Tag Archives: little missmos

Keindahan Laut dan Kasih Sayang Ibu Disatukan Jadi Koleksi Busana Ibu-Anak

Jakarta

Keindahan laut yang beraneka ragam, kerap menjadi inspirasi bagi para desainer dan pelaku usaha fashion Tanah Air dalam menciptakan karya. Seperti Swistya Ardiana sebagai pemilik brand Little Missmos yang baru saja mengeluarkan koleksi yang terinspirasi dari laut.

Swistya membuat acara yang intim dan hangat lewat gathering peluncuran koleksi yang bertajuk The Tales of The Sea. Ia menceritakan kisah di balik koleksi teranyarnya tersebut.

“Koleksi Tales of The Sea by Little Missmos, berbicara tentang keindahan laut, seolah tanpa batas. Sama halnya dengan perasaan seorang ibu yang begitu indah terhadap anaknya. Perasaan yang bernama cinta,” kata wanita yang akrab disapa Tya itu ketika ditemui di Lorong Kopi, Jakarta Selatan.


Foto koleksi Tales of The Sea Intimate Gathering by Little MissmoFoto koleksi Tales of The Sea Intimate Gathering by Little Missmos. Foto: Dok. Little Missmos.

Brand lokal yang berasal dari Depok, Jawa Barat ini dikenal lewat koleksi ready-to-wear untuk ibu dan anak bernuansa pastel yang feminin. Tya menuturkan kedalaman laut sama dengan makna sebuah cinta.

“Cinta itu bisa jadi terlihat sederhana di permukaan, tetapi di dalamnya mengandung banyak lapisan dan emosi,” ujarnya.

Wanita yang berusia 39 tahun ini menjelaskan koleksi terbaru Little Misssmos sekaligus menjadi kisah jatuh-bangunnya berbisnis. Koleksi dirilis menjelang akhir tahun sehingga bisa menjadi inspirasi busana liburan.

“Ada juga ornamen laut di dalam koleksinya. Sengaja dibikin senyaman mungkin dan cuttingannya oke dipakai ibu dan anak-anak untuk liburan dan sehari-hari,” ungkp Tya.

Foto koleksi Tales of The Sea Intimate Gathering by Little MissmoFoto koleksi Tales of The Sea Intimate Gathering by Little Missmos. Foto: Dok. Little Missmos.

Tya mengucapkan peluncuran koleksi Tales of The Sea juga untuk memperingati Hari Ibu sedunia, pada 22 Desember 2024 mendatang. Menurutnya sosok ibu dan laut memiliki fungsi yang mirip.

“Seperti halnya ekosistem laut yang saling melindungi dan menjaga, seorang ibu berperan sebagai pelindung dan pengasuh bagi anaknya. Tema Tales of The Sea bisa merefleksikan cinta dan perhatian yang diberikan oleh seorang ibu,” jelas Tya.

Foto koleksi Tales of The Sea Intimate Gathering by Little MissmoFoto koleksi Tales of The Sea Intimate Gathering by Little Missmos. Foto: Dok. Little Missmos.

(gaf/eny)



Sumber : wolipop.detik.com

Kisah Wanita Sarjana Peternakan Sukses Bangun Brand Busana dan Hijab Anak

Jakarta

Siapa sangka, seorang hijabers lulusan Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran justru menemukan jalannya di dunia bisnis fashion muslim anak. Ia membuktikan bahwa keberanian untuk mulai bisa membuka jalan menuju kesuksesan.

Berawal dari kebutuhan sederhana, ia berani melangkah merintis bisnis meski dengan modal terbatas, hingga kini karyanya dikenal luas. Ialah Swistya Ardiana atau akrab disapa Tya yang awalnya tak menyangka akan terjun ke dunia fashion muslim anak.

Tya mulai merintis bisnis pada 2016, berawal dari keinginan sederhana untuk menyediakan busana dan hijab yang nyaman bagi anak-anaknya. Kala itu, ia melihat minimnya pilihan pakaian hijab yang kasual, dinamis, dan sesuai kebutuhan anak aktif.


