Tag Archives: lereng

Bapak-bapak Merapat, Saatnya Main Mobil RC Offroad di Lereng Bromo



Probolinggo

Buat bapak-bapak dan juga anak-anak, saatnya main mobil-mobilan remote control offroad di lereng gunung Bromo.

Jika biasanya offroader menggunakan mobil sungguhan, lain halnya dengan komunitas RC Adventure Probolinggo. Mereka justru menjelajah hutan, tebing, hingga sungai di lereng Bromo menggunakan mobil offroad remote control (RC).

Belasan mobil mini offroad terlihat berjajar di area Mata Air Tirto Ageng, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo. Sekilas, mobil-mobil ini tampak seperti aslinya, lengkap dengan ban besar, bodi tangguh, hingga aksesori pendukung seperti sekop, jeriken, tali, hingga tenda mini untuk simulasi kemping.


Beberapa unit bahkan dilengkapi stiker, lampu kabut, dan detail yang mirip mobil sungguhan. Setelah persiapan, para anggota komunitas langsung mengendalikan mobil RC mereka melintasi hutan, bebatuan terjal, hingga jalur sungai yang berlumpur.

Diperlukan ketangkasan dan konsentrasi tinggi agar mobil tidak terjebak di lumpur atau terseret arus sungai. Meski terkesan seperti mainan anak-anak, hobi ini justru mendapat dukungan penuh dari keluarga.

“Awalnya saya tidak tahu kalau suami suka main mobil remote. Tapi ternyata lebih baik hobi ini daripada yang lain. Mobilnya juga dirawat dengan serius dan awet dipakai, dari pada pelihara hewan yang rentan mati dan sulit merawatnya,” ujar Halimatus Sakdiyah, istri salah satu anggota.

Harga mobil RC offroad ini bervariasi, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 15 juta. Namun, jika sudah dimodifikasi sesuai selera, nilainya bisa menembus puluhan juta rupiah. Tak heran jika hobi ini disebut sebagai permainan yang ‘mahal’, tetapi tetap menyenangkan.

Komunitas RC Adventure Probolinggo sendiri baru terbentuk sekitar tiga bulan lalu dan kini sudah memiliki lebih dari 20 anggota. Mereka rutin berkumpul sebulan sekali dengan membawa keluarga.

“Kalau main sendirian memang terasa sepi. Makanya kami bikin komunitas lewat media sosial, ternyata banyak yang tertarik. Anggota ada yang pakai mobil standar harga ratusan ribu, ada juga yang puluhan juta setelah modifikasi,” jelas Alfian Reza, Ketua RC Adventure Probolinggo.

Bagi yang tertarik, komunitas ini tidak hanya menjadi tempat nostalgia bermain mobil-mobilan di masa kecil, tetapi juga ajang silaturahmi dan petualangan seru menaklukkan alam lereng Bromo.

———

Artikel ini telah naik di detikJatim.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

10 Gunung Tertinggi di Dunia, Nomor 1 Everest atau Bukan?


Jakarta

Sering menjadi perdebatan kalau gunung tertinggi di dunia bukanlah puncak Everest, karena terdapat gunung lain yang lebih tinggi dibanding Everest. Namun, nyatanya takhta Everest sebagai gunung tertinggi di dunia belum terbantahkan.

Everest memiliki ketinggian 8.849 meter. Meski begitu, jika dihitung dari dasar gunung, ada gunung lain yang lebih tinggi, seperti Mauna Kea di Hawaii yang mencapai 10.210 meter.

Artikel ini akan membahas 10 gunung tertinggi dunia versi WorldAtlas. Cek selengkapnya!


10 Gunung Tertinggi di Dunia

1. Gunung Everest – 8.849 Meter (Nepal/Tibet – Cina)

Gunung Everest, yang dikenal sebagai “Chomolungma” di Tibet dan “Sagarmatha” di Nepal, adalah puncak tertinggi di dunia. Terletak di perbatasan Nepal dan Tibet, gunung ini pertama kali didaki pada 29 Mei 1953 oleh Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay. Pendakian Everest menjadi simbol pencapaian manusia dalam menaklukkan alam.

