Tag Archives: makruf

Ada Bentuk Sedekah yang Paling Ringan Tanpa Keluarkan Biaya, Apa Itu?


Jakarta

Sedekah adalah amalan yang dianjurkan bagi muslim sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an dan hadits. Amalan ini bisa ditunaikan dalam berbagai cara, tak melulu dengan harta benda.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 274,

اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ ٢٧٤


Artinya: “Orang-orang yang menginfakkan hartanya pada malam dan siang hari, baik secara rahasia maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak (pula) mereka bersedih.”

Hukum bersedekah adalah sunnah muakkad yang artinya sangat dianjurkan seperti dikutip dari buku 100 Kesalahan dalam Sedekah oleh Reza Pahlevi Dalimuthe.

Bentuk Sedekah yang Paling Ringan

Sedekah banyak bentuknya, tidak hanya seputar harta. Bentuk sedekah yang paling ringan pertama adalah senyum. Menurut buku Jalan yang Lurus, Jalan Hidup Nikmat Dunia-Akhirat susunan Mufid, anjuran senyum sebagai sedekah tercantum dalam sebuah hadits.

Suatu ketika, seorang sahabat yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya kepada Rasulullah SAW, “Jika kami ingin bersedekah, tetapi kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang boleh kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?”

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.”

Bentuk sedekah paling ringan lainnya turut diterangkan dalam buku Jangan Remehkan Amalan-Amalan Ringan oleh Abdul Aziz Sa’du. Meski remeh, jika perbuatan itu dilakukan dengan niat karena Allah SWT maka bernilai ibadah dan diganjar pahala sedekah.

Dari Abu Hurairah RA berkata Rasulullah SAW bersabda,

“Setiap anggota badan manusia diwajibkan bersedekah setiap hari selama matahari masih terbit. Engkau mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Engkau menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik itu adalah sedekah, setiap langkah berjalan untuk salat adalah sedekah dan menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadits di atas, beberapa sedekah ringan yang bisa dikerjakan muslim yaitu:

  • Menebar senyum
  • Menolong seseorang
  • Berkata baik
  • Setiap langkah ke masjid untuk salat
  • Menyingkirkan sesuatu atau gangguan di jalan

Keutamaan Sedekah

Menukil dari buku Dirasah Islamiyah oleh Al Mubdi’u dkk, berikut sejumlah keutamaan yang terkandung dalam sedekah.

1. Memperpanjang Usia

Sedekah dapat memperpanjang usia. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi,

“Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.” (HR Thabrani)

2. Terhindar dari Mara Bahaya

Dengan bersedekah, muslim akan dihindari dari mara bahaya. Sebab, sedekah dapat menjadi penolak bala sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

“Bersegeralah untuk bersedekah. Karena musibah dan bencana tidak bisa mendahului sedekah.” (HR Thabrani)

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Catat! Ini 3 Sedekah yang Pahalanya Paling Besar



Jakarta

Ada beberapa hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan sedekah yang memiliki pahala besar. Amalan ini bisa dikerjakan oleh muslim agar mendapatkan pahala sebagai bekal kelak di akhirat.

Sedekah adalah pemberian sesuatu dari seseorang kepada orang lain karena ingin mendapatkan pahala dari Allah. Demikian pengertian sedekah sebagaimana dijelaskan Syekh Ali bin Muhammad Al Jurjani dalam Kitab Ta’rifat.

Sedekah hukumnya sunnah yang sangat dianjurkan, sebagaimana dijelaskan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan untuk kalian sesuatu yag dapat disedekahkan? Setiap tasbih adalah sedekah. Setiap takbir adalah sedekah. Setiap tahmid adalah sedekah. Setiap tahlil adalah sedekah. Amar makruf adalah sedekah. Dan, nahi munkar adalah sedekah. Bahka, sanggama kalian adalah sedekah.”


Sedekah yang Paling Besar Pahalanya

1. Sedekah saat Merasa Kikir

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA dikutip dari kitab Zakat, dikisahkan bahwa ada seorang lelaki mendatangi Rasulullah.

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلَا تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانِ.

Artinya:
Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata,”Ya Rasulullah, sedekah mana yang paling besar pahalanya?”

Kemudian Rasulullah pun bersabda, “Yaitu jika engkau bersedekah, engkau itu masih sehat dan sebenarnya engkau kikir. Kau takut menjadi fakir dan engkau sangat berharap menjadi kaya. Tetapi janganlah engkau menunda-nunda sehingga apabila nyawamu telah sampai di kerongkongan lalu berkata, ‘Yang ini untuk fulan dan yang ini untuk fulan’, padahal yang demikian itu memang untuk fulan.” (HR Muttafaq’alaih).

2. Sedekah dengan Kemampuan Maksimal

Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah yang paling utama adalah sedekah maksimal orang yang tidak punya dan mulailah dari orang yang kamu tanggung.” (HR Abu Daud dan Hakim)

Dalam buku Mukjizat Sedekah Lipat Ganda Sampai 700 Kali, Aleeya Syaquila mejelaskan sebagaimana mengutip buku Syarhus Sunnah karya Imam al-Baghawi, “Hendakya seseorang memilih untuk bersedekah dengan kelebihan hartanya dan menyisakan secukupnya untuk dirinya karena khawatir terhadap firnah fakir (kemiskinan). Sebab, boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan (dengan berinfak seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala.”