Kisah inspiratif, hijabers bernama Swistya Ardiana ini sukses membangun bisnis baju muslim dan hijab anak.Kisah inspiratif, hijabers bernama Swistya Ardiana ini sukses membangun bisnis baju muslim dan hijab anak. Foto: Dok. pribadi Swistya Ardiana

“Sempat vakum 1,5 tahun karena merasa perlu mempelajari detail pola dan jahitan terlebih dahulu, lalu saya melanjutkan lagi sampai sekarang. Awalnya untuk memenuhi kebutuhan anak-anak saya yang ingin berjilbab sejak kecil. Bersekolah di sekolah Islam Terpadu, dan melihat aktivitas bundanya sehari-hari dengan hijab, membuat mereka ingin mulai berhijab,” ungkap Tya saat berbincang dengan Wolipop baru-baru ini di Senayan City, Jakarta Selatan.

Saat itu, Tya mengaku kesulitan menemukan daily outfit yang nyaman untuk anaknya. Dari keresahan itu, lahirlah brand yang kini ditekuninya, Little Missmos.

“Saya yakin ini adalah masalah banyak orangtua yang juga memiliki anak-anak yang mulai ingin berpakaian sopan dan berjilbab. Little Missmos hadir untuk mencoba menjawab solusi tersebut, dan Alhamdulillah saat itu sambutannya sangat baik,” jelas Tya.

Bermodalkan keberanian, sedikit bahan baku, dan semangat belajar, Tya mulai memproduksi dalam jumlah kecil, lalu memasarkan lewat media sosial. Modal awalnya berjualan hanya cukup untuk membeli beberapa bahan baku.

“Saya coba produksi dalam jumlah kecil dulu, lalu saya foto dan unggah di sosial media. Dari situ saya mulai belajar bagaimana mengatur keuntungan agar bisa terus berputar. Jadi, bagi saya modal awal bukan hanya soal uang, tapi juga soal keberanian untuk mulai dari kecil,” lanjut Tya.

Perjalanan Jatuh Bangun Bisnis

Kelas Modeling.id tampil perdana di Senayan City Fashion Nation dengan membawa tema Runaway Celebration.Brand Litlle Missmos tampil perdana di Fashion Nation, Senayan City. Foto: Dok. Kelas Modeling.id.

Tya mengaku awalnya memulai bisnis seorang diri. Saat brandnya perlahan tumbuh, dia kemudian merekrut tim tak sampai tiga orang.

“Sekarang jumlah karyawan sudah berkembang sesuai kebutuhan produksi, marketing, dan penjualan. Jadi, jumlah tim memang naik turun menyesuaikan kondisi, tapi yang pasti perlu tetap ditanamkan semangat untuk tumbuh bersama,” jelasnya.

Brand busana anak siap pakai, Little Missmos tampil perdana di Fashion Nation, Senayan City.Brand busana anak siap pakai, Little Missmos tampil perdana di Fashion Nation, Senayan City. Foto: Dok. Little Missmos.

Ia melihat peluang karena sesuai dengan target pasar yang ingin ditujunya. Seiring berjalannya waktu, Tya bertemu banyak teman di komunitas-komunitas yang membuatnya paham langkah demi langkah apa yang perlu ditempuh untuk membuat Little Missmos terus bertumbuh.

Perjalanan membangun Little Missmos tentu tidak selalu mulus. Tya menghadapi beragam tantangan. Namun, ia memilih untuk fokus mencari solusi satu per satu. Diskusi dengan komunitas bisnis, mentor, hingga tim internal menjadi kunci baginya untuk tetap adaptif dan menemukan jalan keluar di tengah ketidakpastian.

“Satu hal yang mungkin akhirnya saya sadari penuh, menjalankan sebuah bisnis dari nol dengan tujuan ingin terus bertumbuh adalah bahwa di setiap langkahnya berisi tantangan demi tantangan. Mulai dari gagal produksi saat cashflow sedang tidak baik-baik saja, tiba-tiba ditinggal karyawan saat kerjaan sedang banyak-banyaknya, produksi banyak tanpa perhitungan pasti yang akhirnya tidak diserap pasar, atau sebaliknya produksi sedikit ternyata permintaan sangat tinggi sehingga bagian produksi perlu mengejar kekurangan secepat mungkin, dan masih banyak hal-hal tidak terduga lainnya,” ungkap Tya.

Dalam menghadapi tantangan atau masalah, Tya memecahnya menjadi bagian-bagian kecil agar tidak kewalahan. Strategi ini membantunya lebih fokus menemukan solusi yang realistis dan terukur.

“Dengan memecah masalah besar menjadi langkah-langkah kecil, saya bisa fokus mencari solusi yang realistis. Tidak jarang saya berdiskusi dengan sesama pelaku bisnis, mentor, atau bahakan cukup dengan tim internal untuk mendapatkan banyak sudut pandang tentang masalah yang saya hadapi. Karena bisnis selalu berubah, saya belajar untuk adaptif. Kalau satu cara tidak berhasil, saya mencoba mencari cara lain,” terangnya.

