2024 bertepatan dengan Festival UFO, kita menginisiasi untuk mengundang semua kepala sekolah yang ada di Nanggulan dari SMP-SMA untuk datang memperkenalkan diri, terus dibuat kegiatan-kegiatan masyarakat, pelajaran atau mengambil kolaborasi, misalnya pendidikan tentang astronomi gratis, atau kelas astronomi gratis yang namanya Space Science Club,” ucap Venzha lewat sambungan telepon, Rabu (8/10/2025).

Kampung Alien di Nanggulan, Kulon Progo. Foto diunggah Senin (24/7/2023).Kampung Alien di Nanggulan, Kulon Progo Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Space Science Club ini bertujuan untuk memperkenalkan ilmu astronomi dan sains antariksa kepada masyarakat luas, serta menghadirkan kesadaran kosmologis sebagai manusia yang hidup dan tinggal di Planet Bumi agar selalu peduli tentang alam dan lingkungannya.

Salah satu contoh program yang dilakukan adalah lokakarya tentang Space Food dan Space Farming untuk anak-anak. Para pengunjung biasa datang ke sini buat ikut workshop maupun proyek khusus yang berkaitan dengan hal tersebut.

Kampung Alien juga jadi tempat berkumpulnya pegiat ilmu astronomi yang tak hanya berasal dari Indonesia tapi juga mancanegara.

“Kemudian ada beberapa tamu dari luar Indonesia juga yang mengadakan project di sana, terus selama setahun terakhir ini juga ada beberapa kegiatan astronomi, UFO camp, terus ada workshop, pameran, ya lumayan banyak,” ujarnya.

Aneka Fasilitas di Kampung Alien

Venzha mengatakan kian banyaknya kegiatan membuat fasilitas di Kampung Alien terus ditambah. Penambahan paling kentara yaitu kehadiran area kemping, fasilitas ruang menginap, patung alien baru dan replika wahana untuk simulasi hidup di Mars.

“Ada, yaitu ada tempat untuk camping, terus ada rumah yang sudah kita bangun untuk residensi jadi orang bisa menginap di situ, terus ada penambahan alien jadi 2. Terus ada prototipe V-Mars namanya (analog pelatihan simulasi hidup),” ucapnya.

Soal replika VMARS, singkatan dari v.u.f.o.c Mars Analogue Research Station, Venzha menyebut jika itu tidak hanya sebatas hiasan semata. Nantinya replika ini jadi wadah simulasi hidup di Mars.

Penampakan Kampung Alien Kulon Progo dilihat dari dalam, Rabu (8/10/2025).Penampakan Kampung Alien Kulon Progo Foto: dok. Pengelola Kampung Alien

“Nanti itu bisa ditempati, jadi simulasi hidup di Planet Mars, tapi sekarang masih bertahap, untuk sementara baru luarnya yang dibangun. Terus nanti kita akan membangun dalamnya, terus nanti bisa buat kelas-kelas untuk masyarakat,” ujarnya.

Venzha mengatakan Kampung Alien akan terus dikembangkan tidak hanya sebatas wadah belajar astronomi, tapi juga ke hal-hal lain yang bermanfaat untuk wilayah Nanggulan.

“Harapannya supaya environment atau ekosistem yang ada di Nanggulan bisa tergabung dan semua itu bisa terhubung. Karena kesan sekarang masih sendiri-sendiri, ada wisata sawah mlaku dewe, angkringan mlaku dewe, kafe mlaku dewe, vila mlaku dewe, jadi masih belum terasa ekosistemnya supaya daerah Nanggulan bisa jadi semacam bukan sebatas daerah dodolan. Ini bisa ada ruang ruang publik, ruang komunitas yang aware juga terhadap perkembangan pendidikan, khususnya seni dan teknologi,” harapnya.

——–

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com