2. K2 (Godwin-Austen) – 8.611 Meter (Pakistan/Cina)

K2, yang dijuluki “Savage Mountain”, adalah gunung kedua tertinggi di dunia. Terletak di Pegunungan Karakoram, Pakistan, K2 terkenal karena medan pendakiannya yang ekstrem dan tingkat kesulitan yang tinggi. Pendakian pertama berhasil dilakukan pada 31 Juli 1954 oleh tim Italia yang dipimpin oleh Lino Lacedelli dan Achille Compagnoni.

3. Kangchenjunga – 8.586 Meter (Nepal/India)

Kangchenjunga, yang berarti “Lima Harta Emas Salju”, adalah gunung tertinggi ketiga di dunia. Terletak di perbatasan Nepal dan India, gunung ini memiliki puncak yang dianggap suci oleh penduduk lokal. Pendakian pertama berhasil dilakukan pada 25 Mei 1955 oleh Joe Brown dan George Band dari Inggris.

4. Lhotse – 8.516 Meter (Nepal/Tibet – Cina)

Lhotse, yang berarti “Saudara Everest”, terletak sangat dekat dengan Gunung Everest. Puncaknya pertama kali didaki pada 18 Mei 1956 oleh Ernst Reiss dan Fritz Luchsinger dari Swiss. Lhotse memiliki jalur pendakian yang lebih teknis dan curam dibandingkan Everest, menjadikannya tantangan tersendiri bagi para pendaki.

5. Makalu – 8.485 Meter (Nepal/Tibet – Cina)

Makalu memiliki puncak berbentuk piramida tajam. Pendakian pertama berhasil dilakukan pada 15 Mei 1955 oleh Lionel Terray dan Jean Couzy dari Prancis. Medannya yang curam dan cuaca ekstrem membuatnya sangat sulit didaki.

6. Cho Oyu – 8.188 Meter (Nepal/Tibet – Cina)

Cho Oyu dikenal sebagai salah satu gunung 8.000-an meter yang relatif lebih mudah didaki. Pendakian pertama dilakukan pada 19 Oktober 1954 oleh tim Austria yang dipimpin oleh Herbert Tichy. Gunung ini menjadi pilihan populer bagi pendaki yang ingin menguji kemampuan mereka di ketinggian ekstrim.

7. Dhaulagiri I – 8.167 Meter (Nepal)

Dhaulagiri berarti “Gunung Putih” dalam bahasa Sansekerta. Terletak di Nepal tengah, gunung ini pertama kali didaki pada 13 Mei 1960 oleh tim Swiss. Medannya yang curam dan suhu ekstrem membuatnya menjadi tantangan besar bagi para pendaki.

8. Manaslu – 8.163 Meter (Nepal)

Manaslu, yang berarti “Gunung Jiwa” dalam bahasa Sansekerta, terletak di Nepal bagian barat. Pendakian pertama dilakukan pada 9 Mei 1956 oleh tim Jepang. Gunung ini dikenal karena jalur pendakiannya yang panjang dan medan yang menantang.

9. Nanga Parbat – 8.126 Meter (Pakistan)

Nanga Parbat, yang berarti “Gunung Pembunuh”, terletak di barat daya Pegunungan Himalaya, Pakistan. Pendakian pertama berhasil dilakukan pada 3 Juli 1953 oleh Hermann Buhl dari Austria. Medannya yang ekstrem dan cuaca yang tidak menentu membuatnya menjadi salah satu gunung paling berbahaya untuk didaki.

10. Annapurna I – 8.091 Meter (Nepal)

Annapurna I terkenal memiliki tingkat kematian pendaki tertinggi di dunia. Pendakian pertama dilakukan pada 3 Juni 1950 oleh tim Prancis yang dipimpin oleh Maurice Herzog. Gunung ini dikenal karena jalurnya yang penuh risiko, dengan lereng curam, gletser, dan cuaca ekstrem yang sulit diprediksi.

