Tag Archives: makanan tinggi lemak

5 Makanan Tinggi Lemak Jenuh, Batasi Konsumsinya!


Jakarta

Tanpa disadari, makanan tinggi lemak jenuh sering dikonsumsi sehari-hari. Kebiasaan ini perlu dikurangi karena memicu penyakit jantung dan obesitas.

Tubuh membutuhkan lemak untuk mendukung fungsi berbagai organ tubuh. Lemak juga berperan sebagai sumber energi, menjaga suhu tubuh tetap hangat, serta membantu penyerapan berbagai jenis vitamin dan mineral.

Namun, tidak semua lemak baik untuk kesehatan. Banyak juga lemak jahat berupa lemak jenuh yang bisa berdampak buruk.


Lemak jenuh umumnya berasal dari hewan. Sumbernya adalah makanan, seperti daging merah, daging unggas, produk olahan susu seperti mentega, keju, dan es krim.

Makanan-makanan tersebut mungkin sering dikonsumsi sehari-hari. Namun, jika berlebihan bisa memicu peningkatan kadar kolesterol jahat atau LDL dalam darah dan meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan.

Konsumsi terlalu banyak lemak jenuh juga telah dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan stroke tinggi.

Karenanya, direkomendasikan untuk membatasi asupan lemak jenuh. Sebagai alternatif, kamu bisa mengonsumsi sumber lemak tidak jenuh yang terkenal menyehatkan.

Melansir health.com (30/04/2025), berikut makanan sumber lemak jenuh yang perlu dibatasi konsumsinya:

1. Produk olahan susu tinggi lemak

5 Produk Olahan Susu Ini Cocok Dikonsumsi saat DietProduk olahan susu merupakan salah satu yang mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi. Foto: Getty Images/alvarez

Produk olahan susu, seperti mentega, keju cheddar, dan keju parmesan mengandung kadar lemak jenuh bervariasi.

Misalnya susu yang mengandung kurang dari 2% lemak jenuh, sedangkan mentega mengandung sekitar 45%. Keju cheddar mengandung 19% dan yogurt mengandung lebih dari 2% lemak jenuh.

Produk olahan susu juga mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.

Dengan nominal tersebut, sebaiknya mengatur asupan lemak jenuh dengan menghindari produk olahan susu.

Sebagai alternatif, bisa pilih produk olahan susu yang rendah lemak atau bebas lemak.

2. Daging merah dan olahan

Smoked beef untuk nasi goreng.Daging olahan seperti smoked beef juga mengandung lemak jenuh. Foto: iStockphoto

Daging merah dan daging olahan, seperti sosis atau bacon juga lebih banyak mengandung lemak jenuh daripada daging unggas dan ikan.

Misalnya, daging sapi rib eye seberat 100 gram mengandung 8 gram lemak jenuh. Daging sapi giling dengan 20% lemak seberat 100 gram mengandung 6,8 gram lemak jenuh.

Sedangkan dada ayam 100 gram hanya mengandung 0,3 gram lemak. Begitu juga dengan ikan makarel yang 100 gramnya hanya mengandung 3,2 gram lemak jenuh.

Sebuah penelitian terhadap 140.000 peserta yang dilansir situs health.com menunjukkan bahwa orang dengan asupan daging merah tertinggi memiliki risiko penyakit kardiovaskular jauh lebih tinggi dibandingkan dengan peserta yang asupan daging merahnya rendah.

Sebagai alternatif, bisa mengganti setengah porsi daging merah dengan makanan nabati, seperti kacang-kacangan.

Alternatif ini juga telah dikaitkan dengan penurunan risiko kardiovaskular sebesar 14% dan 7%.

Daftar makanan sehari-hari yang mengandung lemak jenuh bisa dibaca pada halaman selanjutnya!

3. Cokelat

Cheerful young woman eating chocolate at homeBeberapa jenis cokelat juga mengandung lemak jenuh karena kandungan kakao butter dan tambahan lain. Foto: Getty Images/eternalcreative

Cokelat juga mengandung lemak jenuh karena kakao butter dan terkadang tambahan susu, lemak, dan gula.

Satu batang cokelat seberat 7 gram pun mengandung sekitar 1,3 gram lemak jenuh.

Kakao dalam cokelat sebenarnya mengandung senyawa antioksidan yang dapat menurunkan kolesterol LDL.

Namun, sebagian besar cokelat mengandung banyak gula dan lemak jenuh. Kandungan gulanya juga bervariasi.

Untuk itu, sebaiknya pilih dark chocolate dengan kandungan kakao lebih besar dan minim tambahan gula.

4. Makanan yang digoreng

Remaja Ini Buta karena Terlalu Sering Makan Keripik dan Kentang GorengOlahan kentang yang digoreng juga mengandung lemak jenuh lebih tinggi daripada kentang yang direbus. Foto: Site News

Makanan yang digoreng atau makanan cepat saji dan makanan olahan tinggi lemak jenuh umumnya memiliki nilai gizi rendah.