Bersedekah dalam keadaan keluarga sendiri sedang sangat membutuhkan dan kekurangan atau dalam keadaan menanggung banyak utang bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu. Membayar utang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama.

3. Menafkahi Anak Istri

Rasulullah SAW bersabda , “Ada dinar yang kamu infakkan di jalan Allah, dinar yang kamu infakkan untuk memerdekakan budak dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin. Namun dinar yang kamu keluarkan untuk keluargamu (anak istri) lebih besar pahalanya.” (HR Muslim)

Hadits ini menjelaskan bahwa memberi nafkah kepada anak istri dihitung sebagai sedekah yang memiliki pahala besar.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Burung Elang, Nabi Sulaiman AS dan Pemilik Pohon



Jakarta

Para nabi diberikan mukjizat oleh Allah SWT, termasuk Nabi Sulaiman AS yang dapat mengerti bahasa hewan. Ia pernah mendengar keluhan dari seekor burung elang.

Kisah ini diceritakan dalam buku Dahsyatnya Taubat: 42 Kisah orang yang Bertobat karya Isnaini Fuad.

Diceritakan, seekor burung elang mengadu kepada Nabi Sulaiman AS. Ia berkata, “Seorang pemilik pohon bernama Fulan telah merampas anak-anakku di tempat aku bersarang di pohon miliknya itu.”


Pengaduan burung elang ini diterima oleh Nabi Sulaiman AS. Selanjutnya, pemilik pohon tersebut dipanggil serta diberi peringatan untuk tidak lagi mengganggu anak-anak burung elang yang bersarang di pohonnya.

Nabi Sulaiman AS juga memerintahkan dua setan untuk menjaga anak-anak burung elang itu dari gangguan pemilik pohon. Jika pemilik pohon mengulangi perbuatannya dengan mengambil anak-anak burung elang tadi, kedua setan ini hendaknya tidak segan-segan untuk membantingnya ke tanah dan membelah tubuhnya menjadi dua. Satu bagian dibuang ke arah timur sedangkan bagian tubuh yang lain dibuang ke arah barat.

Untuk sementara waktu, peringatan Nabi Sulaiman ini dipatuhi si pemilik pohon. Namun, pada tahun berikutnya pria tersebut melanggar peringatan Nabi Sulaiman. Ia kembali mengambil anak-anak burung elang yang bersarang di pohonnya. Tiap kali sebelum ia melaksanakan niatnya, tiba-tiba datang seorang fakir miskin yang meminta sedekah darinya.

Si pemilik pohon ini merasa kasihan kepada fakir miskin itu. Akhirnya, ia memberikan sepotong roti kepada fakir miskin tadi. Setelah memberikan sedekah, si pemilik pohon kembali melaksanakan niatnya untuk mengambil anak-anak burung elang itu hingga selesai.

Akibat perbuatannya ini, untuk kedua kalinya burung elang mengadu kepada Nabi Sulaiman tentang perampasan anak-anaknya oleh si pemilik pohon.

Berdasarkan laporan burung elang itu, Nabi Sulaiman memanggil dua setan yang disuruhnya menjaga anak-anak burung elang yang bersarang dipohon tersebut. Ia heran mengapa mereka sampai teledor berjaga, sehingga si pemilik pohon dapat mengambil anak-anak burung elang.

Dengan teguran keras Nabi Sulaiman berkata kepada kedua setan itu,”Kenapa kalian mengabaikan tugas dariku?”

Kedua setan menjawab, “Wahai Khalifah Allah, maafkanlah kami. Kami telah melihat perbuatan si pemilik pohon itu dan hendak melaksanakan tugas untuk membunuh orang itu. Namun, sebelum melaksanakannya, kami keburu ditangkap oleh dua malaikat yang disuruh Allah SWT.

Kedua malaikat ini melemparkan kami secara terpisah, satu dilemparkan ke timur dan yang lain dilempar ke barat. Rencana kami untuk membelah tubuh si pemilik pohon pun jadi gagal.

Ini semua akibat sepotong roti yang disedekahkan si pemilik pohon kepada seorang fakir miskin sebelum ia memanjat pohon yang ada sarang burungnya.”

Nabi Sulaiman lalu memanggil si pemilik pohon itu dan menceritakan kejadian yang diceritakan dua setan tadi. Setelah mendengar keterangan dari Nabi Sulaiman, dengan penuh penyesalan si pemilik pohon menyatakan tidak akan mengulangi perbuatannya mengambil anak burung dari sarangnya.

Ia baru menyadari tentang hikmah yang terkandung dalam sedekah yang begitu agung. Dengan kejadian tersebut ia semakin dermawan dan banyak bersedekah untuk jalan yang makruf, juga semakin menyayangi binatang.

Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com