Dikutip dari Britannica dan USGS meski Everest nomor satu dari permukaan laut, ada gunung lain yang lebih tinggi jika dihitung dari dasar gunung:

  • Mauna Kea (Hawaii): 4.205 m di atas permukaan laut, tapi total dari dasar laut hingga puncak mencapai 10.210 m.
  • Mauna Loa (Hawaii): 4.170 m di atas permukaan laut, tapi dari dasar laut tinggi totalnya 9.170 m.

Jadi, apabila diukur dari permukaan laut, Everest nomor satu tertinggi. Sedangkan jika diukur dari dasar gunung maka Mauna Kea bisa menyalip.

Itulah daftar 10 gunung tertinggi di dunia jika diukur dari permukaan laut. Semoga bermanfaat ya detikers!

Penulis adalah peserta program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama di detikcom.

(nah/nah)



Sumber : www.detik.com

Mencekam, 1.000 Wisatawan Terjebak Badai Salju di Gunung Everest



Jakarta

Sekitar 1.000 turis dilaporkan terjebak di lereng timur Gunung Everest di wilayah Tibet akibat hujan salju lebat. Upaya penyelamatan sulit dilakukan.

Dikutip dari antara yang melansir Sanxiang Dushibao, Senin (6/10/2025), badai salju itu melanda kawasan lereng timur Everest pada Sabtu (4/10). Badai itu dinilai sebagai badai salju terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Saat badai menerpa, jarak pandang menurun drastis hingga kurang dari satu meter.

Para turis yang berada di Everest Base Camp terjebak akibat jalanan yang licin karena es dan terpaksa berlindung di dalam tenda. Di beberapa wilayah disebutkan bahwa salju begitu tebal hingga tenda-tenda tertimbun seluruhnya dan yak yang membawa barang tidak dapat bergerak.


Surat kabar China tersebut juga melaporkan bahwa beberapa turis berhasil menyelamatkan diri dari cuaca buruk tersebut secara mandiri. Namun, sekitar 1.000 orang diperkirakan masih terjebak di gunung dan membutuhkan bantuan. Beberapa di antaranya mengalami hipotermia dan berada dalam kondisi serius.

Tim penyelamat lokal, warga desa, dan pemandu profesional sedang dalam perjalanan menuju kamp, tetapi gangguan komunikasi dan salju tebal membuat upaya penyelamatan sangat sulit.

Para penyelamat dan warga setempat menggunakan alat berat untuk membersihkan salju guna mencapai kamp, yang terletak di ketinggian 4.900 meter di atas permukaan laut.

Pihak berwenang setempat mengimbau siapa pun yang berencana mengunjungi wilayah tersebut dalam waktu dekat, agar menunda perjalanan dan memantau pengumuman resmi.

Gunung Everest atau Chomolungma merupakan bagian dari Pegunungan Himalaya dan terletak di perbatasan antara China dan Nepal. Everest adalah gunung tertinggi di dunia, dengan ketinggian 8.849 meter di atas permukaan laut.

Gunung itu pertama kali didaki pada tahun 1953. Sebanyak 13.764 turis asing mengunjungi Everest dari sisi China pada 2024, menurut otoritas China.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

500 Pendaki Terjebak Badai di Gunung Everest Berhasil Dievakuasi



Jakarta

Pemerintah China berhasil mengevakuasi 580 pendaki dari lereng timur Gunung Everest. Mereka sempat terjebak badai salju besar.

Dikutip dari Antara yang melansir Xinhua, Rabu (8/10/2025), para pendaki dan lebih dari 300 personel, termasuk pemandu lokal dan penggembala yak, telah tiba dengan selamat di Kota Qudeng dan wilayah sekitarnya.

Pada Minggu (5/10), media lokal sebelumnya melaporkan sedikitnya satu pendaki tewas dan hampir 1.000 orang terjebak akibat badai salju mendadak yang melanda wilayah Tibet dan Qinghai akhir pekan lalu. Badai tersebut menyebabkan akses jalan tertutup dan sejumlah tenda roboh.


Hujan salju lebat melanda wilayah Dingri pada Sabtu malam, mempengaruhi para pendaki di jalur pendakian sekitar Qudeng. Menanggapi situasi itu, pemerintah Kabupaten Dingri segera mengerahkan tim darurat untuk memulihkan komunikasi serta melaksanakan operasi penyelamatan di area terdampak.