Misalnya satu porsi kecil kentang goreng seberat 71 gram mengandung sekitar 1,6 gram lemak jenuh.

Sedangkan jika kentang itu direbus, kandungan lemak jenuhnya hanya sebesar 0,02 gram.

Konsumsi makanan olahan terlalu banyak juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian serius akibat penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kecemasan.

5. Roti dan pastry

Aneka roti, pastry, dan kue juga sebenarnya mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi. Makanan-makanan ini umum dibuat dengan sumber lemak jenuh, seperti mentega atau margarin.

Makanan tersebut juga cenderung mengandung telur dan susu penuh lemak. Sebaiknya konsumsinya dibatasi dan tak berlebihan.

(aqr/adr)



Sumber : food.detik.com

Minum Teh Hijau Bantu Cegah Efek Samping Konsumsi Makanan Berlemak


Jakarta

Peneliti di Inggris mengungkap temuan baru soal manfaat minum teh hijau. Minuman kaya flavonol ini bisa diandalkan untuk mengurangi efek samping konsumsi makanan tinggi lemak yang memengaruhi kesehatan jantung.

Minum teh hijau selama ini dikenal dengan beragam khasiat sehatnya. Teh hijau mengandung senyawa seperti tanin, kafein, flavonol, flavonoid, hingga alkaloid.

Mengonsumsinya secara rutin dapat bantu mengatasi suasana hati yang buruk, mencegah diabetes tipe 2, menjaga kesehatan otak, sampai menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Teh hijau juga kerap diandalkan sebagai minuman diet.


Terbaru, tim peneliti di University of Birmingham, Inggris menemukan manfaat baru dari minum teh hijau. Sebelumnya, mereka melakukan penelitian terhadap partisipan yang terdiri dari orang dewasa muda sehat.

Mengutip Food NDTV (23/11/2024), partisipan itu diberi makanan tinggi lemak, berupa 2 croissant butter dengan 10 gram mentega asin (salted butter), 1.5 iris keju cheddar, 250 mililiter susu murni saat sarapan, dan minuman mengandung flavanol seperti teh hijau dan minuman kakao.

Tampilannya Mirip, Ini 5 Perbedaan Croissant dan CornettoEfek samping dari konsumsi makanan tinggi lemak bisa dikurangi dengan minum teh hijau. Foto: iStock

Penulis utama penelitian, Rosalind Baynham menjelaskan, “Setelah periode istirahat (selama delapan menit), kami meminta para partisipan untuk menyelesaikan tes matematika mental yang kecepatannya meningkat selama delapan menit, memberi tahu mereka ketika mereka menjawab salah.”

Selama periode tersebut, aliran darah di lengan bawah, aktivitas kardiovaskular, dan oksigen yang mencapai korteks prefrontal otak diukur. “Kami juga mengukur fungsi vaskular menggunakan dilatasi yang dimediasi oleh Aliran Brakialis (FMD), yang merupakan ukuran prognostik untuk risiko penyakit kardiovaskular di masa mendatang,” kata Baynham.

Hasilnya, tugas yang menegangkan ini menyebabkan peningkatan signifikan pada denyut jantung dan tekanan darah. Kondisi ini disamakan peneliti seperti stres yang mungkin dihadapi sehari-hari.

Tim peneliti lalu menemukan peran konsumsi minuman tinggi flavonol seperti teh hijau dalam kondisi tersebut. Mereka mengatakan ketika konsumsi makanan tinggi lemak disandingkan dengan minuman rendah flavanol saat stres mental, mengurangi fungsi vaskular dan bertahan hingga 90 menit setelah peristiwa yang menegangkan berakhir.

Hobi Makan Gorengan? Bisa Netralisir Pakai Teh Hijau hingga BuahTeh hijau kayak akan flavonol yang punya beragam manfaat sehat. Foto: Ilustrasi iStock

Temuan tersebut juga menunjukkan minuman tinggi flavonol efektif dalam mencegah penurunan fungsi vaskular setelah stres dan konsumsi lemak. Para peneliti sebelumnya menemukan bahwa makanan berlemak tinggi melemahkan pengiriman oksigen ke otak, selama stres.

Namun, flavanol dalam teh hijau tidak meningkatkan kadar oksigen di otak atau memengaruhi suasana hati seseorang, kata para peneliti.

“Penelitian ini menunjukkan bahwa minum atau makan makanan yang mengandung banyak flavanol dapat digunakan sebagai strategi untuk mengurangi dampak pilihan makanan yang buruk pada sistem pembuluh darah,” kata penulis Catarina Rendeiro, asisten profesor ilmu gizi di Universitas Birmingham.

“Hal ini dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih tepat tentang apa yang kita makan dan minum selama masa-masa yang penuh tekanan,” tutupnya.

(adr/odi)



Sumber : food.detik.com