Pandemi menurutnya menjadi salah satu ujian berat dalam menjalani bisnis. Penjualan brandnya sempat menurun drastis karena perubahan perilaku konsumen dan channel penjualan online yang berkembang pesat. Meski sempat hampir mati suri, Little Missmos bangkit kembali berkat momentum Lebaran.

“Ternyata bagaimanapun kondisi sosial distancing saat itu, lebaran tetap menjadi momen yang ditunggu oleh masyarakat Indonesia untuk membeli baju baru, penjualan Little Missmos kembali meningkat, dan kembali memililiki bahan bakar untuk berjalan lagi, sambil terus beradaptasi dengan chennel pernjualan online yang dinamis,” lanjutnya.

Dari situ, Tya belajar pentingnya menjaga keuangan sehat, fleksibel terhadap tren pasar, serta memperkuat hubungan dengan pelanggan agar bisnis tetap bertahan. Hingga kini, Tya konsisten memproduksi produk untuk busana dan hijab untuk anak. Selain itu, ia juga merambah produk khusus untuk wanita dewasa dengan brand swistya.label.

Fashion Show Perdana

Brand busana anak siap pakai, Little Missmos tampil perdana di Fashion Nation, Senayan City.Brand busana anak siap pakai, Little Missmos tampil perdana di Fashion Nation, Senayan City. Foto: Dok. Little Missmos.

Little Missmos tampil di panggung besar Fashion Nation Senayan City, event tahunan bergengsi yang kali ini berkolaborasi dengan Kelas Modeling. Dalam kesempatan spesial ini, Tya mempersembahkan koleksi terbarunya bertajuk “Pastel Parade”, sebuah rangkaian busana modest untuk anak-anak perempuan yang ingin tampil cantik, casual, nyaman, sekaligus sopan.

“Ini menjadi pengalaman pertama Little Missmos melakukan fashion show, dan langsung di panggung besar, rasanya luar biasa,” ujar Tya.

Koleksi Pastel Parade hadir untuk mematahkan stigma bahwa busana modest anak terasa ribet dan membatasi gerak. Dengan potongan yang lebih loose namun tetap rapi, ditambah sentuhan palet pastel yang lembut, setiap outfit memberi kesan ringan, ceria, dan membuat anak lebih percaya diri. Bagi Tya, koleksi ini bukan sekadar busana, melainkan selebrasi kecil untuk hari-hari penuh keceriaan anak-anak.

Brand busana anak siap pakai, Little Missmos tampil perdana di Fashion Nation, Senayan City.Brand busana anak siap pakai, Little Missmos tampil perdana di Fashion Nation, Senayan City. Foto: Dok. Little Missmos.

Brand busana anak siap pakai, Little Missmos tampil perdana di Fashion Nation, Senayan City. Foto: Dok. Little Missmos.

Meski persiapannya terbilang singkat, hanya sekitar satu bulan, Tya dan tim tetap optimis koleksi ini bisa menjadi jawaban kebutuhan fashion anak berjilbab yang sopan tapi tetap menyenangkan.

“Awalnya sempat gugup karena ini fashion show pertama kami, apalagi skalanya besar. Tapi Alhamdulillah tim Fashion Nation dan Kelas Modeling banyak membimbing, sehingga prosesnya terasa lebih mudah dijalani,” ungkapnya.

Dalam pagelaran ini, Little Missmos menampilkan tujuh koleksi, yang terdiri dari atasan, long dress, celana hingga rok. Inspirasi desainnya berangkat dari pengalaman pribadi Tya sebagai ibu yang sering kesulitan menemukan outfit sopan, nyaman, dan tetap fashionable untuk anak-anaknya. Dari situlah lahir ide menghadirkan pilihan modest fashion anak yang ringan dipakai, tapi tetap manis dan ceria.

Lewat koleksi ini, Tya berharap Little Missmos semakin dikenal luas, khususnya sebagai brand yang menghadirkan busana cantik, sopan, dan menyenangkan bagi anak-anak perempuan. “Semoga koleksi ini bisa membuat anak merasa bahagia dengan outfitnya, bebas bergerak, sekaligus tetap anggun,” harapnya.

(gaf/eny)



Sumber : wolipop.detik.com