Pada Minggu, pihak berwenang di Kabupaten Dingri mengumumkan penutupan sementara beberapa lokasi wisata, termasuk kawasan wisata Gunung Qomolangma (Gunung Everest dalam bahasa Tibet), karena kondisi cuaca ekstrem.

Saat itu, tim penyelamat dikerahkan ke lereng terpencil Gunung Everest di Tibet, tempat ratusan pendaki terjebak badai salju di sisi timur gunung, lapor media pemerintah China. Ratusan warga desa setempat dan tim penyelamat telah dikerahkan untuk membersihkan salju yang menghalangi akses ke daerah yang terletak di ketinggian lebih dari 4.900 meter itu.

“Cuaca saat itu sangat basah dan dingin sehingga hipotermia menjadi risiko nyata,” kata Chen Geshuang, salah satu pendaki yang mencapai Qudang, kepada Reuters.

“Cuaca tahun ini tidak normal. Pemandu wisata berkomentar bahwa ia belum pernah mengalami cuaca seperti ini di bulan Oktober sebelumnya. Dan itu terjadi begitu tiba-tiba,” ujar dia.

(fem/row)



Sumber : travel.detik.com

Semua Pendaki yang Terjebak di Gunung Everest Telah Dievakuasi



Jakarta

Sejak akhir pekan lalu, para penyelamat berjibaku mengevakuasi ratusan pendaki dan warga yang terjebak badai salju di Gunung Everest. Saat ini semuanya telah berhasil dievakuasi di Tibet.

Semua pendaki, termasuk ratusan pemandu dan penggembala telah berhasil dievakuasi ke tempat aman pada tanggal 7 Oktober. Dilansir dari Reuters, Rabu (8/10/2025) kabar ini mengakhiri salah satu operasi pencarian dan penyelamatan terbesar di wilayah tersebut.

Sebelumnya dilaporkan sebanyak 580 pendaki berserta lebih dari 380 pemandu, penggembala dan lainnya dievakuasi penyelamat sejak tanggal 5 Oktober. Salju lebat yang turun sepanjang 4 Oktober di Lembah Karma, membuat pergerakan semua pendaki terhenti.


Sanxiang Dushibao memberitakan badai salju itu melanda kawasan lereng timur Everest pada Sabtu (4/10). Badai itu dinilai sebagai badai salju terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Saat badai menerpa, jarak pandang menurun drastis hingga kurang dari satu meter.

Para turis yang berada di Everest Base Camp terjebak akibat jalanan yang licin karena es dan terpaksa berlindung di dalam tenda. Di beberapa wilayah disebutkan bahwa salju begitu tebal hingga tenda-tenda tertimbun seluruhnya dan yak yang membawa barang tidak dapat bergerak.

Media China tersebut juga melaporkan bahwa beberapa turis berhasil menyelamatkan diri dari cuaca buruk tersebut secara mandiri. Namun, sekitar 1.000 orang diperkirakan masih terjebak di gunung dan membutuhkan bantuan. Beberapa di antaranya mengalami hipotermia dan berada dalam kondisi serius.

Tim penyelamat lokal, warga desa, dan pemandu profesional mencoba melakukan penyelamatan, tetapi gangguan komunikasi dan salju tebal membuat upaya penyelamatan sangat sulit. Lalu para penyelamat dan warga setempat menggunakan alat berat untuk membersihkan salju guna mencapai kamp, yang terletak di ketinggian 4.900 meter di atas permukaan laut.

Pada hari Minggu, tim penyelamat telah memandu sekitar 350 pendaki ke tempat yang aman. Dan sekitar 200 pendaki yang tersisa diperkirakan akan mencapai tempat yang aman pada hari Selasa.

Kawasan Everest masih ditutup sementara untuk umum, lapor Xinhua, termasuk lembah Karma dan Rongshar, serta Cho Oyu.

Hujan salju lebat selama akhir pekan lalu juga berdampak pada ratusan pendaki di wilayah lain di Tiongkok barat, termasuk Xinjiang, Qinghai, dan Gansu. Setidaknya satu orang meninggal dunia akibat kombinasi hipotermia dan penyakit gunung akut.

(sym/row)



Sumber : travel.detik.com

Cerita Rakyat dan Transportasi Umum Menuju Gunung Sindoro

Temanggung

Siapa yang tidak mengenal Gunung Sindoro, gunung api berstatus strato aktif dengan ketinggian 3.153 meter di atas permukaan laut yang terletak diantara dua perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah.

Gunung Sindoro sendiri memiliki karakter jalur pendakian yang terkenal cukup menantang namun ramah bagi pendaki pemula. Pemandangan yang menakjubkan membuat para pendaki ingin mengunjunginya.

Selain itu, Gunung Sindoro juga memiliki beberapa mitos yang perlu kalian ketahui. Antara lain, cerita masyarakat tentang kabut hitam, Kerajaan Mataram, dan lain lain.


1. Kabut Hitam

Dari cerita masyarakat dan pendaki kabut hitam kadang dijumpai dan menjadi kewaspadaan untuk para pendaki. Karena kabut tersebut bisa membuat pendaki kehilangan arah dengan batas pandangan yang gelap.

2. Kerajaan Mataram

Dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun, peninggalan artefak kuno peninggalan kerajaan Mataram kuno yang terkubur ditemukan di lereng Gunung Sindoro, dan disebut Situs Liyangan karena ditemukan di Dusun Liyangan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung. Konon bangunan bangunan tersebut terkubur akibat letusan Gunung Sindoro pada abad ke 11.

Setelah sedikit belajar tentang mitos dan sejarah Gunung Sindoro, kali ini kita akan membahas bagaimana tips transportasi dari Jakarta dan sekitarnya menuju Gunung Sindoro menggunakan transportasi angkutan umum bagi kalian yang ingin mendaki ke sana.

Transportasi Bus

Dari Terminal Kp. Rambutan Jakarta kalian bisa menggunakan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), banyak pilihan armada bus menuju Terminal Mendolo Wonosobo, tiket bus bervariasi diantara 150 – 350 ribu tergantung kalian ingin memilih bus tipe apa.

Sesampainya di Terminal Mendolo Wonosobo, kalian harus naik angkutan Mikro Bus tujuan Magelang dan turun di Basecamp Kledung Sindoro (Via Kledung) dengan tarif 15-20 ribu.

Transportasi Kereta Api

  • Dari Pasar Senen kalian bisa naik kereta tujuan Stasiun Purwokerto, ada banyak kereta yang bisa kalian pilih dengan tarif 67 – 500 ribu tergantung kelas kereta yang ingin kalian naiki. Jangan lupa untuk kelas ekonomi memesan tiket kereta dari jauh hari.
  • Sesampainya di Stasiun Purwokerto, kalian bisa menaiki bus tujuan Terminal Mendolo Wonosobo dengan tarif sekitar ±215 ribu.
  • Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan kalian akan sampai Terminal Mendolo dan harus melanjutkan naik bus mikro tujuan Magelang dengan tarif 15-20 ribu hingga base camp Sindoro via Kledung.

Estimasi Biaya dari Jakarta

– Base Camp Kledung Gunung Sindoro*

1.) Bus AKAP

• Jakarta – Terminal Wonosobo Rp 150.000,

• Terminal Wonosobo – Base Camp Kledung Rp 20.000,

Total Rp 170.000,- untuk sekali jalan.

2.) Kereta Api

• Stasiun Pasar Senen Jakarta – Stasiun Purwokerto Rp 67.000, (KA Serayu)

• Stasiun Purwokerto – Terminal Mendolo ± Rp 215.000,

• Terminal Mendolo – Base Camp Kledung Sindoro Rp 20.000.

Total Rp 302.000.

Estimasi biaya perjalanan dihitung dari ongkos rata-rata, tidak menjadi patokan karena bisa berbeda tergantung kebijakan perusahaan transportasi dan waktu keberangkatan. Dan jangan lupa pesan tiket keberangkatan jauh jauh hari.

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel. Anda bisa berbagi pengalaman perjalanan Anda melalui tautan ini.



Sumber : travel.detik.com